Anda di halaman 1dari 22

MAKALAH

Actinomyces israelii
Dan Streptomyces griseus

Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas:


Mikrobiologi Lanjut

Dosen Pengampu:
Pariyanto, M.Pd

Disusun Oleh:

Widia Oktavia
NPM: 1521160081

Kelas VII A

PROGRAM STUDI BIOLOGI


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH BENGKULU
BENGKULU
2018
Actinomyces israelii

1.1 Actinomyces israelii

Actinomyces israelii adalah bakteri penyebab penyakit menular yang

disebut Actinomycosis pada hewan, habitat bakteri ini biasanya pada sela-sela gigi

dan gusi hewan. Pada manusia bakteri ini biasanya terdapat pada gigi orang yang

kebersihan mulutnya kurang, sehingga menyebabkan penyakit periodontal.

Bakteri ini merupakan batang gram positif, tidak membentuk spora, anaerob, dan

merupakan mikroba komensal yang ditemukan di rongga mulut normal, dalam

kriptus tonsil, dalam plak gigi, dan dalam karies gigi karies bakteri. Keterlibatan

bakteri ini pada jantung menyebabkan pericardium. Bakteri ini dinamai

berdasarkan ahli bedah Jerman, James Adolf Israel (1848–1926), yang

mempelajari organisme tersebut untuk pertama kalinya pada tahun 1878.

A. Ciri Morfologi Umum Terhadap Lingkungan

Actynomyces israelii memiliki filamen yang panjang dan bercabang.

Actinomyces israelii memiliki dinding sel bertipe gram positif bila diamati

dengan menggunakan mikroskop elektron. Dalam setiap dinding sel

Actinomyces israelii terdapat 3 tipe mucopeptida berdasarkan asam amino

yang terdapat dalam 3 posisi dari struktur peptide dan jembatan interpeptide,

yaitu Orn – Lys – Dglukosa.

Permukaan sel dari bakteri ini relative halus tanpa fimbriae. Sekitar

25-45% karbohidrat membentuk dinding sel dari Actynomyces israelii.

Morfologi koloni dari Actynomyces israelii dapat diamati dalam media solid.

Koloni Actynomyces israelii bisasanya berwarna putih, kasar dan berbentuk

seperti gigi geraham. Dalam media kaldu (broth medium) Actynomyces israelii

menyimpan granul-granul. Actinomyces israelii tumbuh baik dalam medium

1
agar yang ditambahkan CO2 bahkan dapat tumbuh juga dalam medium yang

tidak ditambahkan bahan penyubur. Actinomyces israelii bersifat fakultatif

anaerob namun lebih baik tumbuh dalam kondisi anaerob. Selain itu, bakteri

ini bersifat tidak tahan asam. Suhu optimum pertumbuhannya antara 350-370

C.

B. Habitat

Habitat bakteri ini biasanya pada mulut (sela-sela gigi dan gusi

hewan), traktus genital wanita, saluran pencernaan, saluran kemih, tanah,

kompos, dan habitat di wilayah laut.

C. Klasifikasi

Kingdom : Bacteria

Filum : Actinobacteria

Class : Actinobacteria

Ordo : Actinomycetales

Family : Actinomycetaceae

Genus : Actinomyces

Spesies : Actinomyces israelii

D. Gambar

Gambar: Actinomyces israelii

2
E. Patogenitas-Interaksi

Aktinomikosis merupakan infeksi kronis subakut yang disebabkan

oleh bakteri genus Actinomyces. Infeksi ini ditandai dengan pembengkakan

yang terpusat atau terlokalisasi pada suatu tempat, disertai pembentukan nanah

akibat proses radang (supurasi), fibrosis, terbentuknya abses, serta keluarnya

cairan yang mengandung granul sulfur dari saluran nanah (sinus) pada abses.

Aktinomikosis adalah suatu infeksi menahun yang disebabkan

terutama oleh Actinomyces israelii, bakteri yang bisa ditemukan di gusi, gigi,

dan amandel. Infeksi ini menyebabkan terbentuknya abses di beberapa tempat.

Aktinomises memiliki 4 macam bentuk dan paling sering menyerang pria

dewasa. Aktinomikosis kadang terjadi pada wanita yang menggunakan alat

kontrasepsi dalam rahim (AKDR, IUD, spiral).

