Anda di halaman 1dari 9

TUGAS MAKALAH

PENDIDIKAN KEWAGRANEGARAAN

PERSATUAN KESATUAN DALAM


MENGHADAPI PERMASALAHAN
AGAMA DI INDONESIA

Disusun oleh :

Kemuning Arumingtyas A. 16/394857/TK/44149

Universitas Gadjah Mada

2016

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Sebagai salah satu negara di dunia, Indonesia merupakan negara dengan tingkat
kemajemukan yang cukup tinggi jika dilihat dari berbagai perbedaan-perbedaan yang ada di
dalam masyarakat. Terdapat berbagai jenis suku, ras, budaya, bahasa, dan lain sebagainya di
Indonesia. Agama juga menjadi salah satu hal yang heterogen di antara penduduk di negara
kita. Secara resmi, ada 6 agama yang telah diakui oleh Indonesia, yaitu Islam, Kristen,
Katolik, Hindu, Budha, dan Konghucu. Dari keenam agama tersebut, tentu saja tiap-tiap
pemeluknya memiliki ritual, cara ibadah, dan hari besar yang berbeda.

Meskipun agama merupakan salah satu ajang bagi manusia untuk mewujudkan sikap
toleransi dan saling menghargai, tak dapat diayal telah muncul berbagai persoalan yang
berawal dari hal-hal yang berkaitan dengan agama. Persoalan-persoalan tersebut yang
awalnya hanya berupa cekcok antar golongan, dapat menjadi suatu masalah yang besar
hingga menimbulkan korban fisik. Hal tersebut jelas sangat bertentangan dengan tujuan
persatuan dan kesatuan bangsa Indonesia.

Jika kita tilik lebih lanjut, persoalan-persoalan yang mengatasnamakan agama tidak
hanya terjadi pada golongan antar agama saja, tetapi juga dalam internal suatu agama
tertentu. Sebagai contoh, perbedaan aliran di suatu agama dapat menimbulkan bentrok antar
penganutnya. Hal ini pernah beberapa kali terjadi di Indonesia, salah satunya pada tahun
2012 silam, di mana terjadi kericuhan di antara penduduk beragama Islam dengan aliran
sunni dengan penduduk beragama Islam dengan aliran syiah.

Adapun salah satu contoh konflik antar agama di Indonesia di antaranya adalah
pembakaran gereja yang dilakukan oleh pemeluk agama Islam di daerah Aceh. Pembakaran
ini dilakukan karena terdapat sengketa berkenaan dengan hal izin bangunan gereja yang
bersangkutan. Penduduk yang marah akhirnya tidak segan-segan membakar gereja-gereja lain
di daerah tersebut hingga akhirnya puluhan gereja dibongkar dengan paksa dan dirusak.

Berkenaan dengan masalah persatuan dan kesatuan, tentu saja kejadian-kejadian di


atas tidak dibenarkan. Seharusnya penduduk dapat saling toleran terhadap perbedaan yang
ada. Perbedaan tidak perlu dianggap sebagai suatu pemicu masalah, justru perbedaan
penduduk di Indonesia termasuk perbedaan agama membuat negara Indonesia ‘kaya’ akan
multikulturalisme. Negara kita memiliki semboyan “Bhinneka Tunggal Ika”, berbeda-beda
tetapi tetap satu juga, lalu mengapa masih ada saja masalah-masalah antar agama yang
timbul? Sebagai negara persatuan kesatuan, sudah seharusnya negara kita dengan
bekerjasama dengan penduduknya mewujudkan rasa toleransi dan saling menghargai adanya
perbedaan, dalam hal ini dititikberatkan pada perbedaan agama dan aliran agama.

1.2 Rumusan Masalah

1. Apa pengertian persatuan dan kesatuan bangsa?


2. Bagaimana makna dan pentingnya persatuan dan kesatuan bangsa?
3. Apa yang di maksud dengan Bhineka Tunggal Ika?
4. Apa dan bagaimana masalah hubungan antar umat beragama di Indonesia?
5. Apakah penyebab masalah hubungan antar umat beragama di Indonesia?
6. Bagaimana solusi menghadapi masalah hubungan antar umat beragama di Indonesia?

