Anda di halaman 1dari 11

ASPERGILLUS SPP

DISUSUN OLEH:

CUT MAULIDA AMNA (P07131222003)

MATA KULIAH : MIKROBIOLOGI

KEMENTRIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES ACEH

PROGRAM STUDI SARJANA TERAPAN GIZI DAN DIETETIKA

TAHUN 2022/2023
ASPERGILLUS SPP

Indonesia sebagai negara tropis kondisinya sangat memadai untuk pertumbuhan berbagai
macam jamur termasuk Aspergillus Spp. Aspergillus Spp merupakan spesies jamur yang tersebar
secara kosmopolitan, karena spora jamur yang mudah disebarkan oleh angin, mudah tumbuh
pada bahan-bahan organik atau produk hasil pertanian. Litter dan pakan yang digunakan dalam
memelihara unggas bahannya merupakan produk pertanian sehinggaberperan sebagai sumber
infeksi Aspergillus atau disebut juga dengan penyakit aspergillosis. Prevalensi kejadian
aspergillosis pada peternakan unggas komersial juga pernah dilaporkan cukup tinggi (Gholib,
2005).

Aspergillus Spp Merupakan mikroorganisme eukariot yang saat ini diakui sebagai salah
satu diantara beberapa makhluk hidup yang memiliki daerah penyebaran paling luas serta
berlimpah di alam selain itu jenis kapang ini juga merupakan kontaminan umum pada berbagai
substrat di daerah tropis maupun subtropis.

Aspergillus Spp merupakan jamur yang mampu hidup pada media dengan derajat
keasaman dan kandungan gula yang tinggi. Jamur ini dapat menyebabkan pembusukan pada
buah-buahan atau sayuran. Aspergillus Spp ada yang bersifat parasit, ada pula yang besifat
saprofit. Aspergillus Spp yang bersifat parasit menyebabkan penyakit aspergillosis pada unggas
karena dapat memproduksi suatu zat racun yang disebut dengan aflatoksin. Aspergillus Spp
sering ditemukan pada bahan pakan yang disimpan di dalam gudang dengan kelembaban tinggi.
Aspergillus Spp dianggap patogen karena dapat menyebabkan suatu penyakit saluran pernafasan,
radang granulomatosis pada selaput lendir, mata, telinga, kulit, meningen, bronchus dan paru-
paru (Handajani dan Purwoko, 2008).
1. KLASIFIKASI DALAM TOKSONOMI

Kingdom Fungi

Division Eumycetes

Class Eurotiomycetes

Ordo Eurotiales

Family Trichocomaceae

Genus Aspergillus

Spesies Aspergillus sp
2. MENYERANG PADA BAHAN MAKANAN
Aspergillus Spp dapat menghasilkan mikotoksin yang sering ditemukan dalamı
bahan makanan yang terkontaminasi dan berbahaya bagi konsumen. Penyakit yang
disebabkan oleh Aspergillus Spp disebut Aspergillosis (Wulansari, 2013).
Aspergillosis adalah infeksi atau reaksi alergi yang disebabkan oleh berbagai
macam kapang (mold) yang merupakan sejenis jamur. Penyakit akibat infeksi
aspergillosis biasanya memengaruhi sistem pernapasan, tetapi tanda dan tingkat
keparahannya sangat bervariasi. Jamur ini sering ditemukan di luar ruangan pada
tanaman, tanah, atau sayuran yang membusuk. Jamur juga dapat tumbuh di dalam
ruangan pada debu rumah tangga, bahan makanan seperti bumbu halus, dan bahan
bangunan.
Mikroba ini menyerang pada bahan makanan seperti roti yang mengandung
tepung terig, susu, gula, ragi dan juga kentang . Pertumbuhan jamur yang sangat cepat
pada roti mantao dikarenakan komposisi dari bahan dasar dari pembuatan roti mantao
yang merupakan sumber nutrisi utama bagi mikroorganisme seperti Aspergillus Spp.

