Anda di halaman 1dari 13

84 Jurnal Kajian Komunikasi, Volume 7, No. 1, Juni 2019, hlm.

84-96

Nilai-nilai budaya soméah pada perilaku komunikasi masyarakat Suku Sunda

Dasrun Hidayat1 dan Hanny Hafiar2


1
Universitas Bina Sarana Informatika, Bandung, Indonesia
2
Universitas Padjadjaran, Bandung, Indonesia

ABSTRAK
Penelitian ini didasari oleh keingintahuan tentang budaya soméah sebagai ciri khas yang melekat pada
masyarakat Suku Sunda. Penelitian bertujuan untuk mengetahui secara spesifik tentang nilai-nilai budaya
soméah termasuk implikasi dan aplikasinya pada perilaku komunikasi masyarakat Suku Sunda. Untuk
menjawab tujuan tersebut, peneliti menggunakan teknik pengumpulan data melalui wawancara dan observasi.
Menggunakan pendekatan kualitatif dengan paradigma konstruktivis dan studi etnografi public relations, studi
yang berfokus pada kajian budaya dengan pendekatan teori public relations. Penelitian menemukan bahwa
budaya soméah mengandung nilai-nilai kerendahan hati, kesopanan dan keramahan. Nilai-nilai tersebut
merepresentasikan brand personality masyarakat Suku Sunda. Hal ini selaras dengan filosofi hidup mereka
yaitu Soméah Hade ka Sémah yang artinya ramah, bersikap baik, menjaga, menjamu dan membahagiakan
setiap orang. Implikasi dan aplikasi nilai-nilai filosofi hidup tersebut terdapat pada setiap perilaku komunikasi
yang terjadi secara berulang di lingkungan internal dan eksternal. Perilaku komunikasi dengan menggunakan
bahasa punten dan mangga. Bahasa punten mengandung makna kerendahan hati. Sedangkan penggunaan
istilah mangga sebagai wujud penawaran, ajakan, mempersilahkan dan permohonan. Hasil penelitian ini
juga menemukan bahwa terdapat dua aspek yang membuktikan bahwa masyarakat Suku Sunda merupakan
pribadi yang soméah, yakni selalu tampil menarik dengan wajah ramah dan murah senyum. Masyarakat
Sunda juga memiliki selera humor yang tinggi. Kesimpulannya bahwa budaya soméah sebagai nilai kearifan
lokal bertujuan untuk membangun dan menjaga hubungan berbasis budaya.

Kata-kata Kunci: brand personality; budaya; perilaku komunikasi; soméah; Sunda

Soméah cultural values on communication behavior of Sundanese People


ABSTRACT

This research is based on the curiosity about soméah culture as a characteristic inherent in the Sundanese
people. The research aims to find out specifically about the values ​​of soméah culture, including the
implications and applications of the communication behavior of the Sundanese people. To answer these
objectives, researchers used data collection techniques through interviews and observations. Using a
qualitative approach to the constructivist paradigm and ethnographic studies of public relations, studies that
focus on cultural studies with the theory of public relations approach. The study found that soméah culture
contained values ​​of humility, politeness and friendliness. These values ​​represent the brand personality of the
Sundanese people. This is in harmony with their philosophy of life, namely Soméah Hade ka Sémah, which
means friendly, kind, caring, entertaining and happy for everyone. The implications and application of life
philosophy values ​​are found in every communication behavior that occurs repeatedly in the internal and
external environment. Communication behavior using the language of punten and mangga. Punten language
means humility. While the use of the term mangga as a form of offer, invitation, invite and request. The results
of this study also found that there are two aspects that proved the Sundanese are soméah people, namely
always appear attractive with a friendly face and a smile. The Sundanese also have a high sense of humor.
The conclusion is that soméah culture as a value of local wisdom aims to build and maintain cultural-based
relationships.

Keywords: brand personality; communication behavior; culture; soméah; Sundanese

Korespondensi: Dr. Dasrun Hidayat, S.Sos., M.I.Kom. Universitas Bina Sarana Informatika, Jalan
Sukalaksana Nomor 6 Antapani Bandung. Email: dasrun.dhy78@gmail.com
Submitted: Descember 2018, Accepted: March 2019, Published: June 2019
ISSN: 2303-2006 (print), ISSN: 2477-5606 (online). Website: http://jurnal.unpad.ac.id/jkk
Terakreditasi Kemenristekdikti RI SK No. 48a/E/KPT/2017
Jurnal Kajian Komunikasi, Volume 7, No. 1, Juni 2019, hlm. 84-96 85

PENDAHULUAN Sunda. Ketertarikan ini diperkuat pula ketika


dilakukan survei dengan diberikan pertanyaan
Indonesia adalah negara yang majemuk tentang karakteristik masyarakat Suku Sunda.
karena terdiri dari beragam suku. Sensus Hasil survei menyebutkan bahwa masyarakat
penduduk tahun 2010 mencatat terdapat 1.331 mengenal Suku Sunda sebagai masyarakat
(seribu tiga ratus tiga puluh satu) kategori yang soméah yang direpresentasikan melalui
suku, meliputi nama suku, sub-suku, nama sub penggunaan bahasa seperti punten dan
dari sub-suku, hingga nama lain atau nama mangga pada setiap perilaku komunikasi.
alias suatu suku (Tumoutounews, 2017). Suku Pendapat tersebut didasari oleh pengetahuan
adalah kelompok etnis dan budaya masyarakat dan pengalaman selama berinteraksi yang
yang terbentuk turun-temurun atau diwariskan mencerminkan pribadi terbuka, mudah bergaul
pada generasi setelahnya. Lazimnya, identitas dan menerima orang lain. Hal ini senada dengan
kesukuan melekat pada setiap orang sesuai filosofi hidup masyarakat Suku Sunda yaitu
suku bangsa kedua orang tuanya. Suku bangsa Soméah Hade ka Sémah, artinya ramah, bersikap
penduduk Indonesia mayoritas ditentukan baik, menjaga, menjamu dan membahagiakan
mengikuti garis patrilineal atau garis setiap tamunya atau setiap orang meskipun
kekerabatan ayah. Meski begitu, ada beberapa belum dikenal (Hendriana & Setiyadi, 2018).
suku bangsa yang mengikuti garis matrilineal Masyarakat Suku Sunda sangat menjunjung
atau garis ibu, seperti Suku Minangkabau di tinggi nilai-nilai kesopanan, itulah kenapa Suku
Sumatera Barat, Suku Enggano di Bengkulu, Sunda dikenal sebagai pribadi yang murah hati
Suku Petalangan di Riau, Suku Aneuk Jamee di dan baik terhadap sesama, apalagi terhadap
Aceh, dan Suku Sakai di Riau. Sedangkan garis orang yang lebih tua.
kekerabatan ayah, misalnya Suku Lampung, Nilai-nilai budaya soméah sudah melekat
Suku Batak, dan termasuk Suku Sunda. dan mengkristal sebagai ciri khas, ikon
Bahasa merupakan salah satu faktor budaya sekaligus brand personality masyarakat Suku
yang mampu mendorong suatu suku populer Sunda. Namun sayangnya, belum banyak yang
atau dikenal oleh masyarakat. Hal ini terjadi mengetahui soméah sebagai brand personality
karena bahasa dianggap sebagai parameter Suku Sunda. Dalam studi tentang brand
dalam mempelajari dan mengenalkan budaya personality, Patterson, Khogeer, dan Hodgson
kepada orang lain, termasuk berfungsi untuk dalam (R, Hanretty, & Lettice, n.d., 2018)
memahami sekaligus membedakan antar mengemukakan bahwa brand personality
budaya. Selaras dengan pernyataan Samovar dibangun di atas konsep merek produk (product
bahwa bahasa sebagai alat untuk mengenal brand), akan tetapi konsep tersebut dapat juga
nilai budaya orang lain (Samovar, Porter, & digunakan sebagai karakter atau kepribadian
McDaniel, 2010). Selain itu, bahasa sebagai alat seseorang dan sekelompok orang. Brand
komunikasi juga dapat membentuk kelompok- personality berangkat dari konsep merek (Kotsi
kelompok sosial tertentu. Bahasa digunakan & Valek, 2017). Brand juga merepresentasikan
sebagai alat interaksi di dalam lingkungan gaya hidup serta status sosial kelompok
sosial karena bahasa dapat menjadi ruang masyarakat tertentu. Brand tidak hanya sekedar
bagi tumbuhnya nilai sosial, dimana terjadi nama atau simbol yang melekat pada produk,
interaksi antar manusia (Farady & Sierjames, akan tetapi brand memiliki enam tingkatan
2018). Misalnya, di dalam sebuah komunitas pengertian, yaitu atribut, manfaat, nilai, budaya,
biasanya memiliki bahasa yang disepakati kepribadian dan pemakai (Purwaningwulan,
secara bersama. Bahkan melalui bahasa, tidak 2017). Demikian pula halnya budaya soméah
dapat dipungkiri bahwa masyarakat modern sebagai brand personalitiy yang dimiliki oleh
mampu lebih cepat menciptakan kelompok masyarakat Suku Sunda. Budaya soméah
sosial budaya yang lebih beragam. diyakini mengandung nilai-nilai sekaligus
Pemaparan latar belakang pada paragraf ragam manfaat bagi pemilik budaya maupun
sebelumnya merupakan alasan ketertarikan masyarakat atau lingkungannya. Hal ini yang
penulis untuk mengkaji secara khusus tentang mendorong keyakinan mereka untuk senantiasa
nilai-nilai budaya di balik penggunaan istilah melestarikan budaya soméah sebagai brand
bahasa soméah yang direpresentasikan di personality masyarakat Suku Sunda.
setiap perilaku komunikasi masyarakat Suku Upaya memperkenalkan soméah sebagai