Bentuk Aktinomikosis yang khas adalah suatu pembengkakan yang

keras, merah, relatif tidak nyeri dan biasanya timbul perlahan-lahan.

Pembengkakan menjadi berfluktuasi, mengarah ke permukaan, dan akhirnya

mengeluarkan cairan, membentuk saluran sinus menahun dengan hampir tidak

ada kecendrungan menyembuh. Lesi-lesi meluas secara bersambungan.

Penyebaran melalui aliran darah sangat jarang terjadi. Pada sekitar separuh

kasus aktinomikosis, lesi awal adalah servikofasial, mengenai wajah, leher,

lidah, atau mandibula.

Aktinomikosis memiliki 4 bentuk yaitu:

1. Bentuk Abdominalis

2. Bentuk Servikofasialis

3. Bentuk Torakis

4. Bentuk Generalisata

3
Tanda dan gejala

1) Bentuk Abdominalis

Terjadi akibat menelan ludah yang tercemar oleh bakteri. Infeksi

menyerang usus dan selaput rongga perut (peritoneum).

Gejala yang sering ditemukan adalah:

- Nyeri

- Demam

- Muntah

- Diare atau sembelit

- Penurunan berat badan

Suatu massa terbentuk dalam perut dan nanahnya bisa mengalir ke kulit

melalui saluran yang menghubungkan massa ini dengan dinding perut.

2) Bentuk Servikofasialis (Lumpy Jaw)

Biasanya dimulai sebagai pembengkakan yang kecil, datar dan

keras di dalam mulut, kulit leher atau di bawah rahang. Kadang

pembengkakan ini menimbulkan rasa nyeri. Selanjutnya terbentuk daerah

lunak yang menghasilkan cairan yang mengandung butiran belerang yang

bulat dan kecil, berwarna kekuningan. Infeksi bisa menyebar ke pipi, lidah,

tenggorokan, kelenjar liur, tulang tengkorak atau otak dan selaput otak

(meningens).

3) Bentuk Torakalis

Bentuk ini menyebabkan nyeri dada, demam dan batuk berdahak.

Tetapi gejala-gejala ini mungkin tidak akan muncul sebelum terjadinya

infeksi paru-paru yang berat.

4
4) Bentuk Generalisata

Infeksi ikut ke dalam darah dan akan sampai ke kulit, tulang

belakang, otak, hati, ginjal, saluran kemih dan rahim serta indung telur

pada wanita.

Pengobatan

Bakteri Actinomyces umumnya sensitif terhadap penisilin, yang sering

digunakan untuk mengobati Actinomycosis. Pada pasien yang alergi penisilin,

digunakan doxycyclin. Sulfonamida seperti sulfametoksazol dapat digunakan

sebagai rejimen alternatif pada dosis harian total 2-4 gram. Respon terhadap

terapi lambat.

Selain menggunakan yang telah disebutkan di atas, aktinomikosis

juga dapat diobati dengan menggunakan antibiotik lainnya, seperti:

Benzylpenicillin, Amoxicillin, Ceftriaxone, Meropenem, Piperacillin,

Tazobactam, Clindamycin, Erythromycin, dan Clarithromycin.

Epidemiologi

Penyakit ini biasanya lebih sering menyerang pada laki-laki antara

usia 20 dan 60 tahun daripada perempuan. Sebelum adanya perawatan

antibiotik, kejadian di Belanda dan Jerman adalah 1 per 100.000 orang / tahun.

Amerika Serikat pada tahun 1970 adalah 1 per 300.000 orang / tahun,

sementara di Jerman pada tahun 1984, diperkirakan menjadi 1 per 40.000

orang / tahun.

Actinomyces israelii sangat rentan dan sensitive terhadap antbiotik ß-

lactam, moderat sensitive pada tetracyclines, choramphenicol, macrolides,

lincomycins, fusidic acid, dan vancomycin. Actinomyces israelii resistant

terhadap aminoglikosida, metronidarole, antibiotik peptida. Aktinomikosis

5
biasanya diobati dengan penisilin dan pengaliran keluar melalui pembedahan

dan pembuangan jaringan nekrotis. Diagnosis dilakukan berdasarkan gejala-

gejala dan hasil pemeriksaan rontgen. Untuk memperkuat diagnosis, dilakukan

pembiakan bakteri pada contoh nanah, dahak atau jaringan yang terinfeksi.