1.3 Tujuan Pembahasan

Sejalan dengan rumusan masalah diatas, makalah ini disusun dengan tujuan untuk
mengetahui dan mendeskripsikan:

1. Persatuan dan kesatuan bangsa;


2. Makna dan pentingnya persatuan dan kesatuan bangsa;
3. Bhineka Tunggal Ika;
4. Masalah antar umat beragama di Indonesia
5. Penyebab masalah antar umat beragama di Indonesia
6. Solusi menghadapi masalah hubungan antar umat beragama di Indonesia

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Persatuan dan Kesatuan Bangsa

Persatuan/kesatuan berasal dari kata satu, yang berarti utuh atau tidak terpecah-belah.
Persatuan/kesatuan mengandung arti “bersatunya macam-macam corak yang beraneka ragam
menjadi satu kebulatan yang utuh dan serasi.”

Indonesia mengandung dua pengertian, yaitu pengertian Indonesia ditinjau dari segi geografis
dan dari segi bangsa.
Dari segi geografis, Indonesia adalah bagian bumi yang membentang dari 95° sampai 141°
Bujur Timur dan 6° Lintang Utara sampai 11o Lintang Selatan atau wilayah yang terbentang
dari Sabang sampai Merauke.

Indonesia dalam arti luas adalah seluruh rakyat yang merasa senasib dan sepenanggungan
yang bermukim di dalam wilayah itu.

Persatuan dan kesatuan Bangsa Indonesia berarti persatuan bangsa yang mendiami wilayah
Indonesia. Persatuan itu didorong untuk mencapai kehidupan yang bebas dalam wadah
negara yang merdeka dan berdaulat.

2.2 Makna dan Pentingnya Persatuan dan Kesatuan di Indonesia

Persatuan dan kesatuan bangsa Indonesia yang kita rasakan saat ini terjadi karena proses yang
dinamis dan melalui jangka waktu yang lama, karena persatuan dan kesatuan bangsa
terbentuk dari proses yang tumbuh dari unsur-unsur sosial budaya masyarakat Indonesia
sendiri yang ditempa hingga terbentuk jiwa saling bersatu.

Unsur-unsur sosial budaya itu antara lain seperti sifat kekeluargaan dan jiwa gotong-royong.
Kedua unsur itu merupakan sifat-sifat pokok bangsa Indonesia yang dituntun oleh asas
kemanusiaan dan kebudayaan. Karena masuknya kebudayaan dari luar seperti kebudayaan
Hindu, Islam, Kristen, dan lain sebagainya, terjadilah proses akulturasi (percampuran
kebudayaan). Unsur-unsur kebudayaan dari luar tersebut diseleksi oleh bangsa Indonesia
hingga ahirnya muncul sifat-sifat lain dalam setiap pengambilan keputusan yang menyangkut
kehidupan bersama, yaitu dengan cara musyawarah dan mufakat. Hal itulah yang mendorong
terwujudnya persatuan bangsa Indonesia. Jadi makna dan pentingnya persatuan dan kesatuan
bangsa dapat mewujudkan sifat kekeluargaan, jiwa gotong-royong, musyawarah dan lain
sebagainya.