Nilai-nilai budaya soméah pada perilaku komunikasi masyarakat Suku Sunda


(Dasrun Hidayat dan Hanny Hafiar)
86 Jurnal Kajian Komunikasi, Volume 7, No. 1, Juni 2019, hlm. 84-96

brand personality salah satunya melalui tindakan membuat orang lain tertawa terbahak-bahak.
personal branding. Menurut Wasesa, personal Selain kepiawaian dalam menyusun ide juga
branding adalah kegiatan yang dimaksudkan pandai dalam menyampaikan ide dengan
untuk memperkenalkan seseorang kepada gaya yang khas dan unik. Misalnya, kekhasan
publik (Wasesa, 2011). Personal branding juga bahasa, dialek bahkan dalam pelafalan huruf
sebagai upaya untuk menarik minat masyarakat. seperti “F” yang selalu tertukar dengan huruf
Malaysia Tourism Promotion Board (MTPB) “P” atau pelafalan huruf “D” menjadi “T”.
pernah melansir bahwa secara personal Hal ini seringkali mengundang rasa geli
branding Malaysia mencitrakan dirinya sehingga membuat orang lain tertawa. Karakter
sebagai bangsa multikultur (Alifahmi, 2012). masyarakat Suku Sunda dengan selera humor
Keberhasilan seseorang sebagai ikon karena yang tinggi juga sangat melekat di benak
adanya proses personal branding (Rezvanpour masyarakat. Tidak mengenal usia, pendidikan
& Bayat, 2017). Dalam konteks artikel ini, ikon maupun jabatan, selera humor ini senantiasa
sebagai personal branding masyarakat Suku ditemukan pada setiap perilaku komunikasi.
Sunda adalah perilaku komunikasi soméah. Berdasarkan pemaparan permasalahan
Hal ini dapat ditemukan melalui perilaku pada bagian pendahuluan, maka pada artikel
komunikasi masyarakat Suku Sunda baik antar ini penulis tertarik untuk mengkaji lebih dalam
sesama maupun berbeda suku. Selain itu brand tentang implikasi dan aplikasi nilai-nilai budaya
juga personal branding dapat dilalui dengan soméah sebagai brand personality masyarakat
memanfaatkan media massa atau media sosial Suku Sunda, dan upaya memperkenalkan
(Kusuma & Sugandi, 2018), (Pakaradena et al., budaya soméah kepada masyarakat melalui
2018). personal branding. Penelitian ini bertujuan
Perilaku komunikasi secara tidak langsung untuk mengetahui secara spesifik tentang
sebenarnya mampu merepresentasikan nilai- nilai-nilai budaya soméah termasuk implikasi
nilai budaya soméah masyarakat Suku Sunda. dan aplikasinya pada perilaku komunikasi
Namun, hal ini membutuhkan kesungguhan masyarakat Suku Sunda.
dalam memberikan pemahaman kepada publik
terhadap pesan komunikasi. Dalam konteks METODE PENELITIAN
penelitian ini adalah pesan tentang nilai-nilai
budaya soméah masyarakat Suku Sunda. Penelitian ini termasuk pada kajian budaya
Pesan yang disampaikan melalui perilaku dengan pendekatan teori public relations atau
komuikasi sangat mungkin dinilai masyarakat penulis menyebutnya degan istilah public
positif karena terpenuhinya pengetahuan dan relations budaya, yakni sebuah kajian yang
pemahaman terhadap budaya soméah. Adanya bertujuan memahami perilaku komunikasi
respons positif melalui penilaian diharapkan untuk membangun hubungan. Berdasarkan
mampu membangun citra (image) tentang aspek aksiologis tersebut, maka penelitian ini
budaya soméah. Citra adalah kesan yang secara epistimologis memilih etnografi public
sengaja diciptakan terhadap suatu objek. Lau relations sebagai studi dengan pendekatan
& Phau mendefinisikan citra sebagai bentuk kualitatif konstruktif. Studi etnografi public
keyakinan yang dipegang oleh masyarakat relations menekankan pada komponen strategi
(Amron, 2018). Citra sebuah persepsi dan komunikasi di dalam aktivitas komunikasi
keyakinan yang dimiliki oleh setiap orang meliputi Insight, Program Strategic, Program
terhadap objek yang diterima oleh panca indra. Implementation, Action and Reputation yang
Citra dapat berupa persepsi positif maupun disingkat menjadi IPPAR Model (Hidayat,
negatif terhadap perilaku komunikasi yang Kuswarno, Zubair, & Hafiar, 2018).
melekat pada kelompok masyarakat tertentu Insight dapat dikategorikan sebagai tahapan
(Hidayat et al., 2017). awal dalam memetakan realitas atau fenomena.
Masyarakat Suku Sunda yang dikenal Tahapan ini dapat pula disebut sebagai kegiatan
soméah juga direpresentasikan melalui pribadi analisis situasi (Hidayat & Suhartini, 2018).
yang humoris. Mereka dikenal sebagai pribadi Insight bertujuan untuk memahami situasi
yang hidup dengan selera humor tinggi. Gaya yang melatar belakangi aktivitas komunikasi
humor yang dibingkai di dalam setiap perilaku berbasis budaya. Yang dimaksud Insight
komunikasi tersebut tidak heran apabila pada penelitian ini yaitu melakukan analisis

Nilai-nilai budaya soméah pada perilaku komunikasi masyarakat Suku Sunda


(Dasrun Hidayat dan Hanny Hafiar)
Jurnal Kajian Komunikasi, Volume 7, No. 1, Juni 2019, hlm. 84-96 87

