Anda di halaman 1dari 18

MAKALAH

AKTINOMIKOSIS

OLEH :

1. Adytia Sya’bani Ansory (P07134120052)

2. Agustina Widianingsih (P07134120053)

3. Zuriyatin Thoyibah (P07134120102)

PROGRAM STUDI DIV


JURUSAN TEKNIK LABORATOIUM MEDIK
POLTEKKES KEMENKES MATARAM
TA. 2022
KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah SWT, berkat ridho-Nya kami dapat menyelesaikan

tugas makalah yang berjudul "(AKTINOMIKOSIS)".

Dalam menyusun makalah ini, terdapat hambatan yang penulis alami,

namun berkat dukungan, dorongan dan semangat sehingga kami mampu

menyelesaikan makalah ini. Oleh karena itu kami tidak lupa pada kesempatan ini

mengaturkan terima kasih kepada bapak dosen. Kami menyadari bahwa terdapat

banyak kekurangan dalam makalah ini. Oleh karena itu kami mengharapkan kritik

dan saran yang membangun dari pembaca. Semoga makalah

"AKTINOMIKOSIS" ini bermanfaat bagi pembaca pada umumnya dan kami pada

khususnya.

Mataram, 23 November 2022


DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL...............................................................................................

KATA PENGANTAR ............................................................................................

DAFTAR ISI...........................................................................................................

BAB I PENDAHULUAN .......................................................................................

1.1. Latar Belakang ...........................................................................................

1.2. Rumusan Masalah ......................................................................................

1.3. Tujuan ........................................................................................................

BAB II PEMBAHASAN ........................................................................................

2.1. Definisi Penyakit Aktinomikosis ...............................................................

2.2. Jamur Penyebab Aktinomikosis .................................................................

2.3. Morfologi Jamur Penyebab Penyakit .........................................................

2.3.1. Klasifikasi Aktinomikosis .............................................................

2.3.2. Ciri-Ciri Aktinomikosis .................................................................

2.4. Gejala Penyakit Aktinomikosis ..................................................................

2.5. Gambar Penyakit Aktinomikosis ................................................................

2.6. Pencegahan dan pengobatan .......................................................................

2.6.1 Pencegahan .....................................................................................

2.6.2 Pengobatan......................................................................................

BAB III PENUTUP ................................................................................................

3.1. Kesimpulan ................................................................................................

3.2. Saran ..........................................................................................................

DAFTAR PUSTAKA .............................................................................................


BAB I

PENDAHULUAN

1.1.Latar Belakang

Jamur dapat didefinisikan sebagai organisme eukariotik yang mempunyai inti

dan organel. Jamur tersusun dari hifa yang merupakan benang benang sel tunggal

panjang, sedangkan kumpulan hifa disebut dengan miselium, Miselium

merupakan massa benang yang cukup besar dibentuk dan hifa yang saling

membelit pada saat jamur tumbuh. Jamur mudah dikenal dengan melihat warna

miscliumnya.

Jamur merupakan salah satu penyebab infeksi pada penyakit terutama di

negara-negara tropis. Penyakit kulit akibat jamur merupakan penyakit kulit yang

sering muncul di tengah masyarakat Indonesia. Iklim tropis dengan kelembaban

udam yang tinggi di Indonesia sangat mendukung pertumbuhan jamur.

Kulit adalah bagian luar yang perlu kita jaga dengan baik karena kulit

mempunyai fungsi yang sangat penting dalam menjalin kelangsungan hidup.

Fungsi kulit antara lain sebagai fungsi proteksi yaitu kulit berfungsi menjaga

bagian dalam tubuh terhadap gangguan fisik atau mekanis, kemudian kulit juga

mempunyai fungsi absorsi karena kulit yang sehat tidak mudah menyerap air,

larutan dan benda padat, tetapi cairan yang menguap lebih mudah diserap

begitujuga yang larut dalam lemak. Dan kulit mempunyai fungsi sebagai pengatur

suhu, ekresi, pembentukan pigmen, keratinisasi dan pembentuk vitamin D.


