Anda di halaman 1dari 18

MAKALAH

PILIHAN KATA DAN DIKSI

OLEH:

KELOMPOK III
M. WAHYU RAMADANI TANRAJELLING (200902502021)
MUHAMMAD ALIF MARSHAL (200902502023)
KHANIFATUNNI’MAH (200902500014)
GITA DAMANSI PUTRI(200902500010)
MELI TIKU REDE (200902501032)
ISTAYANTI (200902501030)
MAGHFIRA (200902500015)

MATA KULIAH : BAHASA INDONESIA


DOSEN PENGAMPU : DR. NENSILIANTI, S.PD.,M.HUM.

JURUSAN PENDIDIKAN AKUNTANSI


FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR
2020

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena
berkat rahmat, karunia, dan hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan
makalah Bahasa Indonesia dengan pokok bahasan mengenai “Tata Bahasa dan
diksi” ini dengan baik. Dan juga kami berterima kasih pada Ibu Dr. Nensilianti,
S.Pd.,M.Hum. s e l a k u D o s e n m a t a k u l i a h B a h a s a I n d o n e s i a U n i v e r s i t a s
Negeri Makassar yang telah memberikan tugas ini kepada kami dan
membimbing kami sampai saat ini. Kami sangat berharap makalah ini dapat
berguna bagi semuanya dalam rangka menambah waw as an s erta
pengetahuan bagi kami maupun para pembaca. Kami juga menyadari
sepenuhnya bahwa didalam makalah ini terdapat kekurangan dan jauh dari kata
sempurna. Sebelumnya kami mohon maaf apabila terdapat kesalahan baik
dari segi kata, pengejaan maupun materi dan kami memohon kritik dan saran
yang membangun demi perbaikan makalah ini di waktu yang akan datang.

Makassar, 29 Oktober 2020

Penyusun

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL.............................................................................................................. i
KATA PENGANTAR........................................................................................................... ii
DAFTAR ISI.......................................................................................................................... iii

BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang................................................................................................................ 1
B. Rumusan Masalah.......................................................................................................... 2
C. Tujuan.............................................................................................................................. 2

BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian Diksi.............................................................................................................. 3
B. Persyaratan Diksi............................................................................................................ 4
C. Kata Ilmiah, Kata Populer, Kata Jargon, dan Kata Slang.......................................... 11
D. Pilihan Kata dan Penggunaan Diksi.............................................................................. 12

BAB III PENUTUP


A. Kesimpulan...................................................................................................................... 14
B. Saran................................................................................................................................. 14

DAFTAR PUSTAKA

iii
BAB 1
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Memang harus diakui, kecenderungan orang semakin mengesampingkan
pentingnya  penggunaan bahasa,  terutama  dalam tata cara  pemilihan kata atau
diksi. Terkadang kita pun tidak mengetahui pentingnya penguasaan bahasa
Indonesia yang baik dan yang benar, sehingga ketika kita berbahasa, baik lisan
maupun tulisan, sering  mengalami  kesalahan  dalam  penggunaan  kata, frasa,
paragraf,  dan wacana.
Agar tercipta suatu komunikasi yang efektif dan efisien, pemahaman yang
baik ihwal penggunaan diksi atau pemilihan kata dirasakan sangat penting, bahkan
mungkin  vital, terutama  untuk  menghindari   kesalapahaman  dalam
berkomunikasi.
Diksi atau pilihan kata dalam praktik berbahasa sesungguhnya
mempersoalkan kesanggupan sebuah kata dapat juga frasa atau kelompok kata
untuk menimbulkan gagasan yang tepat pada imajinasi pembaca atau
pendengarnya.
Sebagai makhluk sosial kita tidak bisa terlepas dari berkomunikasi dengan
sesama dalam setiap aktivitas. Dalam kehidupan bermasyarakat sering kita jumpai
ketika seseorang berkomunikasi dengan pihak lain tetapi pihak lawan bicara
kesulitan menangkap informasi dikarenakan pemilihan kata yang kurang tepat
ataupun dikarenakan salah paham.
Pemilihan kata yang tepat merupakan sarana pendukung dan penentu
keberhasilan dalam berkomunikasi. Pilihan kata atau diksi bukan hanya soal pilih-
memilih kata, melainkan lebih mencakup bagaimana efek kata tersebut terhadap
makna dan informasi yang ingin disampaikan. Pemilihan kata tidak hanya
digunakan dalam berkomunikasi namun juga digunakan dalam bahasa tulis