Tabel 1 IPPAR Model

IPPAR Definisi Penjelasan


I– Insight • Berkenaan dengan analisis situasi,
• Analisis situasi berkaitan
pengumpulan data terkait dengandengan persiapan pada setiap
aktivitas komunikasi budaya. aktivitas komunikasi budaya.
• Waktu dan tempat aktivitas • Menekankan pada situasi fisik
komunikasi budaya berlangsung, dan psikologis, tempat, audience
situasi psikologis pembicaraan,atau pihak terkait dalam
sasaran kegiatan, audience. aktivitas komunikasi budaya.
• Merujuk pada pihak-pihak yangMisal, pembicaraan pada
terlibat dalam aktivitas komunikasi
musyawarah mufakat, mufakat
budaya. adat berbeda dengan obrolan
sehari-hari, mulai dari setting
waktu, tempat dan pihak yang
terlibat di dalam kegiatan.
P – Program Strategic • Berkaitan dengan jenis kegiatan, • Kegiatan komunikasi budaya
tema, pesan budaya yang akan mempengaruhi strategi kegiatan
disampaikan. berupa jenis, bentuk dan isi
• Mengacu bentuk pesan berkenaan pesan.
dengan kata yang digunakan, • Misalnya kegiatan upacara
bagaimana penggunaannya. adat pernikahan tentu saja
• Isi pesan berkenaan dengan berbeda isi pesan dan topik
hubungan antara apa yang dikatakan pembicaraannya dengan
dengan topik pembicaraan. percakapan biasa.
P – Program • Berkenaan dengan pelaksanaan • Dengan senang hati, dengan
Implementation aktivitas komunikasi budaya. serius, dengan singkat, dengan
• Mengacu pada nada, cara, dan sombong, dengan mengejek
semangat di mana suatu pesan dan sebagainya. Atau dapat
disampaikan. ditunjukkan juga dengan gerak
• Mengacu pada jalur bahasa yang tubuh dan isyarat.
digunakan dan juga mengacu pada • Jalur tulisan, lisan, melalui
kode ujaran yang digunakan. telegraf atau telepon, bahasa,
• Mengacu pada norma atau aturan dialek, ragam atau register.
dalam berinteraksi dan juga mengacu • Berhubungan dengan cara
pada penafsiran terhadap ujaran dari berinterupsi, cara bertanya, dan
lawan bicara. sebagainya.
• Mengacu pada jenis bentuk • Narasi; puisi, pepatah, doa,
penyampaian dan sebagainya.
A – Action • Audit persepsi publik. • Penilaian publik terhadap
• Penilaian, respons publik. aktivitas komunikasi berupa
citra budaya atas relasi budaya
yang terbangun.
R – Reputation • Kepercayaan dan dukungan publik • Hasil akhir dari aktivitas
terkait dengan sekumpulan citra komunikasi; membangun
tentang relasi budaya. dukungan publik sehingga
terbangun pola relasi budaya.
Sumber: (Hidayat et al., 2018)

Nilai-nilai budaya soméah pada perilaku komunikasi masyarakat Suku Sunda


(Dasrun Hidayat dan Hanny Hafiar)
88 Jurnal Kajian Komunikasi, Volume 7, No. 1, Juni 2019, hlm. 84-96

terhadap perilaku komunikasi masyarakat mengetahui setting dan fase dari perilaku
Suku Sunda yang dikenal soméah. Insight juga komunikasi, akan tetapi mengkaji bahwa
dimaksudkan untuk menetapkan setting publik perilaku tersebut tetap dipertahankan karena
atau masyarakat yang terlibat di dalam aktivitas memiliki keyakinan dan tujuan bersama yakni
komunikasi berbasis budaya atau komunikasi untuk membangun dan mengelola hubungan
budaya. Keterlibatan mereka harus relevan berbasis budaya.
dengan tujuan utama kegiatan. Teknik pengumpulan data etnografi public
Aspek lain yang perlu diperhatikan dalam relations tidak berbeda dengan etnografi
aktivitas komunikasi budaya yaitu perencanaan komunikasi karena keduanya memiliki
aktivitas atau program strategic yang meliputi kesamaan pada fokus kajian yaitu perilaku
jenis kegiatan, bentuk kegiatan, tema, isi komunikasi. Kesamaan ini terjadi karena
pesan, strategi penyampaian pesan, dan media etnografi komunikasi masih sangat cair dan
yang digunakan (Hidayat & Suhartini, 2018). terbuka, sehingga dapat diterapkan pula
Hadirnya media sebagai medium atau ruang pada metode lainnya. Etnografi komunikasi
virtual bagi sejumlah pengguna dari seluruh menekankan pada langkah introspeksi,
penjuru daerah untuk menyatukan pikiran, tindakan ini dilakukan ketika peneliti meneliti
memberikan pandangan, melakukan kritik, dan kebudayaannya sendiri sehingga diperlukan
menyampaikan opini (Mendayun & Sjuchro, upaya mengoreksi diri sendiri atau mencoba
2018). Tahapan ini memastikan bahwa perilaku melepaskan diri dari objek yang sedang diteliti
komunikasi soméah hanya terdapat pada (Kuswarno, 2008).
aktivitas tertentu atau pada setiap aktivitas Selanjutnya melakukan observasi,
masyarakat Suku Sunda baik dengan sesama wawancara dan analisis dokumen. Demikian
maupun antar suku yang ada di lingkungannya. halnya dengan teknik pengumpulan data
Aspek lain yang dianalisis dalam aktivitas pada etnografi public relations. Pengumpulan
komunikasi berbasis budaya yaitu memastikan data menekankan pada teknik yang biasanya
aktivitas yang sudah dirancang dapat digunakan pada etnografi komunikasi.
dilaksanakan atau program implementation. Teknik data melalui observasi partisipan atau
Langkah ini bertujuan menjalankan semua melakukan pencarian data secara langsung atau
aktivitas komunikasi budaya sesuai dengan on the spot data. Berpartisipasi artinya peneliti
aturan atau ketentuan yang telah ditetapkan. berada di dalam masalah penelitian dengan
Tahapan ini juga merujuk pada proses kontrol melibatkan diri pada aktivitas masyarakat
dan evaluasi terhadap pelaksanaan kegiatan Suku Sunda atau informan penelitian yang ada
komunikasi meliputi nada dalam berbicara, di kota Bandung. Pada penelitian ini, peneliti
cara bertutur, bahasa, perilaku dan etika menjadi bagian dari mereka. Ikut serta dalam
dalam menyampaikan pesan (Hidayat & aktivitas keseharian masyarakat Suku Sunda
Suhartini, 2018). Pada tahapan ini tidak sekedar yang sekaligus diposisikan sebagai informan.
mengetahui fase-fase dari perilaku komunikasi, Data etnografi bersifat alami sehingga peneliti
akan tetapi kaidah dan keyakinan masyarakat sebagai etnografer dituntut untuk pandai
Suku Sunda terhadap perilaku komunikasi dalam memainkan peran di lapangan sebagai
budaya soméah. Hal ini bertujuan untuk partisipan. Peneliti juga melakukan observasi
mengukur penilaian publik (action) melalui tanpa ada keterlibatan secara langsung atau
evaluasi kegiatan sehingga diketahui respons tanpa partisipasi. Tahapan mencari data
publik sebagai tolak ukur reputasi (reputation) dilakukan tanpa adanya keterlibatan peneliti
masyarakat Suku Sunda yang dikenal soméah. di dalam kelompok masyarakat Sunda yang
IPPAR Model sebagai rumus analisis data sedang diteliti.
etnografi public relations mengacu pada rumus Pengumpulan data juga menggunakan
analisis data etnografi komunikasi Dell Hymes. teknik wawancara mendalam yakni metode riset
Rumus yang dimaksud yakni SPEAKING dengan menggunakan wawancara tatap muka.
meliputi Situation, Participants, Ends, Act Wawancara mendalam akan menghasilkan
Sequences, Key, Instumentalitis, Norms dan data secara terperinci dan sistematis. Peneliti
Genres (Ray & Biswas, 2011). Namun yang pada penelitian etnografi public relations
membedakan terdapat pada hasil akhir bahwa seyogyanya memahami konsep tentang budaya
etnografi public relations tidak sekedar dan public relations sekaligus sebagai objek

