Anda di halaman 1dari 26

TINJAUAN YURIDIS PERAN PEMERINTAH DALAM UPAYA

MELINDUNGI TENAGA KERJA INDONESIA YANG BEKERJA


SEBAGAI ANAK BUAH KAPAL PADA KAPAL PENANGKAP IKAN
BERBENDERA ASING
(Studi Kasus Eksploitasi Yang Terjadi Di Kapal China Long Xing 629)

PROPOSAL SKRIPSI

Diajukan Untuk Melengkapi Tugas Pengganti UAS Kapsel HAN Rombel 6

Disusun Oleh

Nama : Yuda Prasetya


NIM : 8111418292

FAKULTAS HUKUM
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
SEMARANG
2020
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
FAKULTAS HUKUM

RANCANGAN SKRIPSI
Nama : Yuda Prasetya
NIM : 8111418292
Fakultas : Hukum

A. JUDUL SKRIPSI
TINJAUAN YURIDIS PERAN PEMERINTAH DALAM UPAYA
MELINDUNGI TENAGA KERJA INDONESIA YANG BEKERJA
SEBAGAI ANAK BUAH KAPAL PADA KAPAL PENANGKAP IKAN
BERBENDERA ASING (Studi Kasus Eksploitasi Yang Terjadi Di Kapal
China Long Xing 629)
B. LATAR BELAKANG
Pertumbuhan penduduk di Indonesia setiap tahun mengalami kenaikan.
Berdasarkan survei penduduk antar sensus (Supas) 2015 jumlah penduduk
Indonesia pada 2019 diproyeksikan mencapai 266,91 juta jiwa. Menurut jenis
kelamin, jumlah tersebut terdiri atas 134 juta jiwa laki-laki dan 132,89 juta jiwa
perempuan. Indonesia saat ini sedang menikmati masa bonus demografi di mana
jumlah penduduk usia produktif lebih banyak dari usia tidak produktif, yakni lebih
dari 68% dari total populasi1. Laju pertumbuhan manusia yang sangat pesat
akhirnya akan berdampak pada peningkatan angkatan kerja di Indonesia. Apabila
lapangan pekerjaan tidak sesuai dengan laju pertumbuhan penduduk maka akan
menyebabkan masalah sosial yaitu pengangguran. Badan Pusat Statistik (BPS)
menyatakan jumlah pengangguran di Indonesia bertambah menjadi 6,88 juta
orang pada Februari 2020. Angka ini naik 60.000 orang 0,06 juta orang dibanding
periode yang sama tahun lalu.2
1
Data Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas), 2018,
https://databoks.katadata.co.id/datapublish/2019/01/04/jumlah-penduduk-indonesia-2019-
mencapai-267-juta-jiwa (Diakses pada tanggal 19 Juni 2020).
2
Giri Hartomo, 2020, 5 Fakta Terbaru soal Pengangguran di Indonesia, Jumlahnya Naik
Jadi 6,8 Juta Orang, Diakses melalui
https://economy.okezone.com/read/2020/05/08/320/2211090/5-fakta-terbaru-soal-pengangguran-
Akibat dari sulitnya mencari pekerjaan, banyak warga Indonesia yang
akhirnya memutuskan untuk menjadi tenaga migran di luar negeri. Pada era
globalisasi, penduduk dunia bergerak meninggalkan tanah airnya menuju negara
lain yang menawarkan pekerjaan dengan upah yang jauh lebih tinggi dari pada
lapangan pekerjaan yang ada di negara asalnya. Pergerakan tenaga kerja ini
biasanya dilakukan oleh tenaga kerja dari negara berkembang menuju negara
maju. Dalam hal ini banyak warga negara Indonesia menjadi pekerja rumah
tangga (wanita lebih mendominasi), dan banyak pula yang menjadi anak buah
kapal baik di laut Indonesia atau pun di laut lepas. Di kapal yang memanfaatkan
kekayaan laut dari sektor ekonomi, transportasi maupun pariwisata.
Indonesia adalah salah satu negara dengan pemasok tenaga kerja sebagai anak
buah kapal (ABK) ke berbagai negara. Menurut data Badan Nasional Penempatan
dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia (BNP2TKI) tenaga kerja Indonesia
yang bekerja di kapal perikanan asing berturut-turut pada tahun 2011 sebanyak
4.371 orang, 2012 sebnyak 5.123 orang, 2013 sebanyak 5.559, 2014 sebanyak
4.810 orang, dan tahun 2015 (hingga Februari) sebanyak 5.116 orang telah di
tempatkan bekerja di kapal berbendera asing di luar negeri dari 30 negara di
dunia3. Berbagai permasalahan sering dihadapi oleh tenaga kerja Indonesia yang
bekerja di kapal perikanan asing yang terjadi pada saat pra penempatan, selama
penempatan, dan purna penempatan.
Sejak tahun 2005 sampai tahun 2015 telah banyak terjadi berbagai kasus yang
dialami oleh para Anak Buah Kapal (ABK) Indonesia bidang perikanan yang
bekerja di kapal perikanan Asing. Menurut catatan buruh migran persoalan yang
dialami oleh ABK asal Indonesia yang bekerja di kapal asing 92% dialami oleh
ABK yang bekerja di kapal ikan dan hanya 8% dialami oleh mereka yang bekerja
di kapal niaga.4 Kepala Badan Perlindungan Pekerja Migran Indonesia ( BP2MI)
Benny Ramdhani menjelaskan bahwa terdapat 411 aduan dari anak buah kapal

