Anda di halaman 1dari 6

Nama : Andi Nurman Syah

Kelas/Prodi : 2D/Penyuluhan Peternakan dan Kesejahteraan Hewan

NIRM : 05.03.19.1838

LAPORAN PRODUKSI HIJAUAN PAKAN TERNAK ( HMT )

Mata Kuliah Teknik Pengolahan Hijauan Pakan Ternak

Materi Tata Laksana Produksi HMT

Hari/Tanggal Jumat, 22 Januari 2021

Tujuan Alat & Bahan

Mahasiswa mampu melaksanakan teknologi 1. Cangkul


produksi HMT mulai dari persiapan lahan 2. Parang
3. Timbangan
sampai dengan pemanenan. 4. Meteran
5. Kantong Plastic
6. Papan Nama
7. Spidol
8. Gunting
9. Ember
10. Alat Tulis
11. Macam-Macam Rumput

Cara Kerja/Metode Pelaksanaan


1. Pembersihan Lahan dan Pengolahan Tanah, lakukan perataan tanah menggunakan cangkul
dan bersihkan dari gulma. Ukuran luas lahan tiap individu 1,5 x 2 meter
2. Pemupukan dasar dilakukan saat pengolahan lahan atau 1 minggu sebelum penanaman.
Pemupukan selanjutkan di berikan setelah 3 kali pemotongan. Dalam proses pertumbuha n
dapat di berikan pupuk organic cair (POC) 10 hari sekali.
3. Penanam di bagi menjadi 2 macam yaitu: stek dengan ukuran 23-30cm atau 2 mata dari
batang rumput dengan jarak tanam 30x30cm dengan posisi batang ditancap miring 30°.
Untuk menggunakan sobekan rumpun dapat diambil 3-4 akar rumpun yang ukurannya
tidak terlalu kecil. Kemudian bibit ditanam dengan jarak ideal 30x50 cm.
4. Penyiraman di lakukan setiap hari pada pagi dan sore hari.

Hasil & Pembahasan

Gambar rumput gajah

Klasifikasi rumput gajah adalah sebagai berikut (Reksohadiprodjo,1985) :


Phylum : Spermatophyta
Sub phylum : Angiospermae
Classis : Monocotyledoneae
Ordo : Glumiflora
Familia : Graminae
Sub familia : Panicodeae
Genus : Pennisetum
Spesies : Pennisetum purpureum
Hijauan merupakan sumber makanan utama bagi ternak ruminansia untuk dapat
bertahan hidup, berproduksi serta berkembangbiak. Produksi ternak yang tinggi perlu
didukung oleh ketersediaan hijauan yang cukup dan kontinu. Sumber utama hijauan pakan
adalah berasal dari rumput. Salah satu rumput yang sangat potensial dan sering diberikan
pada ternak ruminansia adalah rumput gajah (Pennisetum purpureum).
Rumput memiliki peranan penting dalam penyediaan pakan hijauan bagi ternak
ruminansia di Indonesia. Rumput mengandung zat-zat makanan yang bermanfaat bagi
kelangsungan hidup ternak. Hijauan pakan terutama rumput-rumputan (graminae) telah
banyak dibudidayakan, terutama rumput gajah yang memiliki produksi dan kandungan
nutrisi cukup tinggi sehingga mampu memenuhi kebutuhan ternak. Rumput gajah memilik i
sifat baik yaitu responsif terhadap pemupukan dan mampu tumbuh pada kondisi tanah yang
kurang baik. Salah satu jenis rumput unggul yang memiliki produksi sangat tinggi adalah
rumput gajah. Rumput gajah sebagai bahan pakan ternak yang merupakan hijauan yang
unggul, dari aspek fisiologi dan produksi. Produksi rumput gajah dapat mencapai 20 – 30
ton/ha/tahun (Ella, 2002).
Rumput gajah secara umum merupakan tanaman tahunan yang berdiri tegak, berakar
dalam, tinggi rimpang yang pendek.Tinggi batang dapat mencapai 2-4 meter (bahkan
mencapai 6-7 meter), dengan diameter batang dapat mencapai lebih dari 3 cm dan terdiri
sampai 20 ruas/buku. Tumbuh membentuk rumpun dengan lebar rumpun hingga 1 meter.
Pelepah daun gundul hingga berbulu pendek, helai daun bergaris dengan dasar yang lebar,
ujungnya runcing. Rumput gajah sebagai hijauan makanan ternak Rumput gajah merupakan
tanaman tahunan yang membentuk rumpun dengan tinggi mencapai 4,5 m. Rumput gajah
sangat disukai ternak, tahan kering dan tergolong rumput yang berproduksi tinggi dengan
produksi di daerah lembah atau dengan irigasi dapat mencapai lebih dari 290 ton rumput
segar/ha/th (Mcllroy, 1977). Rumput gajah dapat hidup pada tanah asam dengan ketinggia n
0-3000 m dan dapat dipotong apabila rumput sudah mencapai ketinggian 1–1,5 m
(Reksohadiprodjo, 2000).
Rumput gajah merupakan rumput unggul yang berasal dari Afrika tropic, termasuk
jenis rumput potong yang berumur panjang (perennial) ,tumbuh tegak membentuk rumput,
tinggi dapat mencapai 7 m bila dibiarkan bebas dan kedalaman akar dapat mencapai 3-4
meter (Reksohadiprodjo,1985). Rumput gajah merupakan keluarga rumput rumputan
(graminae) yang telah dikenal manfaatnya sebagai pakan ternak pemamah biak
(Ruminansia) yang alamiah di Asia Tenggara. Rumput ini biasanya dipanen dengan cara
membabat seluruh pohonnya lalu diberikan langsung (cut and carry) sebagai pakan hijauan
untuk kerbau dan sapi, atau dapat juga dijadikan persediaan pakan melalui proses
pengawetan pakan hijauan dengan cara silase dan hay.
Rumput gajah yang dikenal dengan napier grass atau elephant grass berasal dari
Afrika tropika, kemudian menyebar dan diperkenalkan ke daerah tropika di dunia dan
tumbuh alami di seluruh Asia Tenggara yang bercurah hujan lebih dari 1.000 mm dan tidak
ada musim panas yang panjang.
Rumput gajah dapat tumbuh pada ketinggian hingga 2.000 m dpl dengan suhu 25-
40°C dan curah hujan 1.500 mm/tahun. Rumput ini toleran terhadap kekeringan dan lebih
cocok tumbuh pada lahan dengan drainase yang baik dan pada tanah yang subur serta
memiliki adaptasi yang luas terhadap tingkat kemasaman (pH) tanah (4,5-8,2). Rumput gajah
merupakan rumput yang tumbuh baik pada kondisi cahaya penuh, meskipun masih dapat
berproduksi bila yang ternaungi hanya sebagian tanaman (Heuze et al. 2016) dan akan
tumbuh sangat baik bila ditanam di tanah yang gembur dan subur
Menurut (Lubis, 1992) rumput gajah adalah rumput yang produksinya sangat tinggi
dan tumbuh dengan baik pada daratan rendah dan tinggi. Rumput gajah mempunyai nilai
gizi yang didasarkan oleh analisis bahan keringnya yaitu protein kasar 9,72%, serat kasar
27,54%, BETN 43,56%, lemak 1,9% dan abu 18,43%. Sedangkan menurut (Siregar, 1994)
bahwa, rumput gajah sangat ideal dibuat silase dengan melihat kelimpahan produksinya
untuk mengantisipasi kekurangan hijauan pada musim kemarau. Rumput gajah mempunya i
produksi hijauan segar 525 ton/ha/tahun dalam produksi bahan kering 40 ton/ha/tahun.
Sedangkan kadar gizi rumput gajah (% BK) yaitu protein kasar 13,5%, lemak 3,4%, abu
15,3%, Ca 0,315, dan fosfor 0,37%.

