Anda di halaman 1dari 9

MAKALAH

MIKOLOGI
“AKTINOMIKOSIS”

DISUSUN OLEH :

HANNA L. SAHETAPY 11 522 035

REGINA SEMIA 11 522 001

JURUSAN D-III ANALIS KESEHATAN

FAKULTAS ILMU – ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS SAINS DAN TEKNOLOGI JAYAPURA

JAYAPURA

201

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan
rahmat-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah dengan judul
“Aktinomikosis” dengan baik. Meskipun didalam makalah ini masih ada kekurangan,
tetapi melalui kekurangan itu, kami bisa saling melengkapi.

Tak lupa juga penulis ucapkan terimakasih kepada dosen yang telah
membimbing dan mengajarkan penulis, Semoga apa yang telah diberikan dapat
bermanfaat dan berguna bagi kami dimasa yang akan datang.

Makalah ini di buat dengan sebaik mungkin agar pembaca dapat


memahaminya. Mohon maaf bila ada kesalahan dalam makalah ini, sebab penulis
juga masih dalam tahap pembelajaran dan masih perlu belajar lebih banyak lagi
tentang virus hepatitis.

Serta teman – teman yang telah membantu dan memberi saran serta
usulannya. Semua itu sangat berguna bagi pembuatan makalah ini.

Akhirnya, semoga apa yan telah ditulis dalam makalah ini dapat dipelajari
dengan baik dan dapat berguna bagi kita semua dimasa depan.

Jayapura, 23 Oktober 2013

Penyusun

2
DAFTAR ISI
Kata Pengantar…………………………………………………… i
Daftar Isi……………….………………………………………….. ii
Bab I Pendahuluan………………………………………...……… 1
1.1 Latar Belakang………………………………………….. 1
1.2 Tujuan…………………………………………………... 1
Bab II Isi…………………………………………………………. 2
2.1 Morfologi dan Gambar…………………………………. 2
2.2 Klasifikasi………………………………………………. 3
2.3 Bentuk Aktinomikosis………………………………….. 3
2.4 Penyebaran……………………………………………… 4
2.5 Diagnosa………………………………………………… 4
2.6 Pengobatan……………………………………………… 5
2.7 Pencegahan……………………………………………... 5
Bab III Penutup…………………………………………………… 6
3.1 Kesimpulan………………………….………………… 6
3.2 Saran………………………………………………….. 6
DAFTAR PUSTAKA

3
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Aktinomikosis pada manusia pertama kali dilaporkan oleh Lebert tahun


1857 dan pada tahun 1891 Wolf dan Israel berhasil membiakkan penyakit ini
secara anaerob yaitu Actinomyces israelii. Aktinomikosis adalah suatu penyakit
jamur sistemik yang disebabkan oleh jamur yang temasuk actinomyces anaerob
yaitu suatu parasit obligat (sejati) bagi manusia yaitu Actinomyces israelii
(Anonim, 2009).
Aktinomikosis adalah penyakit menular yang disebabkan oleh Actinomyces
israelii yang sebenarnya adalah flora normal mulut manusia. Organisme ini
menimbulkan penyakit apabila masuk kedalam jaringan dan bekerja sama dengan
kuman filamentus (Anonim, 2012).
Actinomycetes adalah kuman filamentus yang bentuknya mirip jamur,
tumbuh bercabang-cabang namun sering terputus-putus sehingga bentuknya
menyerupai bakteri yang bersifat Gram-positif. Actinomyces mempunyai bentuk
seperti butiran belerang, terdiri dari koloni filamen miselium yang bercabang
mirip huruf V atau Y. Pada proses pengerusan, filamen terputus-putus sehingga
bentuknya mirip kokus atau batang. Pada biakan medium
tioglikolat, Actinomyces israelii tumbuh seperti bola berburu (Jawetz, 1995).

1.2 Tujuan
- Untuk Mengetahui penyakit yang disebabkan oleh Aktinomikosis
- Untuk mengetahui diagnosis

4
BAB II

ISI

2.1 Morfologi dan Gambar

Actynomyces israelii memiliki filament yang panjang dan bercabang.


A. israelii memiliki dinding sel bertipe gram positif bila diamati dengan
menggunakan mikroskop elektron. Dalam setiap dinding sel Actinomyces
israelii terdapat 3 tipe mucopeptida berdasarkan asam amino yang terdapat
dalam 3 posisi dari struktur peptide. Permukaan sel dari bakteri ini relative
halus tanpa fibrin. Sekitar 25-45% karbohidrat membentuk dinding sel dari A.
israelii.
Koloni A. israelii bisasanya berwarna putih, kasar dan berbentuk
seperti gigi geraham. Dalam media kaldu (broth medium) A. israelii
menyimpan granul-granul. Actinomyces israelii tumbuh baik dalam medium
agar yang ditambahkan CO2 bahkan dapat tumbuh juga dalam medium yang
tidak ditambahkan bahan penyubur. Actinomyces israelii bersifat fakultatif
anaerob namun lebih baik tumbuh dalam kondisi anaerob. Selain itu, jamr ini
bersifat tidak tahan asam. Suhu optimum pertumbuhannya antara 350 – 370 C.