di-indonesia-jumlahnya-naik-jadi-6-8-juta-orang#
3
Imam Bukhori, 2014, BNP2TKI-HNSI Tandatangani MoU Peningkatan Kompetensi TKI
Pelaut Perikanan, dimuat di website resmi BNP2TKI http://www.bnp2tki.go.id/beritamainmenu-
231/9772-bnp2tki-hnsi-tandatangani-mou-peningkatan-kompetensi-tki-pelaut-perikanan.html dan
http://www.kompasiana.com/ik2mi/nasib-pelaut-perikanan-indonesia-di-luar-negerisangat-
menyedihkan_560b869a337b61de0567bd64
4
Nasib Pelaut Perikanan Indonesia di luar negeri sangat menyedihkan, dimuat dalam situs
resmi kompasiana http://www.kompasiana.com/ik2mi/nasib-pelaut-perikanan-indonesia-di-
luarnegeri-sangat-menyedihkan_560b869a337b61de0567bd64
Indonesia. Data tersebut diterima dari tahun 2018 hingga 13 Mei 2020.5 Kasus-
kasus yang sering menimpa ABK indonesia ini diantaranya: kecelakaan,
perkelahian, perdagangan manusia, disharmonisasi dengan kapten kapal, tidak
terpenuhinya hak-hak, dan terjadi tindak kekerasan.
Pada bulan Mei 2020, terjadi tindakan ekploitasi di salah satu kapal ikan
Long Xing 629 yang berasal dari China. Kapal tersebut mempekerjakan tenaga
kerja Indonesia dengan tidak manusiawi. Tenaga kerja Indonesia tersebut
mengaku digaji dengan nominal yang tidak sesuai dengan perjanjian bahkan ada
yang tidak mendapatkan gaji. Mereka bekerja selama lebih dari 18 jam sehari dan
tanpa istirahat tentu saja ini tidak manusiawi bahkan ketika tangkapan melimpah
mereka bekerja 48 jam non-stop tanpa istirahat. DNT Lawyers, kuasa hukum
WNI yang menjadi ABK di kapal nelayan berbendera China, Long Xing 629,
menduga seluruh kliennya dieksploitasi selama bekerja di sana. Selain itu, mereka
juga menduga seluruh WNI tersebut merupakan korban perdagangan orang.6 Anak
buah kapal yang berasal dari Indonesia diberikan air minum berupa air sulingan
dari air laut yang masih sangat asin yang tentu saja akan memeperngaruhi
kesehatan mereka. Puncak dari kasus ini yaitu, viralnya video yang merekam aksi
pelarungan jenazah anak buah kapal Indonesia ke laut. Korban meninggal yang
dilarung ke laut ada 3 orang dan 1 jenazah yang meninggal di rumah sakit di
Busan, Korea Selatan. Sementara itu pemerintah Indonesia berhasil memulangkan
14 TKI dan 1 jenazah yang meninggal di Korea Selatan.
Jika dilihat dari segi perlindungan hukum bagi tenaga kerja Indonesia di kapal
perikanan asing hingga saat ini masih sangat lemah dan terbatas khususnya bagi
ABK. Kepala Badan Pelindungan Pekerja Migran Indonesia (BP2MI), Benny
Rhamdani, mengakui peraturan perlindungan terhadap pekerja imigran Indonesia
terutama anak buah kapal (ABK) pelaut dan kapal ikan masih berantakan. 7
Ketidakjelasan tata kelola penempatan dan perlindungan ABK turut mempersulit
5
Devina Halim, 2020, "BP2MI Berencana Serahkan 411 Aduan ABK ke Polri",
https://nasional.kompas.com/read/2020/05/14/20420621/bp2mi-berencana-serahkan-411-aduan-
abk-ke-polri.
6
Kumparan News, 2020, Perbudakan ABK WNI di Kapal Long Xing 629, diakses melalui
https://kumparan.com/kumparannews/perbudakan-abk-wni-di-kapal-long-xing-629-
1tOHAw6b4Rf/full
7
CNN Indonesia, 2020, Pemerintah Akui Aturan Perlindungan ABK WNI Berantakan,
https://www.cnnindonesia.com/internasional/20200514191712-106-503517/pemerintah-akui-
aturan-perlindungan-abk-wni-berantakan
pemerintah sendiri dalam menangani kasus yang menimpa para pelaut dan
nelayan Indonesia yang bekerja di kapal ikan asing.
Aturan hukum yang digunakan oleh pemerintah Indonesia guna melindungi
TKI pelaut yang bekerja pada kapal penangkapan ikan, selama ini adalah Undang-
Undang No. 39 Tahun 2004 tentang Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja
Indonesia di Luar Negeri. Dimana dalam konsideran menimbang huruf c, d, dan e
disebutkan bahwa tenaga kerja Indonesia di luar negeri sering di jadikan objek
perdagangan manusia, termasuk perbudakan dan kerja paksa, korban kekerasan,
kesewenang-wenangan, kejahatan atas harkat dan martabat manusia serta
perlakuan lain yang melanggar hak asasi manusia. Pengaturan dalam undang-
undang ini mengatur tentang penempatan dan perlindungan TKI ke luar negeri
secara umum. Padahal profesi sebagai pelaut salah satunya ABK termasuk dalam
pekerjaan tertentu yang membutuhkan pengaturan secara khusus.
Pasal 1 undang-undang ini menyatakan dengan jelas bahwa aturan undang-
undang hanya mencangkup warga negara Indonesia yang memenuhi persyaratan
untuk periode tertentu. TKI illegal tidak tercangkup dalam undang-undang ini
tidak dan tidak akan menerima perlindungan, terlepas dari mereka menggunakan
jalur tidak resmi secara sengaja maupun tidak. Selain itu dalam unadang-undang
ini juga tidak mencangkup perlindungan TKI sepulangnya mereka dari luar
negeri. Padahal proses reintegrasi sosial dan ekonomi merupakan bagian penting
dari perlindungan TKI pelaut perikanan dan upaya untuk memperbaiki
kesejahteraan mereka dan keluarganya. Aturan yang dimuat dalam undang-
undang ini dirasa kurang maksimal digunakan karena dinilai masih kurang
berpihak kepada TKI di luar negeri, terutama pada aspek jaminan perlindungan
hak-hak buruh migran dan anggota keluarganya.
Tahun 2013 Menteri Perrhubungan mengeluarkan Peraturan Menteri
Perhubungan Nomor PM. 84 tahun 2013 tentang Perekrutan dan Penempatan
Awak Kapal. Dalam Permenhub itu ditegaskan tentang persyaratan dan
kelengkapan izin usaha keagenan awak kapal, tanggung jawab perusahaan
keagenan awak kapal, pencabutan surat izin usaha perekrutan dan penempatan
awak kapal, serta sanksi-sanksi terhadap pelanggaran yang dilakukan oleh usaha
keagenan awak kapal.
Peraturan Menteri Perhubungan hanya memuat ketentuan mengenai
perusahaan keagenan awak kapal sebagai pihak yang berperan dalam masa
prapenempatan, sedangkan selama masa penempatan tidak terlihat tanggung
jawab yang harus dipenuhi oleh pemilik kapal sebagai pihak yang
mempekerjakan, berinteraksi dan mengetahui pekerjaan serta kondisi para awak
kapal selama masa penempatan. Sehingga dalam kondisi tersebut guna
mendapatkan haknya selama bekerja, awak kapal asal Indonesia ini hanya dapat
bergantung pada perjanjian kerja yang dibuat dengan pemilik kapal sebelum
mereka bekerja.
Sementara itu pengaturan penempatan dan perlindungan yang khusus untuk
pekerja asal Indonesia yang bekerja di kapal perikanan asing satu-satunya di buat
untuk mengatasi kekosongan regulasi di bidang ini diatur dengan Peraturan
Kepala BNP2TKI PER/03/KA/I/2013 tentang Tata Cara Penempatan dan
Perlindungan TKI Pelaut Perikanan di Kapal Berbendera Asing. Peraturan yang
diterbitkan oleh Kepala BNP2TKI juga menjadi polemik mengingat kewenangan
pembuatan regulasi harusnya ada pada Kementerian Tenaga Kerja dan
Transmigrasi (Kemenakertrans), sementara BNP2TKI sebagai pelaksana seperti
yang diamanatkan dalam Peraturan Kemenakertrans No. 14 tahun 2010.
Pada tahun 2015 Menteri Kelautan dan Perikanan saat itu, Susi Pudjiastuti,
menerbitkan Peraturan Menteri Nomor 35/Permen-KP/2015 tentang Sistem dan
Sertifikasi Hak Asasi Manusia pada Usaha Perikanan. Peraturan tersebut
mewajibkan industri perikanan memenuhi kondisi kerja yang adil dan layak bagi
pekerja, termasuk hidup layak, akomodasi, makan dan minum, pengobatan,
asuransi jaminan sosial, perlindungan risiko kerja, serta hak khusus lainnya.
Namun, peraturan tersebut hanya berlaku bagi kapal yang beroperasi di Indonesia
sehinga peraturan tersebut belum bisa secara efektif melindungi para tenaga kerja
Indonesia yang bekerja di kapal ikan berbendera asing. Peraturan Menteri Nomor
