Anda di halaman 1dari 7

Journal Keperawatan(JKp) Volume 8 Nomor 1, [Februari 2020], 106-112 ISSN:2302-1152

STUDY CROSS SECTIONAL : DUKUNGAN KELUARGA DENGAN


KEPATUHAN HEMODIALISA PADA PASIEN
GAGAL GINJAL KRONIS

Chauverim Jeremi Gotlieb Paath1, Gresty Masi2, Franly Onibala3

1. Mahasiswa Program Studi Ilmu Keperawatan, Fakultas Kedokteran, Universitas Sam


Ratulangi, Indonesia
2. Program Studi Ilmu Keperawatan, Fakultas Kedokteran, Universitas Sam Ratulangi,
Indonesia
3. Akademi Keperawatan Matuari Waya, Manado, Sulawesi Utara, Indonesia
4. Email : chauverim.paath@gmail.com

Abstract: Chronic Kidney Disease is progressive and irreversible kidney dysfunction where
the body fails to maintain metabolim and fluid and electrolyte balance. Hemodialysis therapy
is one of managements of CKD. Disobedience may causing failure of the therapy so it can
increase mortality and morbidity numbers. Purpose: The purpose of this research is to find
out the correlation beetween family support and hemodialysis adherence of patients with
CKD. Method: this study used descriptive Analytic with Cross Sectional Study approach.
This study involved 50 respondents with Chronic Kidney Disease using the total sampling
technique. Data collection was done through the questionnaire about family’s support and
hemodialysis therapy adherence of patient of CKD. The result of this study showed a
significant correlation with p value=0,000 (α<0,05). Conclusion: There is a significant
correlation beetween family support and hemodialysis therapy adherence of patients with
CKD. Further studies are suggested to do other research about specification of family’s
support with the example instrumental support.
Key Words: Chronic Kidney Disease, Family Support, Hemodialysis Therapy
Adherence.

Abstrak: Gagal ginjal kronis merupakan gangguan fungsi ginjal yang progresif dan
ireversibel dimana tubuh gagal untuk mempertahankan metabolisme dan keseimbangan
cairan dan elektrolit. Terapi hemodialisa adalah salah satu penanganan gagal ginjal kronis.
Ketidakpatuhan dapat menyebabkan kegagalan terapi sehingga meningkatkan angka
mortalitas dan morbiditas. Dukungan keluarga merupakan salah satu faktor penting dalam
meningkatkan kepatuhan terapi. Tujuan: ujuan penelitian ini untuk mengetahui hubungan
dukungan keluarga dengan kepatuhan terapi hemodialisa pada pasien GGK. Desain
Penelitian: Penelitian ini menggunakan Deskriptif Analitik dengan pendekatan
cross-sectional Study. penelitian ini menggunakan 50 responden dengan menggunakan
teknik total sampling. Pengumpulan data dilakukan menggunakan kuesioner tentang
dukungan keluarga dan kepatuhan menjalani terapi hemodialysis pada pasien CKD. Hasil
dari penelitian ini menunjukan hubungan yang signifikan dengan nilai p=0,000 yang berarti
nilai p<α=0,05. Kesimpulan: Dapat disimpulkan bahwa ada hubungan yang bermakna antara
dukungan keluarga dengan kepatuhan hemodialisa pada pasien GGK. Bagi peneliti
selanjutnya disarankan untuk melakukan penelitian tentang dukungan keluarga yang lebih
spesifik contohnya dukungan instrumental.