F. Metabolisme

Proses pertumbuhan mikroorganisme dan tahap-tahapnya yang

meliputi tahap: lag, log, dan fase stationer, sudah diketahui sebelumnya.

Berbagai metabolit yang dibentuk pada fase-fase pertumbuhan tersebut perlu

diketahui, untuk memperoleh metabolit yang diharapkan dalam proses

industri. Terdapat dua bentuk dasar metabolit mikroorganisme yang disebut

metabolit primer dan sekunder. Metabolit primer merupakan salah satu yang

dibentuk selama fase pertumbuhan primer mikroorganisme, sedangkan

metabolit sekunder merupakan salah satu yang dibentuk menjelang akhir fase

pertumbuhan primer mikroorganisme, seringkali menjelang atau fase stationer

pertumbuhan.

1. Metabolit Primer

Salah satu proses dimana produknya dihasilkan selama fase

pertumbuhan primer mikroorganisme dalah fermentasi alkohol (etanol).

Etanol merupakan suatu produk metabolisme anaerobik dari ragi dan

bakteri tertentu, dan dibentuk sebagai bagian dari metabolisme energi.

Karena pertumbuhan hanya terjadi jika terjadi produksi energi,

pembentukan etanol terjadi secara paralel dengan pertumbuhan. Tipe

fermentasi alkohol, memperlihatkan pembentukan sel mikroorganisme,

etanol, dan penggunaan gula.

6
2. Metabolit Sekunder

Suatu yang sangat menarik, sekalipun sangat kompleks, tipe

proses industry mikroorganisme, salah satu produknya yang diharapkan

tidak dihasilkan selama fase pertumbuhan primer, tetapi menjelang atau

tepat pada fase stasioner Metabolit yang dihasilkan pada fase tersebut

sering dinamakan metabolit sekunder, dan merupakan sejumlah metabolit

yang penting dan menarik dalam industri. Kinetika tipe proses metabolit

sekunder tersebut, pada proses pembentukan penisilin. Metabolisme

primer umumnya sama pada semua sel, sedangkan metabolism sekunder

memperlihatkan perbedaan antara satu organisme dengan yang lainnya.

Karakteristik metabolit sekunder yang dikenal, adalah :

1) Setiap metabolit sekunder dihasilkan hanya oleh sebagian kecil

organisme/relative sedikit.

2) Metabolit sekunder kelihatannya tidak penting untuk pertumbuhan

dan reproduksi sel.

3) Pembentukan metabolit sekunder sangat ekstrim bergantung pada

kondisi pertumbuhan, khususnya komposisi medium.Sering terjadi

tekanan pembentukan metabolit sekunder.

4) Metabolit sekunder sering dihasilkan sebagai kelompok struktur yang

berhubungan erat. Sering terjadi produksi metabolit sekunder secara

berlebihan, sedangkan metabolit primer terikat pada metabolisme

primernya, biasanya tidak mengalami kelebihan produksi seperti hal

tersebut.

7
3. Trofofase dan Idiofase

Dalam metabolisme sekunder terdapat dua fase yang berbeda,

yang disebut trofofase dan idiofase. Trofofase merupakan fase

pertumbuhan, sedangkan idiofase merupakan fase pembentukan

metabolit. Meskipun merupakan suatu kekeliruan untuk menganggap hal

tersebut menjadi dua fase, tapi istilah tersebut merupakan

penyederhanaan yang sesuai, karena menolong kita dalam kajian

fermentasi industri.. Jadi, jika kita berurusan dengan metabolit sekunder,

harus menjamin kondisi yang tersedia selama trofofase untuk

pertumbuhan yang baik, selanjutnya kita harus yakin bahwa kondisi

tersebut pantas untuk diubah pada waktu yang hampir bersamaan supaya

menjamin pembentukan produk yang baik. Antibiotika adalah metabolit

sekunder yang terkenal dan diteliti secara luas. Pada metabolisme

sekunder, terdapat pertanyaan mengapa produk tidak dihasilkan dari

substrat pertumbuhan primer, tapi dari produk yang dengan sendirinya

dibentuk dari substrat pertumbuhan primer. Jadi metabolit sekunder

umumnya dihasilkan dari beberapa produk perantara yang berkumpul

dalam medium atau dalam sel, selama metabolisme primer. Satu

karakteristik metabolit sekunder adalah enzim yang terlibat pada produksi

metabolit sekunder diatur secara terpisah dari enzim metabolisme primer.

