PENGANTAR
TB, asma, kanker paru – paru, dan pneumonia adalah kasus paru – paru yangumum
ditemui di rumah-rumah sakit di Indonesia. Masyarakat awam pun relatif familiar dengan
penyakit di atas. Namun sebenarnya ada salah satu penyakit paruyang kejadiannya tidak
terlalu sering namun kerap terjadi karena terdapat penyakitparu lain yang mendasarinya, yaitu
aspergilosis, penyakit infeksi paru akibat jamur.
Aspergillus flavus
Klasifikasi:
Super kingdom : EukaryotaKingdom :
FungiSub kingdom : Dikarya
Phylum : Ascomycota
Subphylum : Pezizomycotina
Classis : Eurotiomycetes
Sub classis : Eurotiomycetidae
Ordo : Eurotiales
Familia : Trichocomaceae
Genus : Aspergillus
Spesies :Aspergillus flavus
Penyebaran Aspergillus flavus yang merata sangat dipengaruhi oleh iklim danfaktor
geografis Pertumbuhan Aspergillus flavus dipengaruhi oleh lingkungan sepertikadar air,
oksigen, unsur makro (karbon, nitrogen, fosfor, kalium dan magnesium) dan unsur mikro
(besi, seng, tembaga, mangan dan molibdenum). Faktor lain yang juga berpengaruh antara
lain cahaya, temperatur, kelembaban dan keberadaan kapang lain. Temperatur yang optimal
untuk pertumbuhan Aspergillus flavus berkisar pada 30°C dengan Rh ≥95%. Secara umum
kapang adalah organisme aerobik sehingga gas O2 dan N2 akan menurunkan kemampuan
kapang untuk membentuk aflatoksin. Efek penghambatan oleh CO2 dipertinggi dengan
menaikkan suhu atau menurunkan Rhdengan kadar O2 minimum 1% untuk pertumbuhan.
Perlakuan dan analisis yang tepatsangat dibutuhkan untuk mencegah penurunan produksi
aflatoksin dalam lingkunganlaboratorium.
Aflatoksin
Aflatoksin merupakan sekelompok toksin yang memiliki struktur molekul yang mirip.
Aflatoksin ditemukan secara tidak sengaja pada insiden kematian seratus ribuekor kalkun di
suatu peternakan di Inggris pada tahun 1960. Penyakit tersebut dikenaldengan nama Turkey X
Disease karena belum diketahui penyebabnya pada waktu itu.Penyebab penyakit tersebut
ditemukan berupa sejenis toksin yang terdapat dalamtepung kacang tanah pada ransum ternak.
Pengujian yang melibatkan sampel ransumternak mengungkapkan keberadaan sejenis. Toksin
tersebut berasal dari kontaminasi Aspergillus flavus pada campuran ransum ternak tersebut.
Nama toksin tersebutdiambil dari penggalan kata Aspergillus flavus toksin yang disingkat
menjadiaflatoksin karena Aspergillus flavus dan Aspergillus parasiticus merupakan
spesiesdominan yang bertanggung jawab atas kontaminasi aflatoksin pada tanaman
sebelumdipanen maupun selama penyimpanan. Aflatoksin memiliki karakteristik seperti
dapatdilihat pada Tabel 1.
Tabel 1. Karakteristik Berbagai Jenis Aflatoksina
Morfologi
Dalam media Czapek dox agar, koloni berbentuk granular, datar, awalnyaberwarna
kuning tapi dengan cepat menjadi hijau gelap kekuningan seiring usia.Kepala konidiofor tipe
radial, berdiameter hampir 300 – 400 μm. Konidiofor panjangdan kasar, semakin dekat
dengan vesikel akan semakin kasar. Konidia berbentuk bulatatau lonjong (berdiameter 3 – 6
μm), hijau pucat dan terlihat berbentuk echinulate.Beberapa strain memproduksi sclerotia.
Siklus hidup
1. Mycelium dan Sclerotia
Mycelium jamur merupakan struktur yang cukup dominan ditemukan dalamtanah.
Sclerotia juga bisa terbentuk yang membuatnya bisa bertahan hidupcukup lama dalam
tanah
2. KonidioforSementara
A. flavusmasih muda dan bertumbuh, mycelium membentuk banyak konidofor.
Konidiofor tumbuh secara tunggal dari badan hifa
Gambar 8. Konidiofor dari A. flavus
3.Konidia
Konidiofor yang matang akan membentuk konidia pada ujungnya. Konidiaberbentuk
bulat dan unisel dengan dinding yang kasar. Konidia bisa tumbuh,menyebar di udara, menempel
pada tubuh serangga, pada tanaman, pada hasilpanen.