1
(jurnalistik). Dalam bahasa tulis  pilihan kata (diksi) mempengaruhi pembaca
mengerti atau tidak dengan kata-kata yang kita pilih.
Dalam makalah ini, penulis berusaha menjelaskan mengenai diksi yang
digunakan dalam kehidupan sehari-hari baik dalam segi makna dan relasi, gaya
bahasa, ungkapan, kata kajian, kata popular, kata sapaan dan kata serapan.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka yang menjadi rumusan
dalam makalah ini adalah sebagai berikut:
1. Apa yang dimaksud dengan diksi ?
2. Bagaimana  persyaratan diksi ?
3. Bagaimana yang dimaksud kata ilmiah , kata populer, kata jargon dan slang ?
4. Bagaimana  pilihan kata dan penggunaan diksi ?

C. Tujuan
Tujuan dan manfaat penulisan makalah ini adalah untuk:
1. Megetahui pengertian dari diksi
2. Mengetahui syarat-syarat yang dibutuhkan dalam penggunaan diksi
3. Memahami penjelasan tentang kata ilmiah, kata populer, kata jargon dan slang
4. Memahami penjelasan pilihan kata dan penggunaan diksi

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengetian Diksi
Diksi ialah pilihan kata. Maksudnya, kita memilih kata yang tepat dan
selaras untuk menyatakan atau mengungkapkan gagasan sehingga memperoleh
efek tertentu. Pilihan kata merupakan satu unsur sangat penting, baik dalam dunia
karang-mengarang maupun dalam dunia tutur setiap hari. Ada beberapa pengertian
diksi di antaranya adalah membuat pembaca atau pendengar mengerti secara benar
dan tidak salah paham terhadap apa yang disampaikan oleh pembicara atau
penulis, untuk mencapai target komunikasi yang efektif, melambangkan gagasan
yang diekspresikan secara verbal, membentuk gaya ekspresi gagasan yang tepat
(sangat resmi, resmi, tidak resmi) sehingga menyenangkan pendengar atau
pembaca.
Diksi, dalam arti pertama, merujuk pada pemilihan kata dan gaya ekspresi
oleh penulis atau pembicara. Arti kedua, arti “diksi” yang lebih umum
digambarkan dengan kata – seni berbicara jelas sehingga setiap kata dapat
didengar dan dipahami hingga kompleksitas dan ekstrimitas terjauhnya. Arti kedua
ini membicarakan pengucapan dan intonasi, daripada pemilihan kata dan gaya. 
Harimurti (1984) dalam kamus linguistic, menyatakan bahwa diksi adalah pilhan
kata dan kejelasan lafal untuk memperoleh efek tertentu dalam berbicara di dalam
karang mengarang.
Dalam KBBI (2002: 264) diksi diartikan sebagai pilihan kata yanng tepat
dan selaras dalam penggunaanya untuk menggungkapkan gagasan sehingga
diperoleh efek tertentu seperti yang diharapkan. Jadi, diksi berhubungan dengan
pengertian teknis dalam hal karang-mengarang, hal tulis-menulis, serta tutur sapa.