Kata Kunci: Gagal Ginjal Kronis, Dukungan Keluarga, Kepatuhan Hemodialisa

106
Journal Keperawatan(JKp) Volume 8 Nomor 1, [Februari 2020], 106-112
ISSN:2302-1152

PENDAHULUAN akan memperberat biaya terapi dari


Gagal ginjal kronik merupakan biasanya (Almatsier, 2008). Sehingga
gangguan fungsi ginjal yang progresif kepatuhan menjadi salah satu
dan ireversibel dimana tubuh gagal permasalahan pada pasien hemodialisa
untuk mempertahankan metabolisme yang mengalami penyakit ginjal kronis,
dan keseimbangan cairan dan karena dapat berdampak pada
eleketrolit, menyebabkan retensi urin perawatan pasien, termasuk konsistensi
dan sampah nitrogen lain dalam darah. kunjungan, pengobatan serta diit dan
(Muttaqin & Kumala, 2011 dalam cairan (Syamsah, 2011).
Erikka M. Panjaitan, 2014)
Prevalensi gagal ginjal kronik menurut METODE PENELITIAN
World Heath Organization (2018) Desain penelitian ini
merupakan salah satu masalah menggunakan metode deskriptif
kesehatan utama di dunia, secara analitik dengan menggunakan
global sekitar 1 dari 10 populasi dunia rancangan cross sectional study (studi
teridentifikasi penyakit ginjal kronis potong lintang). Penelitian ini
(Wilyanarti, 2019). Hasil Riskesdas dilaksanakan pada bulan Oktober
(2013) mengatakan bahwa jumlah -November 2019 di ruang Hemodialisa
penderita di Indonesia sendiri RSU GMIM Bethesda Tomohon.
mencapai 3,8 % dari jumlah penduduk Populasi yang digunakan dalam
Indonesia, hanya 19,3 % dari pasien penelitian ini adalah pasien yang
gagal ginjal kronis tersebut yang menjalani hemodialisa di ruang
menjalani terapi dialisis. Sulawesi hemodialisa RSU GMIM Bethesda
Utara menjadi provinsi dengan Tomohon yang berjumlah 50 orang
prevalensi terbanyak ketiga di bawah dan Sampel diambil dengan
provinsi Kalimantan Utara dan Maluku menggunakan total sampling.
Utara (Riskesdas, 2018). Instrumen pada penelitian ini
Bagi penderita gagal ginjal kronik, menggunakan lembar kuesioner yang
hemodialisa akan mencegah kematian. terdiri dari pernyataan yang berkaitan
Hemodaliss yang dijalani oleh pasien dengan dukungan keluarga dan
dapat mempertahankan kelangsungan kepatuhan hemodialisa pada pasien
hidup sekaligus merubah pola hidup gagal ginjal kronik. Dalam
pasien (Mailani, 2015). pengumpulan data untuk dukungan
Menurut Sunarni (2009), dukungan keluarga, peneliti menggunakan
keluarga merupakan salah satu faktor kuesioner yang pernah digunakan dari
ketidakpatuhan dalam perawatan penelitian sebelumnya oleh Syamsiah
hemodialisa. Ketidakpatuhan dapat (2011). Yang telah diuji validitas dan
menyebabkan kegagalan terapi reliabilitasnya. Berdasarkan hasil uji
sehingga meningkatkan angka validitas didaptkan r hasil dari semua
mortalitas dan morbiditas (Fauziah, pernyataan lebih besar dari r tabel,
2016). Jika ketidakpatuhan terjadi sehingga dapat dikatakan seluruh
maka akan sangat merugikan diri pernyataan tersebut dinyatakan valid.
pasien, mulai dari jadwal terapi yang Adapun untuk uji reliabilitas,
akan berubah menjadi lebih sering didaptkan r alpha lebih besar dari r
yang diakibatkan karena komplikasi tabel (0,907 > 0,423), maka seluruh
yang ditimbulkan oleh edema, juga pernyataan dinyatakan reliabel.

107
Journal Keperawatan(JKp) Volume 8 Nomor 1, [Februari 2020], 106-112
ISSN:2302-1152

HASIL
A. Analisis Univariat

Tabel 1 : Karakteristik Responden berdasarkan data demografi


Kategori Frekuensi %
Usia:
≤ 50 tahun 14 28%
> 50 tahun 36 72%
Total 50 100%
Jenis Kelamin:
Perempuan 26 52%
Laki-laki 24 48%
Total 50 100%
Pendidikan:
SD 12 24%
SMP 3 6%
SMA 22 44%
Perguruan Tinggi 10 20%
Lain-lain 3 6%
Total 50 100%

Sumber : Data Primer 2019


paling banyak penderita CKD berjenis
Berdasarkan data diatas didapati kelamin perempuan dengan frekuensi 52%
sebagian besar responden berusia diatas dengan tingkat pendidikan terbanyak
50 tahun dengan frekuensi 72%, dan lulusan SMA dengan frekuensi 44%.