Dalam banyak kasus, sudah diidentifikasi inducer spesifik metabolit

sekunder. Sebagai contoh, inducer spesifik untuk produksi streptomisin,

yaitu suatu senyawa yang disebut A-factor.

8
4. Hubungan Metabolisme Primer Dengan Metabolisme Sekunder

Sebagian besar metabolit sekunder merupakan molekul organik

kompleks yang dibutuhkan untuk sintesis sejumlah besar reaksi enzimatik

spesifik. Sebagai contoh, saat ini diketahui paling sedikit 72 tahap

enzimatik yang dilibatkan dalam sintesis antibiotika tetrasiklin dan lebih

dari 25 tahap enzimatik pada sintesis eritromisin, tidak satupun raksi

tersebut terjadi selama metabolisme primer, karena bahan pemula untuk

metabolisme datang dari jalur biosintetik utama.

G. Peranan

1. Peranan bakteri Actinomyces israelli dalam tanah

Peranan bakteri Actinomyces israelii dalam tanah sangatlah penting karena

dapat menjaga kesuburan tanah dan siklus kehidupan, terutama pada

ekosistem tanah. Berikut ini merupakan beberapa uraian mengenai peranan

Actinomyces israelii terhadap ekosistem tanah.

1) Mendekomposisi bahan organik

2) Menghasilkan antibiotik yang dapat mematikan patogen

3) Mengikat struktur tanah liat sehingga dapat memperbaiki sifat fisik

tanah

4) Menghilangkan bau pada tanah

2. Peran Actinomyces israelii dalam aplikasi bioteknologi

Actinomyces israelii dalam aplikasi bioteknologi adalah produksi

metabolisme sekunder yang memiliki sifat sebagai zat antimikroba,

inhibitor enzim, immunomodifiers, enzim dan zat memacu pertumbuhan

bagi tanaman Beberapa metabolit sekunder yang dihasilkan yaitu:

9
1) Antibiotika

2) Transformasi Xenobiotik

3) Immunomodifiers

4) Biosurfaktan

10
Streptomyces griseus

1.2 Streptomyces griseus

A. Ciri Morfologi Umum Terhadap Lingkungan

Streptomyces merupakan genus terbesar dari Actinobacteria dan

merupakan genus dari keluarga Streptopmycetaceae. Bakteri ini termasuk

kedalam gram positif dengan tinggi GC konten. Streptomyces griseus

merupakan jenis alkaliphilic, organisme ini dapat tumbuh diberbagai pH ( 5-

11), tetapi pertumbuhan optimal dari bakteri ini ada pada temperature 25-35

C dan pada pH 9.

Streptomyces griseus mempunyai peptinogen yang tebal, lipid, Spura

rantai yang Reflexible. Memiliki spora pada subtract mycelium. Sebagai

pemanfaatan garam sitrat, Dan dapat memproduksi obat anti kanker

Streptocin. Spesies ini pertamakali ditemukan oleh waksman dan Henrici

pada tahun 1984. Streptomyces griseus memiliki GC konten yang tinggi di

genomnya dengan rata-rata tinggi 72,2 %. Taksonomi dari Streptomyces

griseus bermula dari rumitnya sistematika mikroba yang ada pada

Streptomyces griseus. Streptomyces griseus memiliki rRNA 16S, rRNA 16

ini yang digunakan untuk mengenali jenis bakteri tersebut.

B. Habitat

Streptomyces griseus adalah bakteri yang dapat ditemukan di tanah.

Selain ditemukan pada tanah, bakteri ini juga dapat ditemukan pada

tumbuhan yang membusuk.