3
B. Persyaratan Diksi
Ada dua persyaratan yang harus dipenuhi dalam memilih kata-kata, yaitu
persyaratan ketetapan dan kesesuaian. Tepat, artinya kata-kata yang dipilih itu
dapat mengungkapkan dengan tepat apa yang ingin diungkapkan. Di samping itu,
ungkapan itu juga harus dipahami pembaca dengan tepat, artinya tafsiran pembaca
sama dengan apa yang dimaksud dengan penulis. Untuk memenuhi persyaratan
ketetapan dan kesesuaian dalam pemilihan kata, hal yang perlu diperhatikan
adalah:
1. Pilihan kata sesuai dengan kaidah kelompok kata /frase

Pilihan kata/ diksi yang sesuai dengan kaidah kelompok kata/frase seharusnya
adalah pilihan kata/diksi yang tepat,seksama, lazim,dan benar.
a. Tepat
Contohnya : Makna kata lihat dengan kata pandang biasanya bersinonim,
tetapi kelompok kata pandangan mata tidak dapat digantikan  dengan lihatan
mata.
b. Seksama
Contohnya : Kata besar, agung, akbar, raya, dan tinggi termasuk kata-kata
yang bersinonim. Kita biasanya mengatakan hari raya serta hari besar, tetapi
kita tidak pernah mengatakan hari agung, hari akbar ataupun hari tinggi.
Begitu pula dengan kata jaksa agung tidak dapat digantikan dengan jaksa
besar ataupun jaksa raya, atau pun jaksa tinggi  karena kata tersebut tidak
seksama.
c. Lazim
Lazim adalah kata itu sudah menjadi milik bahasa Indonesia. Kata yang tidak
lazim dalam bahasa Indonesia apabila dipergunakan sangatlah akan
membingungkan pengertian saja.
Contohnya : Kata makan dan santap bersinonim. Akan tetapi tidak dapat
mengatakan Anjing bersantap sebagai sinonim anjing makan.  Kemudian

4
kata santapan rohani tidak dapat pula digantikan dengan makanan rohani. 
Kedua kata ini mungkin tepat pengelompokannya, tetapi tidak seksama serta
tidak lazim dari sudut makna dan pemakain-nya.

2. Pilihan kata sesuai dengan kaidah makna kata.


a. Jenis Makna
1) Berdasarkan bentuk maknanya, makna dibedakan atas dua macam yaitu:
a) Makna Leksikal adalah makna kamus atau makna yang terdapat di
dalam kamus. Makna ini dimiliki oleh kata dasar. Contoh : makan, tidur,
ibu, adik, buku
b) Makna Gramatikal adalah makna yang dimiliki kata setelah mengalami
proses gramatikal, seperti proses afiksasi (pengimbuhan), reduplikasi
(pengulangan), dan komposisi (pemajemukan). Contoh :
(1) Proses afiksasi awalan me- pada kata dasar kotor  ;
Adik mengotori lantai itu.
(2) Proses reduplikasi pada kata kacang ; Kacang-kacangan merupakan
salah satu sumber protein nabati.
(3) Proses komposisi pada kata rumah sakit bersalin ; Ia bekerja di
rumah sakit bersalin
2) Berdasarkan sifatnya, makna dibedakan atas dua macam:
a) Makna Denotasi adalah makna kata yang sesuai dengan hasil observasi
panca indra dan tidak menimbulkan penafsiran lain. Makna denotasi
disebut juga sebagai makna sebenarnya. Contoh :   
(1) Kepala : organ tubuh yang letaknya paling atas
(2) Besi : logam yang sangat keras
b) Makna konotasi adalah makna kata yang tidak sesuai dengan hasil
observasi pancaindra dan menimbulkan penafsiran lain. Makna konotasi
disebut juga sebagai makna kias atau makna kontekstual. Contoh :   