35/Permen-KP/2015 tentang Sistem dan Sertifikasi Hak Asasi Manusia pada
Usaha Perikanan seharusnya bisa di perkuat dan diperluas jangkauannya guna
melindungi para WNI yang bekerja sebagai anak buah kapal di kapal ikan
berbendera asing.
Kelemahan dari segi regulasi ini juga semakin diperburuk mengingat bahwa
Indonesia belum meratifikasi beberapa konvensi internasional yang terkait dengan
pekerja di bidang perikanan, diantaranya: Konvensi ILO no. 112 tahun 1959
mengenai Usia Minimum (Nelayan), ILO no. 113 tahun 1959 mengenai
Pemeriksaan Medis (Nelayan), ILO no. 114 tahun 1959 mengenai Pasal-Pasal
Perjanjian Nelayan, ILO no. 126 tahun 1966 mengenai Akomodasi Awak Kapal
(Nelayan), dan ILO no. 188 tahun 2007 mengenai Pekerjaan Dalam Penangkapan
Ikan ( Work In Fishing Convention 2007).
Akibat dari berbagai permasalahan yang dialami oleh ABK asal Indonesia
dan kurang maksimalnya penindakan terhadap berbagai pelanggaran yang sangat
marak terjadi. Serta tidak adanya kepastian bagi ABK asal Indonesia yang bekerja
di kapal penangkapan ikan untuk mendapatkan perlindungan hukum dan
pemenuhan syarat minimum ketika bekerja. Maka aspek-aspek tersebut perlu
menjadi perhatian khusus bagi pemerintah Indonesia. Berdasarkan permasalahan
ini penulis tertarik untuk mengadakan penelitian dalam rangka penyusunan skripsi
dengan judul: TINJAUAN YURIDIS PERAN PEMERINTAH DALAM UPAYA
MELINDUNGI TENAGA KERJA INDONESIA YANG BEKERJA SEBAGAI
ANAK BUAH KAPAL PADA KAPAL PENANGKAP IKAN BERBENDERA
ASING (Studi Kasus Eksploitasi Yang Terjadi Di Kapal China Long Xing 629).
C. IDENTIFIKASI MASALAH
Permasalahan yang memperkuat penelitian ini adalah :
1. Belum adanya peraturan resmi yang mengatur mengenai perlindungan
terhadap tenaga kerja Indonesia yang secara khusu mengatur tentang anak
buah kapal penangkap ikan berbendera asing.
2. Tingginya potensi pelanggaran HAM yang terjadi kepada anak buah kapal
penagkap ikan.
3. Tingginya eksploitasi manusia yang sangat besar sehingga
memungkinkan terjadinya tindak pidana perdagangan orang.
4. Lemahnya sistem pengawasan pemerintah terhadap tenaga kerja
Indonesia yang bekerja pada kapal penangkap ikan berbendera asing.
5. Berantakannya sistem pengaturan mengenai tata kelola penempatan dan
perlindungan ABK
D. PEMBATASAN MASALAH
Untuk mencegah meluasnya masalah yang akan dibahas oleh penulis yang
akan berkakibat ketidak jelasan pembahasan masalah maka penulis akan
membatasi masalah yang akan dikaji, antara lain :
1. Fokus penelitian ini adalah peran pemerintah dalam memberikan
perlindungan hukum terhadap tenaga kerja Indonesia yang bekerja
sebagai anak buah kapal penangkap ikan berbendera asing.
2. Lokus atau setting sosial dari penelitian ini adalah para anak buah kapal
yang bekerja di kapal penangkap ikan berbendera asing, dan perusahaan
yang manaungi kapal tersebut, serta badan pemerintah yang seharusnya
menjamin perlindungan terhadap tenanga kerja Indonesia dalam hal ini
yaitu Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi serta Badan Perlindungan
Pekerja Migran Indonesia (BP2MI).
3. Tempus atau waktu penelitian ini adalah Juli 2020-Juli 2021.
E. RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan latar belakang masalah tersebut, maka dapat dirumuskan
permasalahan penelitian sebagai berikut :
1. Bagaimanakah pemerintah mengatur mengenai perlindungan tenaga kerja
Indonesia yang bekerja sebagai anak buah kapal penangkap ikan
berbendera asing ?
2. Bagaimanakah implementasi perlindungan hukum terhadap anak buah
kapal Indonesia pada kapal perikanan asing menurut hukum nasional
Indonesia?
3. Bagaimanakah pemerintah menyelesaikan permasalahan dalam kasus
perbudakan yang terjadi di Kapal China Long Xing 629.
F. TUJUAN PENELITIAN
Tujuan penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut :
1. Untuk mengkaji dan menganalisa sejauh mana pemerintah mengatur
mengenai perlindungan hukum terhadap anak buah kapal pada kapal
perikanan berbendera asing.
2. Untuk mengkaji dan menganalisa implementasi perlindungan hukum
terhadap Anak Buah Kapal (ABK) Indonesia pada kapal perikanan asing
menurut hokum nasional Indonesia.
3. Untuk mengidentifikasi dan menganalisis peran pemerintah dalam
menyelesaikan permasalahan yang menimpa tenaga kerja Indonesia yang
bekerja sebagai anak buah kapal penangkap ikan berbendera asing.
G. MANFAAT PENELITIAN
Manfaat yang ingin dicapai dari penelitian ini terdiri atas kegunaan teoritis
dan kegunaan praktis yaitu :
1. Manfaat teoritis
Dengan adanya penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi
perkembangan ilmu pengetahuan hukum pada umumunya, dan terkhusus
dalam pengaturan tentang perlindungan hukum terhadapa anak buah kapal
Indonesia yang bekerja pada kapal penangkap ikan berbendera asing.
2. Manfaat praktis
a. Bagi hakim, diharapkan dapat memberi masukan dalam perkara
gugatan yang berkaitan dengan perlindungan tenaga kepelautan
Indonesia.
b. Bagi masyarakat umum, diharapkan dapat memberi informasi
yang bermanfaat karena minimnya pemahaman tenang
perlindungan anak buah kapal Indonesia di kapal pengkap ikan
berbendera asing.
c. Bagi instansi terkait, diharapkan dapat memberikan masukan
mengenai perlindungan hukum terhadap tenaga anak buah kapal
Indonesia yang bekerja di kapal penangkap ikan berbendera asing.
H. METODE PENELITIAN
1. Jenis Penelitian
Metode peneliatian yang digunakan dalam penelitian ini adalah
metode penelitian hukum yang bersifat normatif. Metode penelitian
hukum normatif yaitu penelitian hukum yang dilakukan dengan cara
meneliti bahan pustaka dan data sekunder.8
8
Soerjono Soekanto, Sri Mamudji, 2006, Penelitian Hukum Normatif, Jakarta: PT. Raja
Grafindo Persada, hlm. 13.
2. Pendekatan Penelitian
Penelitian hukum mengenal beberapa pendekatan yang digunakan
untuk mengkaji setiap permasalahan. Jenis pendekatan penelitian yang
digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan undang-undang (statute
approach). Pendekatan undang undang dilakukan dengan menelaah semua
undang-undang dan regulasi yang bersangkut paut dengan isu hukum yang
sedang ditangani. Pendekatan perundang-undangan dalam dalam
penelitian hukum normatif memiliki kegunaan baik secara praktis maupun
akademis.
3. Sumber Data & Teknik Pengumpulan Data
Sumber data penelitian terdiri dari data primer dan data sekunder.
Data primer diperoleh dari bahan hukum primer (peraturan perundang-
undangan dan dokumen hukum lain), bahan hukum sekunder (buku-buku
dan hasil kajian ilmiah terkait), serta bahan hukum tersier (informasi
tambahan dari kamus, monograf, brosur, dll). Adapun data sekunder
didapat dari informan dan responden yaitu anak buah kapal yang menjadi
korban serta instansi pemerintahan yang menangani tenaga kerja Indonesia
yang bekerja sebagai anak buah kapal pengakapan ikan berbendera asing.
4. Validitas Data
Data yang telah terkumpul diuji validitasnya dengan
mempergunakan metode cross check triangulasi.9 Metode trangulasi ini
dipergunakan sejak saat pengumpulan data hingga analisis data. Untuk
keperluan penelitian ini, jenis triangulasi yang akan dimanfaatkan adalah:
(1) triangulasi data, dilakukan dengan cara mengumpulkan data dari waktu
ke waktu dan orang atau sumber yang berbeda, (2) triangulasi metode,
dilakukan dengan cara menggunakan metode pengumpulan data yang
berbeda dalam kaitannya dengan unit analisis atau fokus penelitian yang
sama.
5. Analisis Data

