Anda di halaman 1dari 4

SOAL TUGAS 1 MKDU 4221 PAI

UNIVERSITAS TERBUKA TAHUN 2020

Nama : ILHAM MULIA


NIM : 042573598
1. Jelaskan yang dimaksud dengan “kesatuan dalam perbedaan” “perbedaan
dalam kesatuan” yang disimbolkan dalam Bineka Tunggal Ika!

Bangsa Indonesia adalah bangsa yang plural. Pluralitas bangsa ini mewujud dalam
keberagaman etnis, tradisi, adat istiadat, seni, budaya, dan agama. Clifford Geertz,
seorang antropolog kenamaan dari Amerika Serikat, dalam Indonesian Cultes and
Comunities, dengan baik melukiskan pluralitas bangsa Indonesia demikian,

Meskipun plural, bangsa ini direkatkan dalam satu kesatuan kebangsaan sehingga
masing-masing kelompok itu merasa menjadi satu kesatuan akibat dari pengalaman
sejarah yang sama: pengalaman penjajahan yang getir dan
pahit. Kesatuan Kebangsaan ini secara simbolik terangkum dalam Bhineka Tunggal
Ika, yang mengakui perbedaan dalam kesatuan dan kesatuan dalam perbedaan.

Kesatuan kebangsaan ini pertama kali direkatkan melalui deklarasi Sumpah Pemuda
1928 ketika bangsa ini yang diwakili oleh para pemuda untuk mendeklarasikan ikrar
kesatuan: satu nusa, satu bangsa, dan satu bahasa, yakni Indonesia. Kesatuan
kebangsaan ini semakin menemukan momentum historisnya ketika Pancasila
dijadikan falsafah negara dan ideologi negara oleh tokoh-tokoh yang mewakili
berbagai lapisan masyarakat Indonesia.

Dalam perspektif Islam sebagaimana digagas oleh Nurcholish Madjid, cendekiawan


Muslim Indonesia, Pancasila merupakan kalimatun sawa sebagai dasar untuk
merangkum semua pluralitas agama dan sosial dalam suatu wadah yang bernama
negara Indonesia. Mengenai hal ini, ia menegaskan bahwa Pancasila.

Jika kita membandingkan kedudukan Pancasila bagi bangsa Indonesia sama dengan
kedudukan Piagam Madinah. Piagam Madinah merupakan dokumen politik yang
dibuat oleh umat Islam untuk merekonsiliasi pelbagai kepentingan sukuisme di
Madinah setelah Nabi menjadi pemimpinnya sebagai landasan bagi toleransi di antara
pelbagai umat yang ada. Konstitusi ini merupakan formulasi prinsip-prinsip
kesepakatan antara kaum muslimin
Madinah di bawah kepemimpinan Rasulullah dengan berbagai kelompok bukan
muslimin, untuk membangun masyarakat politik bersama. Dalam dokumen historis
itu termuat prinsip-prinsip mengenai kebebasan beragama,
hak setiap orang untuk hidup, hak menjalani hubungan-hubungan ekonomi dengan
golongan-golongan lain, kewajiban partisipatif dalam mempertahankan peranan dan
keamanan bersama.

Sebanding dengan sikap kaum muslimin Indonesia menerima Pancasila dan UUD
1945, orang-orang muslim pimpinan Rasulullah itu menerima Piagam Madinah
adalah juga atas pertimbangan nilai-nilai yang dibenarkan oleh ajaran Islam dan
fungsinya sebagai kesepakatan antara golongan untuk membangun masyarakat politik
bersama. Demikian pula sama halnya dengan umat Islam Indonesia yang tidak
memandang Pancasila dan UUD 1945 itu sebagai alternatif terhadap agama Islam,
Rasulullah dan para pengikut beliau itu pun tidak pernah terbetik dalam pikiran bahwa
Konstitusi Madinah merupakan agama baru mereka.

Dengan Piagam Madinah tersebut Rasulullah dan umat Islam bersama umat yang lain
membangun sebuah masyarakat madani, sebuah masyarakat yang adil, terbuka, dan
demokratis.

2. Jelaskan kelima 1) Kebebasan berekspresi, 2) Kebebasan berpikir dan


menyatakan pendapat, 3) Kebebasan beragama, 4) Kebebasan bermusyawarah,
dan 5) Kebebasan berpindah tempat.

a. Kebebasan berekspresi
Kebebasan berekspresi adalah kebebasan untuk menyalurkan kehendak batin
mengenai hal apa saja baik melalui pernyataan maupun perbuatan. Piagam Madinah
ayat 23 menyatakan: ‖Bila kami sekalian berbeda pendapat dalam sesuatu hal,
hendaklah perkaranya diserahkan kepada ketentuan Allah dan Rasulullah.
Perbedaan pendapat adalah suatu hal yang wajar sebagai bentuk ekspresi dari setiap
orang yang berbeda satu sama lain. Akan tetapi perbedaan itu harus disikapi secara
positif jangan sampai menimbulkan perpecahan. Untuk menghindari hal tersebut yang
akan merugikan, maka perbedaan itu dikembalikan kepada ketentuan Allah dan
Rasulullah. Ketentuan Allah dan Rasulullah itu merupakan pagar agar kebebasan
tidak merugikan kepentingan manusia itu sendiri.

b. Kebebasan berpikir dan menyatakan pendapat


Ketika Islam menolerir perbedaan pendapat yang dilembagakan dalam bentuk
musyawarah, itu berarti Islam memberikan keleluasaan kepada manusia untuk
menyatakan pemikirannya dan pendapatnya. Kebebasan berpendapat dan kebebasan
menyatakan pendapat dijamin oleh Islam baik
secara individual maupun kolektif. Dengan sendirinya, Islam juga menjamin hak
untuk berorganisasi.

c. Kebebasan beragama
Islam adalah agama yang benar yang di bawa oleh Rasulullah. Islam mewajibkan
umatnya untuk berdakwah kepada umat manusia untuk menerima ajaran Allah yang
dibawa oleh utusan terakhir itu. Akan tetapi dakwah harus disampaikan dengan cara
yang baik dan manusiawi. Keyakinan yang berbeda harus dihormati. Karena itu
pemaksaan dan penindasan manusia agar menerima Islam bukanlah perbuatan yang
baik. Kebebasan beragama sangat dijamin oleh Islam.

d. Kebebasan bermusyawarah
Musyawarah merupakan upaya memecahkan bersama untuk menghindari
penyimpangan dan meletakkan langkah-langkah bersama yang secara bulat
disepakati.
e. Kebebasan berpindah tempat
Tidak ada larangan dalam Islam untuk berpindah tempat dan mencari kehidupan. Ini
berarti Islam memberikan kebebasan untuk menentukan hidupnya sendiri. Bahkan
berpindah tempat dianjurkan jika akan meningkatkan kualitas hidup.

3. Jelaskan Pengertian dan sejarah demokrasi!


Demokrasi adalah sebuah sistem berbangsa dan bernegara yang didasarkan atas
prinsip persamaan,
kebebasan, dan persaudaraan merupakan penopang bagi penegakan HAM. Karena itu,
demokrasi dan HAM adalah dua hal yang berbeda akan tetapi tak bisa dipisahkan.
Dapat dikatakan bahwa demokrasi tak mungkin ada tanpa HAM, sebaliknya HAM
sulit ditegakkan tanpa demokrasi.

Secara etimologis, demokrasi berasal dari bahasa Yunani demos (rakyat) dan cratos
(kekuasaan). Demokrasi berarti kekuasaan oleh rakyat. Secara historis, istilah
demokrasi telah dikenal sejak abad ke 5 SM, yang pada awalnya sebagai respons
terhadap pengalaman buruk monarki dan kediktatoran di negara-negara Kota Yunani
Kuno. Dalam sistem monarki itu, warga diabaikan dan tidak dilibatkan dalam proses
pengambilan kebijakan sehingga setiap kebijakan mengingkari hak-hak primer warga.
Adalah Kleistenes yang mengadakan pembaruan dalam sistem pemerintahan kota
Athena. Pembaruan yang dilakukannya melahirkan sebuah sistem baru yang disebut
demokratia: pemerintahan oleh rakyat. Ide-ide demokrasi modern berkembang dengan
ide-ide dan lembaga-lembaga dari tradisi pencerahan yang dimulai pada abad ke 16.

Tradisi tersebut adalah ide-ide sekularisme yang diprakarsai oleh Niccolo Machiavelli
(1469-1527), ide negara kontrak oleh Thomas Hobbes (1588-1679), gagasan tentang
konstitusi negara dan liberalisme, serta pemisahan kekuasaan dan lembaga federal
oleh John Locke (1632-1704), yang disempurnakan oleh Baron de Montesquieu
(1689-1755), yang idenya mengenai pemisahan kekuasaan menjadi lembaga legislatif,
eksekutif, dan yudikatif, serta ide-ide tentang kedaulatan rakyat dan kontrak sosial
yangdiperkenalkan oleh Jean Jacques Rousseau (1712-1778).

4. Jelaskan Nilai Demokrasi dalam islam menurut Huwaydi dan Muhammad


Dhiya al-Din Rais?.

Nilai-nilai demokrasi yang bisa digali dari sumber Islam yang kompatibel dengan
nilai-nilai demokrasi seperti dikemukakan oleh Huwaydi dan Muhammad Dhiya al-
Din Rais adalah:
1) Keadilan dan musyawarah;
2) kekuasaan dipegang penuh oleh rakyat;
3) kebebasan adalah hak penuh bagi semua warga negara;
4) persamaan di antara sesama manusia khususnya
persamaan di depan hukum;
5) keadilan untuk kelompok minoritas;
6) undang-undang di atas segala-galanya;
7) pertangguh jawaban penguasa kepada rakyat.

Oleh karena itu, seperti dikatakan oleh Ahmad Syafii Maarif, mayoritas umat Islam
Indonesia menerima demokrasi sebagai bagian dari nilai yang prinsip-prinsipnya
sesuai dengan Islam. Dan karena itu pula umat Islam harus berusaha untuk
mendorong terjadinya demokrasi di dalam bidang kehidupan berbangsa dan
bernegara.

5. Sebutkan poin penting hak asasi manusia dalam Islam beserta ayat al-Qur’an
yang berkaitan dengannya!

Hak Asasi Manusia (HAM) adalah wewenang manusia yang bersifat dasar sebagai
manusia untuk mengerjakan, meninggalkan, memiliki, mempergunakan atau
menuntut sesuatu baik yang bersifat materi maupun immateri. Secara historis,
pandangan terhadap kemanusiaan di Barat bermula dari para pemikir Yunani Kuno
yang menggagas humanisme. Pandangan humanisme, kemudian dipertegas kembali
pada zaman Renaissance. Dari situ kemudian muncul pelbagai kesepakatan nasional
maupun internasional mengenai penghormatan hak-hak asasi manusia. Puncaknya
adalah ketika Perserikatan Bangsa-Bangsa mengeluarkan Declaration of Human
Right, disusul oleh ketentuan-ketentuan lain untuk melengkapi naskah tersebut.
Secara garis besar, hak asasi manusia berisi hak-hak dasar manusia yang harus
dilindungi yang meliputi hak hidup, hak kebebasan, hak persamaan, hak mendapatkan
keadilan, dll.

Jauh sebelum Barat mengonseptualisasikan hak asasi manusia, terutama, sejak masa
Renaissance, Islam yang dibawa oleh Rasulullah telah mendasarkan hak asasi
manusia dalam kitab sucinya. Beberapa ayat suci al-Qur‘an banyak mengonfirmasi
mengenai hak-hak tersebut: hak kebebasan, hak mendapat keadilan, hak kebebasan,
hak mendapatkan keamanan, dll. Puncak komitmen terhadap hak asasi manusia
dinyatakan dalam peristiwa haji Wada di mana Rasulullah berpesan mengenai hak
hidup, hak perlindungan harta, dan hak kehormatan.

Sama halnya dengan hak asasi manusia, demokrasi yang berarti pemerintahan dari
rakyat, oleh rakyat dan untuk rakyat, secara historis telah ada sejak zaman Yunani
Kuno sebagai respons terhadap pemerintahan otoriter yang tidak menutup partisipasi
rakyat dalam setiap keputusan-keputusan publik. Melalui sejarah yang panjang,
sekarang demokrasi dipandang sebagai sistem pemerintahan terbaik yang harus dianut
oleh semua negara untuk kebaikan rakyat yang direalisasikan melalui hak asasi
manusia. Hak asasi manusia hanya bisa diwujudkan dalam suatu sistem yang
demokrasi di mana semua warga memiliki hak yang sama untuk berpartisipasi dalam
penyelenggaraan berbangsa dan
bernegara.

Sama halnya dengan hak asasi manusia, prinsip-prinsip demokrasi seperti kebebasan,
persamaan, dll. terdapat juga dalam Islam. Beberapa ayat al-Qur‘an mengonfirmasi
prinsip-prinsip tersebut. Selain itu juga, praktik Rasulullah dalam memimpin Madinah
menunjukkan sikapnya yang demokratis. Faktanya adalah kesepakatan Piagam
Madinah yang lahir dari ruang kebebasan dan persamaan serta penghormatan hak-hak
asasi manusia.

Anda mungkin juga menyukai