Anda di halaman 1dari 11

SIKLUS HARA DAN PROSES DEKOMPOSISI SERASAH

PADA EKOSISTEM HUTAN TROPIS

MATA KULIAH : EKOLOGI

DOSEN PENGAMPU : Drs. Tonggo Sinaga, M. S.

DISUSUN OLEH : FEROSALLINA NATASIA SARAGIH (4193520007)

KELAS : PSB 2019 A

JURUSAN BIOLOGI

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAUAN ALAM

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

2020

2
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena
atas berkat dan rahmatNya sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas mata
kuliah Ekologi. Penulis berterimaksih kepada bapak dosen yang bersangkutan
sudah memberikan bimbingannya.

Penulis juga menyadari bahwa tugas ini masih banyak kekurangan oleh
karena itu, penulis meminta maaf jika ada kesalahan dalam penulisan dan penulis
mengharapkan kritik dan saran yang membangun guna kesempurnaan tugas ini.

            Akhir kata penulis mengucapkan terimakasih kepada semua pihak dan
semoga dapat bermanfaat dan bisa menambah pengetahuan bagi pembaca.

Medan, 12 Nov 2020

Penulis

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR......................................................................................................... i

DAFTAR ISI....................................................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN...................................................................................................1

1.1 Latar Belakang.....................................................................................................1


1.2 Rumusan masalah...............................................................................................2
1.3 Tujuan..................................................................................................................

BAB II PEMBAHASAN.....................................................................................................3
2.1 Pembahasan.......................................................................................................3

BAB III PENUTUP.............................................................................................................8

3.1Kesimpulan.........................................................................................................8

3.2 Saran..................................................................................................................8

DAFTAR PUSTAKA..........................................................................................................9

2
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

1.1 Rumusan masalah

1. Apa yang dimaksud dengan mitokondria?

2. Apa yang dimaksud dengan apoptosis?

3. Apa saja peran mitokondria dalam apoptosis

1.2 Tujuan
1. Mengetahui definisi mitondria.

2. Mengetahui definisi apoptosis.

3. Mengetahui bagaimana peran mitokondria dalam apoptosis.

2
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pembahasan

Apoptosis (dari bahasa Yunani apo = "dari" dan ptosis = "jatuh") adalah
mekanisme biologi yang merupakan salah satu jenis kematian sel
terprogram.Apoptosis digunakan oleh organisme multisel untuk membuang sel
yang sudah tidak diperlukan oleh tubuh.Apoptosis berbeda dengan nekrosis dan
piroptosis.Apoptosis pada umumnya berlangsung seumur hidup dan bersifat
menguntungkan bagi tubuh, sedangkan nekrosis adalah kematian sel yang
disebabkan oleh kerusakan sel secara akut; dan proptosis adalah kematian sel
terprogram yang terjadi pada infeksi pathogen intraseluler dan menimbulkan
inflamasi.

2
Gambar 1. Perbedaan apoptosis dan nekrosis

Contoh nyata dari keuntungan apoptosis adalah pemisahan jari pada


embrio.Apoptosis yang dialami oleh sel-sel yang terletak di antara jari
menyebabkan masing-masing jari menjadi terpisah satu sama lain.Bila sel
kehilangan kemampuan melakukan apoptosis maka sel tersebut dapat membelah
secara tak terbatas dan akhirnya menjadi kanker. adalah mekanisme kematian sel
yang terprogram yang penting dalam berbagai proses biologi. Berbeda dengan
nekrosis, yang merupakan bentuk kematian sel sebagai akibat sel yang terluka
akut, apoptosis terjadi dalam proses yang diatur sedemikian rupa yang secara
umum memberi keuntungan selama siklus kehidupan suatu organisme (Gambar
1). Contohnya adalah pada diferensiasi jari manusia selama perkembangan embrio
membutuhkan sel-sel di antara jari-jari untuk apoptosis sehingga jari-jari dapat
terpisah.

Jadi Apoptosis adalah  kematian sel secara terprogram yang terjadi secara normal
selama proses perkembangan dan penuaan semua jaringan tubuh. Apoptosis
merupakan mekanisme homeostatis sel untuk memelihara populasi sel dalam
jaringan tubuh dan dalam mekanisme pertahanan tubuh. Ada 2 jalur apoptosis
yaitu jalur ekstrinsik dan jalur intrinsik. Jalur ekstrinsik melibatkan Fas,
sedangkan jalur intrinsik melibatkan sitokrom c yang dirilis dari mitokondria.