Burhan Bungin, Metode Penelitian Kualitatif: Aktualisasi Metodologis ke Arah Varian


9

Kontemporer, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2001), hlm. 18.


Analisis dapat dirumuskan sebagai suatu proses penguraian secara
sistematis dan konsisten terhadap gejala-gejala tertentu.10 Data yang
terkumpul dalam penelitian ini baik berupa data kepustakaan maupun data
lapangan akan dianalisis dengan menggunakan analisis data yuridis
kualitatif. Analisis data yuridis kualitatif yaitu uraian data penelitian
berwujud kata-kata tanpa menggunakan angka-angka dengan berpangkal
pada hukum atau norma yang berlaku. 11 Seperti peraturan perundang-
undangan, pandangan para pakar hukum, literatur hukum, hasil-hasil
penelitian, perjanjian internasional/ konvensi, dan sebaginya.
I. TINJAUAN PUSTAKA
1. Penelitian Terdahulu
Berdasarkan pemeriksaan dan hasil-hasil penelitian yang ada, telah ada
berragam penelitian yang dilakukan oleh para ahli dengan berbagai
perspektif. Penulis mengemukakan beberapa penelitian terdahulu, yaitu :

No Penulis/Penelit
Judul Kesimpulan
. i
1. Tinjauan Yuridis M. Marsidah Penelitian ini bertujuan secara
Tentang Bentuk- umum untuk mengetahui dan
Bentuk Perlindungan memahami bentuk
Hukum Bagi Tenaga perlindungan hukum bagi
Kerja Yang Bekerja tenaga kerja yang bekerja
Di Laut dilaut. Jenis penelitian yang
penulis gunakan dalam
penelitian ini adalah jenis
penelitian hukum normati
adalah penelitian dengan
mengkaji bahan pustaka yang
berbentuk undang-undang,
peraturan-peraturan yang