Tahap-tahap pembinaan persatuan bangsa Indonesia itu yang paling menonjol ialah sebagai
berikut:

1. Perasaan senasib

2. Kebangkitan Nasional

3. Sumpah Pemuda

4. Proklamasi Kemerdekaan
2.3 Bhinneka Tunggal Ika

Bhinneka Tunggal Ika berasal dari kitab sutasoma karangan Empu Tantular dan memiliki arti
“berbeda-berda tetapi tetap satu juga”. Secara mendalam, Bhinneka Tunggal Ika sendiri
bermakna meskipun terdapat berbagai heterogenitas di Indonesia, mulai dari suku, ras,
bahasa, budaya, agama, dan lain sebagainya, Indonesia tetap merupakan suatu satu kesatuan
yang sebangsa dan setanah air. Indonesia dipersatukan dengan bendera, lagu kebangsaan,
mata uang, bahasa, dan lain sebagainya. Semboyan Bhinneka Tunggal Ika juga terdapat pada
lambang negara Republik Indonesia yaitu Burung Garuda Pancasila.

Sejak Negara Republik Indonesia ini didirikan (merdeka), para pendiri bangsa dengan
dukungan penuh seluruh rakyat telah sepakat mencantumkan kalimat “Bhinneka Tunggal
Ika” pada lambang negara Garuda Pancasila. Kalimat itu sendiri diambil dari falsafah
Nusantara yang telah dipakai sejak zaman Kerajaaan Majapahit sebagai pemersatu daerah
kekuasannya. Artinya, bahwa sudah sejak dulu sekali, jauh sebelum jaman menjadi modern
seperti sekarang, jauh sebelum bangsa ini menjadi terdidik dengan tingkat intelektualitas
tinggi seperti sekarang, kesadaran akan hidup bersama di dalam keberagaman sudah tumbuh
dan menjadi jiwa serta semangat anak-anak banga di negeri ini. Namun, memasuki abad 21,
pluralisme atau perbedaan menjadi topik yang gencar didiskusikan oleh kaum intelek.
Perbedaan agama pun termasuk di dalam daftar bahasan dalam keseharian penduduk
Indonesia.

2.4 Pengertian Kerukunan Umat Beragama di Indonesia

Sebagai negara majemuk, budaya serta agama yang berbeda-beda menimbulkan suatu
interaksi sosial dalam kehidupan bermasyarakat di Indonesia. Namun, tak dapat disangkal
bahwa telah terjadi pula berbagai persoalan yang mengatasnamakan agama. Permsoalan-
persoalan tersebut perlu diperhatikan dengan seksama karena dapat mengancam persatuan
dan kesatuan Indonesia. Hubungan antar agama sangat penting untuk diperhatikan dalam
kehidupan berbangsa dan bernegara. Hubungan tersebut dapat diwujudkan dalam bentuk
toleransi beragama, menghormati pemeluk agama lain, menghormati cara beribadah masing-
masing, dan menghargai pendapat serta tindakan yang mereka lakukan.

Kerukunan antar umat beragama dapat diartikan suasana yang damai, harmonis dan
tidak ada konflik-konflik yang terjadi antar umat beragama. Kerukunan hanya akan tercipta
jika kita mampu memahami makna dalam sebuah perbedaan dan mengerti hakekat manusia
terutama sebagai mahkluk sosial, di mana manusia tidak akan bisa hidup dengan baik tanpa
adanya interaksi dengan orang lain. Dengan menyadari hal tersebut, kita akan merasa bahwa
berbagai perbedaan memang dibutuhkan dalam hubungan bermasyarakat dan manusia akan
mulai menyadari bahwa perbedaan adalah sesuatu yang indah.

Agama adalah tuntunan hidup yang kita terima sebagai sebuah kepastian hidup.
Dengan beragama, kehidupan manusia menjadi lebih nyaman, terarah, dan teratur. Agama
menjadikan kita mengetahui segala hal yang baik, begitu juga segala hal yang buruk bagi
kehidupan kita dan masyarakat kita. Kehidupan kita menjadi lebih baik sebab banyak
tuntunan yang kita dapatkan dan banyak larangan yang menjadikan kita mengetahui apa yang
harus dikerjakan dan yang tidak boleh dikerjakan.