C. Klasifikasi

Kingdom : Bacteria

Filum : Actinobacteria

11
Class : Actinobacteria

Ordo : Actinomycetales

Family : Streptomycetaceae

Genus : Streptomyces

Spesies : Streptomyces griseus

D. Gambar

Gambar: Streptomyces griseus

E. Patogenitas-Interaksi

Pada tahun 1943 para ilmuan menemukan antibiotik baru setelah

perkembangan penisilin, yaitu streptomisin dari suatu Actinomyces,

Streptomyces griseus. Merupakan salah satu awal kesuksesan pada zaman

itu. Antibiotik Streptomisin dihasilkan oleh bakteri Streptomyces griseus

yang dapat membunuh bakteri patogen yang tahan terhadap penisilin atau

Sepalosporin. Produksi antibiotik melalui pemanfaatan mikroorganisme

dilakukan melalui fermentasi.

Sistem fed-batch adalah suatu sistem yang menambahkan media barn

secara teratur pada kultur tertutup, tanpa mengeluarkan cairan kultur yang

ada di dalam fermentor sehingga volume kultur makin lama makin

bertambah. Volume kultur bertambah harus sesuai dengan perubahan waktu.

Proses ini juga dapat menghindarkan efektoksik dan komponen media.

12
Dengan teknikfermentasi yang baik dan tepat akan membantu produksi

mikroba secara optimum.

Dengan teknologi fusi sel akan terjadi kombinasi gen dan sintesis

enzim-enzim baru, sehingga mikroba dapat menghasilkan antibiotik baru.

Streptomysin ini bekerja dengan cara mematikan bakteri sensitif, dengan

menghentikan pemroduksian protein esensial yang dibutuhkan bakteri untuk

bertahan hidup.

Obat ini dalam perdagangan berada dalam bentuk garam sulfat.

Streptomisin sulfat merupakan serbuk hygroskopis warna putih yang tidak

berbau. Obat ini larut dalam air dan sangat larut dalam alkohol.

Kegunaan Streptomycin

Antibiotik ini digunakan untuk membunuh kuman yang menyebabkan

penyakit:

 Tuberkulosis, beserta Obat TB lainnya

 Pneumonia

 Disentri

Streptomisin juga boleh digunakan sebagai pestisid untuk melawan

perkembangan bakteria, fungus dan alga.

F. Metabolisme

Antibiotik tidak secara langsung dikode oleh gen, tetapi dibuat di

dalam sel dengan reaksi katalis enzim. Enzim disusun berdasarkan instruksi

gen spesifik. Dengan teknologi fusi sel akan terjadi kombinasi gen dan

sintesis enzim-enzim baru, sehingga mikroba dapat menghasilkan antibiotik

baru. Saat ini telah banyak dihasilkan bermacam-macam antibiotik untuk

kemoterapi kanker, anti bakteri, anti amuba, pengawet makanan, dan anti

13
fungi. Pada proses produksi penisilin, media bernutrisi yang mengandung

gula asam fenilasetat ditambahkan ke secara kontinu. Asam fenilasetat ini

digunakan untuk membuat rantai samping benzil pada penisilin G. Penisilin

G diekstraksi dari filtrat dan dikristalisasi. Untuk membuat penisilin

semisintetik, penisilin G dicampur dengan bakteri yang mensekresi enzim

asilase. Enzim ini akan melepas gugus benzil dari penisilin G dan

mengubahnya menjadi 6-aminopebicillanic acid (6-APA).

Aminopenicilanic acid adalah molekul yang digunakan untuk

membuat penisilin jenis lain. Bebagai gugus kimia ditambahkan pada

aminopenicillanic. Hal yang serupa juga terjadi pada sefalosporin C yang

diperoduksi oleh cephalosporium acremonium. Molekul sepalosporin C dapat

ditranspormasi dengan melepas rantai samping α-aminodipic acid dan

menambahkan gugus baru yang memiliki kisaran antibakteri yang lebih luas.

Strain Streptomyces griseus dan Actinomyces lainnya menghasilkan

streptomisin dan bebagai antibiotik lainnya. Spora Streptomyces griseus

diinokulasi kedalam media untuk mendapatkan kultur pertumbuhan dengan

biomassa miselia yang tinggi sebelum dimasukkan kedalam tangki inokulum.