B. Analisa Bivariat

Tabel 2 : Dukungan Keluarga dengan Kepatuhan Hemodialisa Pada Pasien Gagal


Ginjal Kronik

Kepatuhan
Dukungan Terapi Hemodialisa Total P-value
Keluarga
Patuh % Tidak %
Patuh
Kurang 1 2.2% 4 100% 5 0.000
Baik 45 97.8% 0 0% 45
Total 46 100% 4 100% 50
Sumber : Data Primer 2019

Berdasarkan data diatas dukungan keluarga baik dan tidak patuh,


menunjukkan bahwa 45 responden 1 responden mendapatkan dukungan
mendapatkan dukungan keluarga baik keluaga yang kurang dan patuh, dan 4
dan patuh menjalani terapi hemodialisa, responden mendapatkan dukungan
tidak ada responden yang mendapat keluarga yang kurang dan tidak patuh.

108
Journal Keperawatan(JKp) Volume 8 Nomor 1, [Februari 2020], 106-112
ISSN:2302-1152

Hasil uji statistik didapatkan bahwa nilai responden menyimpulkan bahwa


p-value (0.000) <ɑ 0,05. dengan sebagian responden berjenis kelamin
demikian, Hₒ ditolak yang berarti ada perempuan sebesar 55 %. Data ini
hubungan yang signifikan antara didukung data Kemenkes, yaitu
dukungan keluarga dengan kepatuhan prevalensi penderita penyakit ginjal
hemodialisa pasien GGK. kronik hampir berimbang dimana
prevalensi penderita GGK berjenis
PEMBAHASAN kelamin perempuan sebesar 55% dan
A. Karakteristik responden laki-laki sebesar 45% (Kemenkes RI,
Hasil uji berdasarkan usia, dari 50 2018).
responden diperoleh paling banyak Berdasarkan pendidikan, diperoleh
responden berusia > 50 tahun sebesar 36 hasil dari 50 responden jumlah
orang (72%). Hasil ini sejalan dengan responden paling banyak mempunyai
penelitian Utami (2015) di RSUD Arifin jenjang pendidikan SMA yaitu 22 orang
Achmad Pekanbaru dengan sampel (44%). Hasil penelitian ini sejalan
sebanyak 105 responden menyimpulkan dengan penelitian Nita Syamsiah (2011)
bahwa responden atau pasien gagal di RSAU Dr. Esnawan Antariksa Halim
ginjal sebagian besar berusia di atas 50 Perdana Kusuma Jakarta Selatan denga
tahun, sebesar 68,6 %. Data Kemenkes besar sampel 158 responden
didapati bahwa pada tahun 2016, usia menyimpulkan bahwa lebih banyak
pasien GGK yang menjalani responden berlatar belakang pendidikan
hemodialisis paling berada di atas 50 menengah (SMA) yaitu berjumlah 78
tahun. Gagal ginjal terjadi pada semua orang (49,7%). Menurut Notoatmodjo
rentang usia dan mempunyai penyebab (2003) pengetahuan merupakan domain
yang berbeda-beda (Groer, 2001). Sesuai yang sangat penting dalam membentuk
denga teori Smeltzer & Bare (2002) tindakan seseorang. Tindakan seseorang.
bahwa sesudah usia 40 tahun akan Tindakan yang didasari dengan
terjadi penurunan laju filtrasi glomerulus pengetahuan akan lebih baik daripada
(LFG) secara progresif hingga usia 70 tindakan yang tidak didasari oleh
tahun, fungsi tubulus termasuk pengetahuan. Seseorang yang memiliki
kemampuan reabsorpsi dan pemekatan tingkat pendidikan tinggi seharusnya
juga berkurang. Hal tersebut memiliki perilaku yang lebih baik dalam
menyebabkan terjadinya penyakit gagal menjaga kesehatan, termasuk dalam
ginjal. Itulah yang menyebabkan banyak mematuhi terapi hemodialisis (Anita,
pasien teridentifikasi menderita gagal 2015)
ginjal saat mulai memasuki usia 50
tahun. (Anita, 2015) B. Analisa Univariat
Hasil uji berdasarkan jenis kelamin, Hasil penelitian menunjukkan
diperoleh data perempuan sebesar 26 bahwa dukungan keluarga berada dalam
responden (52%) dan laki-laki 24 kategori baik, yaitu sebesar 90%.
responden (48%). Hasil ini menunjukkan Dukungan keluarga menurut Murniasih
bahwa prevalensi penderita penyakit (2007) adalah sikap, tindakan
GGK hampir seimbang. Hasil ini sejalan penerimaan keluarga terhadap anggota
dengan penelitian Anita (2015) di RS keluarganya. Anggota keluarga
PKU Muhammaditah Gamping dipandang sebagai bagian yang tak
Yoyakarta dengan sampel sebanyak 60 terpisahkan dalam lingkungan keluarga.

