Anda di halaman 1dari 9

Eunice siciliensis

Nyale merupakan cacing laut yang khas, khususnya di Pulau Lombok. Cacing laut
jenis Eunice siciliensis ini muncul 5 hari setelah bulan purnama dimana pada saat itu
merupakan musim kawin dari cacing-cacing laut tersebut. Eunice siciliensis masuk dalam
kelas Polychaeta. Bagian tubuh nyale (epitoke) cacing jenis jantan berwarna coklat dan
cacing jenis betina berwarna hijau nantinya akan naik ke permukaan air sehingga
memungkinkan gerakan spiral dari cacing-cacing tersebut. Gerakan ini nanti akhirnya
membuat tubuh cacing tersebut putus sehingga sperma dan sel telur akan keluar dan bertemu
membentuk zigot (Jekti et al. 1993)
Invertebrata laut memiliki senyawa kimia (chemical defense) yang berfungsi sebagai
alat pertahanan diri dari serangan predator, mencegah infeksi bakteri, membantu proses
reproduksi dan mencegah sengatan sinar ultraviolet (Harper et al. 2001).
Hasil penelitian Jekti et al. (2008) ekstrak nyale atau cacing Eunice siciliensis ini
mempunyai daya hambat terhadap kuman patogen manusia, yaitu Pseudomonas aeroginosa,
Escherichia coli, Klebsiella sp, Streptococcus epidermidis, Streptococcus aureus, dan
Streptococcus pneumoniae. Miller et al. (1958) dalam penelitiannya membandingkan
kandungan nutrisi antara Eunice siciliensis dan daging sapi lalu diperoleh hasil sebagai
berikut :

Propionibacter acne

Propionibacter acne termasuk dalam kelompok bakteri Corynebacteria. Bakteri ini
termasuk flora normal kulit. Propionibacterium acne berperan pada patogenesis jerawat
dengan menghasilkan lipase yang memecah asam lemak bebas dari lipid kulit. Asam lemak
ini dapat mengakibatkan inflamasi jaringan ketika berhubungan dengan sistem imun dan
mendukung terjadinya akne.
Propionibacter acne termasuk bakteri yang tumbuh relatif lambat. Bakteri ini tipikal
bakteri anaerob gram positif yang toleran terhadap udara. Genome dari bakteri ini telah
dirangkai dan sebuah penelitian menunjukkan beberapa gen yang dapat menghasilkan enzim
untuk meluruhkan kulit dan protein, yang mungkin immunogenic (mengaktifkan sistem
kekebalan tubuh).
Ciri-ciri dari bakteri Propionibacter acne adalah berbentuk batang dan dapat dilihat
dengan pewarnaan gram positif. Bentuk dari bakteri ini bermacam-macam, dapat berbentuk
filamen bercabang atau campuran antara bentuk batang/filamen dengan bentuk kokus (Brook,
G.F., 2005).

Staphylococcus epidermidis

Staphylococcus epidermidis hidup dipermukaan kulit dan membran mukosa saluran
nafas, serta saluran cerna manusia maupun hewan sebagai flora normal (Brooks, 2007).
I dentifikasi dan Morfologi
Menurut Brooks (2007), Staphylococcus epidermidis merupakan bakteri gram positif,
berbentuk kokus, dan berdiameter sekitar 1 m. Staphylococcus epidermidis termasuk ke
dalam ordo Bacillales berdasarkan data National Center for Biotechnology Information
(NCBI) tahun 2013.
Manifestasi Klinis
Staphylococcus epidermidis jarang menyebabkan supurasi tetapi dapat menginfeksi
protese ortopedik atau kardiovaskuler, atau menyebabkan penyakit pada orang dengan fungsi
imun yang terganggu. Infeksi Staphylococcus epidermidis sulit disembuhkan karena
organisme ini terdapat di alat protesis, tempat bakteri dapat memperbanyak diri di dalam
biofilm. Staphylococcus epidermidis lebih resistan terhadap obat antimikroba daripada
Staphylococcus aureus.