Gambar. Jamur Actinomyces israelii

5
2.2 Klasifikasi

Phylum : Actinobacteria
Order : Actinomycetales
Family : Actinomycetaceae
Genus : Actinomyces
Species : Actinomyces israelii

2.3 Bentuk Aktinomikosis


Aktinomikosis memiliki 3 bentuk yaitu :
1. Bentuk Abdominalis
Bentuk Abdominalis Terjadi akibat menelan ludah yang tercemar oleh
jamur. Infeksi menyerang usus dan selaput rongga perut (peritoneum).
Gejala yang sering ditemukan adalah nyeri, demam, muntah, diare,
penurunan berat badan.

2. Bentuk Servikofasialis
Bentuk servikofasialis merupakan tipe paling sering terjadi dan ditemukan
dalam 50% dari kasus aktinomikosis. Faktor resiko pencetusnya adalah
kebersihan mulut yang buruk yang menyebabkan terjadinya abses atau
keroposan gigi, benda asing yang mempenetrasi tepi mukosa seperti
tulang ikan.

Gambar Aktinomikosis Servikofasialis

6
Biasanya dimulai sebagai pembengkakan yang kecil, datar dan keras di
dalam mulut, kulit leher atau di bawah rahang. Kadang pembengkakan ini
menimbulkan rasa nyeri. Selanjutnya terbentuk daerah lunak yang
menghasilkan cairan yang mengandung butiran belerang yang bulat dan
kecil, berwarna kekuningan. Infeksi bisa menyebar ke pipi, lidah,
tenggorokan, kelenjar liur.

3. Bentuk Torakis
Bentuk ini menyebabkan nyeri dada, demam dan batuk berdahak. Tetapi
gejala-gejala ini mungkin tidak akan muncul sebelum terjadinya infeksi
paru yang berat.

2.4 Penyebaran:
Aktinomikosis adalah suatu infeksi menahun yang disebabkan terutama
oleh Actinomyces israelii, jamur yang ditemukan di gusi, gigi. Infeksi ini
menyebabkan terbentuknya abses di beberapa tempat. Bentuk
aktinomikosis yang khas adalah suatu pembengkakan yang keras, merah,
relatif tidak nyeri dan biasanya timbul perlahan-lahan. Pembengkakan
menjadi berfluktuasi, mengarah ke permukaan, dan akhirnya
mengeluarkan cairan, membentuk saluran sinus.

2.5 Distribusi
Penyakit ini terdapat diberbagai Negara termasuk di Indonesia

2.6 Diagnosa
Diagnosis ditegakkan berdasarkan gejala-gejala yang dikeluhkan.
Untuk memperkuat diagnosis, dilakukan pembiakan bakteri pada contoh
nanah, dahak atau jaringan yang terinfeksi.

7
2.7 Pengobatan

Kebanyakan penderita akan membaik secara perlahan bila diobati,


tetapi sering diperlukan pemakaian antibiotik selama berbulan-bulan.
Pengeluaran nanah dari abses yang besar melalui pembedahan dan
pengobatan antibiotik (tetrasiklin) bisa diteruskan untuk beberapa minggu
setelah gejala - gejalanya hilang.
Antibiotika lain, misalnya penisilin perhari yang diberikan dalam
jangka perhari atau yang diberikan dalam jangka panjang dapat
menyembuhkan penyakit aktinomikosis.

2.8 Pencegahan

- Menjaga kesehatan dan kebersihan mulut dengan baik


- Menghilangkan plak gigi akan mengurangi risiko infeksi mulut
- Pengawasan dari penderita, kontak dan lingkungan sekitar

8
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Aktinomikosis adalah penyakit menular yang disebabkan oleh


Actinomyces israelii. Actinomyces mempunyai bentuk seperti butiran belerang
(sulphur granule) bersifat Gram-positif, terdiri dari koloni filamen miselium .
Aktinomikosis memiliki 3 bentuk yaitu : Bentuk Abdominalis, Bentuk
Servikofasialis dan Bentuk Torakis.

Actinomyces israelii. ditemukan di gusi, gigi. Infeksi ini menyebabkan


terbentuknya abses di beberapa tempat. Bentuk aktinomikosis yang khas
adalah suatu pembengkakan yang keras, merah, relatif tidak nyeri dan
biasanya timbul perlahan-lahan.

3.2 Saran
- Sebaiknya kita menjaga kebersihan diri, sehingga tidak dapat
terinfeksi oleh jamur ini.
- Menjaga pola makanan yang sehat.

Anda mungkin juga menyukai