Termasuk dalam hal ini adalah penciptaan kondisi hidup penuh kerukunan antar umat
beragama. Kita harus dapat menciptakan kehidupan yang penuh kerukunan agar hidup
bermasyarakat menjadi nyaman dan tidak terjebak dalam ego tiap pribadi terkait
kepercayaan. Kita harus menciptakan kerukunan umat beragama dalam kehidupan kita
sehingga masyarakat kita menjadi masyarakat yang tenang dan aman.

2.5 Penyebab Timbulnya Permasalahan Antar Agama

Masalah antar agama di Indonesia tidak hanya memiliki pengaruh terhadap para
pemeuk agama di daerah yang bersangkutan, tetapi juga dapat mempengaruhi sikap perilaku
pemeluk agama yang sama di daerah-daerah lain. Hal ini disebabkan karena perpecahan antar
agama tersebut dapat mengatur mind set pemeluk agama yang bersangkutan untuk

Berbagai konflik baik antar pemeluk agama maupun konflik internal suatu agama
telah terjadi belakangan ini. Berikut adalah beberapa contoh di antaranya :

1) Tahun 1996, 5 gereja dibakar oleh 10,000 massa di Situbondo karena adanya konflik
yang disebabkan oleh kesalahpahaman.
2) Adanya bentrok di kampus Sekolah Tinggi Theologi Injil Arastamar (SETIA) dengan
masyarakat setempat hanya karena kesalahpahaman akibat kecurigaan masyarakat
setempat terhadap salah seorang mahasiswa SETIA yang dituduh mencuri, dan ketika
telah diusut Polisi tidak ditemukan bukti apapun. Ditambah lagi adanya preman
provokator yang melempari masjid dan masuk ke asrama putri kampus tersebut. Dan
bisa ditebak, akhirnya meluas ke arah agama, ujung-ujungnya pemaksaan penutupan
kampus tersebut oleh masyarakat sekitar secara anarkis.
3) Perbedaan pendapat antar kelompok – kelompok Islam seperti FPI (Front Pembela
Islam) dan Muhammadiyah.
4) Perbedaan penetapan tanggal hari Idul Fitri, karena perbedaan cara pandang masing –
masing umat.

Dari sekian contoh diatas kita dapat mengambil suatu kesimpulan bahwa kita tidak boleh
menganggap sepele permasalah-permasalah agama yang terjadi di Indonesia. Selain contoh
diatas, masih banyak konflik-konflik lain yang telah terjadi selama ini. Beberapa penyebab
timbulnya pertikaian tersebut adalah sebagai berikut :

1) Kurangnya rasa menghormati baik antar pemeluk agama satu dengan yang lainnya
ataupun sesama pemeluk agama.
2) Adanya kesalahpahaman yang timbul karena adanya kurang komunikasi antar
pemeluk agama.
3) Perbedaan individu, yang meliputi perbedaan pendirian dan perasaan.
4) kurang memahami dan menghargai agama lain serta umat beragama lain;
5) kurang memahami dan menghargai hakekat dan martabat manusia;
6) kurang memiliki nilai-nilai kemanusiaan yang universal, terutama cinta kasih;
7) Perubahan-perubahan nilai yang cepat dan mendadak dalam masyarakat.
8) Fanatisme yang salah. Penganut agama tertentu menganggap hanya agamanyalah
yang paling benar, mau “menang sendiri”, tidak mau menghargai, mengakui dan
menerima keberadaan serta kebenaran agama dan umat beragama yang lain.

Semua faktor-faktor tersebut penyebab utama dari konflik-konflik yang terjadi di


Indonesia, namun disamping itu faktor dasar dari itu semua adalah kurangnya kesadaran dan
pemahaman dari nilai-nilai yang ada dalam agama masing-masing.