Nilai-nilai budaya soméah pada perilaku komunikasi masyarakat Suku Sunda


(Dasrun Hidayat dan Hanny Hafiar)
Jurnal Kajian Komunikasi, Volume 7, No. 1, Juni 2019, hlm. 84-96 89

kajian penelitian. Hal ini dapat mempermudah beberapa data penting atau melakukan highlight
peneliti dalam memetakan pertanyaan data yang dapat menjawab tujuan penelitian.
wawancara. Dalam konteks penelitian ini, Data akurat yang diambil dari data display
penulis melibatkan beberapa masyarakat Suku berupa tabel, grafik, diagram, model yang dapat
Sunda beserta pemerhati budaya. menggambarkan objek penelitian. Pada tahapan
Prinsip autentisitas data etnografi public ini peneliti memetakan aspek-aspek penting
relations sama dengan etnografi komunikasi. yang berhubungan dengan sub tema temuan
Autentisitas atau teknik keabsahan data etnografi penelitian.
public relations mengacu pada teknik yang Hasil highlight data pada penelitian ini
dikemukan oleh Moleong dalam Kuswarno. selanjutnya dideskripsikan di setiap sub-bab
Teknik tersebut meliputi perpanjangan hasil penelitian. Deskripsi high light data
keikutsertaan, ketekunan, triangulasi, analisis dituangkan melalui tiga point utama. Point
kasus negatif, dan menyediakan referensi pertama pemaparan prolog yang berkaitan
relevan (Kuswarno, 2008). Teknik keabsahan dengan data yang akan disampaikan. Point
data bertujuan untuk mendapatkan autentisitas kedua memaparkan data lapangan berupa
data. Langkah peneliti pada penelitian ini kutipan langsung pernyataan informan yang
meliputi (a) perpanjangan keikutsertaan sudah direduksi. Point ketiga memberikan
peneliti dalam aktivitas kelompok masyarakat deskripsi atas highlight data atau kutipan
Suku Sunda. (b) Ketekunan pengamatan, yaitu pernyataan informan. Proses deskripsi highlight
upaya yang cermat untuk menemukan ciri-ciri, data disebut pula sebagai langkah konstruk
dan unsur-unsur dalam situasi yang relevan derajat ke-dua.
dengan masalah penelitian tentang nilai budaya Tahapan analisis data berikutnya
soméah. (c) Triangulasi. Cross-check data adalah melakukan konstruk derajat ketiga.
dengan memperhatikan tiga unsur yaitu metode, Langkah yang dilakukan oleh peneliti yaitu
waktu dan sumber data. (e) Review, artinya menginterpretasi data. Pada tahapan ini
melakukan audit data melalui pemeriksaan peneliti melakukan analisis, teorisasi data
terhadap seluruh data mulai dari data mentah atau mengkonfirmasi data berdasarkan teori
pada data hasil reduksi, deskripsi, dan analisis yang relevan. Interpretasi dapat dilakukan
yang diperoleh peneliti selama melakukan melalui triangulasi data berdasarkan teori yang
wawancara dan observasi pada setiap aktivitas dimaksudkan untuk memperkuat temuan atau
masyarakat Suku Sunda di kota Bandung. menolak hasil penelitian. Triangulasi juga dapat
Persamaan secara aplikatif lainnya antara berupa konfirmasi data berdasarkan sumber
etnografi public relations dengan etnografi informan, waktu, dan teknik pengumpulan
komunikasi terdapat pada teknik analisis data. data. Pada sumber lain tahapan konstuk drajat
Metode etnografi public relations menggunakan ke-tiga disebut pula sebagai langkah penarikan
teknik analisis data yang umum digunakan kesimpulan atau conclusing drawing. Tahapan
pada metode etnografi komunikasi. Teknik terakhir yang harus dilakukan oleh peneliti
analisis data meliputi reduksi, deskripsi, dan dengan melakukan analisis data hasil penelitian
analisis atau interpretasi data. Tahapan reduksi berdasarkan teori-teori relevan.
adalah tahapan peneliti mengolah data dengan Penentuan informan sebagai subjek
membuat transkrip hasil wawancara maupun atau sumber data pada studi etnografi public
transkrip atas catatan hasil observasi terhadap relations, ditentukan dengan cara yang lazim
aktivitas komunikasi masyarakat Suku Sunda. digunakan pada penelitian kualitatif yaitu secara
Tahapan berikutnya membuat deskripsi data purposive. Teknik ini menekankan pada kriteria
berupa display atau membuat kategorisasi data. calon informan yang ditentukan berdasarkan
Memilih dan memilah serta memetakan data kebutuhan penelitian. Purposive sampling
dengan membuat masing-masing tema hasil data sangat membantu dan memudahkan peneliti
penelitian berdasarkan tema penelitian tentang dalam memenuhi informan sebagai sumber
budaya soméah. Display data juga bertujuan data. Adapun informan pada penelitian ini yaitu
untuk memetakan data berdasarkan sub-sub masyarakat Suku Sunda yang berdomisili di
tema temuan penelitian yang akan menjawab Kota Bandung. Mereka tersebar di beberapa
masing-masing dari pertanyaan penelitian. lokasi yaitu Bandung Utara, Selatan, Barat dan
Tahapan selanjutnya peneliti menuliskan Timur.

Nilai-nilai budaya soméah pada perilaku komunikasi masyarakat Suku Sunda


(Dasrun Hidayat dan Hanny Hafiar)
90 Jurnal Kajian Komunikasi, Volume 7, No. 1, Juni 2019, hlm. 84-96

Sumber: Hasil Penelitian, 2018

Gambar 1 Nilai Budaya Soméah sebagai Brand Personality Suku Sunda

HASIL DAN PEMBAHASAN mencerminkan kesopanan dan keterbukaan.


Ucapan mangga sering kali diaplikasikan
Budaya soméah merepresentasikan brand pada konteks memberikan penawaran, ajakan,
personality masyarakat Suku Sunda. Soméah mempersilahkan dan permohonan.
mengandung nilai-nilai kepribadian masyarakat Hasil penelitian ini juga menemukan bahwa
Suku Sunda seperti ramah, sopan, dan terbuka. terdapat dua (2) aspek yang membuktikan bahwa
Nilai-nilai tersebut ditransformasikan melalui masyarakat Suku Sunda merupakan pribadi
perilaku komunikasi sehari-hari di lingkungan yang soméah, yakni selalu tampil menarik
sekitar yang terjadi secara terencana dan (good looking) dengan wajah ramah dan murah
berulang. Perilaku komunikasi tersebut seakan- senyum. Aspek lain yang memperkuat budaya
akan sudah menjadi kebiasaan dan mengkristal soméah yakni masyarakat Suku Sunda juga
di dalam pribadi setiap anggota masyarakat memiliki selera humor yang tinggi. Berdasarkan
Suku Sunda. Perilaku komunikasi soméah hasil pengamatan, selera humor yang dimiliki
tersebut telah terpolakan sehingga membangun membuat mereka mudah untuk bergaul tanpa
relasi budaya atau hubungan yang dilandasi terkecuali dengan masyarakat non Suku Sunda
oleh nilai-nilai budaya setempat. Relasi yang tinggal di sekitar mereka. Berikut ini
budaya menjadi bukti kekuatan dan dukungan digambarkan tentang nilai-nilai yang terkandung
masyarakat Suku Sunda dalam mengenalkan di dalam budaya soméah yang menjadi bagian
dan membangun pemahaman tentang soméah dari brand personality masyarakat Suku Sunda.
sebagai brand personality. Suku Sunda merupakan kelompok
Upaya memperkenalkan budaya soméah masyarakat yang konsisten dalam melestarikan
sebagai brand personality dapat disebut pula nilai-nilai yang diyakini memiliki manfaat.
dengan istilah kegiatan personal branding, yaitu Kosep keyakinan terhadap nilai budaya
kegiatan yang bertujuan untuk memperkenalkan setempat merupakan bagian dari kearifan lokal.
seseorang atau sekelompok orang. Demikian Soméah merupakan salah satu nilai kearifan
pula dengan budaya soméah dibangun bertujuan lokal masyarakat Suku Sunda yang senantiasa
untuk memperkenalkan nilai budaya masyarakat dipertahankan. Kata soméah dapat diartikan
Suku Sunda sebagai kelompok masyarakat sebagai ramah, sopan dan terbuka. Perilaku
yang rendah hati, sopan, ramah dan terbuka. soméah diinternalisasikan dan disepakati
Nilai-nilai tersebut direpresentasikan melalui sebagai tatanan berperilaku atau pedoman atau
perilaku komunikasi dalam penggunaan bahasa tuntunan yang bersifat organik. Tidak diketahui
pada pesan komunikasi seperti pesan punten secara pasti sejarah kapan pertama kali pesan
dan mangga. Pesan ini selalu disampaikan soméah diucapkan pada saat berkomunikasi.
di setiap konteks komunikasi. Punten Namun, pesan ini disampaikan di setiap konteks
mengandung makna kerendahan hati dan komunikasi bahkan telah menjadi brand atau
hormat. Sedangkan penggunaan istilah mangga identitas tersendiri bagi kelompok masyarakat