1.2. Rumusan Masalah

Adapun rumusan masalah pada pembuatan makalah ini adalah sebagai berikut:

1. Definisi dari penyakit Aktinomikosis

2. Apa saja jamur penyebab penyakit Aktinomikosis?

3. Bagaimana morfologi jamur dari penyakit Aktinomikosis?

4. Bagaimana gejela infeksi yang terjadi pada penyakit Aktinomikosis?

5. Contoh gambar kasus pada penyakit Aktinomikosis

6. Bagaimana pencegahan dan pengobatan penyakit aktinomikosis?

1.3. Tujuan Makalah

Adapun tujuan makalah pada pembuatan makalah ini adalah sebagai berikut:

1. Mampu memahami definisi penyakit aktinomikosis

2. Mengetahui jenis jamur penyebab penyakit

3. Mampu mengetahui morfologi jamur pada penyakit Aktinomikosis

4. Mampu mengetahui gejela infeksi dari penyaki Aktinomikosis

5. Memahami gambar kasus pada penyakit

6. Mampu mengetahui pecegahan dan pengobatan penyakit Aktinomikosis.


BAB II
PEMBAHASAN

2.1. Definisi Penyakit Aktinomikosis

Pada tahun 1877, Ahli Patologi Otto Bollinger menggambarkan keberadaan

Actinomyces bovis pada sapi, dan tak lama kemudian, James Israel menemukan

Actinomyces israelii pada manusia. Pada tahun 1890, Eugen Bostroem mengisolir

organisme penyebab penyakit dari budidaya gabah, rumput, dan tanah. Setelah

penemuan Bostroem ada kesalahpahaman secara umum bahwa aktinomikosis

adalah mikosis bahwa individu yang terkena yang mengunyah rumput atau jerami.

Aktinomikosis adalah suatu penyakit infeksi kronik, supuratif dan bergranul,

yang terutamadisebabkan oleh Actinomyces israelii Actinomyces spp. Merupakan

bakteri prokaryotik tingkattinggi yang merupakan family Actinomyceataceae.

Bakteri ini pertama kali ditemukan pada awal abad ke- 19 dan sering salah

diklasifikasikan sebagai fungi. Kata “ actinomycosis” berasal dari bahasa Yunani,

actino berarti gambaran radiasi yang terlihat dari granul sulfur dan mycos

menggambarkan suatu kondisi pada penyakit mikosis

Aktinomikosis men pakan infeksi subakut atau kronis yang jarang ditemukan

(perbandingan 1:300.000). Infeksi ini disebabkan oleh bakteri dari genus

Actinomyces sp. Yang pada keadaan normal menjadi mikrobiota pada daerah

orofaring, traktus gastrointestinal, dan genitourinarius Kolonisasi bakteri ini dapat

dipicu oleh rusaknya membran mukosa dan penurunan sistem kekebalan tubuh,

walaupun beberapa laporan kasus menunjukkan penyakit ini dapat terjadi pada
orang-orang yang imuno kompeten.3,4 Distribusi aktinomikosis terjadi pada

daerah servikofasial (50%), abdominopelvis (20%). Toraks (15%), dan organ lain

(15%).

Aktinomikosis cukup jarang terjadi dan infeksinya bersifat lokal pada satu

tempat di bagian tubuh. Hal ini dikarenakan bakteri Actinomyces tidak memiliki

kemampuan untuk menembus jaringan tubuh. Akan tetapi pada beberapa kasus,

bakteri Actinomyces dapat berpindah melalui jaringan tubuh meskipun sangat

lambat. Beberapa jenis aktinomikosis yang sudah diidentifikasi adalah:

 Aktinomikosis oral servikofasialis. Infeksi aktinomikosis jenis ini terjadi

pada mulut, rongga mulut, rahang, leher, serta daerah wajah. Sebagian

besar kasus aktinomikosis oralis disebabkan oleh permasalahan pada

rahang (misalnya cedera rahang) atau permasalahan pada gigi dan gusi

(misalnya karang gigi dan pembusukan gigi).

 Aktinomikosis torakal. Ini merupakan jenis infeksi aktinomikosis yang

terjadi pada paru-paru atau bagian organ pernapasan lainnya. Sebagian

besar infeksi aktinomikosis paru diperkirakan disebabkan oleh terhirupnya

percikan ludah atau cairan yang terkontaminasi Actinomyces ke dalam

organ pernapasan.

 Aktinomikosis abdominal. Infeksi aktinomikosis yang terjadi pada bagian

perut. Penyebab munculnya aktinomikosis abdominal sangat beragam,

salah satunya adalah akibat infeksi usus buntu (apendisitis),

 Aktinomikosis pelvis. Ini merupakan infeksi aktinomikosis yang terjadi

pada bagian pelvis (daerah panggul). Sebagian penderita infeksi jenis ini
adalah wanita akibat penyebaran bakteri dari organ genital menuju pelvis.

Aktinomikosis pelvis sering diasosiasikan dengan penggunaan alat

konstrasepsi IUD. Terutama jika penggunaannya melebihi batas waktu

yang direkomendasikan oleh produsen.