10
Soerjono Soekanto, Kesadaran Hukum dan Kepatuhan Hukum, Rajawali, Jakarta, 1982,
hlm. 37
11
B. Miles, Metthew dan SA. Michael Hubermen, Analisa Data Kualitatif, UI Press,
Jakarta, 1992, hlm.15-16.
berkaitan dengan bentukbentuk
perlindungan hukum terhadap
pekerja yang bekerja di kapal
laut. Menurut Undang-Undang
Ketenagakerjaan dan Peraturan
Pemerintah Nomor 7 Tahun
2000 tentang Kepelautan.
Hasil dari penelitian ini yaitu
Bentuk perlindungan hukum
yang diatur dalam Undang-
Undang Nomor 13 Tahun 2003
tentang ketenagakerjaan
meliputi perlindungan hukum
terhadap waktu kerja,
keselamatan kerja dan
kesehatan kerja, dan
pengupahan. Perlindungan
hukum yang berdasarkan
ketentuan dalam Jaminann
Sosial Tenaga Kerja meliputi
Hak Atas Upah, hak tempat
tinggal dan rumah, hak cuti,
hak waktu sakit dan
kecelakaan.
2. PERLINDUNGAN Saragih, I. Y. Tujuan Penelitian dari judul ini
HUKUM (2019). yaitu untuk mencari tahu dan
TERHADAP ANAK (Doctoral menganalisis perlindungan
BUAH KAPAL dissertation, hukum terhadap anak buah
(ABK) INDONESIA Universitas kapal Indonesia di atas kapal
DI KAPAL ASING Pembangunan asing. Untuk mempelajari dan
Nasional mencari tahu upaya atau
Veteran langkah konkrit yang dapat
Jakarta). dilakukan oleh pemerintah
Indonesia terkaituntuk
melakukan tindakan preventif
akan permasalaha
perlindungan anak buah kapal
Indonesia di atas kapal asing.

Hal yang membedakan dengan penelitian terdahulu yaitu, peneitian


ini secara khusu membahas mengenai perlindungan yang dilakukan
pemerintah untuk tenaga kerja Indonesia yang bekerja sebagai anak buah
kapal penangkap ikan berbendera asing. Penelitian terdahulu hanya
membahas mengenai perlindungan secara umum terhadap pekerja yang
bekerja di laut saja.

2. Landasan Teori
a. Negara Hukum dan Hukum Kesejahteraan
Gagasan tentang penyelenggaraan kekuasaan yang dibatasi oleh
hukum sebagai sendi negara hukum, dalam kaitannya dengan Hukum
Administrasi Negara dapat dibagi ke dalam dua pendekatan, yaitu: (i)
pendekatan personal dan (ii) pendekatan sistem.12
b. Teori keadilan
Penelitian ini menggunakan teori keadilan, dimana masalah
keadilan, bukanlah masalah yang baru dibicarakan para ahli, namun
pembicaraan tentang keadilan telah dimulai sejak Aristoteles sampai
dengan saat ini. Bahkan, setiap ahli mempunyai pandangan yang
berbeda mengenai arti dari keadilan tersebut. Teori yang
memppelajari serta menganalisis mengenai keadilan dari masa
Aristoteles hingga saat ini, disebut dengan teori keadilan. Teori
keadilan dalam bahasa Inggris disebut dengan theory of justice, dan
dalam bahasa Belanda disebut dengan theorie van rechtvaardigheid
yang terdiri dari dua kata, yaitu:
1) teori dan;

12
Baca Arif Hidayat, Tetralogi HAN: Pengantar Ilmu Hukum Administrasi Negara,
(Semarang: Penerbit Abshor, 2019), hlm. 11-14.
2) keadilan.
Keadilan berasal dari kata adil. Disebut "justice" dalam bahasa
Inggris, disebut dengan "rechtvaardig", dalam bahasa Belanda. Adil
diartikan dapat diterima secara objektif dan bukan subjektif. Keadilan
diartikan sifat (perbuatan, perlakuan) yang adil, yaitu:
1) tidak memihak atau tidak berat sebelah;
2) berpihak pada kebenaran; atau
3) tidak sewenang-wenang.13
Sementara keadilan dalam pemahaman tiap manusia
pastilahberbeda-beda, apa yang diangap adil oleh seseorang belum
tentu adil bagi seorang yang lainnya, namun dapat dipastikan bahwa
keadilan adalah suatu cita-cita yang didasarkan pada sifat moral
manusia. Pembicaraan tentang keadilan tidak terbatas pada apa yang
terjadi dalam dunia kenyataan, oleh sebab itu tidak mudah untuk
menentukan isi keadilan.
Pengertian keadilan diutarakan oleh Jhon Stuart dan Notonegoro.
Jhon Stuart Mill menyampaikan pendapatnya mengenai ngertian
keadilan. Keadilan adalah:
"Nama bagi kelas-kelas aturan moral tertentu yang menyoroti
kesejahteraan manusia lebih dekat daripada dan karenanya menjadi
kewajiban yang lebih absolute-aturan penuntun hidup apa pun yang
lain. Keadilan juga merupakan konsepsi di mana kita menemukan
salah satu esensinya, yaitu hak yang diberikan kepada individu-
mengimplikasikan dan memberikan kesaksian mengenai kewajiban
yang lebih mengikat"
Terdapat dua poin yang menjadi pusat keadilan yang diutarakan
oleh Stuart Mill, antara lain:
1) Eksistensi keadilan; dan
2) Esensi keadilan.
Jhon Stuart Mill mengatakan bahwa eksistensi keadilan adalah
aturan moral. Moral selalu berbicara mengenai baik dan buruk. Aturan
13
Salim dan Erlies. Penerapan Teori Hukum Pada Penelitian Disertasi dan Tesis, Jakarta,
PT. Raja Grafindo Persada, 2015, hal 25
moral ini harus dipusatkan demi kesejahteraan manusia. Sedangkan
yang menjadi esensi atau hakikat dari keadilan adalah hak yang
diberikan kepada individu atau seseorang untuk melaksanakannya.
Dalam pengertiannya teori keadilan merupakan teori yang
mengkaji dan menganalisis tentang ketidakberpihakan kebenaran atau
ketidaksewenangwenangan dari institusi atau individu terhadap
masyarakat atau individu yang lainnya. Inti dari teori ini adalah
keadilan yang terjadi di masyarakat, bangsa dan negara. Keadilan
yang esensial merupakan keadilan yang terdapat di masyarakat.
Dalam kenyataannya, yang kerap merasakan ketidakadilan adalah
kelompok masyarakat. Kerap kali, institusi, terlebih institusi
pemerintah selalu melindungi kelompok tertentu, dalam hal ini
kelompok ekonomi kuat, sementara masyarakat ekonomi lemah tidak
pernah dibelanya. Aristoteles membagi keadilan menjadi dua, yaitu:
1) keadilan dalam arti umum;
2) keadilan dalam arti khusus.
Keadilan dalam arti umum adalah keadilan yang berlaku bagi
semua orang. Tidak membeda-bedakan antara orang yang satu dengan
yang lainnya. Justice for all. Keadilan dalam arti khusus adalah
keadilan yang ditujukan hanya pada orang tertentu saja (khusus).
Aristoteles mengemukakan dua konsep keadilan, yaitu :
1) hukum; dan
2) kesetaraan.
Kalimat tidak adil dipakai, untuk orang yang melanggar hukum
dan orang yang menerima lebih dari haknya, yaitu orang yang
bertindak tidak jujur. Orang yang tunduk akan hukum dan orang jujur,
keduanya pasti adil. Adil berarti mereka yang yang benar di mata
hukum dan mereka yang berlaku seimbang atau jujur. Tidak adil
berarti mereka yang melanggar hukum atau mereka yang berlaku
seimbang atau tidak jujur. Yang benar menurut hukum memiliki
makna yang luas, dan kesetaraan memiliki makna yang sempit. Di
samping itu, Aristoteles juga membagi keadilan menjadi dua macam,
yaitu:
1) keadilan distributif;
2) keadilan korektif.
Dialokasikan di antara para anggotanya secara merata atau tidak
oleh legislator. Prinsip keadilan distributif adalah kesetaraan yang
Prosional (seimbang). Keadilan korektif merupakan keadilan yang
menjadi prinsip korektif dalam transaksi privat. Keadilan kolektif
dijalankan hakim dalam menyelesaikan perselisihan dan memberikan
hukum terhadap para pelaku kejahatan.
Dalam tulisan ini menggunakan teori keadilan dalam kerangka
teori penulisan demi memberikan keadilan bagi para anak buah kapal
Indonesia yang bekerja di atas kapal penangkap ikan berbendera asing
demi terciptakanya keadilan bagi seluruh rakyat Indonesia.
c. Teori Kepastian Hukum
Menurut Kelsen, hukum adalah sebuah sistem norma. Norma
adalah pernyataan yang menekankan aspek “seharusnya” atau das
sollen, dengan menyertakan beberapa peraturan tentang apa yang
harus dilakukan. Norma-norma adalah produk dan aksi manusia yang
deliberatif. Undang-Undang yang berisi aturan-aturan yang bersifat
umum menjadi pedoman bagi individu bertingkah laku dalam
bermasyarakat, baik dalam hubungan dengan sesama individu maupun
dalam hubungannya dengan masyarakat. Aturan-aturan itu menjadi
batasan bagi masyarakat dalam membebani atau melakukan tindakan
terhadap individu. Adanya aturan itu dan pelaksanaan aturan tersebut
menimbulkan kepastian hukum.14
Begitu pula menurut Utrecht, kepastian hukum mengandung dua
pengertian, yaitu pertama, adanya aturan yang bersifat umum
membuat individu mengetahui perbuatan apa yang boleh atau tidak
boleh dilakukan, dan kedua, berupa keamanan hukum bagi individu
dari kesewenangan pemerintah karena dengan adanya aturan yang

