Anda di halaman 1dari 13

GAMBARAN UMUM

AKUNTANSI SEKTOR PUBLIK

AKUNTANSI adalah “seni pencatatan, penggolongan, dan peringkasan transaksi dan


kejadian yang bersifat keuangan dengan cara yang berdaya guna dan dalam bentuk satuan
uang, dan penginterpretasian hasil proses tersebut.” (Suwardjono).
            Dari sudut bidang studi, AKUNTANSI diartikan sebagai “seperangkat pengetahuan
yang mempelajari perekayasaan penyediaan jasa berupa informasi keuangan kuantitatif
suatu unit organisasi dan cara penyampaian (pelaporan) informasi tersebut kepada pihak
yang berkepentingan untuk dijadikan dasar dalam pengambilan keputusan ekonomik.”
            Dari sudut proses atau kegiatan praktik, AKUNTANSI diartikan sebagai “proses
pengidentifikasian, pengukuran, pengakuan (pencatatan), pengklasifikasian, penggabungan,
peringkasan, dan penyajian data keuangan dasar yang terjadi dari kejadian-kejadian,
transaksi-transaksi, atau kegiatan operasi suatu unit organisasi dengan cara tertentu untuk
menghasilkan informasi yang relevan bagi pihak yang berkepentingan.”

A.          Definisi Akuntansi Menurut Accounting Principle Board (APB)


AKUNTANSI dari sudut fungsinya adalah “suatu kegiatan jasa. Fungsinya adalah
menyediakan informasi kuantitatif, terutama yang bersifat keuangan, tentang entitas
ekonomi yang dimaksudkan agar berguna dalam pengambilan keputusan ekonomi – dalam
membuat pilihan-pilihan yang nalar diantara berbagai alternatif arah tindakan. Akuntansi
meliputi beberapa cabang, antara lain akuntansi keuangan, akuntansi manajemen, dan
akuntansi pemerintahan.” (Accounting Principle Board (APB) dalam Halim, 2001)

B.           Fungsi (Peran) Akuntansi


1.      Menyediakan informasi kuantitatif, terutama yang bersifat keuangan, tentang entitas
ekonomi.
2.      Informasi yang dihasilkan oleh akuntansi dimaksudkan agar berguna sebagai input
yang dipertimbangkan dalam pengambilankeputusan ekonomi yang rasional.
3.      Cabang- cabang akuntansi cukup banyak, salah satunya adalah akuntansi pemerintahan
(sektorpublik).
C.          Definisi Akuntansi Sektor Publik
“Sebuah kegiatan jasa dalam rangka penyediaan informasi kuantitatif terutama yang
bersifat keuangan dari entitas pemerintah guna pengambilan keputusan ekonomi yang nalar
dari pihak-pihak yang berkepentingan atas berbagai alternatif arah tindakan.”

D.          Ciri-ciri Sektor Publik


1.      Sumber daya entitas berasal dari para penyumbang yang tidak mengharapkan
pembayaran kembali atau manfaat ekonomi yang sebanding dengan jumlah sumber daya
yang diberikan.
2.      Menghasilkan barang dan/ atau jasa tanpa bertujuan memupuk laba, dan kalau suatu
entitas menghasilkan laba, maka jumlahnya tidak pernah dibagikan kepada para pendiri
atau pemilik entitas tersebut.
3.      Tidak ada kepemilikan seperti lazimnya pada organisasi bisnis, dalam arti bahwa
kepemilikan dalam organisasi nirlaba tidak dapat dijual, dialihkan, atau ditebus kembali,
atau ditebus kembali, atau kepemilikan tersebut tidak mencerminkan proporsi pembagian
sumber daya entitas pada saat likuidasi atau pembubaran entitas.

