Currency swap
Secara umum swap diartikan sebagai suatu kontrak transaksi pembelian atau penjualan
valas dengan spot rate yang dikombinasikan dengan pembelian atau penjualan valas yang sama
dengan forward rate.
SWAP berarti suatu kontrak pembelian dan penjualan valas dengan harga spot yang
dikombinasikan dengan pembelian antara penjualan valas yang sama dengan harga forward.
Dalam melakukan jual beli yang dilakukan dengan menggunakan perjanjian Spot rate
yang dikombinasikan dengan pembelian atau penjualan valas dengan perjanjian Forward Rate,
dimana banyak mata uang atau kedua belah pihak menyepakati jenis mata uang yang akan
digunakan dalam perjanjian tersebut. Dalam sebuah perjanjian jual atau beli valas terkadang
mata uang yang digunakan adalah mata uang yang keras dan mata uang lemah.
Hard Currency atau lebih dikenal dengan nama mata uang keras. Artinya sebuah mata
uang yang paling sering digunakan sbagai bahan acuan dalam melakukan konversi mata uang
domestik suatu negara (Domestic Currency). Adapun yang termasuk di dalam mata uang keras
yaitu Dollar Amerika Serikat, Pound sterling, Dollar Australia, Yen Jepang, dan Euro.
Sebaliknya untuk mata uang lemah (Soft Currency) adalah sebuah mata uang yang jarang
digunakan sebagai ukuran dalam pertukaran mata uang asing dengan mata uang domestik.
Keuntungan menggunakan mata uang kuat dalam konversi mata uang adalah kemudahan dalam
melakukan penukaran dengan mata uang lainnya, yang selanjutnya di kenal dengan devisa yang
konvertibel. Kedudukan dari mata uang asing tersebut adalah sebagai asset, yang saat ini
kedudukannya tidak kalah dengan emas.
Kontrak swap ini merupakan gabungan dari kontrak atau transaksi spot dan forward.
Dalam aplikasi di bidang keuangan internasional, kontrak swap ini mempunyai keuntungan
sendiri-sendiri bagi pelaksana kontrak. Kontrak swap akan memberikan keuntungan untuk
penjual dan juga pembeli nantinya.
Forward berarti memberikan persetujuan untuk melakukan pembelian dan penjualan
sejumlah tertentu valuta asing pada tanggal tertentu di masa yang akan datang dan pada kurs
tetap yang disebut kurs forward. Sedangkat spot berarti transaksi yang dilakukan secara tunai
dan untuk penyelesaian transaksi seperti pembayaran dan penyerahan barang dapat dilakukan
pada hari berikutnya, 2 x 24 jam.
Swap merupakan satu teknik Hedging yang dapat digunakan untuk tujuan lindung nilai
dan pada keperluan lain yang dapat digunakan untuk tujuan trading. Swap itu sendiri adalah
sebuah instrumen keuangan derivatif dengan dua pihak yang sepakat untuk melakukan perjanjian
pertukaran sejumlah pembayaran yang dihitung atas jumlah nasional (OECD 1994, Lyons
1996).
Menurut Keputusan dari direksi Bank Indonesia, transaksi Swap adalah sebuah transaksi
pertukaran dua valuta asing melalui pembelian tunai dengan penjualan kembali secara
berjangka.
Cureency swap merupakan pertukaran mata uang dengan denominasi yang mempunyai
perbedaan, misalnya satu sisi melakukan peminjaman dalam bentuk Euro dan ingin menukarnya
dengan bentuk USD yang tidak dimiliki, dalam artian dimiliki oleh pihak lainnya. Currency
swap digunakan untuk mengurangi jumlah kerugian yang akan terjadi akibat fluktuasi mata
uang.
Prakteknya, swap ini misalnya cabang perusahaan Amerika yang berdiri di salah satu
negara Eropa, dalam operasinya perusahaan tersebut melakukan kegiatan penerimaan dan
pengeluaran, diperoleh dalam bentuk mata uang Euro, karena berada di negara yang memiliki
mata uang Euro. Untuk menambah asset perusahaan tersebut membutuhkan tambahan biaya.
Salah satu cara mendapatkan dana yaitu menerbitkan obligasi dalam bentuk USD.
