DEHIDRASI BERAT
P27820717016
JURUSAN KEPERAWATAN
SURABAYA
2021
LEMBAR PENGESAHAN
Dehidrasi Berat di ruang IGD RSUD Dr.Soetomo dilakukan pada tanggal 22-28
semester VIII di Ruang IGD RSUD Dr.Soetomo atas nama DEVI FARIDATUL
UMMAH (P27820717016)
Pembimbing Akademik
NIM : P27820717016
LAPORAN PENDAHULUAN
A. Pengkajian
1. Identitas klien
Pada klien mengenai nama/inisial, umur, tanggal lahir, jenis kelamin,
agama alamat, tanggal masuk rumah sakit, dan diagnosa medis. Pada
penanggung jawab mengenai nama orang tua, pekerjaan orang tua,
pendidikan orang tua, umur, suku bangsa dan alamat.
2. Riwayat kesehatan
a. Keluhan utama
Pasien mengeluh buang air besar (BAB) lebih dari 3 kali sehari
BAB cair <4 kali (diare tanpa dehidrasi), BAB cair 4-10 kali
(dehidrasi ringan/ sedang) dan BAB cair >10 kali (dehidrasi berat).
Apabila diare berlangsung <14 hari maka diare akut, sementara
apablia berlangsung selama 14 hari atau lebih adalah diare
persistem. Feses semakin cair, muntah, kehilangan banyak air dan
elektrolit terjadi gejala dehidrasi, BB menurun, tonus dan turgor
kulit berkurang, selaput kadir 25 mulut dan bibir kering, frekuensi
BAB lebih dari 4x dengan konsisten encer
b. Riwayat penyakit sekarang
Faktot yang memungkinkan menjadi penyebab terjadinya
gastroenteritis (diare), konsistensi feses, keluhan nyeri abdomen.
c. Riwayat kesehatan masa lalu
Riwayat penyakit yang diderita, riwayat inflamasi. Riwayat
kesehatan dahulu, yang perlu ditanyakan yaitu riwayat penyakit
yang pernah diderita oleh anak maupun keluarga dalam hal ini
orang tua. Apakah dalam keluarga pernah mempunyai riwayat
penyakit keturunan atau pernah menderita penyakit kronis sehingga
harus dirawat di rumah sakit.
d. Riwayat kesehatan keluarga
Adanya anggota keluarga yang menderita diare sebelumnya yang
dapat menular ke anggota keluarga lainnya, dan juga makanan yang
tidak dijamin kebersihannya yang disajikan kepada anak.
3. Kebutuhan dasar
a. Pola Eliminasi
Mengalami perubahan yaitu BAB lebih dari 4x sehari
b. Pola Nutrisi
Diawali dengan mual, muntah, anoreksia, menyebabkan
penurunan BAB
c. Pola Istirahat dan Tidur
Akan terganggu karena adanya distensi abdomen yang akan
menimbulkan rasa tidak nyaman
d. Pola Aktifitas
Akan terganggu karena kondisi tubuh yang lemah dan adanya nyeri
akibat disentri abdomen.
4. Pemeriksaan fisik
a. Keadaan umum
1) Baik, sadar (tanpa dehidrasi)
2) Gelisah, (dehidrasi ringan atau sedang)
3) Lesu, lemah ,lunglai atau tidak sadar (dehidrasi berat)
b. Kulit
Untuk mengetahui elastisitas kulit, dapat dilakukan pemeriksaan
turgor, yaitu dengan cara mencubit daerah perut atau tangan
menggunakan kedua ujung jari (buka kedua kuku). Apabila turgor
kembali dengan cepat 15 (Kurang dari 2 detik), berarti GE tersebut
tanpa dehidrasi. Apabila turgor kembali dengan lambat (cubit
kembali dalam waktu 2 detik), ini berarti GE dengan dehidrasi
ringa/sedang. Apabila turgor kembali sangat lambat (cubitan
kembali lebih dari 2 detik), ini termasuk GE dengan dehidrasi berat.
c. Kepala
Pada klien dewasa tidak di temukan tanda – tanda tapi pada anak
berusia di bawah 2 tahun yang mengalami dehidrasi, biasanya ubun
– ubun cekung kedalam.
d. Mata. Kelopak mata tampak cekung bila dehidrasi berat saja
e. Mulut dan lidah
1) Mulut dan lidah basah (tanpa dehidrasi)
2) Mulut dan lidah kering (dehidrasi ringan/sedang)
3) Mulut dan lidah sangat kering (dehidrasi berat)
f. Abdomen kemungkinan mengalami distensi kram dan bising usus
yaitu :
1) Inspeksi : melihat permukaan abdomen simetris atau tidak
dan tanda lain
2) Auskultasi : Terdengar bising usus meningkat > 30 x/ menit
3) Perkusi : biasanya Terdengar bunyi tympani / kembung
4) Palasi :Ada tidak nyeri tekan epigastrium kadang juga terjadi
distensi perut
g. Anus, apakah terdapat iritasi pada kulitnya
5. Daya Fokus
a. Subjektif : kelemahan, diare lunak s/d cair, anoreksia mual dan
muntah, tidak toleran terhadap diit, perut mulas s/d nyeri (nyeri pada
kuadran kanan bawah, abdomen tengah bawah), haus, kencing
menurun, dan nadi mkeningkat, tekanan darah turun, respirasi rate
turun cepat dan dalam (kompensasi ascidosis).