4. Mycelia saprofit
A. flavus biasanya tumbuh dan hidup sebagai saprofit di dalam tanah.Pertumbuhannya sangat
didukung dengan adanya sisa – sisa tanaman danhewan dalam jumlah besar.
Epidemiologi Aspergillus flavus berbeda, tergantung pada spesies inang.Gambar ke kiri
menunjukkan siklus hidupdari jamur pada jagung. Jamur baik sebagaimiselium atau sebagai
struktur tahandikenal sebagai sclerotia. Para sclerotiabaik berkecambah untuk menghasilkanhifa
tambahan atau mereka menghasilkankonidia (spora aseksual), yang dapattersebar di dalam
tanah dan udara. Sporaini dibawa ke telinga jagung oleh seranggaatau angin mana mereka
berkecambah danmenginfeksi kernel jagung. Tidak sepertikebanyakan jamur, Aspergillus
flavus menyukai kondisi kering panas.
Penyakit yang ditimbulkan
1. Aflatoxicosis
Keracunan akibat aflatoksin yang tertelan mengakibatkan kerusakan hati secara langsung
yang diikuti kematian
Gejala :
Sakit perut Rasa seperti terbakar
Koma Demam
Muntah Batuk
Kanker.
2. Aspergillosis
Ada 2 jenis aspergillosis. Salah satunya allergic bronchopulmonary aspergillosis
(ABPA), kondisi di mana jamur menyebabkan gejala alergi pada sistem pernapasan tapi tidak
menginvasi dan menghancurkan jaringan. Jenis aspergillosis yang lain adalah aspergillosis
invasif, penyakit yang mempengaruhi sistem kekebalan tubuh manusia. Pada kondisi ini
jamur menginvasi ke seluruh tubuh dan merusak jaringan tubuh.
Gejala :
Demam Sakit pada bagian dada
Sakit kepala Nyeri tulang
Menggigil Kencing berdarah (Hematuria)
Peningkatan produksi Penurunan pengeluaran urine
lendir hidung Meningitis
Batuk Penglihatan berkurang sampai buta
Sesak nafas Sinusitis
Penurunan berat badan Radang pada jantung
3. Aspergillom
AspergillomaIni adalah gangguan paru– paru yang paling umumdisebabkan oleh A.flavus.
Aspergilloma merupakanbola jamur yang berisi mycelia dari A.flavus, yang menyebabkan
infeksi sel, fibrin, otot dan jaringan,biasanya menyebabkan lubang pada paru – paru.
Obat yang digunakan
1. Amphotericin B
Farmakologi : Amfoterisin B merupakan antibiotik polyene yang dihasilkan
oleh galur Streptomyces nodosus. Obat ini bisa bertindak sebagai fungistatik maupun
fungisidal dengan mengikatsterol (misalnya ergosterol) dalam membran sel yang
berujung pada kematian sel. Formulasi yang lebih baruamfoterisin lipid, ternyata
sama efektif dengan formulasi lama namun lebih kurang nefrotoksik. Hidrasi yang
adekuat bisa mengurangi nefrotoksisitas, dan pasien mentolerir cairanharus diberikan
sebelum dan sesudah hidrasi
Dosis & Cara Pemberian : Amfoterisin : 0,25 mg/kg BB dengan infusi lambat
selama 2-6 jam. Dosis maksimal 1,5 mg/kg BB per hari.
2. Itraconazole
Farmakologi : Itrakonazol, antifungi sintetik triazol, memiliki aktivitas yang lebih
besar melawan Aspergillus dibandingkan dengan flukonazol atau
ketokonazol. Obat ini bersifat fungistatik dengan memperlambat
pertumbuhan sel jamur melalui inhibisi cytochrome P-450 dependent
synthesis of ergosterol, suatu komponen vital dalam membarn sel
jamur. Formulasi per oral (kapsul, suspensi) biasa dgunakan
untuk terapi antifungi jangka panjang. Formulasi kini juga telah
tersedia. Karena tidak larut dalam air, suspensi per oral dan intravena
dilarutkan dengan hydroxypropyl-beta-cyclodextrin.
Kontraindikasi : Hipersensitif, menyusui, gagal ginjal, gagal ventrikular kiri.
