Anda di halaman 1dari 7

1.

Morfologi Actinomyces
Salah satu golongan bakteri yang dulunya pernah diklasifikasikan sebagai jamur
yang dapat merugikan khususnya untuk manusia adalah Actinomyces sp. Actinomycetes
kelihatan dari luar seperti jamur dan di dalam banyak buku dibicarakan sama dengan
fungi eukariot. Akan tetapi, organisme ini adalah bakteri gram positif sesuai dengan
semua kriteria untuk sel prokariot.
Actinomycetes adalah bakteri Gram positif yang bersifat aerob. Bakteri ini memiliki
morfologi yang mirip dengan fungi yaitu memiliki miselium. Actinomycetes memiliki
kadar GC (Guanin dan Sitosin) yang tinggi. Metabolit sekunder bioaktif yang dihasilkan
oleh Actinomycetes termasuk antibiotika, agen antitumor. Metabolit ini diketahui
memiliki antibakteri, antijamur, antioksidan, neuritogenik, anti kanker, anti malaria dan
anti inflamasi. Actinomycetes memiliki potensi besar untuk mensintesis metabolit
sekunder bioaktif.

Klasifikasi Actinomycetes
Kingdom : Bacteria
Filum : Actinobacteria
Class : Actinobacteria
Ordo : Actinomycetales
Family : Actinomycetaceae
Genus : Actinomyces
Spesies : Actinomyces sp.

Actinomycetes kelihatan dari luar seperti jamur .


Dinding selnya mengandung asam muramat
Tidak mempunyai mitrokondrion
Mengandung ribosom 70S (sel eukariot mempunyai ribosom 80S dalam sitoplasmanya)
Mempunyai pembungkus nukleus, garis tengah selnya berkisar dari 0,5 samapi 2,0 µm,
dan dapat dimatikan atau dihambat oleh banyak antibiotika bakteri
Actinomycetes dapat bersifat anaerob fakulatif (mampu tumbuh baik jika terdapat
O2 bebas atau tidak adaO2) dapat mampu memfermentasikan karbohidrat.

Bakteri yang termasuk kelas Actinomycetes

Kelompok Karakteristik

Actinomycetes Nocardioform Aerobik, tahan asam atau tidak


tahan asam; berbentuk batang,
kokus dan filamen bercabang atau
bentuk substrat; dinding chemotype
mengandung asam mycolic.
Actinomycetes dengan sporangia Aerobik atau fakultatif anaerob;
multilokular terdapat miselium, tidak ada hifa
udara, dinding chemotype I.

Actinoplanetes Actinomycetes aerobik, nonmotile,


spora tertutup dalam vesikula; ada
miselium udara; dinding chemotype
II; dapat menghidrolisis arabinosa
dan xilosa.
Streptomycetes dan genera terkait Actinomycetes aerobik,
memiliki substrat luas bercabang
dan memiliki miselium udara.

Thermomonospora dan genera terkait Bersifat aerobik, memiliki substrat


luas bercabang dan miselium udara,
yang keduanya dapat membawa satu
rantai spora; spora motil atau non-
motil; dinding chemotype III.
Thermo Actinomycetes Menghasilkan pertumbuhan spora
udara. Spora tunggal terbentuk pada
miselium udara dan vegetatif.
Semua spesies bersifat termofilik.
Habitat dan keberadaan Actinomycetes
Bakteri golongan Actinomycetes dapat hidup pada beberapa tempat yaitu:
Tanah, Actinomycetes merupakan komponen penting dari populasi mikroba
disebagian besar tanah. Isolat Actinomycetes memiliki kisaran pertumbuhan dari pH
5,0-9,0 dan pH optimum sekitar 7,0. Kompos, Actinomycetes mesofilik aktif dalam
kompos pada tahap awal dekomposisi.Actinomycetes termofilik tumbuh dengan baik
pada kotoran hewan dan jerami.
Habitat di wilayah laut, Actinomycetes dari sumber laut mampu mendekomposisi
alginat, selulosa, kitin, minyak dan hidrokarbon lainnya. .Actinomyctes yang termasuk
genus Arthrobacter, Brevibacterium, Corynebacterium dan Nocardia merupakan
mikroorganisme penting dalam degradasi hidrokarbon minyak bumi di habitat perairan.
2. Patogenesis Manifestasi Klinis
Aktinomikosis adalah penyakit manular yang disebabkan oleh bakteri
spesies Actinomyces species seperti Actinomyces israelii atau gerencseriae A. Penyakit
ini juga dapat disebabkan oleh Propionibacterium propionicus . Actinomycosis jarang
terjadi pada manusia tetapi lebih sering pada sapi sebagai penyakit yang disebut rahang
bengkak. Nama ini mengacu pada abses besar yang tumbuh di kepala dan leher hewan
yang terinfeksi. Hal ini juga dapat mempengaruhi babi, kuda, dan anjing, dan kurang
sering binatang liar dan domba. Lihat: actinomycosis pada hewan. Nama ini mengacu
pada abses besar yang tumbuh di kepala dan leher hewan yang terinfeksi. Hal ini juga
dapat mempengaruhi babi, kuda, dan anjing, dan lebih sering pada binatang liar dan
domba.
Penyakit ini ditandai dengan pembentukan abses menyakitkan di mulut, paru-
paru,atau saluran pencernaan.Abses actinomycosis tumbuh lebih besar sebagai penyakit
yang berlangsung, sering selama berbulan-bulan. Pada kasus yang parah, mereka
mungkin menembus tulang dan otot sekitarnya pada kulit, di mana mereka melanggar
jumlah besar terbuka dan kebocoran nanah. Kebocoran bernanah melalui rongga
sinus berisi "butiran belerang," sebenarnya tidak mengandung belerang tapi mirip
seperti belerang. Butiran ini mengandung bakteri turunan.

