MIKOLOGI
“AKTINOMIKOSIS”
DISUSUN OLEH :
JAYAPURA
201
1
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan
rahmat-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah dengan judul
“Aktinomikosis” dengan baik. Meskipun didalam makalah ini masih ada kekurangan,
tetapi melalui kekurangan itu, kami bisa saling melengkapi.
Tak lupa juga penulis ucapkan terimakasih kepada dosen yang telah
membimbing dan mengajarkan penulis, Semoga apa yang telah diberikan dapat
bermanfaat dan berguna bagi kami dimasa yang akan datang.
Serta teman – teman yang telah membantu dan memberi saran serta
usulannya. Semua itu sangat berguna bagi pembuatan makalah ini.
Akhirnya, semoga apa yan telah ditulis dalam makalah ini dapat dipelajari
dengan baik dan dapat berguna bagi kita semua dimasa depan.
Penyusun
2
DAFTAR ISI
Kata Pengantar…………………………………………………… i
Daftar Isi……………….………………………………………….. ii
Bab I Pendahuluan………………………………………...……… 1
1.1 Latar Belakang………………………………………….. 1
1.2 Tujuan…………………………………………………... 1
Bab II Isi…………………………………………………………. 2
2.1 Morfologi dan Gambar…………………………………. 2
2.2 Klasifikasi………………………………………………. 3
2.3 Bentuk Aktinomikosis………………………………….. 3
2.4 Penyebaran……………………………………………… 4
2.5 Diagnosa………………………………………………… 4
2.6 Pengobatan……………………………………………… 5
2.7 Pencegahan……………………………………………... 5
Bab III Penutup…………………………………………………… 6
3.1 Kesimpulan………………………….………………… 6
3.2 Saran………………………………………………….. 6
DAFTAR PUSTAKA
3
BAB I
PENDAHULUAN
1.2 Tujuan
- Untuk Mengetahui penyakit yang disebabkan oleh Aktinomikosis
- Untuk mengetahui diagnosis
4
BAB II
ISI
5
2.2 Klasifikasi
Phylum : Actinobacteria
Order : Actinomycetales
Family : Actinomycetaceae
Genus : Actinomyces
Species : Actinomyces israelii
2. Bentuk Servikofasialis
Bentuk servikofasialis merupakan tipe paling sering terjadi dan ditemukan
dalam 50% dari kasus aktinomikosis. Faktor resiko pencetusnya adalah
kebersihan mulut yang buruk yang menyebabkan terjadinya abses atau
keroposan gigi, benda asing yang mempenetrasi tepi mukosa seperti
tulang ikan.
6
Biasanya dimulai sebagai pembengkakan yang kecil, datar dan keras di
dalam mulut, kulit leher atau di bawah rahang. Kadang pembengkakan ini
menimbulkan rasa nyeri. Selanjutnya terbentuk daerah lunak yang
menghasilkan cairan yang mengandung butiran belerang yang bulat dan
kecil, berwarna kekuningan. Infeksi bisa menyebar ke pipi, lidah,
tenggorokan, kelenjar liur.
3. Bentuk Torakis
Bentuk ini menyebabkan nyeri dada, demam dan batuk berdahak. Tetapi
gejala-gejala ini mungkin tidak akan muncul sebelum terjadinya infeksi
paru yang berat.
2.4 Penyebaran:
Aktinomikosis adalah suatu infeksi menahun yang disebabkan terutama
oleh Actinomyces israelii, jamur yang ditemukan di gusi, gigi. Infeksi ini
menyebabkan terbentuknya abses di beberapa tempat. Bentuk
aktinomikosis yang khas adalah suatu pembengkakan yang keras, merah,
relatif tidak nyeri dan biasanya timbul perlahan-lahan. Pembengkakan
menjadi berfluktuasi, mengarah ke permukaan, dan akhirnya
mengeluarkan cairan, membentuk saluran sinus.
2.5 Distribusi
Penyakit ini terdapat diberbagai Negara termasuk di Indonesia
2.6 Diagnosa
Diagnosis ditegakkan berdasarkan gejala-gejala yang dikeluhkan.
Untuk memperkuat diagnosis, dilakukan pembiakan bakteri pada contoh
nanah, dahak atau jaringan yang terinfeksi.
7
2.7 Pengobatan
2.8 Pencegahan
8
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
3.2 Saran
- Sebaiknya kita menjaga kebersihan diri, sehingga tidak dapat
terinfeksi oleh jamur ini.
- Menjaga pola makanan yang sehat.