Dosis & CaraPemberian : Kapsul: 200-400 mg/ hari dengan makanan atau
colaInfeksi yang mengancam jiwa: 200 mg 3 x sehari
untuk 3 hari pertama, selanjutnya 200 mg dua kali sehari
Suspensi oral: 200-400 mg/hari saat perut kosong
IV: 200 mg dua kali sehari untuk 2 hari, selanjutnya
200mg/hari
Anak: dosisnya belum ada, namun
direkomendasikanuntuk anak 3-16 tahun, 5-10 mg/kg/
hari per oral untuk profilaksis Aspergillus pada anak
dengan chronicgranulomatous disease (gunakan suspensi
per oral)
Peringatan : Hati-hati penggunaan itrakonazol pada insufisiensi hepatik; pasien
dengan factor risiko jantung
.Interaksi : Karena menghambat enzim cytochrome P-450 hepatik,
makaitrakonazol meningkatkan kadar banyak obat lain;
toksisitas jantung serius bisa terjadi saat pemberian bersamaan dengan
cisapride, dofetilide, pimozide, atau kuinidin; mempengaruhi
metabolisme beberapa obat golongan benzodiazepine sehingga
memperpanjang sedasi; pemberian bersamaaan dengan lovastatin atau
simvastatin meningkatkan risiko rhabdomyolysis; monitor kadar
siklosporin, takrolimus, dandigoksin (itrakonazol meningkatkan kadar
dan perludilakukan pengaturan dosis); penyerapan itrakonazol per
oralperlu suasana lambung asam (penghambat H2 dan PPIsebaiknya tidak
diberikan secara bersamaan).
Efek Samping : Sakit kepala, nyeri abdomen, nausea, pusing, dispepsia,ruam, pruritus,
rambut rontok, dan edema.
Nama dagang : Sporanox, Forcanox, Fungitrazol, Furolnok, Itzol,
Nufatrac,Sporacid, Unitrac3.
3. Voriconazole
Farmakologi : Vorikonazol, digunakan untuk pengobatan primer invasi
veaspergillosis dan pengobatan penyelamatan dari infeksispesies
Fusarium atau Scedosporium apiospermum. Obat inimerupakan
antifungi triazol yang bekerja dengan menghambat cytochrome P-450
mediated 14 alpha-lanosterol demethylation yang sangat esensial dalam
biosintesis ergosterol jamur.
Kontraindikasi : Hipersensitif, jangan diberikan dalam bentuk IV denganCrCl
<50 mL/menit (mengurangi eksresi IV); pemberian bersamaan
dengan rifampisin, rifabutin, carbamazepin, barbiturat,
sirolimus, pimozide, kuinidin, cisapride, ataualkaloid ergot.
Dosis & Cara Pemberian : Pemberian cara infusi dengan kecepatan maksimal
3mg/kg/jam selama 1-2 jam. Terapi inisial dengan
loadingdose: 6 mg/kg IV tiap 12 jam untuk 2 dosis,
diikuti dengan dosis pemeliharaan: 4 mg/kg IV tiap 12
jam. Bila pasientidak mampu menerima pengobatan,
maka dosis pemeliharaan dikurangi hingga 3 mg/kg tiap
12 jam.
Interaksi : Penginduksi CYP-450 (misalnya rifampin) tampak menurunkan kadar
steady state peak plasma hingga 93%;meningkatkan kadar serum obat yang
dimetabolisme oleh CYP-450 2C19 atau 2C9, yang sebagian diantaranya
kontraindikasi ( sirolimus, pimozide, quinidine, cisapride, alkaloid
ergot); monitoring yang sering harus dilakukan pada penggunaan
bersama dengan siklosporin, tacrolimus,warfarin, inhibitor HMG CoA,
benzodiazepin, penghambatkanal kalsium.
Efek Samping: Gangguan penglihatan, demam, kedinginan, sakit perut,nyeri
abdomen, takikardia, gangguan tekanan darah,vasodilatasi,
gangguan gastrointestinal, mulut kering,halusinasi, pusing, dan
ruam.
Nama Dagang : Vfend
Daftar Pustaka
Aspergillosis (Aspergilus). http://www.cdc.gov/nczved/dfbmd/
diseaselisting/aspergillosis_gi.html,.Anonim. 2008. Deuteromycetes
. mikrobia.files.wordpress.com/2008/05/07-0852.doc,.Anonim. 2008.
Deuteromycetes. http://deuteuro4.blogspot.com/ ,.Sari. 2009.
Fungi .http://princessary.webnode.com/products/fungi/ ,
MAKALAH MIKOLOGI
“ Aspergillosis flavus”
Disusun Oleh:
NURSIA
JAYAPURA
2013