A. Pengertian Misetoma
paranasal.
jamur atau bakteri pada noda GMS (Gomor Methenamine Silver) dengan bentuk
dan subtropis, seperti yang ditemukan di Brazil, Mexico, Arabia dan beberapa
daerah di India
B. Etiologi Misetoma
• Actinomadura madurae
• Actinomadura pelletieri
• Streptomyces somaliensis
• Madurella misetomatis(black)
C. Epidemiologi
Penyakit ini biasanya terjadi pada pekerja yang bekerja di area pertanian, lebih
tepatnya pada pria berusia 20-40 tahun. Penyakit ini terjadi karena adanya spora
bakteri atau jamur yang terdapat di dalam tanah. Pseudoallescheria boydii spp.
merupakan contoh jamur penyebab penyakit ini. Adanya infeksi akibat penyakit
ini terlihat jelas dengan terbentuknya konsistensi seperti jelly/yoghurt pada masa
dewasa. Penyebaran tidak wajar juga dapat terjadi yaitu munculnya hematogenus
dan menyebar ke limpa. Biasanya, infeksi pertama kali ditemukan di kaki atau
Bagian tubuh yang paling umum terkena mycetoma adalah kaki bagian bawah,
dengan infeksi kaki depan dorsal yang khas. Tangan adalah lokasi kedua yang
paling umum, tetapi lesi mycetoma dapat muncul di mana saja di tubuh. Luka di
dada dan punggung sering disebabkan oleh spesies Nocardia, sedangkan luka di
masuk melalui trauma lokal (misalnya luka pada tangan dan kaki, trauma lokal
awalnya terjadi melalui respon granulomatosa. Ini menyebar melalui kulit wajah
fistula, atau borok, yang mengeluarkan sekresi yang mengandung butiran kuning
kehijauan yang disebut butiran belerang. Pasien mengeluh nyeri dan selalu disertai
Gambar 1 : (a dan b) Beberapa berkuliat nodul dan sinus hadir lebih kaki
Gambar.2 : Acremonium kiliense.Sebuah koloni warna ponk pucat,tepung
sakit dan gerakan rahang terbatas hanya nanah dan tidak ada butiran.
Gambar 4 : KOH gunung jaringan yang diperoleh pada presentasi pertama
Gambar 5 : Butiran hitam pada latar belakang nanah terlihat pada pemeriksaan 6
bulan setelah terapi itraconazole.Butiran diukur 1-2 mm dan sulit (sulit untuk
E. Histopatologi
Di daerah abses terdapat bahan purulen dan penutup granular. Peradangan
sekitar eksudat.
kurang yaitu melalui luka ± luka atau kulit yang kotor lecet.
G. Gejala Klinis
Tanda-tanda klinis biasanya terdiri dari pembengkakan, abses, sinus dan beberapa
klinis biasanya lesi kulit terlokalisir dengan pembengkakan seperti tumor jinak
dan harus disertai dengan granula. Peradangan dapat menyebar ke dalam dari
permukaan, mempengaruhi jaringan subkutan, fasia, otot, dan tulang. Fistula yang
sering terbentuk dari mana eksudat merembes. Butiran ± butiran sering bersama ±
H. Diagnosis
bila didukung oleh hasil pencitraan histologis dan kultur, diagnosis lebih stabil.
Selain itu, penentuan spesies penyebab sangat penting untuk terapi dan prognosis.
Diagnosis misetoma biasanya dilakukan dengan pemeriksaan kulit, histopatologi,
dan isolasi.
infiltrat.
• Isolasi
Agar atau BHI Agar yang mengandung 10% darah kambing, kemudian
diinkubasi pada suhu 30°C. Scleotia harus dicuci dengan air steril atau
Diagnosis banding
10% sulit untuk menemukan unsur jamur. biakan butiran belerang dalam
agar Sabauraud; setelah 1-2 minggu terlihat pertumbuhan koloni dari krim
menjadi coklat.
I. Penatalaksanaan
Misetoma aktinomikotik diobati dengan prokain penisilin 2,4 ± 4,8 juta unit
2 µg/mL, dapat membunuh jamur tetapi umumnya sangat resisten. Jika perawatan
jamur yang biasanya resisten terhadap kemoterapi. Jika terapi ini dilakukan, maka
akan memakan waktu yang cukup lama. Oleh karena itu, amputasi biasanya
Djuanda A,. Ilmu penyakit kulit dan kelamin, Edisi Kelima, FKUI, Jakarta,
2007,hal89 ± 91
Siregar R.S., Atlas berwarna Saripati Penyakit K ulit, Edisi 2, EGC, Jakarta, hal
42± 43
http://www.healthline.com/galecontent/mycetoma/1
http://emedicine.medscape.com/article/211459-overview#showall