5
(1) Ibu kota : pusat pemerintahan
(2) Ibu jari : jari yang paling besar atau jempol
(3) Jamban : kamar kecil
3) Berdasarkan wujudnya, makna dibedakan atas :
a) Makna referensial adalah makna kata yang mempunyai rujukan yang
konkret. Contoh : meja, baju, membaca, menulis
b) Makna inferensial adalah makna kata yang tidak mempunyai rujukan
yang konkret. Contoh : baik, indah, sedih, gembira
b. Perubahan Makna
1) Berdasarkan cakupan maknanya, perubahan makna dibedakan atas:
a) Meluas, cakupan makna sekarang lebih luas daripada sebelumnya.
Misalnya:
Kata Dulu sekarang
Berlayar Mengarungi laut dengan Mengarungi lautan dengan
memakai kapal layar alat apa saja
Putera-puteri Dipakai untuk sebutan Sebutan untuk semua anak
anak-anak raja laki-laki dan perempuan

b) Menyempit, cakupan makna sekarang lebih sempit dari pada makna


dahulu
Kata Dulu Sekarang
Sekarang Sebutan untuk semua Gelar untuk orang yang sudah
orang cendikiawan lulus dari perguruan tinggi
Madrasah Sekolah Sekolah yang mempelajari
ilmu agama Islam

2) nilai rasanya, perubahan makna dibedakan atas :

6
a) Ameliorasi adalah perubahan makna ke tingkat yang lebih tinggi.
Artinya baru dirasakan lebih baik dari arti sebelumnya.  Contoh:
(1) Kata wanita dirasakan lebih baik nilainya daripada perempuan
(2) Kata istri atau nyonya dirasakan lebih baik daripada kata bini.
b) Peyorasi adalah perubahan makna ke tingkat yang lebih rendah. Arti
baru dirasakan lebih rendh nilainya dari arti sebelumnya. Contoh:
(1) Kata perempuan sekarang dirasakan lebih rendah artinya
(2) Kata bini  sekarang dirasakan kasar
c. Pergeseran Makna
Pergeseran makna dibedakan atas 2 macam:
1) Asosiasi adalah pergeseran makna yang terjadi karena adanya persamaan
sifat. Contoh:
a) Tasya menyikat giginya sampai bersih
b) Pencuri itu menyikat habis barang-barang berhatga dirumah itu
2) Sinestesia adalah perubahan makna akibat adanya pertukaran tanggapan
antara dua indra yang berbeda. Contoh:
a) Sayur itu rasanya pedas sekali
b) Kata-katanya sangat pedas didengar.
d. Relasi Makna
1) Homonim adalah dua buah kata yang mempunyai persamaan tulisan dan
pengucapan.
Contoh : Bisa berarti ;
a) Dapat, sanggup
b) Racun
Contoh : Buku berarti ;
a) Kitab
b) Antara ruas dengan ruas
2) Homograf adalah dua buah kata atau lebih yang mempunyai persamaan
tulisan tetapi berlainan pengucapan dan arti. Contoh:

7
a) Teras(inti) dengan teras(halaman rumah)
b) Sedan(isak) dengan sedan(sejenis mobil)
c) Tahu(paham) dengan tahu(sejenis makanan)
3) Homofon adalah dua buah kata atau lebih yang mempunyai persamaan
pengucapan tetapi berlainan tulisan dan arti. Contoh:
a) Bang dengan bank
b) Masa dengan massa
4) Sinonim adalah dua buah kata yang berbeda tulisan dan pengucapanya
tetapi mempunyai arti yang sama. Contoh:
a) Pintar dengan pandai
b) Bunga dengan kembang
Kesinoniman kata tidaklah mutlak, hanya ada kesamaan atau kemiripan.
Oleh sebab itu, di dalam sebuah karang mengarang sebaiknya
dipergunakan sinomin kata supaya ada variasinya dan ada pergantiannya
yang membuat lukisan di dalam karangan itu menjadi hidup. Sinonim dapat
terjadi disebabkan oleh hal-hal berikut ini :
a) Pengaruh bahasa daerah
Contoh :
(1) Kata harimau yang diberi sinonim dengan macan .
(2) Kata auditorium bersinonim dengan kata pendopo.
(3) Kata rindu bersinonim dengan kata kangen
b) Perbedaan dialek regional
Contoh : 
(1) Handuk bersinonim  tuala ,
(2) selop bersinonim seliper 

c) Pengaruh bahasa asing


Contoh :