Staphylococcus aureus

Staphylococcus aureus ditemukan dalam hidung pada 20 50 % manusia (Brooks,
2007). Kemampuan patogenik Staphylococcus aureus tertentu merupakan gabungan efek
faktor ekstraseluler dan toksin serta sifat invasif strain tersebut.
I dentifikasi dan Morfologi
Staphylococcus aureus merupakan bakteri gram positif, berbentuk kokus, berdiameter
sekitar 1 m serta tersusun dalam koloni (Brooks, 2007). Staphylococcus aureus termasuk ke
dalam filum Firmicutes (National Center for Biotechnology Information, 2013).
Manifestasi Klinis
Supurasi fokal (abses) merupakan ciri khas infeksi Staphylococcus. Staphylococcus
dengan daya invasif yang rendah dapat menyebabkan berbagai infeksi kulit, seperti jerawat,
pioderma, atau impetigo (Brooks, 2007). Pada keadaan infeksi biasanya terjadi reaksi radang
yang berlangsung hebat, terlokalisasi, dan nyeri, yang membentuk supurasi sentral dan pus.
Dinding fibrin dan sel di inti abses cenderung mencegah penyebaran organisme dan
sebaiknya tidak dirusak dengan manipulasi atau trauma.
Krim
Krim adalah sediaan setengah padat, berupa emulsi yang mengandung air tidak kurang
dari 60% dan dimaksudkan untuk pemakaian luar. Sifat umum sediaan krim ialah mampu
melekat pada permukaan tempat pemakaian dalam waktu yang cukup lama sebelum sediaan
ini dicuci atau dihilangkan (Anwar, 2012).
1. TARGET LUARAN
Luaran dari penelitian dengan judul ES CREAM (Eunice siciliensis Cream as Acne
Solution) : Formulasi Krim Cacing Eunice siciliensis Lombok (Eunice siciliensis)
dengan dosis tertentu dapat sebagai Antibakteri Penyebab Jerawat (Propionibacterium
acne, Staphylococcus epidermidis dan Staphylococcus aureus) ini diuraikan sebagai
berikut.
1) Ekstraksi sampel Eunice siciliensis jantan dan betina
2) Biakan murni bakteri penyebab jerawat (Propionibacterium acne,
Staphylococcus epidermidis dan Staphylococcus aureus)
3) Pengaruh tingkat konsentrasi ekstrak Eunice siciliensis yang efektif
terhadap zona hambat pada biakan bakteri penyebab jerawat
(Propionibacterium acne, Staphylococcus epidermidis dan Staphylococcus
aureus)
4) Cream sebagai produk terapi alternatif untuk mengatasi jerawat
2. METODE
1) Ekstraksi sampel Eunice siciliensis
Untuk ekstraksi kami menggunakan beberapa macam pelarut :
A. Ekstraksi sampel Eunice siciliensis dengan Ethanol
Eunice siciliensis yang sudah disimpan di freezer di rendam air hangat
untuk mempermudah pembuatan ekstrak
Eunice siciliensis kemudian dihaluskan menggunakan mortal dan alu.
Jenis jantan berwarna coklat-kekuningan, jenis betina berwarna hijau.
Masing-masing diperlakukan di media yang berbeda
Eunice siciliensis yang sudah dihaluskan diambil dengan
menggunakan mikropipet sebanyak 5 ml, dimasukan ke dalam tabung
Kemudian dicampur dengan ethanol dengan menggunakan mikropipet
sebanyak 5 ml, sehingga didapatkan perbandingan 1:1
Kemudian tabung dikocok, agar ethanol dan Eunice siciliensis yang
sudah dihaluskan tercampur hingga rata
Kemudian tabung didiamkan selama 24 jam, untuk mendapatkan hasil
ekstrak.
B. Ekstraksi sampel Eunice siciliensis dengan Methanol
Eunice siciliensis yang sudah disimpan di freezer di rendam air hangat
untuk mempermudah pembuatan ekstrak
Eunice siciliensis kemudian dihaluskan menggunakan mortal dan alu.
Jenis jantan berwarna coklat-kekuningan, jenis betina berwarna hijau.
Masing-masing diperlakukan di media yang berbeda
Eunice siciliensis yang sudah dihaluskan diambil dengan
menggunakan mikropipet sebanyak 5 ml, dimasukan ke dalam tabung
Kemudian dicampur dengan ethanol dengan menggunakan mikropipet
sebanyak 5 ml, sehingga didapatkan perbandingan 1:1
Kemudian tabung dikocok, agar methanol dan Eunice siciliensis yang
sudah dihaluskan tercampur hingga rata
Kemudian tabung didiamkan selama 24 jam, untuk mendapatkan hasil
ekstrak.
C. Ekstraksi sampel Eunice siciliensis Etil Asetat
Spesimen kering 10 gr ditumbuk halus dalam mortar dan dimasukkan
ke dalam labu Erlenmeyer.
Selanjutnya ditambahkan 200 ml etil asetat dan dikocok selama 5
menit.
kemudian labu ditutup dengan aluminium foil dan disimpan dalam
kulkas selama 10-12 jam.
Cairan kuning jernih yang terbentuk diambil, secara hati-hati dan
dipekatkan dengan rotary evaporator sehingga volumenya tinggal 4
5 ml.