14
Peter Mahmud Marzuki, Pengantar Ilmu Hukum, Kencana, Jakarta, 2008, hal.158
bersifat umum itu individu dapat mengetahui apa saja yang boleh
dibebankan atau dilakukan oleh Negara terhadap individu.15
Menurut Gustav Radbruch, hukum harus mengandung 3 (tiga) nilai
identitas, yaitu sebagai berikut.
1) Asas kepastian hukum (rechmatigheid),
2) Asas keadilan hukum (gerectigheit),
3) Asas kemanfaatan hukum (zwechmatigheid) atau
doelmatigheid atau utility.
Tujuan hukum yang mendekati realistis adalah kepastian hukum
dan kemanfaatan hukum. Kaum Positivisme lebih menekankan pada
kepastian hukum, sedangkan Kaum Fungsionalis mengutamakan
kemanfaatan hukum, dan sekiranya dapat dikemukakan bahwa
“summon ius, summa injuria, summa lex, summa crux” yang artinya
adalah hukum yang keras dapat melukai, kecuali keadilan yang dapat
menolongnya, dengan demikian kendatipun keadilan bukan
merupakan tujuan hukum satu-satunya akan tetapi tujuan hukum yang
substantive adalah keadilan16.
Kepastian hukum merupakan jaminan mengenai hukum yang berisi
keadilan. Norma-norma yang memajukan keadilan harus sungguh
sungguh berfungsi sebagai peraturan yang ditaati. Menurut Gustav
Radbruch keadilan dan kepastian hukum merupakan bagian-bagian
yang tetap dari hukum. Beliau berpendapat bahwa keadilan dan
kepastian hukum harus diperhatikan, kepastian hukum harus dijaga
demi keamanan dan ketertiban suatu negara. Akhirnya hukum positif
harus selalu ditaati berdasarkan teori kepastian hukum dan nilai yang
ingin dicapai yaitu nilai keadilan dan kebahagiaan.17
Maka dari penjelasan teori kepastian hukum di atas, dapat ditarik
kesimpulan bahwa perlindungan terhadap anak buah kapal Indonesia
di kapal penangkap ikan berbendera asing dapat diberikan dengan

15
Riduan Syahrani, Rangkuman Intisari Ilmu Hukum, Penerbit Citra Aditya
Bakti,Bandung, 1999, hlml.23.
16
Dosminikus Rato, Filasafat Hukum Mencari dan Memahami Hukum, PT Presindo,
Yogyakarta, 2010, hlm. 59
17
Ibid, hlm 95.
adanya pedoman atau aturan bagi tiap inividu untuk bersikap maka
kepastian hukum bagi anak buah kapal dapat tercipta, namun hal ini
belum tertuang dalam regulasi yang mumpuni.

3. Kerangka Konseptual
Kerangka konseptual diperlukan untuk mendefinisikan istilah-
istilah yang muncul selama penelitian, yaitu antara lain:
a. Peran dalam “Kamus Besar Bahasa Indonesia” mempunyai arti
pemain sandiwara (film), tukang lawak pada permainan
makyong, perangkat tingkah yang diharapkan dimiliki oleh
orang yang berkedudukan di masyarakat. Adapun peranan
berarti bagian yang dimainkan seorang pemain (dalam film,
sandiwara, dan sebagainya), atau tindakan yang dilakukan oleh
seseorang dalam suatu peristiwa.18 Pengertian peran menurut
Soerjono Soekanto (2002:243), yaitu peran merupakan aspek
dinamis kedudukan (status), apabila seseorang melaksanakan
hak dan kewajibannya sesuai dengan kedudukannya, maka ia
menjalankan suatu peranan. Peran merupakan aspek dinamis
dari kedudukan (status) yang dimiliki oleh seseorang,
sedangkan status merupakan sekumpulan hak dan kewajiban
yang dimiliki seseorang apabila seseorang melakukan hak-hak
dan kewajiban-kewajiban sesuai dengan kedudukannya, maka
ia menjalankan suatu fungsi. Hakekatnya peran juga dapat
dirumuskan sebagai suatu rangkaian perilaku tertentu yang
ditimbulkan oleh suatu jabatan tertentu.
b. Perlindungan hukum adalah memberikan pengayoman kepada
hak asasi manusia yang dirugikan orang lain dan perlindungan
tersebut diberikan kepada masyarakat agar mereka dapat
menikmati semua hak-hak yang diberikan oleh hukum atau
dengan kata lain perlindungan hukum adalah berbagai upaya
hukum yang harus diberikan oleh aparat penegak hukum untuk