Nilai-nilai budaya soméah pada perilaku komunikasi masyarakat Suku Sunda


(Dasrun Hidayat dan Hanny Hafiar)
Jurnal Kajian Komunikasi, Volume 7, No. 1, Juni 2019, hlm. 84-96 91

Suku Sunda. muncul hampir di setiap konteks komunikasi


Budaya soméah masyarakat Suku Sunda antara sesama Suku Sunda maupun dengan
dapat dikatakan berbeda dengan suku lainnya. masyarakat yang ada disekitarnya. Dari
Hal ini dapat dijumpai pada perilaku komunikasi hasil pengamatan, adapun bentuk aplikasi
yang memperlihatkan tingkat kesopanan yang bahasa verbal punten antara lain, (1) punten
relatif tinggi. Misalnya, penggunaan istilah disampaikan pada saat akan meminta izin
atau menyisipkan kata punten dan mangga berjalan dan melintas di depan orang lain.
yang selalu ada di setiap perilaku komunikasi. “punten kapayunan” artinya “maaf saya
Ungkapan kata punten dan mangga tersebut dapat duluan” ketika konteksnya ingin mendahului
dimaknai sebagai bentuk sopan santun, hormat orang lain. “punten bade ngalangkung” permisi
dan keterbukaan terhadap orang lain termasuk untuk meminta izin melewati orang yang sedang
orang yang baru dikenal. Substansi penggunaan berada disekitar jalan tersebut. (2) punten juga
bahasa verbal seperti ungkapan punten dan ditemukan pada saat akan bertanya kepada
mangga, selaras dengan pendapat Suranto, orang lain. “punten bade tumaros” artinya
bahwa pesan verbal dapat mencerminkan drajat “saya meminta izin untuk bertanya” (3) punten
tata krama berbahasa (Suranto, 2010). Proses seringkali juga diucapkan untuk meminta tolong
komunikasi verbal adalah kegiatan interaksi seperti “punten nyuhunkeun tulung”. (4) punten
penyampaian dan penerimaan pesan-pesan untuk meminta maaf, “punten abdi nu lepat”
yang dilakukan melalui percakapan (lisan) dan (maaf saya yang bersalah). Ketika kita merasa
tulisan. Bahasa merupakan bagian terpenting melakukan kesalahan yang disengaja ataupun
dalam mengemas pesan komunikasi. Seringkali tidak, kita dapat mengungkapkan permohonan
proses komunikasi mengalami kendala karena maaf tersebut dengan menggunakan kata punten.
makna pesan dipahami oleh orang-orang yang Kata punten yang selalu mengiringi perilaku
berbeda budaya. Dari hasil pengamatan, pesan komunikasi mengandung nilai kerendahan hati
verbal dengan kata punten menjadi fenomena dan rasa hormat. Konteks komunikasi dengan
baru bagi orang yang belum mengenal budaya menggunakan kata punten dapat dikategorikan
Suku Sunda. Ketidaktahuan tersebut justru sebagai komunikasi verbal. Bahasa verbal
menimbulkan persepsi yang beragam. Namun sebagai wujud budaya yang sifatnya tidak
seiring dengan perjalanan waktu, orang yang berwujud atau abstrak. Sedangkan wujud
bermaksud untuk menetap di wilayah Jawa budaya yang berwujud dan dapat dilihat oleh
Barat akan mengalami proses belajar terhadap panca indra seperti artefak berupa kerajinan,
budaya baru tersebut. Proses yang menuntun bangunan dan lainnya (Leuape, 2017).
pengetahuan dan penerimaan budaya soméah Implikasi penggunaan bahasa Sunda punten
masyarakat Suku Sunda. sebagai bentuk kerendahan hati, juga diperkuat
Kata punten secara bahasa diartikan sebagai adanya temuan bahwa pengucapan punten
kata maaf. Kata maaf sebagai wujud kerendahan senantiasa disertai dengan membungkukkan
hati biasanya dipegang kuat oleh kelompok badan. Hal ini menekankan bahwa pengucapan
masyarakat yang meyakini pola budaya konteks pesan punten secara verbal diikuti pula dengan
tinggi (high context culture). Pola ini sering pesan nonverbal. Pesan nonverbal berfungsi
dijumpai di Indonesia sebagai masyarakat yang untuk memperkuat pesan verbal. Pesan
tetap menjunjung budaya, termasuk kelompok nonverbal sering pula disebut bahasa tubuh atau
masyarakat Suku Sunda. Budaya tingkat tinggi bahasa isyarat. Tubb dan Carter mendefinisikan
ditandai adanya tata kelakuan yang disertai oleh pesan nonverbal sebagai pesan yang tidak
perilaku dan rasa saling menghormati, simpati diucapkan secara lisan maupun tertulis
dan empati (Samovar et al., 2010). Soméah (Suranto, 2010). Pesan nonverbal juga dapat
dapat menjadi parameter budaya tingkat tinggi diartikan sebagai penciptaan dan pertukaran
di Indonesia. Masyarakat Suku Sunda sangat pesan dengan tidak menggunakan kata-kata,
menjunjung tata kelakuan sebelum bertindak. melainkan menggunakan bahasa isyarat
Mengutamakan atribut yang terlihat dan terukur seperti gerakan tubuh, sikap tubuh, vokal yang
dibandingkan yang tidak tampak. Bahkan bukan kata-kata, kontak mata, ekspresi muka,
budaya tingkat tinggi juga dapat diartikan kedekatan jarak, sentuhan, dan sebagainya
sebagai budaya basa-basi sebelum bertindak. (Suranto, 2010). Bahasa adalah simbol dan
Implementasi bentuk pesan verbal punten diantaranya terdapat simbol bahasa nonverbal.