b. Objektif: lemah, gelisah, penurunan lemak / masa otot, penurunan
tonus, penurunan turgor, pucat, mata cekung, nyeri tekan
abdomen,urine kurang dari normal, hipertermi, hipoksia /
Cyanosis,Mukosa kering,Peristaltik usus lebih dari normal.
B. Diagnosa Keperawatan
Diagnosa yang mungkin muncul pada pasien gastroenteritis adalah :
1. Hipovolemia berhubungan dengan kehilangan cairan aktif.
2. Hipertermia berhubungan dengan dehidrasi.
3. Defisit nutrisi: kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan mual,
muntah, intake inadekuat.
4. Gangguan integritas kulit berhubungan dengan iritasi rectal karena diare.
5. Risiko infeksi berhubungan dengan peningkatan paparan lingkungan
terhadap pathogen
6. Ansietas berhubungan dengan hospitalisasi dan stress.
7. Defisit pengetahuan tentang penyakit dan cara perawatannya berhubungan
dengan kurang paparan sumber informasi.
C. Intervensi Keperawatan
1. Hipovolemia berhubungan dengan kehilangan cairan aktif.
Intervensi keperawatan :
a. Periksa tanda dan gejala hypovolemia
b. Monitor intake dan output cairan
c. Hitung kebutuhan cairan
d. Berikan posisi modified trendelemburg
e. Anjurkan memperbanyak asupan cairan oral
f. Kolaborasi pemberian IV isotonis/ hipotonis/ koloid
g. Kolaborasi pemberian produk darah
2. Hipertermia berhubungan dengan dehidrasi.
Intervensi keperawatan :
a. Identifikasi penyebab hipertemia
b. Monitor suhu tubuh
c. Berikan cairan oral
d. Lakukan pendinganan eksternal
e. Hindari pemberian antipiretik atau aspirin
f. Kolaborasi pemberiana cairan dan elektrolit intravena, jika perlu
3. Defisit nutrisi: kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan mual,
muntah, intake inadekuat.
Intervensi keperawatan :
a. Identifikasi status nutrisi
b. Identifikasi alergi dan intoleransi makanan
c. Identifikasi perlunya penggunaan selang NGT
d. Monitor berat badan
e. Monitor hasil pemeriksaan laboratorium
f. Berikan makanan tinggi kalori dan tinggi protein
g. Kolaborasi dengan ahli gizi untuk menentukan jumlah kalori dan
jenis nutrient yang dibutuhkan
4. Gangguan integritas kulit berhubungan dengan iritasi rectal karena diare.
Intervensi keperawatan :
a. Identifikasi penyebab gangguan integritas kulit
b. Ubah posisi tiap 2 jam jika tirah baring
c. Anjurkan minum air yang cukup
d. Anjurkan meningkatkan asupan nutrisi
5. Risiko infeksi berhubungan dengan peningkatan paparan lingkungan
terhadap pathogen
Intervensi keperawatan :
a. Monitor tanda dan gejala infeksi local dan sistemik
b. Berikan perawatan kulit pada area yang luka
c. Cuci tangan sebelum dan sesudah kontak dengan pasien dan
lingkungannya
d. Pertahankan teknik aseptic
e. Ajarkan cuci tangan dengan benar
f. Anjurkan meningkatkan asupan nutrisi
6. Ansietas berhubungan dengan hospitalisasi dan stress.
Intervensi keperawatan :
a. Identifikasi saat tingkat kesadaran ansietas berubah
b. Monitor tanda – tanda ansietas
c. Ciptakan suasana terapeutik untuk menumbuhkan kepercayaan
d. Temani pasien untuk mengurangi kecemasan, jika perlu
e. Anjurkan keluarga untuk tetap bersama pasien, jika perlu
f. Latih teknik relaksasi
7. Defisit pengetahuan tentang penyakit dan cara perawatannya
berhubungan dengan kurang paparan sumber informasi.
Intervensi keperawatan :
a. Identifikasi kesiapan dan kemampuan dalam menerima informasi
b. Sediakan materi dan media pendidikan kesehatan
c. Berikan kesempatan untuk bertanya
d. Jelaskan faktor risiko yang dapat mempengaruhi kesehatan
e. Ajarkan perilaku hidup bersih dan sehat
DAFTAR PUSTAKA