Anda di halaman 1dari 7

TUGAS PAPER

MIKROBIOLOGI DAN VIROLOGI

“Bakteri Staphylococcus”

OLEH :

NAMA : FIAN AWANDA


NIM : D1B120183
KELAS : D/2020

PROGRAM STUDI S1 FARMASI


FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS MEGAREZKY MAKASSAR
2021
A. Spesies Bakteri Staphylococcus

Staphylococcus (dalam bahasa Yunani staphyle berarti sekelompok

anggur dan coccos yang berarti granula) adalah genus dari bakteri gram

positif. Di mikroskop mereka tampak berbentuk bulat serta bergerombol

seperti sekelompok anggur dalam rangkaian tidak beraturan yang terdapat

garis tengah dengan ukuran 1μm. Kokus yang muda memberikan pewarnaan

gram-positif yang kuat. Jika bakteri mengalami penuaan, banyak sel akan

berubah menjadi gram-negatif. Staphylococcus tidak motil dan tidak

membentuk spora. Bila dipengaruhi obat-obat seperti penisilin, stafilokokus

lisis.

Terdapat beberapa spesiel bakteri Staphylococcus diantaranya yaitu :

Staphylococcus aureus, Staphylococcus auricularis, Staphylococcus capitis,

Staphylococcus caprae, Staphylococcus epidermidis, Staphylococcus felis,

Staphylococcus haemolyticus, Staphylococcus hominis, Staphylococcus

intermedius, Staphylococcus lugdunensis, Staphylococcus saprophyticus,

Staphylococcus schleiferi, Staphylococcus vitulus, Staphylococcus warneri,

Staphylococcus xylosus.
B. Struktur Bakteri Staphylococcus

Staphylococcus adalah bakteri yang terdapat pada kulit manusia, saluran

pernapasan dan saluran pencernaan hampir 40-50% manusia. Bakteri ini

bersifat patogenik karena mempunyai enzim ekstraseluler, toksin, serta sifat

invasif strain tersebut. Umumnya bakteri Staphylococcus ditemukan pada

kulit dan hidung manusia. Pada individu yang terkena luka, bakteri tersebut

dapat masuk ke dalam tubuh dan menyebabkan infeksi. Bakteri

Staphylococcus juga dapat menyebar melalui benda seperti gagang pintu,

remote, pakaian. Bakteri ini dapat menimbulkan abses ,infeksi piogenik, dan

bahkan septikemia fatal yang dapat menyerang anak – anak, usia lanjut dan

orang yang daya tahan tubuhnya menurun. Staphylococcus juga merupakan

bakteri pembentuk biofilm.

Staphylococcus aureus merupakan bakteri Gram positif berbentuk bulat

berdiameter 0,7-1,2 μm, tersusun dalam kelompok-kelompok yang tidak

teratur seperti buah anggur, fakultat if anaerob, tidak membentuk spora, dan

tidak bergerak (Gambar 2.1). Bakteri ini tumbuh pada suhu optimum 37 oC,

tetapi membentuk pigmen paling baik pada suhu kamar (20-25 oC). Koloni

pada perbenihan padat berwarna abu-abu sampai kuning keemasan, berbentuk

bundar, halus, menonjol, dan berkilau. Lebih dari 90% isolat klinik

menghasilkan S. aureus yang mempunyai kapsul polisakarida atau selaput

tipis yang berperan dalam virulensi bakteri.


C. Reproduksi Bakteri Staphylococcus

Bakteri Staphylococcus aureus berkembang biak dengan cara pembelahan

biner, dimana dua anakan sel tidak terpisah secara sempurna sehingga terlihat

seperti membentuk koloni kluster seperti anggur. Diperkirakan sekitar 50%

individu dewasa merupakan carrier Staphylococcus aureus, sehingga

keberadaan Staphylococcus aureus pada saluran pernapasan atas dan kulit

pada individu sehat jarang menyebabkan penyakit. Staphylococcus aureus

hidup sebagai saprofit didalam saluran pengeluaran lendir dari tubuh manusia

seperti hidung, mulut, dan tenggorokan, dan dapat dikeluarkan pada saat batuk

atau bersin. Staphylococcus aureus juga terdapat pada pori-pori dan

permukaan kulit kelenjar keringat dan saluran usus. Staphylococcus aureus

merupakan flora normal pada kulit sehat dan dapat menjadi patogen atau

infeksi serius ketika sistem imun melemah yang dikarenakan oleh perubahan

hormon, penyakit, jaringan kulit yang terbuka atau luka, penggunaan steroid

atau obat yang mempengaruhi imunitas. Bakteri Staphylococcus aureus dapat

ditularkan antarmanusia melalui kontak langsung dengan kulit.

