Laporan Mater
Laporan Mater
Proposal kegiatan mahasiswa Manajemen Laktasi ini disusun untuk melengkapi tugas dari mata kuliah
keperawatan Maternitas
MAHASISWA
Ketua Pelaksana I Ketua Pelaksana II
MENGETAHUI
Lembar Persetujuan
Lembar Pengesahan
Daftar Isi
PENDAHULUAN
a. Latar Belakang
b. Masalah
c. Sasaran
d. Target dan Luaran
METODE PELAKSANAAN
a. Teknik Pelaksanaan
b. Lokasi
c. Waktu
d. Durasi
HASIL DAN PEMBAHASAN
KESIMPULAN DAN SARAN
REFERENSI
LAMPIRAN - LAMPIRAN
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Menyusui merupakan salah satu proses adaptasi yang dialami ibu postpartum,yaitu
periode 24 jam setelah kelahiran hingga 6 minggu. Saat terpenting waktu menyusui adalah
pada beberapa hari pertama setelah melahirkan. Bila seorang ibu dibantu dengan baik pada
saat ia mulai menyusui, kemungkinan ibu tersebut akan berhasil untuk terus menyusui Siregar
A(2004). Keberhasilan laktasi dapat dinilai dari keefektifan proses menyusui. Menyusui
disebut efektif jika terjadi proses interaktif antara ibu dan bayi saat pemberian ASI secara
langsung dari payudara ibu ke bayi dengan cara yang benar dan kuantitas yang mencukupi
untuk memenuhi kebutuhan ibu dan bayi, sehingga penilaian keberhasilan laktasi dapat
diobservasi langsung saat proses menyusui dengan mengamati cara menyusui serta dapat juga
dinilai dari kuantitas atau volume ASI yang dihasilkan (Mulder, 2006).
B. Rumusan Masalah
No Alat Jumlah
1. Handuk besar 2
2. Handuk kecil 1
3. BH khusus menyusui 1
4. Bantal 2
5. Kom 2
6. Bengkok 1
8. Kapas Sck
E. Durasi Pelaksanaan
Penanggung
No Materi Metode Waktu Alat Bantu
Jawab
1 Sambutan Ceramah 5 menit Michrophone Anjar N, S.Kep,NS,M,
Acara oleh
Pembina
Lahan
Endah Sri
Wahyuni,S.Kep.,Ners.,M.Ke
2 Sambutan Ceramah 5 menit Michrophone p
Acara oleh
Pembimbing
Akademik
Michrophone,LC
3 Materi kelas Ceramah 30 menit D Mukti Susi O
Manajemen Nila Agustina
Laktasi Negi Meilana P
4 Praktik Praktik 30 menit Michrophone Nadia Fitri N
Manajemen Nia Ulfiana
Laktasi
5 Penutup Doa 5 menit Michropone Muhhamad Anggit
Pelatihan Pengelolaan Ibu Nifas dan Manajemen Laktasi ini merupakan bagian dari kegiatan
pengabdian masyarakat. Pengabdian masyarakat ini diselenggarakan dengan 3 (tiga) tahap kegiatan
yaitu :
Tahap1, Sosialisasi. Kegiatan Sosialisasi ini diberikan untuk memberikan penyuluhan agar ibu nifas
dapat menyusui dengan benar. ASI dapat secara optimal dengan adanya keterlibatan tokoh
masyarakat dapat memberikan peluang besar yang berhubungan dengan keberlanjutan program
pemberian ASI, karena mengingat ASI merupakan makanan terbaik bagi bayi. Adanya tokoh
masyarakat akan membantu untuk menginfokan lebih lanjut tentang pengelolaan ibu nifas khususnya
pemberian ASI sehingga dapat mewujudkan generasi bangsa yang sehat serta unggul melalui
program pemberian ASI. Pelatihan tentang perawatan payudara (brestcare) dan tekhnik menyusui
dengan benar ini diajarkan langsung oleh Mahasiswa D3 Keperawatan Stikes ‘Aisyiyah Surakarta,
Mahasiswa D3 Keperawatan juga menjelaskan mekanisme kegiatan, penyampaian materi. Pelatihan
ini dilaksanakan di rumah salah satu masyarakat di Desa Musuk Boyolali.
Gambar 1. Sosialisasi pada ibu nifas tentang perawatan payudara dan tekhnik menyusui
dengan benar
Gambar 1 merupakan tahap awal kegiatan pengabdian masyarakat yaitu sosialisasi dan
persamaan persepsi tentang kegiatan pengelolaan ibu nifas, yang salah satu diantaranya terdapat
kegiatan pelatihan managemen laktasi dan perawatan payudara.
Sosialisasi kegiatan dihadiri oleh ibu hamil dan ibu nifas di Musuk Boyolali.