Nilai-nilai budaya soméah pada perilaku komunikasi masyarakat Suku Sunda


(Dasrun Hidayat dan Hanny Hafiar)
92 Jurnal Kajian Komunikasi, Volume 7, No. 1, Juni 2019, hlm. 84-96

Budaya didasarkan pada simbol (Samovar halnya dengan pesan komunikasi punten dan
et al., 2010). Simbol budaya dapat dalam mangga, mencerminkan bahwa masyarakat
bentuk gerakan, pakaian, objek, bendera, ikon Suku Sunda memiliki perbedaan dalam
keagamaan, dan sebagainya. Walaupun semua kode berbicara. Kode psikologi menjelaskan
budaya menggunakan simbol untuk berbagai bahwa Suku Sunda sangat lembut dan sensitif
fakta, suatu fakta dan simbol yang digunakan sehingga gaya berkomunikasi menggunakan
terkadang berbeda. Pesan nonverbal yang kode berbicara yang lemah –lembut dengan
ditemukan pada konteks pesan komunikasi power suara yang rendah. Kondisi psikologi
punten berupa gerakan tubuh (gesture). Selain ini berlawanan dangan suku-suku yang ada di
itu dijumpai pula pesan nonverbal ekspresi muka Pulau Sumatera. Misalnya Suku Lampung yang
dengan muka tersenyum seiring mengucapkan dikenal dengan gaya berbicaranya tegas dan
kata punten. menggunakan power yang tinggi. Perbedaan
Penilaian bahwa masyarakat Suku dalam penggunaan dan penyampaian bahasa
Sunda sebagai kelompok masyarakat yang merepresentasikan drajat tata krama (Suranto,
ramah dan menjunjung tinggi sopan santun 2010). Sedangkan secara sosiologi juga
juga dapat diukur dari penggunaan pesan mempengaruhi gaya berbicara Suku Sunda yang
verbal mangga. Pesan ini diucapkan ketika gemar berkelompok atau bersama-sama secara
memberikan penawaran dan mempersilahkan kolektif. Sangat menghargai kebersamaan
seseorang. Misalnya, mangga calik heula dan memperhatikan faktor kedekatan secara
(silahkan duduk dulu). Mangga sindang kekerabatan maupun kedekatan emosional.
heula (silahkan, ayo mampir dulu). Mangga Secara retorik gaya berbicara masyarakat
kalebeutheula (silahkan masuk dulu). Mangga Suku Sunda sangat persuasif. Kepiawaian
dileuet (silahkan dimakan) dan lainnya. Pesan dalam merangkai kata dan kelembutan dalam
komunikasi mangga ini selalu menyertai awal menyampaikannya membuat orang lain
komunikasi dengan maksud mempersilahkan mudah untuk dipengaruhi dan diajak. Dalam
dan menawarkan. Sama halnya dengan pesan teori paradigma naratif komunikasi persuasif
punten, pesan mangga juga mengandung nilai dibangun salah satunya karena kepandaian
kearifan lokal. Punteun dan mangga sebagai dalam menyampaikan pesan dengan gaya
nilai budaya soméah senantiasa dipertahankan bertutur atau bercerita (Griffin, 2008). Hal ini
karena dasar keyakinan (Cromer, Gray, Vasquez, ditemukan pada strategi komunikasi masyarakat
& Freyd, 2018). Nilai lokal yang terdapat pada Suku Sunda dengan simbol dan kode berbicara
budaya soméah yakni berupa tata kelakuan yang menekankan pada nilai-nilai soméah.
yang menekankan pada etika dan tata krama Ada beberapa hal yang diperhatikan dalam
yang dimiliki oleh setiap pribadi masyarakat strategi komunikasi masyarakat Suku Sunda
Suku Sunda. sebelum bertindak. Tindakan didasarkan pada
Kebiasaan masyarakat Suku Sunda dengan pertimbangan, analisis terhadap situasi sebelum
mengucapkan kata punten dan mangga di bertindak (insight). Aspek ini memperhatikan
setiap konteks komunikasi sebenarnya dapat tujuan dan sasaran aktivitas komunikasi.
dijumpai pula di suku-suku lainnya. Namun, Misalnya, sebelum melakukan komunikasi
cara penyampaiannya yang berbeda, mulai senantiasa memperhitungkan lawan berbicara.
dari penggunaan bahasa hingga dialeknya. Hal ini menjadi pertimbangan awal karena sangat
Misalnya, masyarakat Suku Saibatin di berkaitan dengan gaya komunikasi yang akan
Lampung, menggunakan istilah mahapyu atau digunakan. Sebut saja gaya komunikasi dengan
tabikpuuun, artinya permohonan maaf sebelum pendekatan persuasif. Komunikasi persuasif
bertindak. Seiring dengan mengucapkan kata dimaksudkan untuk memengaruhi orang lain
tersebut kedua belah tangannya ditempelkan yang notabene berbeda budaya (Samovar et
di dada sambil menganggukkan kepala. al., 2010). Hasil penelitian menemukan bahwa
Fenomena ini membuktikan bahwa setiap perilaku komunikasi soméah ditujukan kepada
kelompok masyarakat memiliki kode berbicara semua orang tidak terkecuali pada orang
yang berbeda. Gerry Philipsen dalam teorinya yang baru dikenal. Masyarakat Suku Sunda
speech codes theory menjelaskan bahwa kode memperlakukan orang lain dengan ramah dan
berbicara dapat dijumpai berupa aksen, dialek sopan. Mereka dalam berkomunikasi sangat
bahkan bahasa (Griffin, 2008). Demikian pula memperhitungkan nilai-nilai budaya soméah.

Nilai-nilai budaya soméah pada perilaku komunikasi masyarakat Suku Sunda


(Dasrun Hidayat dan Hanny Hafiar)
Jurnal Kajian Komunikasi, Volume 7, No. 1, Juni 2019, hlm. 84-96 93