D. Metabolisme Bakteri Staphylococcus

Metabolisme merupakan serentetan reaksi kimia yang terjadi dalam sel

hidup. Dalam metabolisme ada dua fase yaitu katabolisme dan anabolisme.

Secara menyeluruh sebagian besar katabolisme adalah respirasi seluler di

mana glukosa dan bahan bakar organik yang lain dipecah menjadi karbon dan
air dengan membebaskan energi. Energi yang diperoleh disimpan dalam

molekul-molekul organik dan digunakan untuk melakukan kerja dari sel.

Kebalikan dari katabolisme adalah anabolisme, yang merupakan serangkaian

reaksi-reaksi kimia yang membutuhkan energi untuk membentuk molekul-

molekul besar dari molekul-molekul yang lebih kecil, misalnya pembentukan

protein dari asam amino.

Bila dalam suatu reaksi menghasilkan energi maka disebut reaksi

eksergonik dan apabila untuk dapat berlangsungnya suatu reaksi diperlukan

energi reaksi ini disebut reaksi endergonik. Kegiatan metabolisme meliputi

proses perubahan yang dilakukan untuk sederetan reaksi enzim yang

berurutan. Untuk mempercepat laju reaksi-reaksi diperlukan enzim-enzim

tertentu pada setiap tahapan reaksi

E. Patogenetik Bakteri Staphylococcus

Sebagian bakteri Stafilokokus merupakan flora normal pada kulit, saluran

pernafasan, dan saluran pencernaan makanan pada manusia. Bakteri ini juga

ditemukan di udara dan lingkungan sekitar. S. aureus yang patogen bersifat

invasif, menyebabkan hemolisis, membentuk koagulase, dan mampu

meragikan manitol (Warsa, 1994).

Infeksi oleh S. aureus ditandai dengan kerusakan jaringan yang disertai

abses bernanah. Beberapa penyakit infeksi yang disebabkan oleh S. aureus

adalah bisul, jerawat, impetigo, dan infeksi luka. Infeksi yang lebih berat
diantaranya pneumonia, mastitis, plebitis, meningitis, infeksi saluran kemih,

osteomielitis, dan endokarditis. S. aureus juga merupakan penyebab utama

infeksi nosokomial, keracunan makanan, dan sindroma syok toksik (Ryan, et

al., 1994; Warsa, 1994).

Bisul atau abses setempat, seperti jerawat dan borok merupakan infeksi

kulit di daerah folikel rambut, kelenjar sebasea, atau kelenjar keringat. Mula-

mula terjadi nekrosis jaringan setempat, lalu terjadi koagulasi fibrin di sekitar

lesi dan pembuluh getah bening, sehingga terbentuk dinding yang membatasi

proses nekrosis. Infeksi dapat m Kontaminasi langsung S. aureus pada luka

terbuka (sepert i luka pascabedah) atau infeksi setelah trauma (seperti

osteomielitis kronis setelah fraktur terbuka) dan meningitis setelah fraktur

tengkorak, merupakan penyebab infeksi nosokomial (Jawetz et al., 1995).

Keracunan makanan dapat disebabkan kontaminasi enterotoksin dari S.

aureus. Waktu onset dari gejala keracunan biasanya cepat dan akut,

tergantung pada daya tahan tubuh dan banyaknya toksin yang termakan.

Jumlah toksin yang dapat menyebabkan keracunan adalah 1,0 μg/gr makanan.

Gejala keracunan ditandai oleh rasa mual, muntah-muntah, dan diare yang

hebat tanpa disertai demam (Ryan, et al., 1994 ; Jawetz et al., 1995).

Sindroma syok toksik (SST) pada infeksi S. aureus timbul secara tiba-tiba

dengan gejala demam tinggi, muntah, diare, mialgia, ruam, dan hipotensi,

dengan gagal jantung dan ginjal pada kasus yang berat. SST sering terjadi

dalam lima hari permulaan haid pada wanita muda yang menggunakan
tampon, atau pada anak- anak dan pria dengan luka yang terinfeksi

stafilokokus. S. aureus dapat diisolasi dari vagina, tampon, luka atau infeksi

lokal lainnya, tetapi praktis tidak ditemukan dalam aliran darah (Jawetz et al.,

1995).

penyebar ke bagian tubuh lain melalui pembuluh getah bening dan

pembuluh darah, sehingga terjadi peradangan pada vena, trombosis, bahkan

bakterimia. Bakterimia dapat menyebabkan terjadinya endokarditis,

osteomielitis akut hematogen, meningitis atau infeksi paru-paru (Warsa, 1994;

Jawetz et al., 1995).

F. Flora normal Bakteri Staphylococcus

Anda mungkin juga menyukai