2.2.Jamur Penyebab Penyakit Aktinomikosis

Aktinomikosis terutama disebabkan oleh salah satu dari beberapa anggota

genus bakteri Actinomyces. Bakteri ini umumnya anaerobik. Pada hewan, mereka

biasanya tinggal di ruang kecil antara gigi dan gusi, menyebabkan infeksi hanya

bila mereka dapat berkembang biak dengan bebas dalam lingkungan anoksik.

Pada manusia sering menyerang orang yang bekerja sebagai dokter gigi,

kebersihan mulut yang buruk, penyakit periodontium, atau terapi radiasi yang

menyebabkan kerusakan jaringan lokal pada mukosa mulut, yang semuanya

mempengaruhi perkembangan penyakit aktinomikosis. Mereka juga penghuni

normalusis buntu, aktinomikosis perut dapat mengakibatkan pengangkatan usus

buntu. Tiga lokasi yang paling umum dihuni ialah gigi, paru-paru, dan usus.

Aktinomikosis tampak menyatu dengan bakteri lain. Infeksi ini bergantung pada

bakteri lain (gram positif, gram negatif, dan kokus) untuk membantu penyerangan

jaringan.

Aktinomikosis seperti yang sudah kita tahu adalah suatu jenis kondisi penyakit

infeksi yang disebabkan oleh bakteri Actinomyces di mana jenis bakteri ini biasa

bertahan hidup di bagian saluran pencernaan, rongga mulut, serta saluran kemih.
Penyakit dapat terjadi oleh bakteri jenis tersebut karena bakteri mampu menembus

lapisan mukosa. Ada jenis bakteri lainya yang pada umumnya diketahui menjadi

penyebab pada kasus aktinomikosis, yakni seperti Bakteri:

 Actinomyces radingac

 Actinomyces turicensis

 Actinomyces naeslundii

 Actinomyces meyeri

 Actinomyces viscous

 Actinomycs israelii

 Actinomyces odontolyticus

2.3.Morfologi Jamur Penyebab Penyakit

Salah satu golongan bakteri yang dulunya pernah diklasifikasikan sebagai

jamuryang dapat merugikan khususnya untuk manusia adalah Actinomyces sp.

Actinomycetes kelihatan dari luar seperti jamur dan di dalam banyak buku

dibicarakan sama denganfungi eukariot. Akan tempi, organisme ini adalah bakteri

gram positif sesuai dengansemua kriteria untuk sel prokariot. Actinomycetes

adalah bakteri Gram positif yang bersifat acrob. Bakteri ini memiliki morfologi

yang mirip dengan fungi yaitu memiliki miselium. Actinomycetes memilikikadar

GC (Guanin dan Sitosin) yang tinggi. Metabolit sekunder bioaktif yang

dihasilkanoleh Actinomycetes temasak antibiotika, agen antitumor. Metabolit ini

diketahui memiliki antibakteri, antijamur, antioksidan, neuritogenik, anti kanker,


anti malaria dananti inflamasi. Actinomycetes memiliki potensi besar untuk

mensintesis metabolit sekunder bioaktif

Actynomyces israelii memiliki filament yang panjang dan bercabang. A.

Israelii memiliki dinding sel bertipe gram positif bila diamati dengan

menggunakan mikroskop elektron. Dalam setiap dinding sel Actinomyces israelii

terdapat 3 tipe mucopeptida berdasarkan asam amino yang terdapat dalam 3 posisi

dari struktur peptide dan jembatan interpeptide, yaitu Orn Lys D-glukosa.

Permukaan sel dari bakteri ini relative halus tanpa fimbriac. Sekitar 25-45%

Gambar. Actinomyces israelii karbohidrat membentuk dinding sel dan A. Israelii.

Morfologi koloni dari A. Israelii dapat diamati dalam media solid. Koloni A.

Israelii bisasanya berwarna putih, kasar dan berbentuk seperti gigi geraham.

2.3.1. Klasifikasi Actinomyces

Kingdom: Bacteria

Filum: Actinobacteria

Class: Actinobacteria

Ordo: Actinomycetales

Family: Actinomycetaceae

Genus: Actinomyces

Spesies: Actinomyces sp

2.3.2. Ciri-ciri Atinomikosis


 Actinomycetes kelihatan dari luar seperti jamur

 Dinding selnya mengandung asam muramat

 Tidak mempunyai mitrokondria

 Mengandung ribosom 70S (sel eukariot mempunyai ribosom 80S dalam

sitoplasmanya)

 Mempunyai pembungkus nukleus Garis tengah selnya berkisar dari 0,5

samapi 2,0 μm. Dapat dimatikan atau dihambat oleh banyak antibiotika

bakteriActinomycetes Dapat bersifat anaerob fakulatif (mampu tumbuh

baik jika terdapat02 bebas atau tidak ada02 dapat mampu

memfermentasikan karbohidrat

2.4.Gejala Infeksi Penyakit Aktinomikosis

Gejala bergantung pada bagian dari tubuh yang terkena aktinomikosis, yaitu:

1. Aktinomikosis serviko-fasial

a. Terdapat riwayat manipulasi gigi atau trauma pada area mulut,

memiliki higienitas gigi dan mulut yang buruk.

b. Terdapat benjolan yang tidak nyeri atau hanya terkadang nyeri pada

area submadibula dan perimandibula. Benjolan ini dapat bertambah

jumlah dan ukurannya Pada tahap awal biasanya benjolan teraba lunak

namun menjadi keras seiring berjalan waktu.

c. Benjolan tersebut lama kelamaan dapat mengeluarkan granul berisi

pus.perubahan warna kulit menjadi kemerahan atau kebiruan pada area

yang terkena.
d. kesulitan mengunyah.

2. Aktinomikosis torakal

Riwayat aspirasi (faktor risiko adalah kejang, penyalahgunaan

alkohol, danbkesehatan gigi dan mulut yang buruk). 2. batuk kering atau

berdahak, kesulitan bernafas (ngos-ngosan), nyeri dada, terkadang keluar

sputum yang disertai darah (batuk darah).

3. Aktinomikosis abnominal

a. Riwayat pembedahan pada perut, tertelan benda asing (misalkan tulang

ikan atau ayam), dan sebagainya.

b. munculnya gejala tidak spesifik, seperti demam dengan suhu

rendah,penurunan berat badan, rasa lemah/kelelahan, perubahan pola

BAB, mual dan muntah, nyeri perut samar, adanya benjolan (paling

sering pada area kanan bawah).

4. Aktinomikosis pelvis

a. riwayat pemakaian IUD yang lama (jika memakai IUD, perhatikan

waktu untuk lepas IUD). Umumnya pada kasus aktinomikosis pelvis

yang berkaitan dengan pemakaian IUD, pemakaian alat kontrasepsi ini

rata-rata selama 8 tahun.

b. adanya nyeri pada area perut bawah, pendarahan dari vagina atau

keluarnya cairan dari vagina.

c. Gejala lain dapat serupa dengan gejala aktinomikosis abdominal.


2.5.Gambar Penyakit Aktinomikosis

A. Aktinomikosis servikofasialis merupakan tipe paling sering terjadi dan

ditemukan dalam 50% dari kasus aktinomikosis. Faktor resiko

pencetusnya adalah kebersihan mulut yang buruk yang menyebabkan

terjadinya abses periodontal atau keroposan gigi, trauma orofasial,

benda asing yang mempenetrasi tepi mukosa seperti tulang ikan.

Berikut salah satu contoh gambar kasus yag terjadi pada

Aktinomikosis serviko-fasial

B. Aktinomikosis thorakal Infeksi thomkal terjadi pada 15-20% kasus

aktinomikosis dan dapat melibatkan paru-paru, dinding dada atau

kedua- duanya. Aktinomikosis tipe ini sering terjadi pada penderita

dengan struktur gigi yang buruk dan mempunyai gejala yang tidak

spesifik seperti penurunan berat badan, nyeri dada, batuk dan demam.

Gejala klinis dan radiologi yang dimiliki mirip dengan malignansi TB.
Apabila bakteri dari paru-paru menyebar ke kulit, dapat ditemukan

beberapa saluran sinus pada kulit bagian thoraks. Infeksi juga dapat

menyebar ke tulang iga dan membentuk osteomielitis.

C. Aktinomikosis abdominal meliputi 20% dari kasus aktinomikosis dan

paling sering terjadi di regio iliosekal, namun bagian primer yang

terinfeksi adalah esofagus, lambung dan anorektal. Pada aktinomikosis

tipe ini, organ yang paling sering terkena infeksi adalah apendiks,

diikuti kolon, lambung dan hepar. Penderita yang terkena

aktinomikosis tipe ini sering bermanifestasi seperti gejala apendisitis

yaitu demam, teraba massa dan nyeri tekan pada bagian kuadran kanan

bawah abdomen serta leukositosis.

D. Aktinomikosis pelvis sering terjadi pada penggunaan IUD jangka

lama, prolaps uteri dan aborsi septik. Pada tipe ini, gejala klinis yang

sering muncul adalah keluamya cairan dari vagina, pembengkakan

lokal, pembentukan abses, massa tuba-ovari dan terjadinya penyakit

infeksi pelvis dengan gejala kaku pada pelvis dan mirip keganasan.
Penyakit ini umumnya tidak memberikan manifestasi pada kulit.