8
(1) kolosal bersinonim besar,
(2) aula bersinonim ruangan,
(3) realita bersinonim kenyataan .
d) Perbedaan dialek social
Contoh:
(1) suami bersinonim laki,
(2) istri bersinonim bini,
(3) mati bersinonim wafat.
e) Perbedaan ragam bahasa
Contoh:
(1) membuat bersinonim menggubah,
(2) assisten bersinonim pembantu,
(3) tengah bersinonim madya.
f) Perbedaan dialek temporal
Contoh:
(1) hulubalang bersinonim komandan,
(2) kempa bersinonim stempel,
(3) peri bersinonim hantu .
5) Antonim adalah kata-kata yang berlawanan artinya.
Contoh:
(1) Tua- muda
(2) Besar – kecil
(3) Luas – sempit
6) Polisemi berasal adalah kata poly dan sema, yang masing-masing
berarti’banyak’ dan ‘tanda’. Jadi polisemi berarti suatu kata yang memiliki
banyak makna.
Contoh:

9
(1) Kata kepala yang mempunyai arti bahagian atas tubuh manusia
tetapi dapat juga berarti orang yang menjadi pimpinan pada sebuah
kantor dan sebagainya.
(2) Kata kaki  yang dipergunakan untuk menahan tubuh manusia  tetapi
dapat juga kaki meja yang menahan meja.

3. Pilihan kata sesuai dengan Kaidah Lingkungan Sosial Kata


Diksi harus selalu diperhatikan lingkungan pemakian kata-kata. Dengan
membedakan lingkungan itu, pilihan kata yang kita lakukan akan lebih tepat
dan mengena. Lingkungan itu dapat kita lihat berdasarkan :
a. Tingkat sosial yang mengakibatkan terjadinya sosiolek
Contoh: Kata- kata mati, meninggal dunia, wafat, tewas, mampus, mangkat 
kita bedakan penggunaanya di dalam bahasa Indonesia berdasarkan rasa
bahasa bukanlah melihat tingkat sosialnya
b. Daerah/geografi yang mengakibatkan dialek
Contoh: Kata-kata bis,kereta, dan motor kita bedakan penggunaanya
berdasarkan geografinya
c. Formal/nonformal yang mengakibatkan bahasa baku/ tidak baku
Contoh: Kata tersangka, terdakwa, dan tertuduh kita bedakan berdasarkan
maknanya.
d. Umum dan khusus yang mengakibatkan terjadinya bahasa umum dan khusus.
1) Makna Umum( hipernim) adalah makna yang cakupannya luas.
Contoh: bunga, bulan, hewan, kendaraan
2) Makna khusus( hiponim) adalah makna yang cakupannya sempit atau
terbatas.
Contoh:

Hipernim Hiponim

10
Melihat Menengok,menatap, melirik,menjenguk,melotot
Bunga Melati, Anggrek, Sedap Malam
Bulan Januari,Februari, Maret
Hewan Ayam, Burung, kambing

4. Pilihan kata sesuai dengan kaidah mengarang.


Pilihan kata akan memberikan imformasi sesuai dengan apa yang
dikehendaki. Pilihan kata dengan kaidah mengarang memiliki kelompok kata
yang berpasangan tetap, pilihan kata langsung dan pilihan kata yang dekat
dengar pembaca.
Contoh :
a.Terdiri dari, terdiri dalam, terdiri atas
b. Ditemani oleh, ditemani dari, ditemani dengan
c.Ia menelpon kekasihnya (pilihan kata langsung), Ia memanggil kekasihnya
melalui telepon (pilihan kata yang panjang dan berbelit-belit)
d. Tidak semua pendengar/pembaca mengerti singkatan balita, KISS, dan
kelompencir.

C. Kata Ilmiah, Kata Populer, Kata Jargon dan Kata Slang


1. Kata ilmiah merupakan kata-kata logis dari bahasa asing yang dapat
diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia.
2. Kata popular adalah kata yang biasa digunakan dalam komunikasi sehari-hari
masyarakat umum.
Berikut adalah contoh dari kata ilmiah dan kata populer tersebut.