18
https://kbbi.web.id/peran
memberikan rasa aman, baik secara pikiran maupun fisik dari
gangguan dan berbagai ancaman dari pihak manapun.19
c. Pengertian Tenaga kerja, Tenaga kerja adalah setiap orang yang
mampu melakukan pekerjaan guna menghasilkan barang dan
atau jasa baik untuk memenuhi kebutuhan sendiri maupun
untuk masyarakat. Tenaga kerja merupakan faktor penting
dalam proses produksi, karena manusialah (tenaga kerja) yang
mampu menggerakkan faktor-faktor produksi yang lain untuk
menghasilkan suatu barang. Dengan kata lain tenaga kerja
merupakan salah dau faktor produksi yang harus ada dalam
suatu proses produksi.
d. Pengertian Anak Buah Kapal (ABK), menurut Undang-undang
Republik Indonesia No. 17 tahun 2008 tentang pelayaran, Anak
Buah Kapal adalah awak kapal selain Nahkoda. Menurut
Djoko Triyanto, Anak Buah Kapal adalah semua orang yang
berada dan bekerja di kapal kecuali Nahkoda, baik sebagai
perwira, bawahan (kelasi) atau supercargo yang tercantum
dalam Sijil Anak Buah Kapal dan telah menandatangani
Perjanjian Kerja Laut dengan perusahaan pelayaran. 20 Jadi
Anak Buah Kapal adalah awak kapal kecuali Nahkoda, baik
sebagai perwira atau bawahan. Selain itu, dalam pasal 117 ayat
2 Undang-undang Republik Indonesia No. 17 tahun 2008
tentang pelayaran menyatakan bahwa pengawakan kapal adalah
satu faktor kelautan kapal. Oleh karena itu memerlukan
pengawasan dan pembinaan yang terus menerus baik dari segi
perlindungan, kesejahteraan, pengetahuan, segi disiplin,
maupun penempatan atau formasi susunan perwiranya di atas
kapal agar terwujud keselamatan pelayaran.

19
Rahardjo, S. (2000). Perlindungan Hukum. melalui https://www. suduthukum. com,
diakses Sabtu, 12.
20
LARAS, S. R. (2018). ANALISIS PENERAPAN SHELL RESILIENCE PROGRAM
TERHADAP PRODUKTIVITAS ANAK BUAH KAPAL MT. INDRADI PADA PT. BERLIAN
LAJU TANKER Tbk (Doctoral dissertation, POLITEKNIK ILMU PELAYARAN SEMARANG).
e. Pengertian kapal ikan, Kapal ikan merupakan kapal yang
digunakan dalam usaha penangkapan ikan atau mengumpulkan
sumber daya perairan, penggunaan dalam beberapa aktivitas
riset, kontrol dan sebagainya yang berhubungan dengan usaha
tersebut.21

21
Ayodhyoa, A. U. (1972). Fishing boat. Corespondence Course Centre. IPB. Bogor.
4. Kerangka Berpikir
Kerangka berpikir diperlukan untuk memperjelas sistematika
berpikir dalam penelitian, sebagaimana terangkum dalam skema berikut.
Bagan 1. Skema Kerangka Berpikir
Pancasila
Pasal 20, Pasal 21, Pasal 27 ayat (2), Pasal 28 D ayat (1) dan
ayat (2), Pasal 28 E ayat (1) dan ayat (3), Pasal 29 Undang-
Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945

1. Undang-Undang No. 39 Tahun 2004 tentang Penempatan dan


Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia di Luar Negeri.
2. Peraturan Menteri Perhubungan Nomor PM. 84 tahun 2013 tentang
Perekrutan dan Penempatan Awak Kapal.
3. Peraturan Kepala BNP2TKI PER/03/KA/I/2013 tentang Tata Cara
Penempatan dan Perlindungan TKI Pelaut Perikanan di Kapal
Berbendera Asing
4. Peraturan Menteri Nomor 35/Permen-KP/2015 tentang Sistem dan
Sertifikasi Hak Asasi Manusia pada Usaha Perikanan