Media dasar untuk praduksi streptomisin mengandung pati kedelai sebagai

sumber nitrogen, glukosa sebagai sumber karbon, dan NaCl. Temperatur

optimum untuk proses fermentasi ini berkisar pada 28°C, dengan kecepatan

pengadukan dan aerasi yang tinggi diperlukan untuk mendapatkan produksi

streptomisin yang maksimal. Proses fermentasi berlangsung sekitar 10 hari

dengan jumlah streptomisinyang dipanen berkisar 1g/L.

Penggunaan antibiotika secara komersial, pertamakali dihasilkan oleh

fungi berfilamen dan oleh bakteri kelompok actinomycetes. Daftar sebagian

14
besar antibiotika yang dihasilkan melalui fermentasi industri berskala-besar.

Seringkali, sejumlah senyawa kimia berhubungan dengan keberadaan

antibiotika, sehingga dikenal famili antibiotik. Antibiotika dapat

dikelompokkan berdasarkan struktur kimianya. Sebagian besar sebagian

diketahui efektif menyerang penyakit fungi. Secara ekonomi dihasilkan lebih

dari 100.000 ton antibiotika per tahun, dengan nilai penjualan hampir

mendekati $ 5 milyar. Beberapa antibiotika yang dihasilkan secara komersial.

Proses pertumbuhan mikroorganisme dan tahap-tahapnya yang meliputi

tahap: lag, log, dan fase stationer, sudah diketahui sebelumnya. Berbagai

metabolit yang dibentuk pada fase-fase pertumbuhan tersebut perlu

diketahui, untuk memperoleh metabolit yang diharapkan dalam proses

industri. Terdapat dua bentuk dasar metabolit mikroorganisme yang disebut

metabolit primer dan sekunder. Metabolit primer merupakan salah satu yang

dibentuk selama fase pertumbuhan primer mikroorganisme, sedangkan

metabolit sekunder merupakan salah satu yang dibentuk menjelang akhir fase

pertumbuhan primer mikroorganisme, seringkali menjelang atau fase

stationer pertumbuhan.

1. Metabolit Primer

Salah satu proses dimana produknya dihasilkan selama fase

pertumbuhan primer mikroorganisme dalah fermentasi alkohol (etanol).

Etanol merupakan suatu produk metabolisme anaerobik dari ragi dan

bakteri tertentu, dan dibentuk sebagai bagian dari metabolisme energi.

Karena pertumbuhan hanya terjadi jika terjadi produksi energi,

pembentukan etanol terjadi secara paralel dengan pertumbuhan. Tipe

15
fermentasi alkohol, memperlihatkan pembentukan sel mikroorganisme,

etanol, dan penggunaan gula.

2. Metabolit Sekunder

Suatu yang sangat menarik, sekalipun sangat kompleks, tipe

proses industry mikroorganisme, salah satu produknya yang diharapkan

tidak dihasilkan selama fase pertumbuhan primer, tetapi menjelang atau

tepat pada fase stasioner Metabolit yang dihasilkan pada fase tersebut

sering dinamakan metabolit sekunder, dan merupakan sejumlah metabolit

yang penting dan menarik dalam industri. Kinetika tipe proses metabolit

sekunder tersebut, pada proses pembentukan penisilin. Metabolisme

primer umumnya sama pada semua sel, sedangkan metabolism sekunder

memperlihatkan perbedaan antara satu organisme dengan yang lainnya.

Karakteristik metabolit sekunder yang dikenal, adalah :

1) Setiap metabolit sekunder dihasilkan hanya oleh sebagian kecil

organisme/relative sedikit.

2) Metabolit sekunder kelihatannya tidak penting untuk

pertumbuhan dan reproduksi sel.

3) Pembentukan metabolit sekunder sangat ekstrim bergantung pada

kondisi pertumbuhan, khususnya komposisi medium.Sering

terjadi tekanan pembentukan metabolit sekunder.

4) Metabolit sekunder sering dihasilkan sebagai kelompok struktur

yang berhubungan erat. Sebagai contoh, strain tunggal spesies

Streptomyces ditemukan dapat menghasilkan 32 antibiotika

antrasiklin yang berbeda tetapi berhubungan.

16
5) Sering terjadi produksi metabolit sekunder secara berlebihan,

sedangkan metabolit primer terikat pada metabolisme primernya,

biasanya tidak mengalami kelebihan produksi seperti hal tersebut.

