Pkn-Kelompok 2
Pkn-Kelompok 2
BAB XI - KETENTUAN
BAB VI RETRIBUSI LAIN-LAIN PERALIHAN
Pemerintah Pusat.
Termasuk (BLU)
BUMN/D KEUANGAN
Pemerintah Provinsi. BUMN/D NON KEUANGAN
Termasuk (BLU)
LEMBAGA MONETER TER-
MASUK BANK SENTRAL
Pemerintah Kabupaten
/Kota. Termasuk (BLU)
LEMBAGA NON MONETER
Perubahan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 yang mengatur bahwa Presi-
den dipilih secara langsung oleh rakyat dan tidak adanya GBHN sebagai pedoman Presiden untuk me-
nyusun rencana pembangunan maka dibutuhkan pengaturan lebih lanjut bagi proses perencanaan pem-
bangunan Nasional
Ecclessia Gampamole - 18061104194
Ruang Lingkup
Undang-Undang ini mencakup landasan hukum di bidang perencanaan pembangunan
baik oleh Pemerintah Pusat maupun Pemerintah Daerah. Dalam Undang-Undang ini di-
tetapkan bahwa Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional adalah satu kesatuan tata
cara perencanaan pembangunan untuk menghasilkan rencana pembangunan dalam
PEMBANGUNAN NASIONAL
jangka panjang, jangka menengah, dan tahunan yang dilaksanakan oleh unsur penye-
SISTEM PERENCANAAN
Proses Perencanaan
Sistem Perencanaan Pemba- Perencanaan pembangunan terdiri dari empat (4)
ngunan Nasional dalam Undang tahapan yakni:
-Undang ini mencakup 1.penyusunan rencana;
lima pendekatan dalam seluruh 2.penetapan rencana;
rangkaian perencanaan, yaitu:
3.pengendalian pelaksanaan rencana; dan
1.politik;
4.evaluasi pelaksanaan rencana.
2.teknokratik;
3.partisipatif; Keempat tahapan diselenggarakan secara berkelanju-
tan sehingga secara keseluruhan membentuk satu siklus
4.atas-bawah (top-down), dan
perencanaan yang utuh.
5.bawah-atas (bottom-up).
Sistematika
Undang-Undang ini disusun dengan sistematika sebagai berikut: Ketentuan Umum,
Asas dan Tujuan, Ruang Lingkup Perencanaan Pembangunan Nasional, Tahapan Pe-
rencanaan Pembangunan Nasional, Penyusunan dan Penetapan Rencana Kelemba-
gaan, Ketentuan Peralihan, dan Ketentuan Penutup.
Perimbangan keuangan antara Pemerintah dan Pemerintahan Daerah adalah suatu sistem
pembagian keuangan yang adil, proporsional, demokratis, transparan, dan efisien dalam
rangka pendanaan penyelenggaraan Desentralisasi, dengan memper-timbangkan potensi,
kondisi, dan kebutuhan daerah, serta besaran pendanaan penyelenggaraan Dekonsentrasi
dan Tugas Pembantuan.
tribusi, fungsi stabilisasi, dan fungsi alokasi. Fungsi distribusi dan fungsi sta-
bilisasi pada umumnya lebih efektif dan tepat dilaksanakan oleh Pemerintah,
PEMERINTAH PUSAT
2. Penambahan jenis Dana Bagi Hasil dari sektor Pertambangan, Pajak Bumi,
PEMERINTAH PUSAT
Pajak Peng-hasilan (PPh) , Wajib Pajak Orang Pribadi Dalam Negeri dan PPh
Pasal 21.
3. Pengelompokan Dana Reboisasi yang semula termasuk dalam komponen
Dana Alokasi Khusus menjadi Dana Bagi Hasil.
4. Penyempurnaan prinsip pengalokasian Dana Alokasi Umum.
5. Penyempurnaan prinsip pengalokasian Dana Alokasi Khusus.
6. Penambahan pengaturan Hibah dan Dana Darurat.
7. Penyempurnaan persyaratan dan mekanisme Pinjaman Daerah, termasuk
Obligasi Daerah.
8. Pengaturan pengelolaan dan pertanggungjawaban keuangan.
9. Penegasan pengaturan Sistem Informasi Keuangan Daerah.
10. Prinsip akuntabilitas dan responsibilitas dalam Undang-Undang ini yang
dipertegas dengan pemberian sanksi.
Reilin O. Mare - 18061104104