E.           Ciri-ciri Akuntansi Sektor Publik


1.         Karena keinginan mengejar laba tidak inklusif di dalam usaha dan kegiatan lembaga
pemerintahan, maka dalam akuntansi pemerintahan pencatatan rugi laba tidak perlu
dilakukan
2.         Karena lembaga pemerintahan tidak dimiliki secara pribadi sebagaimana halnya
perusahaan, maka dalam akuntansi pemerintahan pencatatan pemilikan pribadi juga tidak
perlu dilakukan
3.         Karena sistem akuntansi pemerintahan suatu negara sangat dipengaruhi oleh sistem
pemerintahan negara yang bersangkutan, maka bentuk akuntansi pemerintahan berbeda
antara suatu negara dengan negara yang lain – tergantung pada sistem pemerintahannya.
F.           Sifat dan Karakteristik Akuntansi Sektor Publik
Akuntansi merupakan sutau aktivitas yang memilki tujuan untuk mencapai hasil
tertentu dan hasil tersebut harus memiliki manfaat. Dalam beberapa hal, akuntansi sektor
publik berbeda dengan akuntansi pada sektor swasta. Perbedaan sifat dan karakteristik
akuntansi tersebut disebabkan karena adanya perbedaan lingkungan yang mempengaruhi.
Komponen lingkungan yang mempengaruhi organisasi sektor publik meliputi:
a.        Faktor ekonomi meliputi antara lain :
•          Pertumbuhan ekonomi
•          Tingkat inflasi
•          Tenaga kerja
•          Nilai tukar mata uang
•          Infrastruktur
•          Pertumbuhan pendapatan per kapita (GNP/GDP)
b.      Faktor politik meliputi antara lain :
•          Hubungan negara dan masyarakat
•          Legitimasi pemerintah
•          Tipe rezim yang berkuasa
•          Ideologi negara
•          Elit politik dan massa
•          Jaringan Internasional
•          Kelembagaan
c.        Faktor kultural meliputi antara lain :
•          Keragaman suku, ras, agama, bahasa dan budaya
•          Sistem nilai di masyarakat
•          Historis
•          Sosiologi masyarakat
d.      Faktor demografi meliputi antara lain :
•          Pertumbuhan penduduk
•          Struktur usia penduduk
•          Migrasi
G.          Jenis-jenis Organisasi Sektor Publik
Organisasi-organisasi sektorpublik sering kita jumpai dalam kehidupan kita. Dalam
kehidupan sehari-hari, kita berurusan dengan instansi pemerintah, seperti Departemen
Pendidikan, Departemen Tenaga Kerja, Kantor pencatatan sipil, atau Kepolisian. Kita juga
berinteraksi dengan berbagai organisasi keagamaan, seperti MUI, Nahdlatul Ulama (NU),
Muhammadiyah, PGI (Persatuan Gereja Indonesia), KWI (Konfrensi Waligereja
Indonesia), dan lain-lain. Di bidang pendidikan dan kesehatan, kita mendapati beragam
organisasi sektorpublik, seperti universitas, sekolah-sekolah, rumah sakit, puskesmas, dan
balai-balai kesehatan. Yang juga termasuk organisasi sektorpublik adalah partai-partai
politik dan LSM-LSM di berbagai bidang.
Jika dilihat secara garis besar, jenis-jenis organisasi sektorpublik diatas dapat dibagi
menjadi tiga.
1.      Instansi Pemerintah
Instansi pemerintah merupakan bagian organisasi sektorpublik yang berbentuk
instansi pemerintah berikut.
a.       Pemerintah Pusat, termasuk di  dalamnya:
1)      Kementrian seperti Departemen Dalam Negeri, Departemen Sosial,
Departemen Keuangan,dan lain-lain.
2)      Lembaga dan badan Negara sepeti KPU,KPK, dan lain-lain.
b.      Pemerintah Daerah, termasuk di dalamnya:
1)      Satuan Kerja Perangkat Daerah seperti Dinas Pendidikan, Dinas Kesehatan,
Dinas Perhubungan, Dinas Pendapatan dan Pengelolaan Asset Daerah, Kantor
Pencatatan Sipil,dan lain-lain.
2.      Organisasi Nirlaba Milik Pemerintah
Organisasi nirlaba milik pemerintah merupakan bagian organisasi sektorpublik yang
bentuknya bukan instansi pemerintah, tetapi milik pemerintah.
Contohnya:
a.       Perguruan tinggi BHMN
b.      Rumah sakit milik pemerintah seperti RSCM, RS Daerah.
c.       Yayasan-yayasan milik pemerintah.
3.      Organisasi Nirlaba Milik Swasta
Organisasi nirlaba milik swasta ini merupakan bagian organisasi sektorpublikyang
dimiliki dan dikelola oleh pihak swasta.
Contohnya:
a.       Yayasan seperti Sampoerna Foundation, Dompet Dhuafa Republika, dan lain-
lain.
b.      Sekolah dan universitas swasta
c.       Rumah sakit milik swasta.

H.          Tujuan Akuntansi Sektor Publik


Akuntansi sektor publik terkait dengan tiga hal pokok, yaitu penyediaan informasi,
pengendalian manajemen, dan akuntabilitas.American Accounting Association (1970)
dalam Glynn (1993) menyatakan bahwa tujuan akuntansi pada organisasi sektor publik
adalah untuk :
1.      Memberikan informasi yang diperlukan untuk mengelola secara tepat, efisiensi dan
ekonomis atas suatu operasi dan alokasi sumber daya yang dipercayakan kepada
organisasi. Tujuan ini terkait dengan pengendalian manajemen (management control).
2.      Memberikan informasi yang memungkinkan bagi manajer untuk melaporkan
pelaksanaan tanggungjawab mengelola secara tepat dan efektif program dan
penggunaan sumber daya yang menjadi wewenangnya dan memungkinkan bagi
pegawai pemerintah untuk melaporkan kepada publik atas hasil operasi pemerintah dan
penggunaan dana publik. Tujuan ini terkait dengan akuntanbilitas (Accountability).