3. Trofofase dan Idiofase

Dalam metabolisme sekunder terdapat dua fase yang berbeda,

yang disebut trofofase dan idiofase. Trofofase merupakan fase

pertumbuhan, sedangkan idiofase merupakan fase pembentukan

metabolit. Meskipun merupakan suatu kekeliruan untuk menganggap hal

tersebut menjadi dua fase, tapi istilah tersebut merupakan

penyederhanaan yang sesuai, karena menolong kita dalam kajian

fermentasi industri.. Jadi, jika kita berurusan dengan metabolit sekunder,

harus menjamin kondisi yang tersedia selama trofofase untuk

pertumbuhan yang baik, selanjutnya kita harus yakin bahwa kondisi

tersebut pantas untuk diubah pada waktu yang hampir bersamaan supaya

menjamin pembentukan produk yang baik. Antibiotika adalah metabolit

sekunder yang terkenal dan diteliti secara luas. Pada metabolisme

sekunder, terdapat pertanyaan mengapa produk tidak dihasilkan dari

substrat pertumbuhan primer, tapi dari produk yang dengan sendirinya

dibentuk dari substrat pertumbuhan primer. Jadi metabolit sekunder

umumnya dihasilkan dari beberapa produk perantara yang berkumpul

dalam medium atau dalam sel, selama metabolisme primer. Satu

karakteristik metabolit sekunder adalah enzim yang terlibat pada produksi

metabolit sekunder diatur secara terpisah dari enzim metabolisme primer.

Dalam banyak kasus, sudah diidentifikasi inducer spesifik metabolit

17
sekunder. Sebagai contoh, inducer spesifik untuk produksi streptomisin,

yaitu suatu senyawa yang disebut A-factor.

4. Hubungan Metabolisme Primer Dengan Metabolisme Sekunder

Sebagian besar metabolit sekunder merupakan molekul organik

kompleks yang dibutuhkan untuk sintesis sejumlah besar reaksi enzimatik

spesifik. Sebagai contoh, saat ini diketahui paling sedikit 72 tahap

enzimatik yang dilibatkan dalam sintesis antibiotika tetrasiklin dan lebih

dari 25 tahap enzimatik pada sintesis eritromisin, tidak satupun raksi

tersebut terjadi selama metabolisme primer, karena bahan pemula untuk

metabolisme datang dari jalur biosintetik utama.

Produksi antibiotik melalui pemanfaatan mikroorganisme

dilakukan melalui fermentasi. Adapun sistem fermentasi yang telah

berkembang.

Sistem fermentasi:

1. Sistem Continue

Pada sistem kontinyu, media selalu ditambahkan dari luar dan

hasilnya dipanen secara berkala. Sistem ini cocok digunakan pada

produksi besar (dalam skala industri) agar lebih efisien. Sistem ini

tidak cocok digunakan untuk produksi kecil (skala laboratorium).

Seperti pada produksi etanol dengan teknik immobilisasi sel

Fermentasi kontinyu dijalankan dengan menggunakan reaktor sistem

packed-bed dengandiameter bead K-Karaginan 2 m. Sebelum

digunakan, bioreaktor disterilisasi menggunakan etil alkohol dan

kemudian diisi dengan beadK-karaginan. Molases substrat

diumpankan dari bagian bawah fermentor secara kontinyu

18
denganpompa peristaltik (Masterflex – Cole Palmer) melalui tubing

silikon. Larutan Effluent overflow darititik keluaran di bagian atas

fermentor. Untuk mencegah agar bead tidak terikut keluar, bead di

tahandengan penahan berbentuk penyaring. Dillution rate sebesar 1,2

jam-1 selama proses fermentasi dansampel diambil untuk dianalisa

setelah steady-state tercapai.

