KUPANG
2019
BAB I
PENDAHULUAN
Kontaminasi mikotoksin pada bahan pangan atau pakan yang sangat sulit
dihindari karena kondisi iklim di indonesia yang sangat mendukung pertumbuhan
kapang toksigenik. Hal ini seringkali menimbulkan masalah karena selain
merusak nilai nutrisi bahan terkontaminasi juga dapat menghasilkan mikotoksin
yang berbahaya bagi kesehatan. Selain itu adanya mikotoksin pada bahan pangan
atau pakan sangat besar dampaknya terhadap perekonomian dan perdagangna
dunia. Karena mikotoksin merupakan salah satu kriteria dalam penentuan standar
mutu komoditas eskpor. Penyakit yang disebabkan oleh pemaparan mikotoksin
disebut mikotoksikosis.
PEMBAHASAN
1.1 Mikotoksin
Mikotoksin adalah produk alami berbobot molekul rendah (yaitu molekul kecil)
yang diproduksi sebagai metabolit sekunder oleh jamur berfilamen. Metabolit-
metabolit ini merupakan kumpulan toksogenik dan kimiawi yang dikelompokkan
bersama karena anggotanya dapat menyebabkan penyakit dan kematian pada manusia
dan vertebrata lainnya. Mycotoxins adalah kelompok yang secara struktural beragam
dari sebagian besar senyawa dengan berat molekul kecil, yang diproduksi terutama
oleh metabolisme sekunder dari beberapa jamur berfilamen, atau cetakan, yang
dalam kondisi suhu dan kelembaban yang sesuai,dan dapat berkembang pada berbagai
makanan dan pakan, menyebabkan risiko serius bagi kesehatan manusia dan hewan.
Faktor-faktor yang berkontribusi terhadap keberadaan atau produksi mikotoksin
dalam makanan atau pakan termasuk penyimpanan, lingkungan, dan kondisi
ekologis. Sering kali sebagian besar faktor berada diluar kendali manusia (Hussein
dan Brasel,2001). Makanan manusia dapat terkontaminasi dengan mikotoksin pada
berbagai tahapan dalam rantai makanan (Bennett dan Klich, 2003) dan genera
terpenting dari jamur mikotoksigenik adalah Aspergillus Alternaria, Claviceps,
Fusarium, Penicillium dan Stachybotrys.
Walaupun semua mikotoksin berasal dari jamur, tidak semua senyawa beracun
yang diproduksi oleh jamur disebut mikotoksin.Target dan konsentras metabolit
keduanya penting. Produk jamur yang terutama beracun bagi bakteri (seperti
penisilin)biasanya disebut antibiotik. Produk jamur yang beracun bagi tanaman
disebut fitotoksin oleh ahli patologi tanaman. Mikotoksin dibuat oleh jamur dan
beracun bagi vertebrata dan kelompok hewan lainnya dalam konsentrasi rendah.
Metabolit jamur dengan berat molekul rendah seperti etanol yang beracun hanya
dalam konsentrasi tinggi tidak dianggap mikotoksin (Bennett, 1987).
Jenis-jenis mikotoksin
Terdapat enam jenis mikotoksin utama yang sering merugikan manusia dan hewan
yaitu aflatoksin, miniloformin, fumonisin, ochratoxin, trichothecene, dan zearalenone.
Tabel 1. Jenis Mikotoksin, sumber dan bahaya yang sering terkontaminasi
Mikotoksin Jamur yang Bahan yang sering
memproduksi terkontaminasi
Aflatoksin Aspergillus flavus Jagung, biji kapok, kacang,
Aspergillus parasiticus kedelai
Moniliformin F. Proliferatum
Fumonisin Fusarium verticilloides jagung
Fusarium graminearum
Ochratoksin Aspergillus ochraceus Gandum, barley,oats, jagung,
Aspergillus nigri dll
Penicillium verrucosum
Trichothecenes Fusarium graminiearum Jagung, gandum, barley
Fusarium culmorum
Zearalenone Fusarium graminearum Jagung, gandum, barley,
rumput
a. Aflatokxin
b. Ochratoksin
c. Fumonisins
Toksin jenis ini stabil dan tahan pada berbagai proses pengolahan jagung
sehingga dapat menyebabkan penyebaran toksin pada dedak, kecambah, dan
tepung jagung. Konsentrasi fumonisin dapat menurun dalam proses pembuatan
pati jagung dengan penggilingan basah karena senyawa ini bersifat larut air.
d. Trichothecenes
Trichothecene mycotoxins (TCT) terdiri dari kelompok besar lebih dari 100
metabolit jamur dengan struktur dasar yang sama. Beberapa genera jamur mampu
menghasilkan TCT. Namun kebanyakan dari mereka telah diisolasi dari
Fusarium spp, Stachybotrys, Myrothecium, Trichodemza, dan Cephalosporium.
e. Zearalenone
f. Moniliformin
1.2 Mikotoksikosis
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Benford, D.,, Boyle, C., Dekant, W., Fuchs, E., Gaylor, D.W., Hard, G., McGregory,
D.B., Pitt, J.I., Plestina, R., Shephard G., Solfrizzo, M., Verger, P.J.P., Walker,
R., 2001. Ochratoxin A Safety Evaluation of Certain Mycotoxins in Food. WHO
Food additives Series 47. FAO Food and Nutrition Paper, vol. 74. WHO Geneva,
Switzerland, pp. 281-415.
Hussein, H.S., Brasel, J.M., 2001. Toxicity, metabolism, and impact of mycotoxins on
humans and animals. Toxicology 167, 101–134.
Leeson, S., Dias, G.J., Summers, J.D., 1995. Tricothecenes. In: Poultry Metabolic
Disorders. Guelph, Ontario, Canada, pp. 190-26.
Paterson, S.W., Ito, Y., Horn, B.W., Goto, T., 2001. Aspergillus bombycis, a new
aflatoxigenic species and genetic variation in its sibling species, A. nomius.
Mycologia 93;689-703.