109
Journal Keperawatan(JKp) Volume 8 Nomor 1, [Februari 2020], 106-112
ISSN:2302-1152

Anggota keluarga memandang bahwa signifikan (p=0.000) yang berarti p-value


orang yang bersifat mendukung selalu <0,05 menunjukkan bahwa ada
siap memberikan pertolongan dan hubungan antara dukungan keluarga dan
bantuan jika diperlukan. Dukungan kepatuhan hemodalisa pasien GGK.
keluarga yang diberikan berupa Padilla (2012) mengatakan bahwa
membantu mencari informasi tentang salah satu tugas keluarga adalah untuk
bagaimana proses terapi hemodialisa, melakukan perawatan atau pemeliharaan
serta manfaat menjalani terapi kesehatan, yaitu untuk mempetahankan
hemodialisa. Keluarga saling keadaan kesehatan anggota keluarga
berkomunikasi dengan pasien tentang agar tetap memiliki produktifitas tinggi.
kesulitan yang dialaminya selama Jika pasien tidak mendapatka dukungan
menjalani terapi. Keluarga memberikan keluarga yang baik maka pasien akan
perhatian, semangat, dan menghibur agar merasa tertekan bahwa tidak ada yang
pasien terus menjalani terapi memperhatikan kondisinya dan hal ini
hemodialisa. Keluarga juga dalam dapat mempengaruhi kesehatan
tugasnya untuk merawat anggota tubuhnya. Jadi, keluarga diharapkan
keluarga yang sakit berperan dalam dapat memenuhi semua kebutuhan
membiayai proses perawatan, dan kesehatan guna meningkatkan kesehatan
menyediakan fasilitas-fasilitas yang guna meningkatkan kualitas hidup dan
dibutuhkan pasien. mencegah penyakit.
Kepatuhan pasien dalam Penelitian yang dilakukan oleh
menjalankan terapi HD dalam penelitian Kamaludin (2009) di RSUD Prof. dr.
ini didapati sangatlah baik, hal ini Margono Soekardjo Purwokerto
dikarenakan adanya dukungan keluarga menunjukkan bahwa semakin baik
sangat membantu responden dalam dukungan keluarga, maka semakin tinggi
menjalani setiap proses terapi. Bisaroh pula kepatuhan seseorang khususnya
(2013) menyampaikan hasil penelitian pasien gagal ginjal kronis dalam
serupa bahwa upaya keluarga untuk menjalankan terapi hemodialisis.
meningkatkan kepatuhan dalam Dijelaskan bahwa kepatuhan dalam
melakukan terapi hemodialisa dapat menjalankan terapi HD dipengaruhi oleh
dilakukan bermacam-macam, yaitu besarnya dukungan keluarga yang
dengan cara membantu membuat jadwal diterima, selain itu keluarga selalu
sederhana terapi HD sehingga mengingatkan jadwal terapi HD pada
memudahkan pasien mengingat untuk pasien. Kepatuhan pasien juga berasal
melakukan terapi, selain itu membantu dari dukungan biaya oleh keluarga
transportasi pasien ke tempat terapi HD sehingga pasien tidak khawatir akan
agar pasien tdak mengalami kesulitan pengobatannya.
dalam menjalankan terapi. Hasil penelitian dan teori di atas
sejalan dengan hasil peneltian yang
C. Analisa Bivariat diperoleh peneliti, dimana hasil
Hasil penelitian menunjukkan penelitian dan teori tersebut semakin
bahwa 45 responden mendapatkan menguatkan pendapat peneliti bahwa
dukungan keluarga yang baik dan patuh terdapat hubungan antara dukungan
menjalani terapi hemodialisa. Hasil uji keluarga dan kepatuhan hemodialisa
menggunakan uji Chi-Square pada pada pasien GGK.
penelitian ini diproleh hasil yang