2) Biakan murni bakteri penyebab jerawat (Propionibacterium acne,
Staphylococcus epidermidis dan Staphylococcus aureus)
Tahapan :
a. Sampel Jerawat
Alat :
Media penyimpanan sampel, handscoon, jarum spuit, lampu
spiritus, cotton bad, kertas label, gunting, kantong plastik
Bahan :
Mupirocin 20 mg
Langkah Kerja :
1. Sampel jerawat diambil secara simple random
sampling. Kami mengambil jerawat dari 10 orang yang telah
bersedia menjadi probandus. Kriteria jerawat yang kami
jadikan sampel adalah jerawat yang mengandung pus (cairan
berwarna putih-kekuningan)
2. Pengambilan jerawat dilakukan oleh dokter ahli.
Jerawat ditusuk dengan jarum spuit dan pus diambil dengan
menggunakan cotton bad. Kemudian cotton bad dimasukkan ke
dalam media sampel yang sudah disediakan. Lalu, dioleskan
muporicin 20 mg ke lokasi jerawat yang sudah dilakukan
perlakuan untuk mencegah infeksi
3. Sampel di bawa ke laboratorium untuk dilakukan
biakan murni dan pengidentifikasian jenis kuman yang ada
(disini kami fokus untuk melihat bakteri yang tumbuh)
b. Sebagai pembanding kami juga membeli bakteri dari Dinas Kesehatan
Balai Laboratorium Kesehatan Masyarakat Pulau Lombok. Bakteri
yang tersedia yaitu Staphylococcus epidermidis dan Staphylococcus
aureus
3) Pengaruh tingkat konsentrasi ekstrak Eunice siciliensis yang efektif
terhadap zona hambat pada biakan bakteri penyebab jerawat
(Propionibacterium acne, Staphylococcus epidermidis dan Staphylococcus
aureus)
a. Pengujian terhadap bakteri hasil biakan murni
Hasil identifikasi jenis bakteri yang tumbuh di biakan tersebut adalah
Staphylococcus aureus
b. Pengujian terhadap bakteri Staphylococcus epidermidis dan
Staphylococcus aureus
Alat
1. Cawan Petri dan Agar
2. Mikropipet
3. Cotton swab
Bahan
1. Ekstrak Eunice siciliensis jantan dan betina
2. Biakan Bakteri (Staphylococcus aureus, Streptococcus
epidermidis dan Kuman Klinik (belum teridentifikasi).
Langkah Kerja :
1. Mempersiapkan 3 cawan dan menandai setiap cawan untuk
Staphylococcus aureus, Streptococcus epidermidis dan Kuman
Klinik (belum teridentifikasi).
2. Melubangi agar dengan diameter +/- 0,5 cm, sebanyak 4
lubang.
3. Menggoreskan biakan bakteri di seluruh lapang permukaan
agar.
4. Menandai keempat lubang ditandai dengan 0 mikroliter; 25
mikroliter; 50 mikroliter; 75 mikroliter (sesuai dengan volume
yang divariasikan)
5. Mengambil ekstrak Eunice siciliensis dengan Mikropipet sesuai
dengan ukuran yang sudah ditandai, selanjutnya diletakan pada
lubang yang sudah dibuat.
6. Menutup dan meletakan cawan yang sudah diberikan perlakuan
ke dalam incubator, disimpan dalam suhu 36,5 C (sesuai
dengan suhu badan) selama 24 jam.
c. Hasil Pengamatan
1. Ekstraksi Eunice siciliensis dengan Ethanol
Bakteri
Eunice siciliensis betina
Vol. 0 l Vol. 25 l Vol. 50 l Vol. 75 l
Sediaan KK (S. aureus) (-) (-) (-) (-)
Sediaan S. Aureus (-) (-) (-) (-)
Sediaan S. Epidermidis (-) (-) (-) (-)

