Anda di halaman 1dari 8

MAKALAH K3

MENGIDENTIFIKASI BAHAYA DAN


MENGANALISIS RISIKO PROSEDUR
PENGAMBILAN DARAH

Disusun Oleh :

KELOMPOK 2
1. Isra Laila Nisa
2. Carolin
3. Nugraha Ardi
4. Ni Kadek Nandini Dwitya Yuliandari
5. I ketut Budi Dharmajaya Gisu
6. Nining Angriani
7. Gita Cahya Rembulan
8. Zuriyatin Thoyibah
9. Nur Hasniati Nery

PROGRAM STUDI DIV


JURUSAN TEKNIK LABORATORIUM MEDIK
POLTEKKES KEMENKES MATARAM
2021
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh, Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha


Esa, karena berkat hidayah dan rahmat-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Makalah
dengan judul ”mengidentifikasi bahaya dan menganalisis risiko prosedur pengambilan
darah” dengan baik. Tidak lupa penulis mengucapkan terima kasih kepada teman-teman satu
kelompok yang telah membantu dalam penyusunan makalah ini. Penulis menyadari bahwa
penyusunan makalah ini masih belum sempurna, oleh karena itu penulis mengharapkan
kritik dan saran yang membangun. Semoga makalah ini bermanfaat bagi kita semua.

Mataram, 13Maret 2021

Penulis 

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR....................................................................................................i
DAFTAR ISI................................................................................................................ ii
BAB I PENDAHULUAN............................................................................................1
Latar Belakang........................................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN.............................................................................................2
A.Identifikasi Bahaya................................................................................................2
STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR...........................................................2
a) PengambilanDarahVena.........................................................................................2
b) Tujuan.................................................................................................................... 2
c) Lokasiyangtidakdiperbolehkandiambildarahadalah:..............................................2
d) Alat&Bahan...........................................................................................................3
e) ProsedurKerja........................................................................................................3
B. Analisa Resiko..................................................................................................4
BAB III PENUTUP......................................................................................................5
A. KESIMPULAN.................................................................................................5
DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................5

ii
BAB I
PENDAHULUAN

LatarBelakang

Analis merupakan petugas kesehatan dengan presentasi besar dan memegang


peranan penting dalam pemberian pelayanan kesehatan. WHO (2013) mencatat, dari
39,47 juta petugas kesehatan di seluruh dunia, 66,7%-nya adalah Analis. Di Indonesia,
Analis juga merupakan bagian terbesar dari tenaga kesehatan yang bertugas dirumah
sakit yaitu sekitar 47,08% dan paling banyak berinteraksi dengan pasien (Depkes RI,
2014). Ada sekitar dua puluh tindakan, delegasi, dan mandat yang dilakukan dan yang
mempunyai potensi bahaya biologis, mekanik, ergonomik, dan fisik terutama pada
pekerjaan mengambil sampel darah

Hasil penelitian di beberapa negara membuktikan bahwa rumah sakit adalah salah
satu tempat kerja yang berbahaya dan perawat adalah salah satu petugas kesehatan yang
berisiko untuk mengalami gangguan kesehatan dan keselamatan kerja akibat dari
pekerjaannya. Sebagai gambaran, biro statistik ketenagakerjaan dan Konsil
NasionalAsuransi Amerika (2013) menyimpulkan pada rumah sakit di Amerika setiap
100 jam kerja terjadi 6,8 kejadian kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja (PAK).
Angka ini menempatkan kecelakaan kerja dan PAK di rumah sakit sedikit lebih tinggi
dibanding dengan kecelakaan kerja dan PAK di sektor lainnya,seperti sektor
konstruksi,manufaktur,

1
BAB II
PEMBAHASAN
A. IdentifikasiBahaya

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR


PENGAMBILANDARAHVENA

1.Pengertian

Dalam kegiatan pengumpulan sampel darah dikenal istilah phlebotomy yang berart iproses
mengeluarkan darah. Dalam praktek laboratorium klinik, ada 3 macam cara memperoleh
darah, yaitu : melalui tusukan vena (venipuncture), tusukan kulit (skinpuncture) dan
tusukan arteri atau nadi. Venipuncture adalah cara yang paling umum dilakukan, oleh
karena itu istilah plebotomy sering dikaitkan dengan venipuncture.
a) PengambilanDarahVena

Pada pengambilan darah vena (venipuncture), contoh darah umumnya diambil dari vena
median cubital, pada anterior lengan (sisi dalam lipatan siku). Vena ini terletak dekat
dengan permukaan kulit, cukup besar, dan tidak ada pasokan saraf besar. Apabila tidak
memungkinkan, vena chepalica atau vena basilica bisa menjadi pilihan berikutnya.
Venipuncture pada vena basilica harus dilakukan dengan hati-hati karena letaknya
berdekatan dengan arteri brachialis dan syaraf mediana..
b) Tujuan
1. Untuk mendapatkan sampel darah vena yang baik dan memenuhi syarat untuk
dilakukan pemeriksaan.
2. Untuk menurunkan resiko kontaminasi dengan darah (infeksi, needle stick injury)
akibatvena punctie bagi petugas maupun penderita.
3. Untuk petunjuk bagi setiap petugas yang melakukan pengambilan darah
(phlebotomy)