110
Journal Keperawatan(JKp) Volume 8 Nomor 1, [Februari 2020], 106-112
ISSN:2302-1152

SIMPULAN Yang Menjalani Hemodialisis:


Berdasarkan hasil analisis didapatkan Systematic Review.
sebagian besar responden mendapatkan
dukungan keluarga pada pasien gagal Groer, M. W. (2001). Advanced
ginjal kronik yang baik dan patuh dalam Pathophysiology, Application to
menjalani terapi hemodialisa dan dapat Clinical Practice. Philadelphia:
disimpulkan bahwa terdapat hubungan
Lippincot.
yang signifikan antara Dukungan
Keluarga Dengan Kepatuhan Kamaludin, R .(2009). Analisis
Hemodialisa Pada Pasien Gagal Ginjal Faktor-Faktor Yang
Kronis di RSU GMIM Bethesda Mempengaruhi Kepatuhan
Tomohon. Dan diharapkan bagi tenaga Asupan Cairan Pada Pasien
keperawatan agar dapat memberikan Gagal Ginjal Kronik Dengan
penyuluhan kesehatan secara Hemodialisa Di RSUD Prof. Dr.
berkesinambungan tentang penyakit Margono Soekardjo Purwekerto.
gagal ginjal kronik dan terapi
hemodialisa, dan bagi peneliti Kemenkes RI. (2018). Air Bagi
selanjutnya disarankan untuk melakukan
Kesehatan: Upaya Peningkatan
penelitian tentang dukungan keluarga
yang lebih spesifik contohnya dukungan Promotif Preventif Kesehatan
instrumental. Ginjal Di Indonesia.

Murniasih. (2007). Hubungan Dukungan


DAFTAR PUSTAKA Keluarga Dengan Tingkat
Kecemasan Akibat Hospitalisasi
Almatsier, Sunita. (2008). Penuntun Diet. Pada Anak.
Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.
Muttaqin, Arif & Sari, Kumala. (2011).
Amri Fauziah. (2015). Hubungan Antara Asuhan Keperawatan Gangguan
Kepatuhan Menjalani Terapi Sistem Perkemihan. Jakarta:
Hemodialisa Dengan Kualitas Salemba Medika.
Hidup Pasien Gagal Ginjal
Padilla. (2012). Buku Ajar Keperawatan
Kronik Di Ruang Hemodialisa Keluarga. Yogyakarta: Nuha
RSUD Dr. Soedirman Kebumen. Medika.
Riset Kesehatan Dasar. (2018). Badan
Diyah C.A., Dwi Novitasari. (2015).
Penelitian dan Pengembangan
Kepatuhan Pembatasan Asupan
Kesehatan Kementrian Kesehatan
Cairan Terhadap Lama Menjalani
RI.
Hemodialisa di RSU PKU
Muhammadiyah Gamping Syamsiah, N. (2011). Faktor-faktor yang
Yogyakarta. Berhubungan Dengan Kepatuhan
Pasien CKD Menjalani
Fitri Maliani. (2015). Kualitas Hidup
Hemodialisa.
Pasien Penyakit Ginjal Kronik

111
Journal Keperawatan(JKp) Volume 8 Nomor 1, [Februari 2020], 106-112
ISSN:2302-1152

World Health Organization. (2018). The


World Health Organization;
Quality of Life.

112

Anda mungkin juga menyukai