3. HASIL SRANGAN, BENTUK SERANGAN DAN EFEK SERANGAN


ASPERGILLUS SPP
Hampir setiap waktu manusia menghirup spora aspergillus tanpa menjadi sakit.
Namun, orang-orang dengan sistem imun yang lemah berisiko untuk mengalami
gangguan kesehatan akibat kapang ini. Jamur Aspergillus, terutama mengenai jaringan
paru-paru yang menyebabkan empat sindrom yang paling sering, yaitu:
a. Aspergilosis Bronkopulmonal Alergi (Allergic Bronchopulmonary Aspergillosis
/ABPA).
b. Aspergiloma (Aspergilloma).
c. Pneumonia Aspergilosis Kronik (Chronic Necrotizing Aspergillosis
Pneumonia/CNPA).
d. Aspergilosis Invasif (Invasive Aspergillosis).
Pada orang-orang dengan sistem imun yang sangat lemah (immunocompromised),
maka infeksi Aspergillus dapat meluas dari paru-paru hingga ke mata
(menyebabkan endoftalmitis), jantung (mengakibatkan endokarditis), abses di otot
jantung, ginjal, hati, limpa, jaringan lunak, sistem saraf pusat, dan juga tulang. Meskipun
merupakan salah satu jenis infeksi paru, tetapi aspergilosis tidak dapat ditularkan antar
manusia atau dari manusia ke binatang dan sebaliknya.
Gejala yang dialami oleh pengidap aspergilosis, bergantung dari janis aspergilosis yang
diidap, yaitu:
 Pada ABPA, biasanya terjadi pada pengidap asma dan fibrosis kistik. Pada
ABPA, aspergillus menyebabkan peradangan akibat reaksi alergi dan
menyebabkan gejala alergi, seperti batuk dan mengi. Selain itu, juga dapat ada
keluhan demam dan pada pemeriksaan didapatkan tanda peradangan paru yang
tidak membaik dengan terapi antibiotik.
 Aspergilloma adalah bola fungi (jamur) yang berada di kavitas (lubang) yang
telah ada sebelumnya. Biasanya, terjadi pada TB atau infeksi paru lain yang telah
diobati. Salah satu keluhan yang sering dialami adalah batuk darah yang berat.
Selain itu, pengidap juga biasanya mengalami demam.
 CNPA adalah infeksi aspergilosis yang terjadi perlahan-lahan, biasanya terjadi
pada pengidap dengan penyakit paru lama, seperti penyakit paru obstruktif kronik
(PPOK), pengonsumsi alkohol, ataupun mengonsumsi obat-obatan steroid dalam
waktu lama. Gejala yang biasanya dialami, antara lain demam, batuk, keringat
malam, dan penurunan berat badan. Gejala ini mirip dengan gejala TBC atau
pneumonia, tetapi hasil pemeriksaan TB negatif dan tidak membaik dengan
antibiotik.
 Aspergillosis invasif adalah infeksi aspergilosis yang berkembang dengan cepat
dan seringkali berdampak fatal pada pengidap dengan daya tahan tubuh yang
rendah, misalnya pada pengidap transplantasi organ, mengidap HIV/AIDS,
ataupun penyakit granulomatosa kronik. Infeksi ini biasanya disertai dengan
penyebaran infeksi ke organ lain, terutama susunan saraf pusat. Keluhan yang
dialami berupa demam, batuk, sesak napas, nyeri dada, batuk darah, napas cepat,
dan rendahnya kadar oksigen didalam darah yang semakin parah.
4. BENTUK DAN WARNA KOLONI
Aspergillus Spp. memiliki struktur berupa spora, sporangium, sporangifor dan
hifa dengan tipe tidak bersekat. Secara umum, spesies Aspergillus Spp memiliki
konidia dengan bentuk bulat hingga semi bulat dan berwarna hitam, serta tersusun
dalam bentuk rantai, selain itu memiliki konidiofor yang tidak bercabang. Secara
mikroskopis ini memiliki bentuk konidia bulat, semi bulat, lengkungan dan hifa yang
bersekat dan tidak bersekat.
Aspergillus sp. memiliki warna koloni yang berwarna hitam. Hal tersebut sesuai
dengan pernyataan (Praja, 2017) yang mengemukakan bahwa Aspergillus Spp. memiliki
koloni yang berwarna hitam. Selain itu Aspergillus Spp. juga memiliki hifa yang bersekat
(bersepta). Struktur hifa Aspergillus Spp. dapat diketahui bahwa hifa yang dimiliki oleh
mikroba ini bercabang. Hal tersebut sesuai dengan yang dikemukakan oleh (Amaliyah,
2015), yang menyatakan bahwa hifa (miselium) yang terbentuk pada beberapa jenis
termasuk juga pada jenis cendawan Aspergillus Spp. biasanya memiliki bentuk hifa
(miselium) yang bercabang.
5. BENTUK DIBAWAH MICROSKOP