Nilai tersebut diimplementasikan melalui dan dipraktikkan sebagai suatu kesatuan yang
perilaku komunikasi dengan menggunakan utuh dan saling berhubungan dengan sistem
kata-kata yang santun seperti pesan punten dan kepribadian masyarakat Suku Sunda dengan
mangga. Temua ini sekaligus memperkuat aspek suku lainnya. Soméah sebagai salah satu alasan
lain dari strategi komunikasi yaitu membuat orang lain merasa nyaman tinggal bersama di
perencanaan aktivitas komunikasi atau lingkungan kelompok masyarakat Suku Sunda.
disebut program strategic. Aspek ini meliputi Hidup berdampingan bahkan tidak sedikit
perencanaan jenis dan bentuk aktivitas, pesan dan terjadi integrasi budaya melalui pernikahan
cara menyampaikan pesan komunikasi. Tindak antarbudaya. Pernikahan ini sekaligus
komunikasi dengan dilandasi oleh perencanaan memperkuat keberadaan nilai-nilai budaya
sangat membantu dalam pencapaian tujuan masyarakat Suku Sunda. Adanya penerimaan
komunikasi. Demikian halnya dengan tindak dan pengakuan mendorong terbangunnya relasi
komunikasi berbasis budaya soméah. Tindakan budaya atau hubungan yang dilandasi oleh
ini ditandai dengan nada yang sopan dan ramah penerimaan budaya.
sebagai cara berkomunikasi persuasif. Cara ini Relasi budaya merupakan hasil dari kajian
berdampak terhadap penilaian publik bahwa budaya yang mempertemukan konsep budaya dan
masyarakat Suku Sunda memiliki karakter teori public relations. Relasi budaya terbentuk
yang ramah dan rendah hati. Hal ini diperkuat karena adanya kekhasan dan konsistensi tindak
pula oleh pengakuan informan bahwa mereka komunikasi yang dilandasi oleh nilai-nilai
memiliki falsafah hidup yaitu Soméah Hade budaya. Relasi budaya juga mengacu pada
ka Sémah. Falsafah yang menggambarkan tujuan utama dalam mempelajari ilmu public
tentang sikap ramah dan rendah hati. Sikap relations yaitu memahami perilaku komunikasi
tersebut dapat diukur melalui konsistensi dalam sebagai upaya membangun hubungan di dalam
menjunjung tinggi nilai kebersamaan dan kelompok tertentu (Sriramesh & Vercic, 2003).
kesopanan. Sikap atau karakter ini pula yang Penekanan relasi budaya pada komunikasi dan
menjadi aspek personal branding bahwa orang hubungan. Adanya hubungan karena perilaku
Sunda dikenal murah hati dan baik terhadap komunikasi yang dapat dipahami dan terima
sesama apalagi terhadap orang yang lebih tua oleh orang lain. Public relations tidak hanya
ataupun belum dikenal. mengetahui perilaku komunikasi, akan tetapi
Penilaian tentang karakter soméah pada mencoba memahami konsistensi perilaku
masyarakat Suku Sunda juga dapat diartikan komunikasi sebagai wujud keyakinan terhadap
sebagai bentuk dukungan dan kepercayaan warisan budaya yang berkesinambungan.
masyarakat. Dukungan tersebut mampu Diantara penelitian yang mengungkapkan
mendorong terciptanya hubungan di lingkungan tentang relasi budaya di Indonesia adalah
internal Suku Sunda maupun di lingkungan penelitian mengenai nilai budaya musyawarah
eksternal. Penilaian publik dalam istilah ilmu mufakat (Kriyantono & Mckenna, 2017).
public relations disebut citra dan reputasi. Kriyantono memaparkan bahwa ada keterkaitan
Citra merupakan sekumpulan penilaian publik nilai-nilai budaya di Indonesia dengan teori
terhadap perilaku masyarakat Suku Sunda public relations. Budaya dapat bertahan karena
yang merepresentasikan reputasi budaya. Citra adanya keyakinan terhadap nilai-nilai budaya
adalah bagian dari reputasi (Alifahmi, 2012). seperti kebersamaan, negosiasi dan kompromi
Sedangkan reputasi dapat diartikan sebagai yang terdapat di dalam setiap budaya. Nilai-
rekam jejak atau deretan citra yang terbangun nilai tersebut dipandang sebagai unsur-unsur
dalam waktu yang cukup lama. Reputasi Suku dalam membangun relasi budaya atau hubungan
Sunda sampai saat ini tetap dikenal sebagai yang dibangun atas nilai-nilai budaya setempat.
kelompok masyarakat yang mengedepankan Nilai-nilai budaya soméah juga dinilai sebagai
hubungan dibandingkan tujuan. Hubungan pendekatan dalam berkomunikasi persuasif
menjadi segalanya karena hubungan dinilai melalui penggunaan bahasa punteun dan
sebagai wujud dari proses membangun dan mangga. Bahasa ini menekankan bahwa adanya
menjaga kepercayaan publik. kompetensi komunikasi yang diawali dari diri
Soméah sebagai nilai budaya lokal sendiri (self), yakni berupa kepribadian yang
terintegrasi dalam sistem masyarakat Suku menjunjung tinggi etika dan tata krama dalam
Sunda dengan suku lainnya. Soméah dipelajari berkomunikasi.

Nilai-nilai budaya soméah pada perilaku komunikasi masyarakat Suku Sunda


(Dasrun Hidayat dan Hanny Hafiar)
94 Jurnal Kajian Komunikasi, Volume 7, No. 1, Juni 2019, hlm. 84-96

Nilai-nilai budaya soméah yang dianggap prinsipnya budaya bersifat dinamis. Untuk itu,
sebagai kepribadian atau brand personality transaksi budaya dibagikan tidak hanya sesama
masyarakat Suku Sunda sudah sangat melekat. suku, akan tetapi antar suku. Transaksi budaya
Brand personality tersebut dibentuk karena tersebut menyebabkan terjadinya akulturasi
penilaian masyarakat terhadap kepribadian pada masyarakat nonpribumi yang hidup
masyarakat Suku Sunda. Brand personality berdampingan dengan masyarakat Suku Sunda.
merupakan hal yang dinamis dan beragam. Akulturasi dapat diartikan sebagai proses
Artinya, bahwa brand personality itu bukanlah integrasi dan berasimilasi (Bliuc, McGarty,
suatu hal yang statis, namun berubah menurut Badea, & Boza, 2018). Williams & Berry
pengalaman hidup seseorang. Karenaya, mendefinisikan akulturasi sebagai proses yang
masyarakat Suku Sunda sudah seyogyanya dapat terjadi ketika antarmuka budaya (Cromer
konsisten memperkenalkan nilai-nilai et al., 2018). Akulturasi dapat bersifat terarah,
budaya soméah tersebut melalui perilaku akan tetapi dipengaruhi oleh sejauh mana
komunikasi. Adanya perilaku komunikasi yang seseorang menyesuaikan karakteristik budaya
berkesinambungan akan mendorong penilaian yang dominan yang ada disekitarnya. Menurut
positif terhadap brand personality masyarakat Garcia & Ahler, adaptasi karakteristik tersebut
Suku Sunda. Kavaratzis dalam (Rezvanpour dapat melibatkan mengintegrasikan keyakinan,
& Bayat, 2017) menjelaskan bahwa diantara kebiasaan, dan bentuk pakaian (Cromer et al.,
konsep penting brand personality yaitu 2018). Akulturasi artinya proses bergabungnya
identitas. Meskipun konsep brand awalnya budaya dengan tidak menghilangkan budaya
brangkat dari brand produk, akan tetapi brand aslinya. Personal branding, selain membuka
juga berkaitan dengan kepribadian sebagai terjadinya transaksi budaya, juga bertujuan
wujud produk berupa karakter individu. Brand untuk menegaskan bahwa budaya sifatnya
personality menjadi lebih kuat dan melekat organik atau terbentuk karena kekuatan budaya
dibenak masyarakat karena adanya interaksi yang bersifat turun-temurun. Demikian halnya
dan komunikasi. dengan budaya soméah yang senantiasa diyakini
Proses menanamkan brand personality atas dasar keteladanan dari orangtua dan
dalam istilah public relations disebut personal sesepuh adat yang sifatnya diwariskan. Dengan
branding, yakni upaya untuk menyampaikan demikian, mewarisi budaya soméah dipandang
informasi, memperkenalkan tentang brand sebagai kebanggaan masyarakat Suku Sunda.
kepada publik atau masyarakat melalui Bahkan untuk menjaga kelestariannya,
interaksi dan komunikasi. Prinsip dasar dari masyarakat Suku Sunda menyadari perlu
komunikasi yakni adanya proses transaksional adanya dukungan dan pengakuan publik
(Suranto, 2010). Upaya personal branding atau masyarakat. Dukungan tersebut dapat
terhadap nilai-nilai budaya soméah sebagai melahirkan relasi budaya atau hubungan yang
brand personality, mencerminkan transaksi dilandasi oleh nilai-nilai budaya masyarakat
dengan landasan komunikasi sosial budaya. Suku Sunda.
Transaksi yang berjalan dinamis dan
berkesinambungan dengan landasan budaya. SIMPULAN
Personal branding atau transaksi, keduanya
mempertukarkan simbol, gagasan, pesan dari Upaya memperkenalkan nilai budaya
satu pihak ke pihak lain yang bertujuan untuk soméah sebagai brand personality dapat
mengenalkan dan menanamkan pemahaman dilakukan melalui tindakan personal branding.
kepada publik. Indikator keberhasilan personal Tindakan yang dapat dijumpai pada setiap
branding berupa penilaian atau dukungan konteks perilaku komunikasi masyarakat
dan kepercayaan publik. Kesan positif yang Suku Sunda, baik antar sesama maupun
berkesinambungan dapat membangun citra dengan lingkungan sekitar. Tindakan personal
masyarakat Suku Sunda yang dikenal sebagai branding sebagai upaya mensosialisasikan
masyarakat yang soméah yaitu masyarakat nilai-nilai budaya masyarakat Suku Sunda
yang rendah hati, hormat, sopan dan terbuka. dengan memperhatikan strategi sebelum
Personal branding sebagai transaksi berkomunikasi meliputi aspek Insight, Porgram
juga membuka jalan bahwa budaya soméah Strategic, Program Implementation, Action
dapat dipelajari oleh siapa pun karena pada and Reputation atau disingkat IPPAR Model.

