5
Peraturan Mengatakan Harus! (2)
ISO 15189 : Laboratorium harus mendisain sistem pengendalian
mutu internal untuk memverifikasi pencapaian mutu hasil yang
diinginkan
CLIA (Clinical Laboratory Improvement Amendments)
“Laboratorium harus menguji kontrol pada interval tertentu…
hendaknya digunakan sedikitnya dua konsentrasi yang
berbeda”
CLSI (Clinical and Laboratory Standards Institute) “Bahan-bahan
kontrol hendaknya berbeda dari bahan-bahan kalibrator”
NATA (National Association of Testing Authorities, Australia)
“Laboratorium harus memiliki satu sistem monitor jangka panjang
terhadap hasil-hasil kendali mutu internal untuk menilai kinerja
metodenya”
6
REVIEW QC BASIC
Pengguna Jasa berhak menerima
yang terbaik ( Pelanggan )
Produk tidak bermutu berpotensi
membahayakan ( User )
MENGAPA QC
PENTING ? Dukungan legalitas ( Company )
Persaingan lokal dan global
(Company,Marketing )
MUTU LABORATORIUM
MUTU HASIL
MUTU LAYANAN
________________________________________________________________ __________________________________________________________________
1.
2.
3.
4.
5. Signature ______________
Pengambilan Spesimen
ORDER OF BLOOD DRAW
CONTOH 1
Reference :
(1) International Committee for
Standardization in Hematology.
CONTOH 3 :
K2EDTA
Penyebab menyusut secara
signifikan dari sel darah merah K2EDTA dalam
dengan penurunan sebesar 1- konsentrasi 1,5-2,2 mg /
2% pada MCV. ml (4,55 ± 0,8 mmol / mL)
.
mengurangi perubahan
seluler (5).
K3EDTA
Reference:
(5) Bachmann F. Molecular aspects of plasminogen, plasminogen
activators and plasmin, in Bloom AL, Forbes CD, Thomas DP,
Tuddenham EGD (eds): Haemostasis and Thrombosis. Edinburgh,
Churchill Livingstone, 1994,
p 575-613
CONTOH 4
Hasil teknik yang tidak tepat :
Adanya microclots
Jumlah trombosit rendah yang dilaporkan
dai hasil cell counter
CONTOH 5
Delayed sample
Contact with heparin
leads to
Factors deterioration
Prolongation of APTT
Prolongation of PT & APTT
CONTOH 7
Avoid hemolysis
CONTOH 8
Ketikatindakan intravena (infus, dll) sedang
diberikan pada lengan pasien, darah harus
diambil dari lengan yang berlawanan.
Jikainfus intravena dilakukan di kedua
lengan, sampel dapat diambil setelah infus
intravena dihentikan selama setidaknya dua
menit sebelum venipuncture dan
menerapkan tourniquet dibawah lokasi infus
intravena.
Pemeriksaan
laboratorium
kuantitas,
kualitas,
pelabelan,
formulir permintaan,
Adanya gumpalan,
dll
CONTOH 1
Kuantitas tidak
cukup *
Setiap sampel
berharga
Laporkan
dengan
komentar.
CONTOH 2
Sampel
hemolisis /
lipemik
CONTOH 3
Nama pada vaccutainer dan nama pada formulir permintaan tidak cocok
=
CONTOH 4
Sampel
sebagian /
sepenuhnya
bergumpal
CONTOH 6
Spesimen diterima
tanpa
formulir permintaan
X
DATA KESALAHAN PADA PRA ANALITIK (1)
50
40
30
20
10
0
ANALISIS PENOLAKAN SAMPEL
tahap pra-analitis
MANAJEMEN KUALITAS
TAHAP ANALITIK
QUALITY SPECIFICATION
Untuk mengukur sebuah performance diperlukan acuan standard
(Quality Specification)
Quality Specification untuk mengukur performance pemeriksaan
:
True Value (target)
Total Error (TE) ~ Total Error Allowable
Systemic Critical Error (SEc)
Six Sigma
QUALITY SPECIFICATION
43
QC: KENDALA ANALITIK
Akurasi NO
Presisi OK
BAHAN KONTROL
Penanganan Bahan Control :
Konsistensi dalam melarutkan
Volume pipet
Mencampurkan /homogenisasi
Penyimpanan bahan kontrol
2-8ºC
Hindari cahaya matahari
Stabilitas setelah buka tabung
2-8ºC 14 hari
Stabilitas setelah keluar kulkas
25-30ºC 2 jam
Labelling
No LOT,Tgl Pelarutan,Exp Date,Nama kontrol
Level Analitik
Pemilihan
level bahan kontrol akan memungkinkan
untuk menganalisa random error atau critical
concentration selama berada dalam prosedur yang
stabil
TIPE QC
Grafik Pengendalian (Control Chart)
Metode grafik untuk menunjukan hasil pengendalian dan
mengevaluasi apakah berada dalam pengendalian atau diluar
pengendalian
2SD
X
1-2S
-2SD
WESTGARD MULTIRULE
1-3S
Merupakan PENOLAKAN
Yaitu 1 (satu) hasil kontrol keluar batasan baik 3 SD (diatas) atau -3SD
(Dibawah)
-2SD
WESTGARD MULTIRULE
2-2S
Merupakan PENOLAKAN menggambarkan kesalahan sistematik
Yaitu : - 2 (dua) hasil kontrol terakhir dari level kontrol yang sama, keluar di
sisi yang sama baik 2 SD (diatas) atau -2SD (Dibawah) [across run]
- 2 (dua) hasil kontrol dari level kontrol yang berbeda, keluar di sisi
yang sama baik 2 SD (diatas) atau -2SD (Dibawah) [within run]
2SD 2SD
2-2S 2-2S
X X
-2SD -2SD
2SD 2SD
R-4S
X X
R-4S
-2SD -2SD
2SD 2SD
4-1S
X X
4-1S
-2SD -2SD
2SD 2SD
10(X)
X X
10(X)
-2SD -2SD
ALT I I
Mean and
I
SD
AST I I
I
quality
Target and HGB I I
specifications
TEa I
CL I I
I
Sec/Sigma
Definisi
DEVIASI HASIL PENGUKURAN
BERULANG
Penanganan Presisi :
- kalibrasi
- troubleshooting
AKURASI -
KALIBRATOR
Definisi
PRESISI
TV TV
TV TV
NOTE
You cannot have accuracy without precision.