Secara makroskopis pada media biakan, Aspergillus spp. akan


tumbuh membentuk koloni granular, berserabut dengan beberapa warna tergantung pada
jenisnya.

6. SUHU OPTIMUM PERTUMBUHAN ASPERGILLUS SPP


Aspergillus Spp. biasanya tumbuh di daerah yang beriklim tropis dan lembab.
Umumnya mampu tumbuh pada suhu 6-60°C dengan suhu optimum berkisar 35-38°C.
Distribusinya luas, dapat tumbuh di daerah beriklim dingin maupun daerah tropis.
7. ENZIM YANG DIHASILKAN OLEH ASPERGILLUS SPP
Enzim amilase termofilik merupakan enzim yang dihasilkan dari aspergillus spp
ini. Enzim amilase ini digunakan dalam berbagai bidang bioteknologi dan industri
karena dapat merubah substrat menjadi produk pada suhu tinggi (Sindhu et al., 2017).
Pemilihan mikroba termofilik sebagai sumber enzim memiliki banyak keuntungan
dibandingkan dari tumbuhan atau hewan. Hal ini disebabkan karena enzim yang
dihasilkan mikroorganisme waktu produksinya lebih cepat, karena pertumbuhannya
relatif cepat, dan dapat tumbuh pada substrat yang murah (Reddy et al., 2003).
Potensi adanya aktivitas 3 amilase ini didukung oleh hasil penelitian Widylia
(2020) yang menyatakan bahwa isolat Aspergillus spp. LBKURCC304 mampu
memproduksi enzim amilase dalam media produksi cair dengan sumber karbon amilum,
sumber nitrogen yeast ekstrak, dan mineral MgSO4.7H2O menghasilkan aktivitas sebesar
0,0302±0,0041 U/mL.

8. KEUNTUNGAN DAN KERUGIAAN DARI KEHADIRAN ASPERGILLUS SPP


Ada beberapa keuntungan yang didapat dari aspergillus spp, yaitu:
 A. nidulan secara luas digunakan sebagai model organisme untuk mempelajari
siklus paraseksual, regulasi jalur metabolisme, siklus sel, polaritas hifa, dll dalam
jamur berfilamen.
 Penggunaan dalam bioassay tanah untuk melacak unsur-unsur seperti tembaga
dan arsenik oleh A.niger dan A.virens, masing-masing.
 Spesies Aspergillus mampu melarutkan batubara peringkat rendah.
 Penggunaan dalam produksi asam organik seperti asam glukonat, asam sitrat dll.
Oleh A.niger, A.fumaricvus, masing-masing.
 Ini melepaskan enzim yang memainkan peran penting dalam dekomposisi bahan
organik.
 Penggunaan dalam produksi antibiotik seperti Proliferin, Fumigalin, Aspergillin
dll oleh A.proliferans, A. fumigatus dan A.niger, masing-masing.
 Aspergillus membantu dalam daur ulang nutrisi, di mana mereka memecah
senyawa polimer kompleks menjadi yang lebih sederhana dengan mengeluarkan
beberapa enzim dan metabolit yang selanjutnya diserap oleh hifa.
 A.oryzae digunakan dalam produksi anggur sake dengan memfermentasi beras.
Penggunaan dalam produksi amilase oleh A.niger dan A.oryzae.
;
Disamping adanya keuntungan, tentu ada juga kerugian, yaitu:
 Beberapa spesies Aspergillus bersifat patogen, misalnya A.fumigatus yang
merupakan jamur oportunistik menyebabkan penyakit fatal “Aspergillosis” pada
manusia.
 Pada hewan, terutama spesies ayam menyebabkan penyakit brooder yang
umumnya pneumonia paru-paru.
 Ini menghasilkan metabolit sekunder yang berbahaya bagi kehidupan manusia.
 Beberapa strain seperti A. flavus, A. paraciticus, A.niger dll. Menghasilkan
mikotoksin karsinogenik seperti aflatoksin dan oratratoksin.
 Beberapa spesies Aspergillus mencemari produk makanan termasuk buah-buahan,
sayuran, biji-bijian dll oleh produksi metabolit toksiknya.
 Pada tanaman, hal ini menyebabkan busuk buah di banyak buah-buahan seperti
mangga, kurma, delima dll.
 Aspergillus juga mengacu pada “gulma atau kontaminan dari laboratorium”, yang
mampu mencemari budaya biologis seperti kultur bakteri dan jamur.
DAFTAR PUSTAKA

