“ KRIPTOKOKOSIS “
DISUSUN OLEH :
11 522 016
PAPUA
2013
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas Rahmat,
Makalah ini saya susun sebagai pelengkap dan penunjang belajar pada mata
kuliah Mikologi. Dengan disusunnya makalah ini, maka penulis sebagai mahasiswa
Penulis menyadari makalah ini belum sepenuhnya sempurna. Oleh karena itu,
diharapkan kritik serta saran sebagai penunjang dan motivasi untuk menjadi lebih
baik.
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Indonesia. Penyakit infeksi jamur selama ini masih merupakan penyakit yang
penyakit ini semakin meningkat dan kejadian infeksi jamur paru semakin sering
yang bersifat patogen. Didapatkan secara meluas di alam dan sebagian besar
pada tinja burung merpati yang kering. Penyakit yang ditimbulkan biasanya
terkait dengan fungsi imun yang tertekan. Infeksi berupa infeksi subklinik.
Pada tahun 1894, penemuan berasal dari fermentasi jus buah persik yang
menemukan jenis jamur tak berkapsul. Jamur tersebut kemudian diisolasi oleh
seorang berkebangsaan Italia bernama Sanfelice dan tak lama setelah itu
didapatkan juga dari tulang kering seorang wanita. Setelah itu terbuka pikiran
bahwa jamur tersebut berpotensi bersifat patogen bagi manusia. Tahun – tahun
diisolasi ulang dan diberikan beberapa nama antar lain, Saccharomyces hominis,
B. Rumusan Masalah
adalah:
C. Tujuan
kriptokokosis.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Klasifikasi Kriptokokosis
Kerajaan : Fungi
Filum : Basidiomycota
Subfilium : Basidiomycotina
Kelas : Urediniomycetes
Ordo : Sporidiales
Famili : Sporidiobolaceae
Cryptococcus neoformans yang dapat menimbulkan kelainan pada kulit, paru dan
seluler, misalnya penderita HIV atau penderita yang sedang menjalani terapi
akan mengalami kelainan paru yang progresif dan kemudian menyebar dan
menimbulkan gangguan sistemik. sesudah itu kelainan sistem saraf pusat dapat
B. Siklus Hidup
ragi yang berbentuk oval atau bulat, bagian tersebut sering dihubungkan sebagai
pucuk sel muda betina sedang melakukan reproduksi. Basidiomycete fungi pada
bagian ini dapat memproduksi spora, hal tersebut terjadi pada bagian khusus
jamur yang disebut basidium. Produksi spora ini sebagai hasil dari reproduksi
membawa satu komplemen informasi genetic (sering disebut haploid), kedua sel
keteraturan bagian dari masing-masing tipe yang membawa dua materi genetic
mitosis sel dimana terjadi produksi benang yang disebut hifa. Dan pada akhirnya
hifa yang memiliki struktur unik, dan basidium telah terbentuk. Basidium yang
Untuk itu dibutuhkan dua haploid didalam basidium harus bergabung, peristiwa
Pembelahan meiosis dan mitosis akan berjalan untuk membentuk spora. Spora
C. Distribusi Geografik
neoformans var grubii terbatas pada beberapa daerah di Eropa dan Afrika.
Kripkokosis yang disebabkan oleh Cr. Var gattii ditemukan di daerah seperti
Australia, California, Papua New Guinea dan terakhir dilaporkan sebagai wabah
D. Gejala Klinis
Agaknya hal itu terjadi karena laki-laki lebih terpajan pada jamur kaena
Gejala paru yang timbul biasanya merupakan gejala klasik pneumonitis, seperti
batuk demam, sedangkan pada kucing berupa infeksi pada rongga hidung, bersin,
pada kulit yang berupa papula atau bongkol-bongkol kecil. Luka yang lebih besar
cenderung menjadi bisul yang berupa serous eksudat pada permukaan kulit.
E. Morfologi
bulat atau lonjong (khamir) dengan diameter 4-12 μm, yang dapat bertahan
dalam bentuk kering dan mampu tumbuh pada suhu 370C, sering bertunas, dan
Pada agar saboraud dengan suhu kamar koloni yang terbentuk berwarna
F. Diagnosi
ditemukan jamur penyebab dalam jaringan atau terisolasi dari bahan klinik.
serebrospinal, urin dan darah. Selanjutnya bahan klinik diperiksa secara langsung
dengan membuat sediaan dengan tinta india. Pada sediaan tersebut jamur seperti
sel ragi (dengan atau tanpa tunas) bersimpai. Selain pemeriksaan langsung bahan
klinik juga ditanam pada medium yang sesuai agar jamur tersebut dapat diisolasi.
kapsul. Jamur dapat tumbuh sebagai koloni ragi yang sulit dibedakan sebagai
Agar mudah dibedakan bahan klinik juga ditanam pada agar niger seed.
Pada medium tersebut Cryptococcus tumbuh sebagai koloni ragi berwarna coklat
gelap hingga mudah dibedakan dari candida yang membentuk koloni ragi
G. Pengobatan
flukonazol. Obat ini tersedia dengan bentuk pil atau suntikan dalam pembuluh
Itrakonazol kadang kala dipakai untuk orang yang tidak tahan dengan flukonazol.
B adalah obat yang sangat manjur. Obat ini disuntikkan atau di infus secara
perlahan, dan dapat mengakibatkan efek samping yang parah. Efek samping ini
dapat dikurangi dengan memakai obat semacam ibuprofen setengah jam sebelum
amfoterisin B dipakai. Ada versi amfoterisin B yang baru, dengan obat dilapisi
selaput lemak menjadi gelembang kecil yang disebut liposom. Versi ini mungkin
PENUTUP
A. Kesimpulan
2. Gejala klinis Kriptokokosis luka pada kulit yang berupa papula atau
obat-obat antijamur,
B. Saran
tugas.
DAFTAR PUSTAKA