Selain itu, terdapat juga gejala yang tidak spesifik seperti nyeri pada

bagian bawah abdomen, demam dan perdarahan vaginal di luar siklus

menstrual.

2.6.Pencegahan dan Pengobatan Penyakit Aktinomikosis

2.6.1. Pencegahan

a. Untuk penyakit Aktinomikosis servikofasialis, kita di

anjurkan untuk lebih menjaga kebersihan rongga mulut,

terutama pada gigi, gusi dan lidah, dan menggosok gigi

secara teratur agar terhidar dari infeksi jamur dan penyakit

yang menyebabkan munculnya jamur atau bakteri

b. Untuk penyakit Aktinomikosis thorakal, kita perlu

menghidari asap rokok maupun oksigen-oksigen yang

mengandung toksik, karena tempat infeksi dan berkembangya

jamur didalam paru-paru atau saluran pernapasan.

c. Untuk Aktinomikosis abdominal, kita tidak di anjurkan untuk

lebih banyak mengomsumsi makanan bji-bijan, dan tulang


ayam yang mengandung bakteri aktinomikosis yang dapat

menyebabkan radang usus buntu.

d. Untuk penyakit Aktinomikosis pelvis, terutama pada wanita

lebih menghidari pengunaan alat kontrasepsi intrauterine

(IUD) yang menyebabkan pendarahan dan keputihan vagina

yang tidak teratur atau abnormal.

2.6.2. Pengobatan

a. Penggunaan Antibiotik yang merupakan pengobatan utama

untuk aktinomikosis. Diperlukan antibiotik jangka panjang

untuk menghilangkan infeksi sepenuhnya. Suntikan antibiotik

awal biasanya direkomendasikan untuk 2-6 minggu, diikuti

dengan pemberian antibiotik selama 6-12 bulan. Antibiotik

untuk mengobati aktinomikosis adalah benzilpenisilin, yang

digunakan untuk injeksi antibiotik, dan tablet

fenoksimetilpenisilin.

b. Operasi Kadang-kadang, operasi mungkin diperlukan untuk

memperbaiki kerusakan jaringan atau untuk mengeluarkan

nanah dari abses yang telah terbentuk jauh di dalam tubuh

kita
BAB III

PENUTUP

3.1.Kesimpulan

Adapun kesimpulan pada makalah ini adalah:

1. Aktinomikosis adalah jenis infeksi bakteri yang langka. Aktinomikosis

disebabkan oleh keluarga bakteri yang dikenal sebagai bakteri

actinomycetales.

2. Bakteri Actinomyces adalah bakteri anaerob, yang berarti mereka

berkembang di bagian-bagian tubuh di mana terdapat tingkat oksigen yang

rendah, seperti jauh di dalam jaringan manusia.

3. Jenis-jenis penyakit aktinomikosis:

a. Aktinomikosis servikofasialis

b. Aktinomikosis abdominal

c. Aktinomikosis pelvis

d. Aktinomikosis thorakal

3.2.Saran

Kami menyadari bahwa makalah diatas banyak sekali kesalahan dan jauh dari

kesempurnaan. Penulis akan memperbaiki makalah tersebut dengan berpedoman

pada banyak sumber yang dapat dipertanggungjawabkan. Maka dari itu kami

mengharapkan kritik dan saran mengenai pembahasan makalah dalam kesimpulan

di atas.
DAFTAR PUSTAKA

Anonim, 2008, http://www.medicastore.com/med/detail_pyk.php?idktg=20&jud

ul-Aktinomikosis&iddtl-215&UID-20080512144033222.124.20 9.68,

diakses tanggal 03 Mei 2008

Anonim, 2008, http://www.wikipedia.org/, diakses tanggal 14 Mei 2008

Jawetz, E., dkk., 1995, Mikrobiologi untuk Profesi Kesehatan, EGC, Jakarta

Johnson, A.G, 1993, Mikrobiologi dan Imunologi, Birupa Aksara, Jakarta

Talaro, KP, 2008, Foundations in Microbiology, Sixth Edition, McGraw-Hill,

New York

Topley W.W.C & Sir Graham Wilson, 1998, Microbiology and Microbial

Infections, Ninth Edition, Oxford University Press, New York

www.medicalnewstoday.com

www.emedicine.medscape.com

www.healthline.com

www.amjmed.com

Anda mungkin juga menyukai