Kata Ilmiah Kata Popular


Analogi Kiasan
Frustasi rasa kecewa

11
Final akhir
Diskriminasi perbedaan
Prediksi perlakuan
Kontradiksi ramalan
Format pertentangan
Anarki ukuran
Biodata kekacauan
Bibliografi biografi singkat
daftar pustaka

3. Jargon adalah kata-kata yang mengandung makna suatu bahasa, dialek, atau
tutur yang dianggap aneh kata ini juga merupakan kata sandi/kode rahasia untuk
kalangan terterntu (dokter,militer,perkumpulan rahasia,ilmuwan dsb).
Contohnya : populasi, volume, abses, H2O,dan sebagainya.
4. Kata slang dihasilkan dari salah ucap yang disengaja, atau kadang berupa
pengrusakan sebuah kata biasa untuk mengisi suatu bidang makna yang lain.
Kata-kata ini bersifat sementara,kalau sudah teras usang hilang atau menjadi
kata-kata biasa.
Contohnya : asoy,  manatahan  dan sesuatu ya .

D. Pilihan Kata dan Penggunaanya


1. Kata dari dan daripada
Contoh :
a. Kertas itu terbuat dari kayu jati (keterangan asal)
b. Peristiwa itu timbul dari peristiwa seminggu yang lalu (keterangan sebab)
c. Buku itu ditulis dari pengalamanya selama di Jerman (menyatakan alasan)
2. Kata pada dan kepada
Contoh :
a. Buku catatan saya ada pada Astuti (pengantar keterangan)

12
b. Saya ketemu dengan dia pada suatu sore hari. (keterangan waktu)
3. Kata di dan ke
Contoh :
a. Atik sedang berada di luar kota  (fungsi kata depan di)
b. Di saat usianya suadah lanjut, orang itu semakin malas belajar (keterangan
waktu)
4. Kata dan dan dengan
Contoh :
a. Ayah dan Ibu pergi ke Jakarta kemarin
b. Ibu memotong kue dengan pisau
5. Kata antar dan antara
Contoh :
a. Kabar ibu belum pasti,antara benar dan tidak (menyataan pemilihan)
b. Dia akan tiba antara jam 04.00 sampai jam 06.00 (jangka waktu)

BAB III
PENUTUP

13
A. KESIMPULAN

Kreativitas dalam memilih kata merupakan kunci utama pengarang dalam


menulis gagasan atau ungkapan. Penguasaan dalam pengolahan kata juga
merupakan kunci utama dalam menghasilkan tulisan yang indah, dapat dibaca
serta ide yang ingin disampaikan penulis dapat dipahami dengan baik.
Kata yang tepat akan membantu seseorang mengungkapkan dengan tepat
apa yang ingin disampaikannya baik secara lisan maupun dengan tulisan.
Pemilihan kata juga harus sesuai dengan situasi kondisi dan tempat penggunaan
kata–kata itu. Pembentukan kata atau istilah adalah kata yang mengungkapkan
makna konsep, proses, keadaan atau sifat yang khas dalam bidang tertentu.
Berdasarkan kesimpulan di atas, maka dapat disimpulkan bahwa diksi
mempunyai persamaan yaitu sama-sama penulis ingin menyampaikan sesuatu di
hasil karya tulisannya dengan maksud agar pembaca dapat memahami maksud dan
tujuan penulis.

B. SARAN
Diharapkan kepada semua pembaca untuk mempelajari pengolahan kata
dalam membuat kalimat. Dengan mempelajari diksi diharapkan  mahasiswa dan
mahasiswi memiliki ketetapan dalam menyampaikan dan menyusun suatu gagasan
agar yang disampaikan mudah dipahami dengan baik.

DAFTAR PUSTAKA

https://www.gurupendidikan.co.id/diksi/

14
https://www.maxmanroe.com/vid/umum/pengertian-diksi.html
https://pendidikan.co.id/diksi/

15

Anda mungkin juga menyukai