Tindakan Eksploitasi Terhadap Anak Buah Kapal di


Kapal penangkap ikan berbendera asing

Teori Perlindungan hukum Normatif


1. Negara
1. Bahan
Hukum
Kesejahteraan pustaka
2. Keadilan Kepastian Hukum 2. Data
3. Kepastian sekunder.
Hukum
Keadilan Sosial bagi
seluruh rakyat
Indonesia
J. SISTEMATIKA PENELITIAN
Sistematika penelitian skripsi ini dibagi menjadi tiga bagian, yaitu:
1. Bagian Awal Skripsi
Bagian awal skripsi mencakup halaman sampul depan, halaman judul,
halaman pengesahan, motto dan persembahan, kata pengantar, abstrak,
daftar isi, daftar tabel, daftar gambar, dan daftar lampiran.
2. Bagian Isi Skripsi
Bagian isi skripsi mengandung lima (5) bab yaitu, pendahuluan, tinjauan
pustaka, metode penelitian, hasil penelitian, dan pembahasan serta
penutup.
BAB 1 PENDAHULUAN
Pada bab ini penulis menguraikan latar belakang masalah, identifikasi
masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan
sistematika penulisan.
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
Tinjauan pustaka berisi tentang penelitian terdahulu dan landasan teori
yang memperkuat penelitian seperti Perlindungan & Penegakan HAN
BAB 3 METODE PENELITIAN
Berisi tentang dasar penelitian, metode pendekatan, lokasi penelitian,
fokus penelitian, sumber data penelitian, teknik pengumpulan data,
keabsahan data, analisis data, prosedur penelitian, definisi operasional,
kerangka berfikir.
BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN
Dalam bab ini penulis membahas tentang: (i) Tindakan gawat darurat oleh
perawat berdasarkan Permenkes Nomor:HK.02.02/Menkes/148/I/2010
tentang Izin dan Penyelenggaraan Praktik Perawat; dan (ii) Perlindungan
Hukum Bagi Tindakan Perawat Dalam Keadaan Darurat Berdasarkan
Permenkes Nomor:HK.02.02/Menkes/148/I/2010 tentang Izin dan
Penyelenggaraan Praktik Perawat di Kabupaten Kepulauan Talaud.
BAB 5 PENUTUP SKRIPSI
Pada bagian ini merupakan bab terakhir yang berisi tentang uraian
kesimpulan dari hasil pembahasan serta saran-saran mengenai
permasalahan yang ada.
3. Bagian Akhir Skripsi
Bagian akhir dari skripsi ini sudah berisi tentang daftar pustaka dan
lampiran. Isi daftar pustaka merupakan keterangan sumber literatur yang
digunakan dalam penyusunan skripsi. Lampiran dipakai untuk
mendapatkan data dan keterangan yang melengkapi uraian skripsi.
DAFTAR PUSTAKA
A. Buku
Soekanto, Soerjono, dan Mamudji, Sri , (2006), Penelitian Hukum Normatif,
Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.
Bungin, Burhan, (2001), Metode Penelitian Kualitatif: Aktualisasi Metodologis ke
Arah Varian Kontemporer, Jakarta: Raja Grafindo Persada.
Soekanto, Soerjono, Kesadaran Hukum dan Kepatuhan Hukum, Rajawali, Jakarta,
1982.
B. Miles, Metthew dan SA. Michael Hubermen, Analisa Data Kualitatif, UI Press,
Jakarta, 1992.
Hidayat, (Arif, 2019), Tetralogi HAN: Pengantar Ilmu Hukum Administrasi
Negara, Semarang: Penerbit Abshor.
Salim dan Erlies. Penerapan Teori Hukum Pada Penelitian Disertasi dan Tesis,
Jakarta, PT. Raja Grafindo Persada, 2015.
Marzuki, Peter M., (2008), Pengantar Ilmu Hukum, Kencana, Jakarta.
Syahrani, Riduan, (1999), Rangkuman Intisari Ilmu Hukum, Penerbit Citra Aditya
Bakti,Bandung.
Rato, Dosminikus, (2010), Filasafat Hukum Mencari dan Memahami Hukum, PT
Presindo, Yogyakarta.
Rahardjo, S. (2000). Perlindungan Hukum. melalui https://www. suduthukum.
Com.
B. Makalah, Artikel, dan Karya Ilmiah
Adam, L. (2017). Kebijakan Perlindungan Pekerja Perikanan Tangkap Indonesia.
Kajian, 21(4), 321-338.
LARAS, S. R. (2018). ANALISIS PENERAPAN SHELL RESILIENCE
PROGRAM TERHADAP PRODUKTIVITAS ANAK BUAH KAPAL MT.
INDRADI PADA PT. BERLIAN LAJU TANKER Tbk (Doctoral
dissertation, POLITEKNIK ILMU PELAYARAN SEMARANG).
Ayodhyoa, A. U. (1972). Fishing boat. Corespondence Course Centre. IPB.
Bogor.
FITRI, W. (2016). PENGATURAN TENTANG PERLINDUNGAN HUKUM
TERHADAP ANAK BUAH KAPAL (ABK) INDONESIA PADA KAPAL
PERIKANAN ASING BERDASARKAN KONVENSI ILO NO. 188
TAHUN 2007 TENTANG WORK IN FISHING DAN
IMPLEMENTASINYA DI INDONESIA (Doctoral dissertation,
UNIVERSITAS ANDALAS).
Saragih, I. Y. (2019). PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP ANAK BUAH
KAPAL (ABK) INDONESIA DI KAPAL ASING (Doctoral dissertation,
Universitas Pembangunan Nasional Veteran Jakarta).
Marsidah, M. (2018). TINJAUAN YURIDIS TENTANG BENTUK-BENTUK
PERLINDUNGAN HUKUM BAGI TENAGA KERJA YANG BEKERJA
DI LAUT. Solusi, 16(3), 374-384.
Damarsidi, H. R., Susiatiningsih, H., & Hanura, M. (2017). Analisis Anomali
Kebijakan Penempatan TKI: Eksploitasi Tenaga Kerja Indonesia sebagai
Anak Buah Kapal Perikanan Taiwan. Journal of International Relations,
3(4), 40-48.
C. Website
Data Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas), 2018,
https://databoks.katadata.co.id/datapublish/2019/01/04/jumlah-penduduk-
indonesia-2019-mencapai-267-juta-jiwa
Giri Hartomo, 2020, 5 Fakta Terbaru soal Pengangguran di Indonesia, Jumlahnya
Naik Jadi 6,8 Juta Orang, Diakses melalui
https://economy.okezone.com/read/2020/05/08/320/2211090/5-fakta-
terbaru-soal-pengangguran-di-indonesia-jumlahnya-naik-jadi-6-8-juta-
orang#
Imam Bukhori, 2014, BNP2TKI-HNSI Tandatangani MoU Peningkatan
Kompetensi TKI Pelaut Perikanan, dimuat di website resmi BNP2TKI
http://www.bnp2tki.go.id/beritamainmenu-231/9772-bnp2tki-hnsi-
tandatangani-mou-peningkatan-kompetensi-tki-pelaut-perikanan.html dan
http://www.kompasiana.com/ik2mi/nasib-pelaut-perikanan-indonesia-di-
luar-negerisangat-menyedihkan_560b869a337b61de0567bd64
Kompasiana, Nasib Pelaut Perikanan Indonesia di luar negeri sangat
menyedihkan, dimuat dalam situs resmi kompasiana
http://www.kompasiana.com/ik2mi/nasib-pelaut-perikanan-indonesia-di-
luarnegeri-sangat-menyedihkan_560b869a337b61de0567bd64
Devina Halim, 2020, "BP2MI Berencana Serahkan 411 Aduan ABK ke Polri",
https://nasional.kompas.com/read/2020/05/14/20420621/bp2mi-berencana-
serahkan-411-aduan-abk-ke-polri.
Kumparan News, 2020, Perbudakan ABK WNI di Kapal Long Xing 629, diakses
melalui https://kumparan.com/kumparannews/perbudakan-abk-wni-di-
kapal-long-xing-629-1tOHAw6b4Rf/full.
CNN Indonesia, 2020, Pemerintah Akui Aturan Perlindungan ABK WNI
Berantakan, https://www.cnnindonesia.com/internasional/20200514191712-
106-503517/pemerintah-akui-aturan-perlindungan-abk-wni-berantakan.
https://kbbi.web.id/peran

Anda mungkin juga menyukai