2. Sistem Batch

Pada sistem ini tidak ada penambahan media dan pemanenan

hasil pada akhir periode fermentasi, sehingga hanya dapat bertahan

selama beberapa jam atau hari. Sistem ini cocok untuk produksi skala

kecil (skala laboratorium). Perbedaan penggunaan kedua metode

tersebut akan menyebabkan perbedaan recovery, kemurnian, kualitas,

dan sterilisasi pengemasan produk akhir. Menurut Rachman 1989

sistem fed-batch adalah suatu sistem yang rnenambahkan media barn

secara teratur pada kultur tertutup, tanpa mengetuarkan cairan kultur

yang ada di dalam fermentor sehingga volume kultur makin lama

makin bertambah. Keuntungan sistem fed-batch ini ialah konsentrasi

sisa substrat terbatas dan dapat dipertahankan pada tingkat yang

sangat rendah sehingga dapat mencegah fenomena represi katabolit

atau inhibisi substrat. Stanbury dan Whitaker 1984 juga menyebutkan

istilah kultur fed-batch untuk menggambarkan kultur batch yang

pemasokan substratnya dilakukan secara kontinu atau bertahap tanpa

pengeluaran cairan kultur. Volume kultur bertambah sesuai dengan

perubahan waktu. Proses ini juga dapat menghindarkan efek toksik

dan komponen media. Proses fed-bate ini telah diterapkan secara luas

19
dalam berbagai industri fermentasi dan relatif lebih mudah digunakan

untuk perbaikan proses batch dibandingkan dengan proses kontinu.

Apabila pada fermentasi kontinu dihasilkan keluaran secara terus-

menerus maka pada fed-batch diperoleh keluaran tunggal pada akhir

inkubasi sehingga dapat ditangani dengan cara yang sama seperti

pada proses batch Sinclair & Kristiansen 1987. Dengan melihat

berbagai keuntungan penggunaan dekstranase maka pengembangan

teknik fermentasi enzim Penulis untuk korespondensi mutlak

diperlukan. Dengan teknik fermentasi yang baik dan tepat akan

membantu produksi mikroba secara optimum.

G. Peranan

Pada tahun 1944 Waksman mengisolasi antibiotik baru dari

Streptomyces griseus. Streptomyces griseus merupakan bakteri yang

dapat menghasilkan Streptomisin dan S. fradiae menghasilkan antibiotic

neomisin. Obat ini mempunyai efek anti tuberkulosis pada binatang

percobaan dan kemudian digunakan sebagai Obat Anti Tuberkulosis

yang pertama pada manusia. Selain menghasilkan streptomisin dan S.

fradiae bakteri ini juga menghasilkan enzim proteoliti yang dimana

enzim ini dapat digunakan untuk penyamak kulit, penyamakan

merupakan proses untuk mengubah kulit hewan (sapi, kambing)

menjadi kulit yang lembut sehingga dapat di gunakan untuk membuat

sepatu dan tas.

20
DAFTAR PUSTAKA

Alia, M. N. 2009. Bakteri Streptomyces griseus. http://unalea.blogspot.com/2009/03/bakteri-


streptomyces-griseus.html. Diakses pada tanggal 13 Desember 2018).

Dahlia, E. 2017. Actinomycetes. http://euisdahliafakultaspertanian.blogspot.com/. Diakses


pada tanggal 12 Desember 2018.

Dwitya, T. 2013. Peranan Nutrien Streptomyces griseus Sebagai Penghasil Antib.


https://prezi.com/yvry6rs0tbk0/peranan-nutrien-streptomyces-griseus-sebagai
penghasil-antib/. Diakses pada tanggal 13 Desember 2018.

I Live Ok. 2018. Actinomycosis dari Faring. https://id.iliveok.com/health/actinomycosis-dari-


faring_107914i15951.html. Diakses pada tanggal 12 Desember 2018.

Lestari. 2010. Actinomycetes . http://lestharie123.blogspot.com/2010/03/actinomycetes.html.


Diakses pada tanggal 12 Desember 2018.

Sharfinah. 2017. Actinomycetes. http://pertanian-unas sharfinah. blogspot.


com/2017/04/actinomycetes-a.html. Diakses pada tanggal 12 Desember 2018.

Wikipedia. 2017. Actinomyces israelii. https://id.wikipedia.org/wiki/Actinomyces_israelii.


Diakses pada tanggal 12 Desember 2018.

Wikipedia. 2018. Streptomyces. https://id.wikipedia.org/wiki/Streptomyces. Diakses pada


tanggal 13 Desember 2018.

21

Anda mungkin juga menyukai