Aktivitas cabang perusahaan tersebut dihadapkan pada currency risk karena terjadi
ketidaksesuaian (mismatch) antara penghasilan yang didapatkan dan kewajiban dengan
denominasi yang berbeda. Resiko demikian dapat diatasi dengan melakukan cross currency swap
dengan perusahaan yang mengalami masalah sama atau dengan financial institution.
Metode cross currency tersebut akan menguntungkan kedua belah perusahaan yang
berkongsi. Cabang anak perusahaan yang beroperasi di salah satu negara Eropa mengakibatkan
pengeluaran dan pendapatan menggunakan mata uang Euro. Lebih lanjut untuk keperluan
investasi, perusahaan membutuhkan dana, dengan menerbitkan obligasi dalam bentuk USD,
perusahaan dapat menambah modalnya.
Di satu sisi cabang perusahaan Eropa beroperasi di Amerika, dengan penerimaan dan
pengeluaran dalam bentuk USD. Di lain hal keperluan investasi, perusahaan membutuhkan dana
untuk kegiatan operasional, perusahaan dapat menerbitkan obligasi dalam bentuk Euro.
Cabang perusahaan, baik Eropa dan Amerika akan dihadapkan pada currency risk karena
ketidak sesuaian dari pendapatan dan kewajiban dengan denominasi mata uang yang berbeda.
Akibatnya ketidaksesuaian tersebut akan mengakibatkan kerugian bagi masing-masing cabang
perusahaan. Untuk mengatasi permasalahan tersebut kedua perusahaan dapat melakukan cross
currency swap. Tindakan ini diambil karena untuk menghindari atau meminimalkan kerugian
yang mungkin terjadi, disebabkan nilai mata uang fluktuatif.
Melalui cross currency swap, kewajiban cabang perusahaan Amerika ditukar dengan
kewajiban cabang perusahaan Eropa. Dalam aktivitsnya dari pertukaran tersebut, maka
perusahaan Amerika mendapatkan pembayaran dalam bentuk USD dari perusahaan cabang
Eropa yang digunakan untuk membayar kewajiban kepada pemegang obligasi. Sementara itu,
perusahaan cabang Eropa, mendapatkan pembayaran dalam bentuk Euro yang digunakan untuk
membayar kewajiban kepada pemegang obligasi. Pertukaran ini menyebabkan kesesuaian
(matching) antara pendapatan hasil operasi dengan pelunasan kewajiban pembayaran obligasi.
Dalam prakteknya Currency swap dapat dibagi menjadi beberapa tipe, sebagai berikut:
Munculnya parallel loan ini bersamaan alasannya dengan munculnya euro dollars market yaitu
dengan adanya peraturan bank UK yang menetapkan apabila perusahaan UK memberikan
pinjaman kepada subsidiarynya di luar negeri maka harus membayar premium atas market rate
USD. Untuk menghindari tax atas pembelian USD, perusahaan UK berusaha mengatur dan
mencari pinjaman untuk subsidiary di USA dari perusahaan USA . demikian pula sebaliknya
sehingga timbul pasar currency swap dalam bentuk parallel loans yang menguntungkan kedua
belah pihak berdasarkan kesepakatan bersama, terutama mengenai pembayaran bunga dan hal
yang berkaitan dengan kemungkinan apresiasi maupun depresiasi valas.
Dalam melakukan perhitungan nilai pembayaran dengan teknik currency swap, terdapat
beberapa indikator yang dapat mempengaruhi ketidakpastian pendapatan dan pengeluaran,
diantaranya adalah:
1. Waktu kontrak
2. Kurs spot
3. Tingkat bunga dalam negeri
4. Tingkat bunga luar negeri
Pada perputarannya, currency swap terjadi dua arus kas yang berbeda dan menggunakan dua
mata uang yang berbeda. Selain itu pihak-pihak yang terlibat di dalamnya harus membayar
bunga berdasarkan bunga pada masing-masing mata uang seama swap berlangsung. Jadi pada
currency swap terdapat tiga tahapan yaitu pertukaran awal dari jumlah pokok, pembayaran bunga
dan pembayaran kembali jumlah pokoknya.