Aktinomikosis terutama disebabkan oleh salah satu dari beberapa


anggota genus bakteri Actinomyces. Bakteri ini umumnya anaerobik. Pada hewan,
mereka biasanya tinggal di ruang kecil antara gigi dan gusi, menyebabkan infeksi hanya
bila mereka dapat berkembang biak dengan bebas dalam lingkungan anoksik. Pada
manusia sering menyerang orang yang bekerja sebagai dokter gigi, kebersihan
mulut yang buruk, penyakit periodontium, atau terapi radiasi yang menyebabkan
kerusakan jaringan lokal pada mukosa mulut, yang semuanya mempengaruhi
perkembangan penyakit aktinomikosis. Mereka juga penghuni normal usus buntu,
aktinomikosis perut dapat mengakibatkan pengangkatan usus buntu. Tiga lokasi yang
paling umum dihuni ialah gigi, paru-paru, dan usus. Aktinomikosis tampak menyatu
dengan bakteri lain. Infeksi ini bergantung pada bakteri lain (gram positif, gram negatif,
dan kokus) untuk membantu penyerangan jaringan.

Pada tahun 1877, ahli patologi Otto Bollinger menggambarkan


keberadaan Actinomyces bovis pada sapi, dan tak lama kemudian, James
Israel menemukan Actinomyces israelii pada manusia. Pada tahun 1890, Eugen
Bostroem mengisolir organisme penyebab penyakit dari budidaya gabah, rumput, dan
tanah. Setelah penemuan Bostroem ada kesalahpahaman secara umum bahwa
aktinomikosis adalah mikosis bahwa individu yang terkena yang mengunyah rumput
atau jerami.
Pemain biola Joseph Joachim meninggal karena actinomycosis.Aktinomikosis cukup
jarang terjadi dan infeksinya bersifat lokal pada satu tempat di bagian tubuh. Hal ini
dikarenakan bakteri Actinomyces tidak memiliki kemampuan untuk menembus jaringan
tubuh. Akan tetapi pada beberapa kasus, bakteri Actinomyces dapat berpindah melalui
jaringan tubuh meskipun sangat lambat.

Gejala-gejala aktinomikosis cukup bervariasi tergantung jenis infeksi yang terjadi.


Beberapa jenis aktinomikosis yang sudah diidentifikasi adalah:

 Aktinomikosis oral servikofasialis. Infeksi aktinomikosis jenis ini terjadi pada


mulut, rongga mulut, rahang, leher, serta daerah wajah. Sebagian besar kasus
aktinomikosis oralis disebabkan oleh permasalahan pada rahang (misalnya cedera
rahang) atau permasalahan pada gigi dan gusi (misalnya karang gigi dan pembusukan
gigi).
 Aktinomikosis torakal. Ini merupakan jenis infeksi aktinomikosis yang terjadi
pada paru-paru atau bagian organ pernapasan lainnya. Sebagian besar infeksi
aktinomikosis paru diperkirakan disebabkan oleh terhirupnya percikan ludah atau cairan
yang terkontaminasi Actinomyces ke dalam organ pernapasan.
 Aktinomikosis abdominal. Infeksi aktinomikosis yang terjadi pada bagian
perut. Penyebab munculnya aktinomikosis abdominal sangat beragam, salah satunya
adalah akibat infeksi usus buntu (apendisitis).
 Aktinomikosis pelvis. Ini merupakan infeksi aktinomikosis yang terjadi pada
bagian pelvis (daerah panggul). Sebagian penderita infeksi jenis ini adalah wanita akibat
penyebaran bakteri dari organ genital menuju pelvis. Aktinomikosis pelvis sering
diasosiasikan dengan penggunaan alat konstrasepsi IUD. Terutama jika penggunaannya
melebihi batas waktu yang direkomendasikan oleh produsen.

Penyebab Aktinomikosis
Penyebab aktinomikosis adalah bakteri Actinomyces yang merupakan flora normal yang
biasa hidup di rongga mulut, saluran pencernaan, dan saluran kemih.
Bakteri Actinomyces merupakan bakteri komensal patogenis fakultatif yang memerlukan
kemampuan untuk menembus lapisan mukosa sehingga dapat menyebabkan penyakit.
Aktinomikosis seringkali disebabkan oleh beberapa jenis bakteri, baik sesama
genus Actinomyces ataupun bakteri lain. Bakteri Actinomyces israelii dan Actinomyces
gerencseriae merupakan dua bakteri yang paling sering dijumpai dalam kasus
aktinomikosis pada manusia. Selain kedua jenis bakteri tersebut, jenis
bakteri Actinomyceslainnya yang dapat ditemukan pada kasus aktinomikosis, antara lain
adalah Actinomyces odontolyticus, Actinomyces viscous, Actinomyces meyeri,
Actinomyces turicensis, dan Actinomyces radingae. Infeksi yang terjadi
akibat Actinomyces cenderung muncul pada jaringan yang berdekatan dengan membran
mukosa.
Beberapa hal yang dapat meningkatkan kemungkinan seseorang terkena aktinomikosis
antara lain adalah:

 Usia. Aktinomikosis paling banyak terjadi pada usia 20-60 tahun.


 Pria. Aktinomikosis seringkali terjadi pada pria, terkecuali aktinomikosis pelvis
yang cenderung terjadi pada wanita.
 Diabetes.
 Imunosupresi. Kondisi sistem imun seseorang yang terganggu menyebabkan
lebih mudah terkena aktinomikosis. Misalnya akibat infeksi HIV, menjalani kemoterapi,
konsumsi steroid, bifosfonat, transplantasi ginjal, atau transplantasi paru-paru.
 Mengonsumsi alkohol.
 Mengalami kerusakan jaringan. Misalnya akibat cedera, pembedahan, atau
radioterapi.
 Kerusakan gigi atau kebersihan gigi yang tidak dijaga dengan baik.
 Memiliki riwayat pembedahan pada perut.
Daftar Pustaka

Campbell, N.A & J.B Reece.2002.Biology.6th ed.pearson Ed., Inc., Publishing as


Benjamin Cummings

Jawetz, Melnick, Adelberg. 2004. Spiroketa & mikroorganisme spiral lainnya Dalam:
Mikrobiologi Kedokteran, 23th ed, Penerbit Buku Kedokteran EGC, Jakarta. hlm. 338-
42.
Koes Irianto. 2014. Bakteriologi Mikologi & Virologi Panduan Medis & Klinis.
Penerbit Alfabeta. Bandung

Koes Irianto.2012. Anatomo dan Fisiologi Manusia. Penerbit Alfabeta, Bandung.

Koes Irianto.2012. Parasitologi Medis.PenerbitAlfabet,Bandung

Markam, Soemarmo, dkk (Penyunting).2008. Kamus Kedokteran. Jakarta: Balai


Penerbit FKUI.
Putranto Jokohadikusumo.2012. Glosarium Ilmu Populer. Penerbit Alfabeta, Bandung

Sutedjo, AY.2007. Mengenal Penyakit Melalui Pemeriksaan Laboratorium. Yogyakarta:


Penerbit Amara Books

Timmreck, T.C. 2005. Epidemiologi, Suatu Pengantar, Ed.2 ( An Introduction to


Epidemiology). Penerbit Buku Kedokteran EGC

Tortora and Angnostakos.2002. Principles of Anatomy and physiology, 6thed. Harper


International Edition

Anda mungkin juga menyukai