2.3 Mengatasi Masalah Umat Beragama di Indonesia

Pada penjelasan subbab 2.2 telah kita lihat berbagai contoh konflik-konflik agama
yang terjadi di Indonesia. Kita tidak bisa membiarkan semua persoalan tersebut terjadi begitu
saja karena dapat mengancam persatuan dan kesatuan bangsa Indonesia. Oleh karena itu,
dibutuhkan suatu upaya dalam mencegah dan mengatasi masalah kerukunan, baik dalam
internal suatu agama maupun antar agama. Adapun langkah-langkah yang dapat kita lakukan
untuk mengatasi semua masalah tersebut, antara lain :

1) Meningkatkan kesadaran umat beragama terhadap perbedaan.


2) Menanamkan sikap tenggang rasa kepada sesama.
3) Saling hormat-menghormati antar pemeluk agama yang berbeda-beda.
4) Meningkatkan pengetahuan nilai-nilai agama masing-masing.
5) Menghilangkan sikap fanatic yang berlebihan, yang selalu mengagung-
agungkan agama sendiri secara berlebihan.
6) Meningkatkan sikap solidaritas terhadap sesama.
7) Menyelesaikan masalah dengan musyawarah.

Jika kesemua poin di atas dapat dilakukan dengan penuh kesadaran, niscaya konflik dalam
hal beragama dapat berkurang.

BAB III

KESIMPULAN

1) Persatuan dan kesatuan Bangsa Indonesia berarti persatuan bangsa yang mendiami
wilayah Indonesia. Persatuan itu didorong untuk mencapai kehidupan yang bebas
dalam wadah negara yang merdeka dan berdaulat.
2) makna dan pentingnya persatuan dan kesatuan bangsa dapat mewujudkan sifat
kekeluargaan, jiwa gotong-royong, musyawarah dan lain sebagainya.
3) Arti Bhinneka Tunggal Ika adalah berbeda-beda tetapi satu jua yang berasal dari buku
atau kitab sutasoma karangan Empu Tantular. Secara mendalam Bhineka Tunggal Ika
memiliki makna walaupun di Indonesia terdapat banyak suku, agama, ras, kesenian,
adat, bahasa, dan lain sebagainya namun tetap satu kesatuan yang sebangsa dan
setanah air.
4) Di Indonesia masih terjadi berbagai konflik dalam hal beragama karena kurangnya
toleransi antar umat beragama.
5) Penyebab utama terjadinya konflik agama adalah pengaruh kelompok agama itu
sendiri yang sangat dominan di masyarakat serta kurangnya kesadaran dalam umat
beragama. Selain itu agama juga menjadi alat bagi kaum elite tertentu untuk
mempertahankan kekuasaannya.
DAFTAR PUSTAKA

1. “6 Agama di Indonesia dan Tempat Ibadahnya”. 29 September 2016.


http://kamuiyakamu.com/knowledge/6-agama-di-indonesia-dan-tempat-ibadahnya/
2. “Artikel Permasalahan Agama di Indonesia”. 30 September 2016.
http://hindudiskusi.blogspot.co.id/2012/04/artikel-permasalahan-agama-di-
indonesia.html
3. “Aceh Membara Disulut Konflik Agama”. 30 September 2016.
http://www.dw.com/id/aceh-membara-disulut-konflik-agama/a-18780213
4. “Bentrok Muslim vs Muslim Terjadi Lagi di Indonesia.” 30 September 2016.
https://lagilagi81.wordpress.com/2012/08/27/bentrok-muslim-vs-muslim-terjadi-lagi-
di-indonesia/
5. “Makalah Persatuan dan Kesatuan Bangsa”. 30 September 2016.
http://dedimulyana96.blogspot.co.id/2015/03/makalah-persatuan-dan-kesatuan-
bangsa.html
6. “Lima Konflik SARA Paling Mengerikan Ini Pernah Terjadi di Indonesia”. 30
September 2016. http://news.okezone.com/read/2016/02/25/340/1320731/lima-
konflik-sara-paling-mengerikan-ini-pernah-terjadi-di-indonesia
7. “Konflik Agama di Indonesia”. 30 September 2016.
http://erlanggasetyaalam.blogspot.co.id/2015/01/konflik-agama-di-indonesia.html

Anda mungkin juga menyukai