Fungsi dari currency swap yaitu:
1. Sebagai model investasi umumnya adalah investasi jangka pendek
2. Sebagai cara lindung nilai dalam menghilangkan resiko
3. Informasi harga yaitu mencari atau memberi informasi tentang harga barang komoditi tertentu
dikemudian hari
4. Fungsi spekulatif
5. Membuat fungsi manajemen produksi berjalan dengan baik da efisien
6. Untuk melakukan pencegahan gejolak harga pasar yang ekstrim terhadap underlying assets.
Masing-masing pihak yang terlibat akan dihadapkan pada ketidaksesuaian antara bunga yang
didapatkan dan bunga yang dibayarkan. Interest rate swap dapat digunakan untuk mengatasi
permasalahan ketidaksesuaian antara bunga yang dibayarkan dan yang didapatkan.Sehingga
nantinya masing-masing pihak menerima bunga mengambang dan membayar bunga
mengambang juga, atau sebaliknya menerima bunga tetap dan membayar bunga tetap juga.
Dalam interst rate swap, dua pihak yang terlibat saling menyelamatkan dari risiko kerugian
karena kenaikan bunga mengambang atau tetap.
Misalnya suatu bank A menginginkan utang dengan tingkat bunga mengambang (floating rate),
sedangkan suatu perusahaan menginginkan pinjaman dengan tingkat bunga tetap (fixed rate).
Diasumsikan bank A dapat meminjam dengan tingkat tetap LIBOR yaitu 11,5% dan perusahaan
B dapat meminjam dengan tingkat bunga mengambang 14% atau 1% diatas LIBOR. Dalam hal
ini bank A dan perusahaan B dapat melakukan interest rate swap agreement. Bank A
mengeluarkan utang senilai USD 50 milions dengan tingkat bunga tetap 11,5%. Perusahaan B
mengeluarkan utang dengan nilai yang sama USD 50 milions tetapi dengan tingkat bunga
mengambang 1% diatas LIBOR.
Selanjutnya perusahaan mengeluarkan coupon payments kepada bank dengan bunga 12%,
sedangkan bank membayar dengan bunga LIBOR kepada perusahaan seperti terlihat pada bagan
dibawah ini.
• Net interest cost utang perusahaan B = (LIBOR +1%) + 12% - LIBOR = 13%
• Net interest cost bank A = 11,5% + LIBOR – 12% = LIBOR -0,5%
Dari tindakan interest rate swap diatas ternyata bank A dan perusahaan B mendapat keuntungan
berupa pengurangan biaya bunga pinjaman, yaitu sebagai berikut :
• Perusahaan B hanya membayar bunga 13% yang lebih rendah dari pada 14%
• Bank A hanya membayar bunga (LIBOR-0,5%) yang lebih murah dari pada LIBOR
Contoh interest rate swap
Perusahaan A dan B masing-masing dapat menerbitkan USD bond atau cp yang dibayar setiap 6
bulan dengan tingkat bunga fixed dan floating sebagai berikut :
Firm A Firm B Difference (A-B)
Fixed rate 9% 10,5% -1,5%
Floating rate LIBOR + 0,0% LIBOR + 0,5% -0,5%
-1,0%
Dari data diatas dapat dilihat bahwa dari biaya bunga perusahaan A memiliki absolut advantage
dibanding perusahaan B baik untuk fixed maupun floating rate. Namun dilihat dari comparative
advantage ternyata perusahaan A memiliki comparative advantage (interest cost comparative)
pada fixed bond market sebesar 1,5% dibanding perusahaan B. Sebaliknya perusahaan B
memiliki comparative advantage (interest cost comparative) pada floating bond market sebesar
0,5%.
Dari interest cost comparative diatas kita dapat melihat peluang bagi perusahaan A dan B untuk
memperoleh manfaat/keuntungan bersama berupa lower cost long term financing melalui interest
rate swap.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dalam prakteknya, swap merupakan kesepakatan untuk mengkombinasikan dua bentuk transaksi
dalam satu kesepakatan. Dua bentuk transaksi tersebut adalah transaksi spot dan forward.
Dimana kedua transaksi tersebut dikombinasikan untuk meminimalisir risiko kerugian.
Dalam prakteknya transaksi swap terdiri dari currency swap dan interest rate swap. Kedua
bentuk transaksi swap tersebut mempunyai praktek yang berbeda, aplikasi yang berbeda, dan
penerapan pada situasi yang berbeda. Bahwasannya transaksi tersebut adalah bagaimana
menyatukan antara pihak yang satu dengan yang lainnya.