Anda di halaman 1dari 1

Aflatoksin

 Latar Belakang:
Pada tahun 1960, di Inggris hanya dalam waktu beberapa bulan, lebih dari 100.000
kalkun mati karena penyakit yang belum dikenal dan disebut ”penyakit kalkun X”. Penelitian-
penelitian segera dilakukan. Tak lama kemudian, ditemukan bahwa kalkun-kalkun itu mati
karena memakan bungkil kacang tanah yang telah tercemari kapang (jamur) Aspergillus flavus
yang menghasilkan racun yang disebut aflatoksin.
Saat itu, aflatoksin bisa menyebabkan penyakit dan bahkan kematian pada manusia
serta hewan mamalia. Tak hanya kapang A. flavus, kapang lain seperti A. parasiticus dan A.
nomius juga dapat memproduksi racun aflatoksin.
Aflatoksin flavus merupakan kapang yang bisa muncul di tanah, tumbuhan yang
membusuk, biji-bijian yang mengalami kerusakan mikrobiologis, dan dapat menyerang berbagai
jenis substrat organik.
Keberadaan aflatoksin dipengaruhi cuaca seperti suhu dan kelembapan, sehingga
tingkat kontaminasinya bervariasi tergantung lokasi geografis, cara bertani, budidaya, dan
kerentanan komoditi. Indonesia yang beriklim tropis-basah memberi peluang besar bagi
tumbuhnya berbagai jenis kapang pada komoditi pertanian, termasuk A. flavus penghasil racun
aflatoksin.
Iklim tropis mengakibatkan komoditas pangan di Indonesia rentan terhadap kontaminasi
kapang dan toksin. Aflatoksin dapat mencemari kacang tanah, jagung, dan hasil olahannya, serta
pakan ternak. Hewan ternak yang mengonsumsi pakan tercemar aflatoksin akan meninggalkan
residu aflatoksin dan metabolitnya pada produk ternak seperti daging, telur, dan susu.
Aflatoksin dapat mengakibatkan penyakit dalam jangka pendek (akut), maupun jangka
panjang (kronis). Namun, keracunan akut jarang terjadi sehingga tingkat kewaspadaan
masyarakat terhadap pencemaran aflatoksin pada pangan dan pakan relatif rendah.

 Penyabab:
Istilah “Aflatoksin” sendiri diambil dari singkatan Aspergillus flavus yang merupakan
penghasil utama racun tersebut. Aspergillus flavus termasuk jamur berdivisi ascomycotina.
Aflatoksin bersifat beracun dan bersifat karsinogenik (penyebab kanker hati). Racun tersebut
biasanya terdapat pada biji-bijian seperti jagung, kacang tanah, cotton seed.

 Penanganan:
Tidak ada antidot khusus untuk aflatoxin. Pengobatan supportive dan penghilang
symptom adalah tindakan yang bisa dilakukan seperti : infus dengan dextrose, vitamin K, B, dan
diet untuk penyakit hati.

Sumber:

http://www.kesehatankerja.com/Aflatoxin%20dan%20kesehatan.html

https://mulyadiveterinary.wordpress.com/2011/05/21/85/

Anda mungkin juga menyukai