Kesimpulan

Pengembangan tanaman rumput gajah sebagai bahan makanan ternak


merupakan salah satu cara peningkatan produktivitas pakan ternak ruminansia rumput ini
cocok diberikan sebagai pakan ruminansia dalam bentuk segar, silase maupun hay.
Pengolahan rumput gajah mini melalui teknologi fermentasi direkomendasikan saat
produksinya melimpah, sehingga dapat dimanfaatkan pada musim kemarau dimana
ketersediaan hijauan terbatas.
DAFTAR PUSTAKA
RAMADANI.S. 2015. PENGARUH PEMBERIAN PUPUK HIJAU CAIR
KIHUJAN (Samanea saman) DAN AZOLLA (Azolla pinnata) TERHADAP
KANDUNGAN NDF DAN ADF PADA RUMPUT GAJAH (Pennisetum purpureum).
FAKULTAS PETERNAKAN UNIVERSITAS HASANUDDIN MAKASSAR.
Sirait.J. 2017. Rumput Gajah Mini (Pennisetum purpureum cv. Mott) sebagai
Hijauan Pakan untuk Ruminansia. WARTAZOA Vol. 27 No. 4 Th. 2017 Hlm. 167-176.
Sumatera Utara.
Syaiful.F.L. 2017. PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MELALUI BUDIDAYA
SAPI POTONG TERINTEGRASI SAWIT DAN PENANAMAN RUMPUT GAJAH
(Pennisetum purpureum Schaum) SEBAGAI BAHAN PAKAN TERNAK DI NAGARI
KINALI KABUPATEN PASAMAN BARAT. UNES Journal of Community Service
(JCS).Vol 2, Issue 2, December 2017: 142-149. Fakultas Peternakan, Universitas Andalas.

Andi Nurman Syah Mutmainnah Norsyam, SP

05.03.19.1838
No Waktu Hari/Tanggal Tinggi Jumlah Gambar
Tanam Tanaman Anakan
1 1 MST Minggu/03 - -
januari 2021

2 2 MST Kamis/14 23 cm Rata-rata 2


Januari 2021 jumlah
anakan

3 3 MST Jumat/22 30 cm Sudah ada


Januari 2021 yang
jumlah
anakan 3
namun
rata-rata 2
anakan
yang
muncul
Ket. Pada minggu ke 3, banyak tanaman yang dimakan sapi sehingga penambahan tinggi
rumput sangat kurang. Serta lokasi lahan yang berada diperbukitan dan merupakan sumber air
dari sungai yang tepat berada dekat dari lahan sehingga sumber air dapat dikatakan cukup.

Anda mungkin juga menyukai