4. Lokasi yang tidak diperbolehkan diambil darah adalah:

5. Lengan pada sisi mastectomy


6. Daerah edema
7. Hematoma
8. Daerah dimana darah sedang ditransfusikan
9. Daerah bekas luka
10. Daerahdengancannula,fistulaataucangkokanvascular

2
11. Daerah intra-vena lines Pengambilan darah di daerah ini dapat menyebabkan
darahmenjadi lebih encer dan dapat meningkatkan atau menurunkan kadar zat
tertentu.

12. Alat&Bahan
13. Spuite atau jaurm suntik 3ml atau 5ml
14. Torniquet
15. Kapas alkohol
16. Plesterin
17. Antiko agulan/EDTA
18. Vacuum tube
19. Bak injeksi

c) ProsedurKerja
1. Salam pada pasien
2. Lakukan pendekatan pasien dengan tenang dan ramah, usahakan pasien senyaman
mungkin.
3. Jelaskan maksud dan tujuan tentang tindakan yang akan dilakukan
4. Minta pasien meluruskan lenganya, pilih tangan yng banyak melakukan aktivitas.
5. Minta pasien untuk mengepalkan tangannya.
6. Pasangkan torniqket kira-kira 10 cm diatas lipatan siku.
7. Pilih bagian vena mediana cubiti atau cephalica. Lakukan perabaan (palpasi) untuk
memastikan posisi vena. Vena teraba seperti sebuah pipa kecil, elastic dan
memiliki dinding tebal.
8. Jika vena tidak teraba, lakukan pengurutan dari arah pergelangan ke siku, atau
kompres hangat selama 5 menit pada daerah lengan.
9. Bersihkan kulit pada bagian yang akan diambil dengan kapas alkohol 70% dan
biarkan kering, dengan catatan kulit yang sudah dibersihkan jang dipegang lagi.
10. Tusuk bagian vena dengan posisi lubang jarum menghadap ke atas. Jika jarum
telah masuk ke dalam vena, akan terlihat darah masuk kedalam semprit (flash).
Usahakan sekali tusuk vena, lalu torniquet dilepas.
11. Setelah volume darah dianggap cukup, minta pasien membuka kepalan tangannya.

Tabel Identifikasi bahaya Pengambilan Sampel Darah

Jenis Jenis Bahayadan


pekerjaan Bahaya Dampak

3
Mengambil Fisik Menggunakan jarum suntik dan luka tusuk jarum suntik
darah
pasien
Biologi Kontak dengan darah pasien dan tertular penyakit menular
(Hepatitis,HIVdanAIDS)

Perilaku Tidak menggunakan APD dan luka tusuk dan mudah tertular

Penyakit Penyakit menular Hepatitis,AIDS,dan HIV

Ergonomi Membungkuk saat pengambilan darah pasien (posturjanggal)


dan nyeri otot atau lowbackpain

A. Analisa Resiko
Jenis Bahaya Tingkat Tingkat Matriks
pekerjaan kemungkinan keparahan Risiko

Pengambilan Fisik 3 3 Medium


Sampel darah

Biologi 3 5 High
Perilaku 2 3 Medium
Penyakit 3 5 High
Ergonomi 4 1 Low

4
BAB III
PENUTUP

A. KESIMPULAN

Tingkat risiko bahaya pengambilan sampel darahberada pada level risiko lumayan besar.
Pengendalian yang harus dilakukan adalah penyediaan APD berupa (masker, sarung tangan,
sepatu, celemek), SOP tindakan untuk semua jenis pekerjaan, dan perlengkapan alat cuci
tangan. Disarankan untuk upaya pengendalianlebih lanjut sesuai dengan hierarki
pengendalian K3 yang terdiri implementasi SOP, role play setiap tindakan, dan pelatihan
yang berhubungan dengan pengetahuan keterampilan tentang K3 dan upaya perbaikan
perilaku aman

DAFTAR PUSTAKA
Departemen Kesehatan RI., 2009, Standar Kesehatan dan Keselamatan Kerja di
Rumah Sakit(K3 RS), Jakarta Indonesia.

Kementerian Kesehatan RI.,2007,Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor 432


/MENKES/SK/IV/2007 tentang Pedoman Manajemen K3 di Rumah Sakit
Kementerian Kesehatan RI, Jakarta.

Kementerian Kesehatan RI.2016.Data dan Informasi Profil Kesehatan Indonesia.


Kementerian Kesehatan RI,Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai