PENAKSIRAN PARAMETER
1. PENDAHULUAN
Dengan statistika kita berusaha untuk menyimpulkan populasi. Untuk ini kelakuan populasi
dipelajari berdasarkan data yang diambil baik secara sampling ataupun sensus. Cara pengambilan
kesimpulan tentang parameter yang pertama kali akan dipelajari ialah sehubungan dengan cara-cara
menaksir harga parameter. Jadi harga parameter yang sebenarnya tetapi tak diketahui itu akan
ditaksir berdasarkan statistic sampel yang diambil dari populasi yang bersangkutan.
Parameter populasi yang akan ditaksir dan diuraikan dalam bagian ini terutama adalah : rata-
2. PENAKSIR
Secara umum, parameter populasi akan diberi simbul ϴ. Jadi ϴ bisa merupakan rata-rata µ,
simpangan baku , proporsi π dan sebagainya. Dibawah ini diberikan kriteria untuk mendapatkan
penaksir yang baik yaitu : takbias, mempunyai varians minimum dan konsisten.
Beberapa definisi :
1) Penaksir dikatakan penaksir takbias jika rata-rata semua harga yang mungkin akan sama dengan.
2) Penaksir bervarians minimum ialah penaksir dengan varians terkecil diantara semua oenaksir
ukuran sampel n semakin besar mendekati ukuran populasi menyebabkan mendekati ϴ, maka
Jika parameter ϴ harganya ditaksir oleh sebuah harga yang tertentu, amak theta topi dinamakan
penaksir, tepatnya titik takiran. Barangkali titik taksiran akan lebih cukup dikatakan penaksir saja.
Kedua istilah ini akan digunakan disini untuk maksud yang sama.
Contoh : Untuk menaksir tinggi rata rata mahasiswa Indonesia kita ambil sebuah sampel acak.
Data sampel dikumpulkan lalu dihitung rata-ratanya. Misalkan didapat rata-rata = 163 cm. jika 163
cm dipakai untuk menaksir rata-rata tinggi mahasiswa Indonesia, maka 163 adalah titik taksiran
Secara umum Rata -Rata (X-Bar) adalah penaksir atau titik taksiran untuk µ
Untuk menentukan interval taksiran parameter dengan koefisien kepercayaan , maka sebuah sampel
acak diambil, lalu dihitung nilai-nilai statistic yang diperlukan. Perumusan dalam bentuk peluang
Dengan A dan B fungsi daripada statistic, jadi merupakan variael acak, tetapi tidak bergantung.
4. MENAKSIR RATA-RATA
Untuk memperoleh taksiran yang lebih tinggi derajat kepercayaannya, digunakan interval
taksiran atau selang taksiran disertai nilai koefisien kepercayaan yang dikehendaki. Kita bedakan
tiga hal :
XI (2)………………. P ¿
XI (3)………………
XI (4)……………
XI (5)…………..
Hal 3) simpangan baku tidak diketahui dan populasi tidak bersitribusi normal.
Dalam hal ini, jika ukuran sampel n tidak terlalu kecil, maka dalil limit pusat dapat digunakan.
Selanjutnya aturan-aturan yang diuraikan dalam Hal 2) di muka dapat digunakan dengan kekeliruan
5. MENAKSIR PROPORSI
Kekeliruan non sampling , kekeliruan ini bisa terjadi dalam setiap penelitian, apakah itu
berdasarkan sampling ataukah berdasarkan sensus. Beberapa penyebab terjadinya kekeliruan non
sampling adalah :
d) Istilah-istilah telah didefinisikan secara tidak tepat atau telah digunakan tidak secara
konsisten.
e) Para responden tidak memberikan jawaban yang akurat, menolak untuk menjawab atau tidak
Kekeliruan Sampling, kekeliruan ini disebabkan oleh kenyataan adanya pemeriksaan yang tidak