Nilai-nilai budaya soméah pada perilaku komunikasi masyarakat Suku Sunda


(Dasrun Hidayat dan Hanny Hafiar)
Jurnal Kajian Komunikasi, Volume 7, No. 1, Juni 2019, hlm. 84-96 95

Tindakan personal branding berupa perilaku awareness, institutional betrayal, and


komunikasi yang konsisten dan terpolakan the intergenerational transmission
mendorong lahirnya relasi budaya atau of trauma in the American Indian
hubungan yang dilandasi oleh nilai-nilai budaya experience. Journal of Cross-Cultural
masyarakat Suku Sunda. Relasi budaya menjadi Psychology, 49(1), 99–114. https://doi.
bukti kekuatan dan dukungan masyarakat Suku org/10.1177/0022022117738749.
Sunda dalam mengenalkan dan membangun Farady, R. & Sierjames, J. (2018). Identifikasi
pemahaman tentang nilai-nilai budaya soméah nilai kemajemukan Indonesia sebagai
sebagai brand personality masyarakat Suku identitas bangsa dalam iklan Mixagrip
Sunda, berupa pesan komunikasi verbal yaitu versi keragaman budaya. Jurnal Kajian
kata punten dan mangga. Pesan komunikasi Komunikasi, 6(1), 37–50.
yang menarasikan nilai-nilai ajakan, Griffin, E. (2008). A First Look At
mempersilahkan, penawaran, permohonan, dan Communication theory. (T. Z. Ackley, Ed.)
meminta maaf. (8th ed.). New York: McGraw-Hill.
Hasil penelitian ini tentunya masih sangat Hendriana, H. & Setiyadi, R. (2018). Budaya
terbuka untuk dikembangkan karena fokus pada Sunda. Diakses dari https://dosen.
artikel ini baru pada nilai-nilai budaya soméah. ikipsiliwangi.ac.id/wp-content/uploads/
Tentu saja masih banyak budaya lainnya sites/6/2019/01/BUDAYA-SUNDA-
yang dapat melengkapi tentang kepribadian Fungsi-dan-sejarah-sunda.pptx.
masyarakat Suku Sunda selain soméah. Hal ini Hidayat, D., Kuswarno, E., Zubair, F., & Hafiar,
menjadi bagian dari rekomendasi atau saran, H. (2018). Public relations communication
agar peneliti berikutnya dapat mengembangkan behavior through a local-wisdom approach:
hasil penelitian ini. Adanya penelitian lanjutan The findings of public relations components
diharapkan mampu menghasilkan nilai-nilai via ethnography as methodology. Malaysian
budaya masyarakat Suku Sunda yang lebih Journal of Communication, 34(3), 56–72.
komprehensif. Hidayat, D., Kuswarno, E., Zubair, F. & Hafiar,
H. (2017). Message platform atribut
DAFTAR PUSTAKA siger Lampung di dalam kebhinekaan
multikultur. Jurnal Kajian Komunikasi,
Alifahmi, H. (2012). Proceeding strategi 5(1), 91–101.
communication branding di era industri Hidayat, D. & Suhartini, T. (2018). Community
kreatif. In Integrated Communication empowerment dan product branding
Branding Dari Personal, Corporate SEKHUIT. Jurnal Ilmu Komunikasi Efek
Branding Menuju Country Reputation. (pp. (JIKE), 1(2), 41–58.
1–21). Malang: Universitas Brawijaya. Kotsi, F. & Valek, N. S. (2017). Flying with
Amron, A. (2018). The influence of brand Nicole Kidman or Jennifer Aniston?
image, brand trust, product quality, and Brand funnel stages’ influence on brand
price on the consumer’ s buying decision personality. Journal of Travel & Tourism
of MPV cars, 14(13), 228–239. https://doi. Marketing, 00(00), 1–12. https://doi.org/10
org/10.19044/esj.2018.v14n13p228. .1080/10548408.2017.1360232.
Aw, S. (2010). Komunikasi sosial budaya (1st Kriyantono, R. & Mckenna, B. (2017).
ed.). Yogyakarta: Graha Ilmu. Developing a culturally-relevant public
Bliuc, A. M., McGarty, C., Badea, C., & Boza, relations theory for Indonesia. Jurnal
M. (2018). Enacting collective support for Komunikasi: Malaysian Journal of
the European integration: Participation Communication, 33(1), 1–16.
in pro-integration action and preference Kusuma, D. F., & Sugandi, M. S. (2018).
for specific transnational acculturation Strategi pemanfaatan instagram sebagai
strategies. Journal of Community and media komunikasi pemasaran digital yang
Applied Social Psychology, 28(1), 15–28. dilakukan oleh Dino Donuts instagram
https://doi.org/10.1002/casp.2337. utilization strategy as a digital marketing
Cromer, L. D. M., Gray, M. E., Vasquez, L., communication media by Dino Donuts.
& Freyd, J. J. (2018). The relationship Jurnal Manajemen Komunikasi, 3(1).
of acculturation to historical loss
Nilai-nilai budaya soméah pada perilaku komunikasi masyarakat Suku Sunda
(Dasrun Hidayat dan Hanny Hafiar)
96 Jurnal Kajian Komunikasi, Volume 7, No. 1, Juni 2019, hlm. 84-96

Kuswarno, E. (2008). Etnografi komunikasi (1st Ray, M., & Biswas, C. (2011). A study on
ed.). Bandung: Widya Padjadjaran. ethnography of communication: A
Leuape, E. S. (2017). Dialetika etnografi discourse analysis with Hymes‘ speaking
komunikasi emik-etik pada kain tenun. model. Journal of Education and Practice,
Jurnal Kajian Komunikasi, 5(2), 147–158. 2(6), 33–41.
https://doi.org/10.24198/jkk.v5i2.8637. Rezvanpour, N. & Bayat, A. (2017).
Mendayun, I., & Sjuchro, W. (2018). Efek Determining effective urban design within
komunikasi massa program Citizen branding strategy due to brand city spaces
Report di radio PRFM Bandung. Kajian and evaluating city spaces by assessing the
Jurnalisme, 02, 98–114. feasibility of using the heat demand-outdoor
Pakaradena, A., Hafiar, H., & Nugraha, A. R. comparing them to the presented factors.
(2018). Proses public relations dalam A case study of temperature function.
program layar tancap untuk semua Energy Procedia, 115, 6–17. https://doi.
oleh SCTV. ProTVF, 2(2). https://doi. org/10.1016/j.egypro.2017.05.002.
org/10.24198/ptvf.v2i2.20817. Samovar, L. A., Porter, R. E., & McDaniel,
Purwaningwulan, M. M. (2017). Strategi public E. R. (2010). Komunikasi Lintas Budaya;
relations industri islamic fashion Indonesia Communication Between Cultures (7th
dalam membentuk branding cantik islami. ed.). Jakarta: Salemba Humanika.
S. Dida, P. Subekti, S. Lukman, R. Dewi, & Sriramesh, K., & Vercic, D. (2003). The global
F. A. A. Prastowo (Eds.), Public Relations public relations handbook. (L. Bathgate,
and Branding (pp. 56–70). Bandung: Ed.). London: Laurence Erlbaum Asociates.
Unpad Press. Tumoutounews. (2017). Jumlah suku di
R, A. R., Hanretty, C., & Lettice, F. (n.d.). Political Indonesia, daftar suku terbesar.
brands: Can parties be distinguished by Wasesa, S. A. (2011). Political branding &
their online brand personality?. public relations. Jakarta: Gramedia.

Nilai-nilai budaya soméah pada perilaku komunikasi masyarakat Suku Sunda


(Dasrun Hidayat dan Hanny Hafiar)

Anda mungkin juga menyukai