Tahap 2, Pelatihan brestcare dan tekhnik menyusui. Perawatan payudara merupakan suatu upaya
untuk meningkatkan produksi ASI pada masa nifas (Elvira dan Arip, 2017). Pelatihan brestcare dan
tekhnik menyusui ini secara langsung diberikan oleh Mahasiswa D3 Keperawatan Stikes ‘Aisyiyah
Surakarta kepada ibu hamil dan ibu nifas , mereka sangat antusias dalam memperhatikan ketika
materi disampaikan. Kegiatan ini diselenggarakan selama satu hari dengan 15 ibu hamil dan ibu
nifas, dimana terlebih dahulu diberikan materi tentang brestcare dan tekhnik menyusui dengan
benar, kemudian dilakukan demonstrasi oleh Mahasiswa D3 Keperawatan Stikes ‘Aisyiyah
Surakarta. Berdasarkan observasi sebelum diberikan pelatihan, ibu hamil dan ibu nifas hanya
mengetahui bahwa pengelolaan pada masa nifas itu terdapat perawatan payudara dan tekhnik
menyusui tetapi tidak mengetahui serta belum memahami cara yang benar untuk melakukan
perawatan payudara dan tekhnik menyusui yang benar, sehingga pengelolaan ibu nifas belum
terselenggara dengan baik dan optimal. Hasil setelah diberikan keterampilan yang pertama yaitu
tentang perawatan payudara (brestcare). Pada skill ketrampilan tekhnik menyusui dengan benar
didapatkan skill kader kesehatan pada kategori sangat baik sebanyak 86% dapat mempraktekan
prosedur menyusui pada ibu pasca salin dengan kategori baik. Kader kesehatan sangat antusias dan
sangat kooperatif dalam mengikuti acara, sehingga mayoritas kader kesehatan memiliki pengetahuan
baik untuk tekhnik menyusui dengan benar dan perawatan payudara (brestcare).Peningkatan
pengetahuan kader sebagai seorang promotor kesehatan yang dapat mempengaruhi pengetahuan
masyarakat dapat menginformasikan lebih lanjut serta memberikan ketrampilan tentang perawatan
payudara dan tekhnik menyusui dengan benar dapat diberikan dengan baik dan jelas kepada ibu nifas
sehingga ibu nifas dapat menjalankan tugas masa nifas dengan baik dan optimal demi mewujudkan
generasi penerus bangsa yang sehat dan unggul.
Gambar 2 merupakan kegiatan pelatihan perawatan payudara dengan berbagai macam tehnik yang
sesuai dengan kondisi ibu nifas. Mulai dari perawatan putting susu hingga masase payudara untuk
menghilangkan bendungan ASI. Pelatihan perawatan payudara dihadiri seluruh kader kesehatan.
Gambar 3 Pelatihan Tekhnik Menyusui Dengan Benar oleh Tim PPDM Stikes ‘Aisyiyah
Surakarta Kepada Kader Kesehatan.
Gambar 3 merupakan dokumentasi kegiatan pelatihan tehnik menyusui dengan benar serta metode
Kangoroe untuk perawatan bayi berat badan lahir rendah. Dari kegiatan pelatihan itu semua
kader kesehatan semangat mengikuti kegiatan tersebut.
terhadap proses pemberian informasi, apabila percaya diri meningkat maka informasi yang akan
diberikan kepada masyarakat akan mudah dipahami sehingga meningkatkan pengetahuan dan
pemahaman masyarakat baik tentang perawatan payudara (brestcare) atau tekhnik menyusui dengan
benar. Peningkatan pengetahuan dan pemahaman masyarakat tentang perawatan payudara dan
tekhnik menyusui dengan benar ini akan mempengaruhi tindakan pengelolaan ibu nifas dalam
menjalankan tugasnya pada masa nifas.
Kesimpulan dari pelaksanaan kegiatan PPDM di Desa Jetis, Sukoharjo dengan sasaran kader
kesehatan, ini melalui 3 (tiga) tahap kegiatan yaitu Sosialisasi, pelatihan dan pendampingan
sederhana. Hasil penelitian ini bahwa mayoritas responden (kader kesehatan) memiliki pengetahuan
yang baik tentang perawatan payudara (brestcare) serta tekhnik menyusui dengan benar setelah
diberikan
REFERENSI
Elvira, D., dan Arip, A.P. 2017. Hubungan Antara Pengetahuan Ibu Nifas Dengan Sikap Dalam
Melakukan Perawatan Payudara Di Rumah Sakit Kartika Husada Kabupaten Kubu Raya
Tahun 2017. Jurnal Kebidanan. Vol (7). No 1
Isyti’aroh, I., Firman, F., Siti, R., Sri, A., dan Yuni, S. P. 2018. Pembentukan dan Pelatihan Kader
Pendukung ASI : Pengabdian Masyarakat Di Puskesmas Wiradesa Pekalongan. The 8th
University Research Colloquium
Maharani, A. A., Priyadi, N. P., dan Anung, S. 2018.Hubungan Karakteristik Ibu Pengertahuan dan
Sikap Dengan Perilaku Perawatan Payudara Pada Ibu Menyusui ASI Eksklusif Di Wilayah
Kerja Puskesmas Pegandan. Jurnal Kesehatan Masyarakat. Vol (6). No 5
Sari, T., Sri M., dan Lasri. 2015. Pengetahuan Manajemen Laktasi Dan Sikap Ibu Post Partum
Dalam Proses Menyusui. Jurnal Care. Vol (3). No 2
Sulistiangsih, A., dan Yeti, S. S. 2018. Faktor – faktor Yang Berpengaruh Pada Tekhnik Menyusui
Pada Ibu Nifas. Gaster. Vol (16). No 2
Ulfah, N., Budi, A., dan Siti, H .2017. Evaluasi Terhadap Kemampuan Kader Kesehatan Dalam
Melakukan Kegiatan Penjangkauan. Jurnal Kesmas Indonesia. Vol (9). No 1