However, you can have precision without 61
accuracy.
Good Precision is especially
needed for tests that are repeated
regulary on the same patient to
track treatment or disease progress
62
STUDI AKURASI HANYA
DILAKUKAN JIKA METODA SUDAH
DILAKSANAKAN DENGAN
OPTIMAL DAN DENGAN PRESISI
YANG BAIK
PEMELIHARAAN ANALYZER
ESTABLISH BASELINE PARAMETERS
Data dasar analitis memberikan tingkat referensi untuk menilai
kinerja analyzer . Data dasar harus diverifikasi ketika analyzer
baru diinstal dan ketika modifikasi atau perbaikan yang dapat
mempengaruhi analisa kinerja secara signifikan
Kalibrasi atau kalibrasi ulang harus didahului dengan verifikasi
variabel analitis utama, yaitu kondisi umum impresisi dan
inakurasi analisa.
Reportable range harus diverifikasi untuk instalasi baru dan
setelah perbaikan besar.
Untuk menghindari kemungkinan cacat analyzer yang
menyebabkan kesalahan dalam prosedur dasar, pemeliharaan
preventif harus dilakukan sesaat sebelum kalibrasi.
ESTABLISH BASELINE PARAMETERS
Istilah"kalibrasi" berarti menyesuaikan analyzer untuk mencapai
bias nol.
Istilah "bias nol" berarti bahwa perbedaan antara nilai-nilai
kalibrator dan hasil uji kalibrator hanya disebabkan ketidaktelitian
analitis.
Hal ini diasumsikan bahwa semua analisis hematologi otomatis:
Memiliki respon linear pada reportable range
Batas linieritas telah ditentukan, dan
Bahwa konsentrasi nol analit menghasilkan respon nol analyzer.
Karakteristik ini memungkinkan untuk mengkalibrasi analisa
dengan metode satu-titik.
.
KALIBRASI
(SETTING AKURASI)
SETTING AKURASI
Kalibrasi
Hal ini dilakukan untuk standarisasi instrument untuk
akurasi
Kalibrator
Certified Reference Material (CRM) digunakan untuk
mengkalibrasi pengukuran pada analyzer.
Faktor Kalibrasi
Jika terdapat deviasi dari rujukan kalibrator, penting
untuk menerapkan factor kalibrasi saat seting
peralatan
KALIBRASI
Pre-Kalibrasi
Perawatan total Instrumen
Reagents (mengisi atau mengganti)
Kalibrator (perhatikan expired date)
Prosedur Kalibrasi
Precision
Carryover check
Calibration in both
(open and closed modes)
Post-calibration validation
Run calibrator as samples
Run 3 level controls
DAILY IQC PROTOCOL
• Start up status and background count check
(Monitor for acceptable background…..if required take corrective
First step action)
Stop pengujian
Pencatatan
PELAPORAN
format pelaporan
Reference : ISO 15189:2007 Pg 23 & 24
Clause 5.8.3 (a to n) a
b
c
d
e
f
g
h
i
j
k
l
m
n
DELTA CHECK
(REFERENCE: LEWIS: DACIE AND LEWIS PRACTICAL HAEMATOLOGY, 10TH
ED.,PG 665)
Sebuah cara formal pengujian untuk hasil menyimpang dikenal sebagai `delta check`.
Parameter hitung darah tidak berbeda dari pemeriksaan terakhir 2-3 minggu sebelumnya
pada batas tertentu.
Pengulangan pemeriksaan
Pemeriksaan tambahan
PENANGANAN SAMPLE SISA
Reference -Maharashtra Pollution Control Board
Kantung
Plastik Hitam Kertas, Alat tulis, dan sampah non-contaminan
SUMMARY… Good Laboratory Practice
Quality
Laboratory test results
Analytical stage
Patient
management
Post-analytical stage