Anda di halaman 1dari 11

TUGAS MIKOLOGI

“ TRICHOPHYTON”

DI SUSUN OLEH :

1. RIYAH ANGRIYANI (11 522 032)

2. FIRLENCIA M.O TOMASOUW (11 522 050)

JURUSAN D – III ANALIS KESEHATAN

FAKULTAS ILMU – ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS SAINS DAN TEKNOLOGI JAYAPURA

2013
KATA PENGANTAR

            Puji syukur kami panjatkan atas kehadiran TUHAN Yang Maha Esa, berkat rahmat dan
karunia_Nya , saya dapat menyelesaikan makalah ”Trichophyton” dengan baik sesuai dengan
waktu yang ditentukan.
             Makalah ini dibuat berdasarkan pengumpulan data dari berbagai media, yang
mendukung keabsahan makalah trichophyton ini. Dan saya juga mengucapkan terimah kasih
kepada dosen pembimbing yang telah memberikan bimbingan kepada saya sehingga bisa
menyelesaikan dan kelancaran dalam pembuatan makalah ini.
            Adapun maksud dari penulisan makalah ini adalah sebagai tugas mata kuliah Mikologi
yang diberikan oleh dosen  pembimbing,serta sebagai sarana dalam menambah pengetahuan saya
tentangtrichopyton.
            Dalam penulisan makalah ini saya menyadari bahwa masih banyak kekurangan, untuk itu
kritik dan saran yang sifatnya membangun dari pembaca,sangat diperlukan demi kesempurnaan
makalah saya. Besar harapan saya,makalah ini bermanfaat bagi kita semua.
BAB I

PENDAHULUAN

A. Trichophyton rubrum

Jamur sangat erat hubungannya dengan manusia. Jamur bisa hidup dan tumbuh di mana

saja,baik di udara, tanah, air, pakaian, bahkan di tubuh manusia sendiri. Indonesia sebagai negara

tropis menjadi lahan subur tumbuhnya jamur khususnya jamur Trichophyton rubrum. Oleh sebab

itu, penyakit- penyakit akibat jamur ini seringkali menjangkiti masyarakat. Kita dapat mencegah

infeksi jamur dengan selalu memperhatikan kebersihan diri dan menjaga kekebalan tubuh,

(Anonim, 2007).

Ada lebih dari 50.000 spesies jamur, kebanyakan menguntungkan bagi umat manusia. Dan

jamur tidak dapat dipisahkan dari manusia. Jamur dapat tumbuh di tubuh kita sendiri.

Sebenarnya ia bisa hidup dan tumbuh di mana saja seperti udara, air, tanah, pakaian, almari,

kuku, tangan dan tempat-tempat lain. Indonesia sebagai negara tropis menjadi lahan subur

tumbuhnya jamur khususnya jamur Trichophyton rubrum. Trichophyton rubrum adalah salah

satu spesies jamur yang menyebabkan banyak penyakit. Penyakit-penyakit akibat jamur ini

seringkali menjangkiti masyarakat. Infeksii jamur disebut mikosis. Trichophyton rubrum

menyerang jaringan kulit dan menyebabkan beberapa infeksi kulit antara lain :

• Tinea pedis, orang Jawa menyebutnya ”rangen” yang berlokasi diantara jari- jari dan dapat jadi

infeksi kronis. Awalnya rasa gatal diantara jari, kemudian vesikel kecil pecah mengeluarkan

cairan encer. Kulit di sela-sela jari maserasi dan mengelupas, nampak pecah-pecah. kala
infeksi jadi kronis, pengelupasan dan pecah-pecah pada kulit jadi manifestasi yang mendasar,

disertai nyeri dan pruritus. Infeksi ini banyak dialami oleh orang yang kerap memakai sepatu

• Tinea corporis, lesinya berlokasi di kulit tipis yang tidak berambut. seperti bercak sirkuler

dengan tepi merah, melebar, bervesikel dan pusat bersisik, menimbulkan rasa gatal.

• Tinea cruris biasanya infeksi ini pada laki-laki dan tampak sebagai lesi kering yang gatal dan

sering dimulai pada scrotum dan menyebar ke selangkangan. Infeksi ini juga menyebabkan

rasa gatal

• Tinea unguium yang berlokasi di kuku tangan mapun kaki. Selain itu dapat juga menyebabkan

kurap pada badan. Bila kurap di badan tertumpu pada sebelah badan saja dikatakan asimetri,

(Jawets dan adelberg, 1986).

B. Tujuan

1. Untuk mengetahui penyebab terjadinya jamur pada manusia.

2. Untuk mengetahui infeksi yang di timbulkan oleh jamur.

3. Untuk mengetahui bagamana cara mengetatui pencegahan dan pengobata.


BAB II

PEMBAHASAN

Trichophyton rubrum adalah jamur yang paling umum menjadi menyebabkan infeksi

jamur kronis pada kulit dan kuku manusia. Oleh sebab itu, penyakit- penyakit akibat jamur ini

seringkali menjangkiti masyarakat. Trichophyton rubrum menyerang jaringan kulit dan

menyebabkan beberapa infeksi kulit antara lain :Tinea pedis yang berlokasi diantara jari- jari

kaki, infeksi ini banyak terdapat pada orang yang kerap memakai sepatu, (orang Jawa

menyebutnya ”rangen”), Tinea cruris yang berlokasi di lipatan paha, Tinea barbae yang berlokasi

di rambut janggut, dan Tinea unguium yang berlokasi di kuku tangan mapun kaki. Taksonomi

dari Trichophyton rubrum adalah sebagai berikut :

Kingdom :Fungi

Phylum : Ascomycota

Class : Euascomycetes

Order : Onygenales

Family : Arthrodermataceae

Genus : Trichophyton

Species : Trichophyton rubrum


Pertumbuhan koloninya dari lambat hingga bisa menjadi cepat. Teksturnya yang lunak,

dari depan warnanya putih kekuning-kuningan (agak terang) atau bisa juga merah violet. Kalau

dilihat dari belakang tampak pucat, kekuning-kuningan, coklat, atau cokelat kemerahan.

Meskipun trichophyton rubrum merupakan jamur yang paling umum terdeteksi menjadi

dermatophytes (jamur parasit – mycosis – yang menginfeksi kulit) dan menyebabkan infeksi

jamur kuku tangan, ada juga jenis jamur yang lain yang menjadi sebab infeksi serupa, contohnya

Tricophytum (T) mentagrophytes, T. verrucosum, dan T. Tonsurans,(jawetz,2005).

Pada jamur ini, mikrokonidia adalah bentuk spora yang paling banyak. Mikrokonidia

berdinding halus, berbentuk tetesan air mata sepanjang sisi- sisi hifa, pada beberapa strain

terdapat banyak mikrokonidia bentuk ini. Koloni sering menghasilkan warna merah pada sisi

yang sebaliknya. Beberapa strain dari T. rubrum telah dibedakan yaitu : T. rubrum berbulu halus

dan T. rubrum tipe granuler. T. rubrum berbulu halus mempunyai karakteristik yaitu produksi

mikrokonidia yang jumlahnya sedikit, halus, tipis, kecil, dan tidak mempunyai makrokonidia.

Sedangkan karakteristik T. rubrum tipe granuler yaitu produksi mikrokonidia dan makrokonidia

yang jumlahnya sangat banyak. Mikrokonidia berbentuk clavate dan pyriform, makrokonidia

berdinding tipis, dan berbentuk seperti cerutu. T. rubrum berbulu halus adalah strain jamur yang

paling banyak menginfeksi manusia. Strain ini dapat menyebabkan infeksi kronis pada kulit.

Sedangkan T. rubrum tipe granuler menyebabkan penyakit Tinea corporis,(Ellis,2007).


Identifikasi jamur terhadap infeksi jenis T. rubrum sulit karena banyak anggota genus

yang bereaksi mirip pada saat dikenai tes reagen.unit mikologi di rumah sakit, perempuan dan

anak- anak menggunakan sebuah skema identifikasi dermatophyte, dibuat oleh Gerraldine

Kaminski. Skema ini menggunakan 6 macam media untuk membantu mengidentifikasi dan

membedakan berbagai jenis spesies dan strain Trichophyton. Media dalam skema ini adalah

Littman Oxgall agar, Lactritmel agar, Sabouraud agar dengan 5% NaCl, 1% Peptone agar,

Trichophyton agar No 1, dan hidrolisis urea. Faktor- faktor pencetus infeksi jamur antara lain :

lembab dan panas dari lingkungan, friksi atau truma minor, misalnya gesekan pada paha orang

gemuk, keseimbangan flora normal tubuh terganggu karena pemakaian antibiotic atau hormonal

dalam jangka panjang, penyakit tertentu misalnya HIV/ AIDS dan diabetes, kehamilan dan

menstruasi (kedua kondisi ini terjadi karena ketidakseimbangan hormon dalam

tubuh sehingga rentan terhadap jamur).

 Penularan

Dermatophytes ditularkan melalui kontak langsung dengan kulit/kuku manusia atau

hewan yang terinfeksi. Inilah yang menyebabkan jamur ini tergolong sebagai IMS karena bisa

ditularkan melalui ‘sentuhan, usapan, dan rabaan’ dari kulit yang mungkin terinfeksi. Bisa juga
akibat kontak kulit atau rambut kita dengan benda yang dihinggapi jamur ini seperti pakaian,

sisir, sikat rambut, kursi bioskop, topi, furniture, seprai, selimut, handuk, dan lain sebagainya.

Tergantung pada jenis organisme jamur yang ada di sekitar kita. Kerentanan terkena infeksi

terjadi apabila ada cedera pada kulit seperti luka tergores, luka bakar, maupun suhu dan

kelembaban yang berlebihan.

 Infeksi yang ditimbulkan meliputi:

1. Kurap (infeksi fungal pada kulit manusia dan hewan (sapi dan domba) dikenal juga dengan

istilah dermatophytosis.

2. infeksi jamur kronis (infeksi fungal pada kulit manusia yang menyebabkan sisik, flake, dan

gatal pada daerah yang terinfeksi) dikenal juga dengan istilah Tinea pedis.

Penyakit infeksi jamur kronis

3. Tinea cruris (infeksi fungal pada daerah kunci (lipatan) paha), yang lebih sering terlihat pada

laki-laki.

4.folikulitis jamur (peradangan kulit pada daerah berambut) pada daerah berambut di atas kepala

dikenal juga dengan nama Tinea capitis


5. folikulitis jamur pada daerah janggut dikenal sebagai Tinea barbae

6. folikulitis jamur pada kaki dan betis dikenal sebagai Majocchi granuloma, ini sering terjadi

pada wanita yang mencukur kaki mereka.

7. Onychomycosis (infeksi fungal pada kuku) yang menyebabkan kuku tumbuh tidak normal.

 Pencegahan

Agar terhindar dari infeksi jamur adalah selalu memperhatikan kebersihan diri dan

menjaga kekebalan tubuh. Sedangkan pengobatan terdiri dari pembuangan tuntas struktur

epitel yang terinfeksi dan mati serta pemberian zat kimia antijamur secara topikal. Antijamur

yang digunakan disesuaikan dengan jenis jamur yang menginfeksinya dan lamanya

pengobatan tergantung pada tingkat infeksi yang terjadi. Pada serangan yang luas, pemberian

griseofulvin secara oral selama 1-4 minggu sangat bermanfaat. Infeksi kulit memerlukan

pengobatan griseofulvin berbulan- bulan dan kadang- kadang dilakukan pembedahan

pembuangan kuku

 Pengobatan

Untuk pembaca umum, Griseofulvin adalah antibiotik yang bersifat fungistatik.

jangan coba beli obat sendiri tanpa resep dokter karena bisa membuat kuman resisten (kebal)

terhadap obat. Harap ditanyakan pada dokter/medis yang berkompeten.


BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Jamur sangat erat hubungannya dengan manusia. Jamur bisa hidup dan tumbuh di

mana saja,baik di udara, tanah, air, pakaian, bahkan di tubuh manusia sendiri. Indonesia

sebagai negara tropis menjadi lahan subur tumbuhnya jamur khususnya jamur

Trichophyton rubrum. Trichophyton rubrum adalah jamur yang paling umum menjadi

menyebabkan infeksi jamur kronis pada kulit dan kuku manusia. Pada jamur ini,

mikrokonidia adalah bentuk spora yang paling banyak. Mikrokonidia berdinding halus,

berbentuk tetesan air mata sepanjang sisi- sisi hifa, pada beberapa strain terdapat banyak

mikrokonidia bentuk ini.

B. Saran

Agar terhindar dari infeksi jamur adalah selalu memperhatikan kebersihan diri

dan menjaga kekebalan tubuh.menjaga kebersihan kaki agar tidak lembab sehingga jamur

tidak dapat tumbuh, jadi cuci kaki dengan bersih dan menjaga kulit dengan baik.
DAFTAR PUSTAKA

Anonim, 2007, Menggempur Jamur Sampai Kabur, http://www.intisari-

online.com., 8 April2008

Anonim, 2007, Trichophyton sp, http://www.doctorfungus.org., diakses

tanggal 8 Aprill 2008 Ellis, D., 2007, Trychophyton rubrum,

http://www.mycology.adelaide.edu.au., diakses tanggal 8 April 2008

Jawetz, E dan E.A Adelberg, 1986, Mikrobiologi Untuk Profesi Kesehatan

(Review of Medical Microbiology) Edisi 16, Penerbit Buku Kedokteran

EGC, Jakarta

Jawetz, 2005, Mikrobiologi Kedokteran, 44, 45, Salemba Medika, Jakarta

Ayu Asmoro Ningrum 078114008 Mei 2008

Anda mungkin juga menyukai