Dina, K. 2016, Identifikasi Pertumbuhan Aspergillus Sp pada roti tawar yang dijual dikota
Padang berdasarkan suhu dan lama penyimpanan, jurnal kesehatan Andalas, padang

https://www.nafiun.com/2012/12/aspergillus-spp-fungi-siri-ciri-reproduksi-manfaat-contoh.html

Sutjiati, M., dan M.S. Saenong. 2002. Infeksi cendawan Aspergillus sp. pada beberapa
varietas/galur jagung hibrida umur dalam. Proseding Seminar Ilmiah dan Pertemuan
Tahunan PEI, PFI dan HPTI XV Sul-Sel. Maros, 29 Oktober 2002

Mikasari, W. Hidayat, T & Artanti, H. KONTAMINASI JAMUR ASPERGILUS SP. PADA


BERBAGAI VARIETAS BENIH KACANG TANAH SELAMA PENYIMPANAN.
Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Bengkulu Jl. Irian km. 6,5 Kota Bengkulu
38119.

Burhanuddin, I, R. , Arisanti, D,. & Basarang, M. (2017). IDENTIFIKASI Aspergillus sp


PADA ROTI MANTAO YANG DI PERJUALBELIKAN DI KOTA MAKASSAR.
Jurnal Medika: Media Ilmiah Analis Kesehatan Volume 4 Nomor 1, Juni 2019 ISSN:
2540-7910

Baker SE. 2006. Aspergillus niger Genomics:Past, Present, and Into the Future: Medical
Mycology 44:517-521

Barnett HL, Hunter BB. 2006. Illustrated Genera of Imperfect Fungi. Ed ke-4. Minnesota (USA):
APS

Praja,R, N. & Yudhana, A. (2017). ISOLASI DAN IDENTIFIKASI Aspergillus Spp PADA
PARU-PARU AYAM KAMPUNG YANG DIJUAL DI PASAR BANYUWANGI.
Jurnal Medik Veteriner. 1(1):6-11. eISSN: 2581-012X | 6

Reddy, N. S., Nimmagadda, A., & Rao, K. R. S. S. 2003. An overview of the microbial α-
amylase family.
Sindhu, R., Binod, P., Madhavan, A., Beevi, U. S., Mathew, A. K., Abraham, A., Pandey, A., &
Kumar, V. 2017. Molecular improvements in microbial α-amylases for enchanced
stability and catalytic efficiency. Bioresource Technology. 245 (Part B), 1740-1748.

Widylia. F. 2020. Analisis Produksi Enzim Amilase Dari Jamur Termofilik Aspergillus sp.
LBKURCC304. Strain Lokal Bukik Gadang Sumatra Barat. Skripsi. Riau: Universitas
Riau

Anda mungkin juga menyukai