Bakteri
Eunice siciliensis jantan
Vol. 0 l Vol. 25 l Vol. 50 l Vol. 75 l
Sediaan KK (S. Aureus) (-) (-) (-) (+++)
Sediaan S. Aureus (-) (-) (-) (+)
Sediaan S. Epidermidis (-) (-) (-) (++)
2. Ekstraksi Eunice siciliensis dengan Methanol
Bakteri
Eunice siciliensis jantan
Vol. 0 l Vol. 25 l Vol. 50 l Vol. 75 l
Sediaan KK (S. Aureus) (-) (-) (-) (-)
Sediaan S. Aureus (-) (-) (-) (-)
Sediaan S. Epidermidis (-) (-) (-) (-)

3. Ekstraksi Eunice siciliensis dengan Etil Asetat

Bakteri
Eunice siciliensis jantan
Vol. 0 l Vol. 25 l Vol. 50 l Vol. 75 l
Sediaan KK (S. Aureus) (-) (-) (-) (-)
Sediaan S. Aureus (-) (-) (-) (-)
Sediaan S. Epidermidis (-) (-) (-) (-)
Keterangan :
(-) : Tidak ada hambatan
(+) : 0 1 mm
(++) : 1 2 mm
(+++) : 2 3 mm
4) Formulasi Krim Cacing Nyale Lombok (Eunice siciliensis)
Alat dan bahan :
Alat :
Alat gelas
Batang pengaduk
Kapas
Wadah krim
pH meter
kertas saring
timbangan analitik
Bahan
Ekstrak Eunice siciliensis 75%
Basis krim
Langkah kerja :
1. Ekstrak Eunice siciliensis dicampurkan kedalam basis krim sedikit demi
sedikit
2. Aduk dengan rata hingga homogen

Pengujian Sediaan Krim
1. Uji organoleptik
Diamati bentuk krim, warna dan bau krim. Ini dilakukan untuk
mengetahui krim yang dibuat sesuai dengan warna dan bau ekstrak
yang digunakan.
2. Uji pH
Ditimbang sebanyak 1 gram krim Eunice siciliensis yang sudah
homogen dan diencerkan dengan 10 ml aquades. Kemudian gunakan
pH-meter yang bagian sensornya dan dibaca pH pada bagian monitor.

Hasil Pengujian Krim
1. Uji organ organoleptik
Uji organoleptis dimaksudkan untuk melihat tampilan fisik suatu sediaan
yang meliputi bentuk, warna dan bau. Berdasarkan hasil yang didapat
bentuk sediaan yang didapat berupa setengah padat, warna putih kuning
kecoklatan sesuai warna Nyale jenis jantan dan bau yang dihasilkan adalah
khas Nyale.
2. Uji pH
Bertujuan mengetahui keamanan sediaan krim saat digunakan sehingga
tidak mengiritasi kulit. Hasil pH krim ekstrak daun lamun tipe A/m yang
didapat berkisar antara 6-6,2. Perbedaan nilai pH tidak terlalu berpengaruh
selama masih pada batas 4,5- 6,5(Tranggono dan latifah,2007).
FAQ :
1. Apa beda productmu dg product yg beredar di pasaran ?
a. Alami menggunakan cacing Nyale khas Lombok
b. Unik cacing ini hanya ada 1 tahun sekali dan selama ini hanya dimanfaatkan sbg salah
satu makanan favorit masyarakat blm ada yg mengembangkan ke bidang lain
c. Mempunyai daya hambat yang cukup efektif bagi jerawat yg mengandung bakteri S. Aures
(spesifik), jerawat itu bisa disebabkan oleh berbagai hal. Jd harus ada pemeriksaan dulu
terapi (terapi jerawat tidak bisa di sama ratakan setiap orang)
d. dapat mengembangkan suatu perusahaan lokal lapangan kerja baru di Lombok
meningkatkan kualitas SDM
e. Murah (yang penting pinter nawar haha)
2. Hambatan ?
a. Kesibukan kuliah di kampus
b. Cacing Nyale hanya setahun sekali jadikan tantangan
3. Usaha kedepan ?
Inget kita hanya sebatas UJI EKSPLORASI APAKAH ADA DAYA HAMBAT ? ADA, kita
belum ke arah pemasaran product
Harapannya ada yang mau bekerja sama agar product ini bisa di eksplor lebih lanjut
bermanfaat bagi masyarakat
4. Dosen :
dr. Dewi Suryani
dr. Dedianto Hidajat, Sp. KK
Siti Rohmatul Aini, S. Farm, M. Farm, Apt
Zainul Muttaqin

Anda mungkin juga menyukai