Apoptosis memiliki ciri morfologis yang khas seperti membran plasma yang
melepuh, sel yang mengerut, kondensasi kromatin dan fragmentasi DNA,dan
dimulai dengan enzim kaspase dari kelompok sisteina protease membentuk
kompleks aktivasi protease multi sub-unit yang disebut apoptosom. Apoptosom
disintesis di dalam sitoplasma setelah terjadi peningkatan permeabilitas membran
mitokondria sisi luar dan pelepasan sitokrom c ke dalam sitoplasma,setelah terjadi
interaksi antara membran ganda sardiolipin mitokondria dengan fosfolipid anionik
yang memicu aktivitas peroksidase.Apoptosom merupakan kompleks protein yang
terdiri dari sitokrom c, Apaf-1, dan prokaspase-9.Selain sitokrom c, mitokondria
juga melepaskan protein apoptotik lain seperti apoptosis Inducing Factor,
endonuclease G, Omi, dan Smac/Diablo.

2
Sejak awal tahun 1990, penelitian mengenai apoptosis berkembang dengan pesat.
Penelitian mengenai apoptosis dimulai dengan studi pada Caenorhabditis elegans.
Cacing dewasa memiliki 1000 sel, di mana selama perkembangannya ada 131 sel
yang mati. Ada 2 bentuk mutasi ditemukan yaitu ced 3 dan ced 4. Sekuen ced 3
homolog dengan Interleukin Converting Enzyme (ICE) yang dibutuhkan untuk
aktivasi proteolitik dari prekursor interleukin 1, di mana selama aktivasi ada
hormon tertentu yang dilepaskan oleh sel imun tertentu yang dapat memacu
terjadinya inflamasi. Hal ini menunjukkan bahwa proteolisis dibutuhkan untuk
apoptosis.

Peranan apoptosis

Apoptosis memiliki peranan penting dalam fenomena biologis, proses apoptosis


yang tidak sempurna dapat menyebabkan timbulnya penyakit yang sangat
bervariasi. Terlalu banyak apoptosis menyebabkan sel mengalami kekacauan,
sebagaimana terlalu sedikit apoptosis juga menyebabkan proliferasi sel yang tidak
terkontrol (kanker). Beberapa contoh penyakit yang ditimbulkan karena apoptosis
yang tidak sempurna antara lain:

a. Penyakit autoimun disebabkan karena sel T/B yang autoreaktif terus menerus.

b. Neurodegeneration, seperti pada penyakit Alzheimer dan Parkinson, akibat dari


apoptosis prematur yang berlebihan pada neuron di otak. Neuron yang tersisa
tidak mempunyai kemampuan untuk meregenerasi sel yang hilang.

c. Stroke iskemik, aliran darah ke bagian-bagian tertentu dari otak dibatasi


sehingga dapat menyebabkan kematian sel saraf melalui peningkatan apoptosis.

d. Kanker, sel tumor kehilangan kemampuannya untuk melaksanakan apoptosis


sehingga proliferasi sel meningkat.

Fungsi apoptosis

2
a. Sel yang rusak atau terinfeksi

Apoptosis dapat terjadi secara langsung ketika sel yang rusak tidak bisa diperbaiki
lagi atau terinfeksi oleh virus. Keputusan untuk melakukan apoptosis dapat
berasal dari sel itu sendiri, dari jaringan di sekitarnya, atau dari sel yang
merupakan bagian sistem imun. Jika kemampuan sel untuk ber-apoptosis rusak
atau jika inisiasi apotosis dihambat, sel yang rusak dapat terus membelah tanpa
batas, berkembang menjadi kanker.

b. Respon terhadap stress atau kerusakan DNA

Kondisi stress sebagaimana kerusakan DNA sel yang disebabkan senyawa toksik
atau pemaparan sinar ultraviolet atau radiasi ionisasi (sinar gamma atau sinar X),
dapat menginduksi sel untuk memulai proses apoptosis. Contohnya pada
kerusakan genom dalam inti sel, adanya enzim PARP-1 memacu terjadinya
apoptosis. Enzim ini memiliki peranan penting dalam menjaga integritas genom,
tetapi aktivasinya secara berlebihan dapat menghabiskan ATP, sehingga dapat
mengubah proses kematian sel menjadi nekrosis (kematian sel yang tidak
terprogram).

c. Homeostasis

Homeostasis adalah suatu keadaan keseimbangan dalam tubuh organisme yang


dibutuhkan organisme hidup untuk menjaga keadaan internalnya dalam batas
tertentu. Homeostasis tercapai saat tingkat mitosis (proliferasi) dalam jaringan
seimbang dengan kematian sel. Jika keseimbangan ini terganggu dapat terjadi :

1. sel membelah lebih cepat dari sel mati.

2. sel membelah lebih lambat dari sel mati.

Mitokondria memegang peran kunci dalam proses regulasi kematian sel. Hal ini
karena adanya sitokrom c yang berada di space membran mitokondria. Sitokrom c
ini dalam keadaan normal tidak boleh keluar dari mitokondria. Perannya penting

pada foforilasi oksidatif dari reaksi berantai dalam produksi ATP.

2
Jalur ekstrinsik

Jalur ekstrinsik melibatkan Fas Ligan/FASL yang dimiliki oleh sel Tc. Sel
Tc ini terkenal untuk recovery, sukanya keliling-keliling dan bisa mengenali
reseptor FAS. Ketika ada target sel yang akan dibunuh (karena rusak), maka sel
tadi mengekspresikan reseptor FAS. Hal inilah yang membuat dia bisa dikenali
oleh FAS ligan. Ketika mereka saling menempel, terjadi perubahan bentuk pada
domain sitosolik (death domain) dari reseptor FAS. Reseptor FAS sendiri adalah
protein integral yang memiliki domain ekstraseluler dan domain sitosolik.
Perubahan domain dari death domain ini membuat dia dikenali oleh protein
adaptor yaitu FADD. Kompleks FADD tersebut bisa memotong procaspase 8
menjadi caspase 8 (aktif). Caspase 8 selanjutnya bisa memotong procaspase 3
menjdi caspase 3 (aktif). Caspase 3 memiliki banyak peran, dia bisa memotong
banyak substrat lain.

Jalur intrinsic

Pada mitokondria di membrannya terdapat protein Bcl-2 atau Bcl-XL yang


gandengan dengan Bax. Kompleks protein tersebut menjaga sitokrom c supaya
tidak keluar dari mitokondria. Jika ada protein Bad datang, maka dia akan
mengganggu kompleks tadi dengan berikatan pada Bcl-2 atau Bcl-XL sehingga
Bax terpisah. Bax kemudian berkolaborasi dengan Bax lain membentuk channel
formation (suatu kanal). Kanal ini menjadi tempat masuknya ion Ca2+. Ketika ion
ini masuk maka keluarlah sitokrom c. Sitokrom c yang berada di sitosol
membantuk kompleks dengan Apaf-1, ATP, dan caspase 9 dinamakan Apoptosom
(suatu holoenzim, gabungan beberapa protein). Kompleks ini adalah suatu
protease yang bertugas memotong/degradasi protein lain. Salah satunya adalah
procaspase 3 menjadi caspase 3. Caspase 3 yang jumlahnya berlimpah ini akan
memotong sitoskeleton (kerangka sel), PARP, ICAD, dll.

Apoptosis-inducing factor (AIF) dan CAD endonuklease juga dilepaskan dari


intermembran mitokondria, pindah ke nukleus dan mendegradasi kromatin
sehingga membentuk DNA ladder. CAD semula terikat ICAD dan kompleks ini

2
tidak aktif. Namun jika kedatangan caspase 3, maka ICAD lepas dan CAD bisa
masuk inti dan bisa memotong-motong DNA.

Sel yang sudah terpotong-potong ini dinamakan apoptotic bodies, yang


selanjutnya akan dikenali oleh makrofag untuk di makan.

BAB III

KESIMPULAN DAN SARAN

3.1 Kesimpulan

Mitokondria adalah salah satu organel sel dan berfungsi sebagai tempat
berlangsungnya fungsi respirasi sel pada makhluk hidup, selain fungsi selular
lain, seperti metabolisme asam lemak, homeostasis kalsium, transduksi sinyal
selular, biosintesis pirimidina, dan penghasil energi yang berupa adenosina
trifosfat pada lintasan katabolisme.

Apoptosis (dari bahasa Yunani apo = "dari" dan ptosis = "jatuh") adalah
mekanisme biologi yang merupakan salah satu jenis kematian sel
terprogram.Apoptosis digunakan oleh organisme multisel untuk membuang
sel yang sudah tidak diperlukan oleh tubuh.Apoptosis berbeda dengan
nekrosis dan piroptosis.

Apoptosis memiliki peranan penting dalam fenomena biologis, proses


apoptosis yang tidak sempurna dapat menyebabkan timbulnya penyakit yang
sangat bervariasi. Terlalu banyak apoptosis menyebabkan sel mengalami
kekacauan, sebagaimana terlalu sedikit apoptosis juga menyebabkan
proliferasi sel yang tidak terkontrol (kanker).

2
3.2 Saran

Saran dari Reviewer yaitu Penulis sangat mengharapakan kritik dan saran dari
para pembaca, agar dalam pembuatan makalah kedepannya bisa lebih baik
dari sebelumnya, selain itu kami mengharapkan agar para pembaca
khususnya,ini menjadi tambahan ilmu. Untuk mengatahui lebih jelas lagi
mengenai mitokondria.

DAFTAR PUSTAKA

Mulyani,Sri.2006.Anatomi Tumbuhan.Yogyakarta:Kausius.

Sutrian, Yayan, Drs.2004. Pengantar Anatomi Tumbuh-tumbuhan (Tentang sel &

jaringan). Rineka Cipta: Jakarta. Hal: 192-219.

Syamsuni.2009.Materi Pokok Anatomi Tumbuhan.Indramayu: UNWIR.

Anda mungkin juga menyukai