Informasi akuntansi berguna untuk bahan pertimbangan dalam pengambilan


keputusan, terutama untuk membantu manajer dalam melakukan alokasi sumber daya.
Informasi akuntansi dapat digunakan untuk menentukan biaya suatu program, proyek,
atau aktivitas serta kelayakannya baik secara ekonomis maupun teknis
I.             Faktor-faktor yang Menentukan Model Akuntansi Pemerintahan
1.      STRUKTUR PEMERINTAHAN; Pada pemerintahan demokratis, struktur pemerintah
biasanya berdasarkan sistem “checks and balances” yang biasanya dilakukan dengan
pemisahan fungsi pemerintahan (eksekutif, legislative, dan yudikatif).
2.      SIFAT DARI SUMBER DAYA; Disektor dunia usaha swasta, terdapat hubungan
langsung antara barang atau jasa yang diberikan dengan harga yang harus dibayar
pembeli. Di sektor pemerintah tidak ada hubungan langsung antara barang atau jasa
yang diberikan dengan harga yang harus dibayar pembeli. Sangat sulit untuk
mengidentifikasi hubungan pertukaran antara pajak yang dibayar dengan jasa yang
diterima.
3.      PROSES POLITIK; Rakyat atau warga Negara melalui wakil-wakilnya dapat
memengaruhi pemerintah. Rakyat dapat menekan pemerintah agar memberikan
sejumlah jasa yang maksimum kepada rakyat dengan jumlah pembayaran pajak yang
minimum.
J.            Persamaan Sektor Publik dengan Sektor Swasta
Meskipun sektor publik memiliki sifat dan karakteristik yang berbeda dengan sektor
swasta, akan tetapi dalam beberapa hal terdapat persamaan, yaitu:
1.Memberikan informasi mengenai posisi keuangan dan hasil operasi
2.Mengikuti prinsip-prinsip dan standar akuntansi yang diterima umum;
Objectivity,  Cosistency, Materiality, Full Disclosure
3.Merupakan bagian integral sistem ekonomi di suatu negara dan keduanya
menggunakan sumber daya yang sama untuk mencapai tujuan organisasi.
4.Menghadapi masalah yang sama yaitu kelangkaan sumber daya (scarcity of
resources),sehingga baik sektor publik maupun sektor swasta dituntut untuk
menggunakan sumber  daya organisasi secara ekonomis, efektif dan efisien.
5.Prosespengendalian manajemen, termasuk manajemen keuangan; membutuhkan 
informasi yang handal dan releven untuk melaksanakan fungsi manajemen, yaitu:
Perencanaan, pengorganisasian, dan pengendalian.
K.Perbedaan sifat dan karakteristik organisasi sektor publik dengan sektor swasta

Perbedaan sifat dan karakteristik sektor publik dengan sektor swasta dapat dilihat dengan
membandingkan beberapa hal, yaitu: tujuan organisasi, sumber pembiayaan, pola
pertanggungjawaban, struktur organisasi, karakteristik anggaran, stakeholder yang dipengaruhi,
dan sistem akuntansi yang digunakan.

1. Tujuan organisasi
            Dilihat dari tujuannya, organisasi sektor publik berbeda dengan sektor swasta. Perbedaan
menonjol terletak pada tujuan memperoleh laba. Pada sektor swasta terdapat tujuan untuk
memaksimumkan laba (profit motive), sedangkan pada sektor publik adalah pemberian
pelayanan publik, dan penyediaan pelayanan publik. Tetapi meskipun tujuan utama sektor publik
adalah pemberian pelayanan publik, tidak berarti organisasi sektor publik sama sekali tidak
memiliki tujuan yang bersifat finansial. Organisasi sektor publik juga memiliki tujuan finansial,
akan tetapi hal tersebut berbeda baik secara filosofis, konseptual, dan operasionalnya dengan
tujuan profitabilitas sektor swasta.

2. Sumber Pembiayaan
            Perbedaan sektor publik dengan sektor swasta dapat dilihat dari sumber pendanaan
organisasi atau dalam istilah manajemen keuangan disebut struktur modal atau sumber
pembiayaan. Sumber pembiayaan sektor publik berbeda dengan sektor swasta dalam hal bentuk,
jenis dan tingkat risiko. Pada sektor publik sumber pendanaan berasal dari pajak dan retribusi,
charging for service, laba perusahaan milik negara, pinjaman pemerintah berupa utang luar
negeri dan obligasi pemerintah, dan pendapatan lain-lain yang sah dan tidak bertentangan dengan
peraturan perundangan yang ditetapkan. Sedangkan untuk sektor swasta sumber pembiayaan
dipisahkan menjadi dua yaitu internal dan eksternal. Sumber pembiayaan internal terdiri atas
bagian laba yang diinvestasikan kembali ke perusahaan (retained earnings) dan modal pemilik.
Sumber pembiayaan eksternal misalnya utang bank, penerbitan obligasi, dan penerbitan saham
baru untuk mendapatkan dana dari publik.
3. Pola Pertanggungjawaban
            Manajemen pada sektor swasta bertanggungjawab kepada pemilik perusahaan (pemegang
saham) dan kreditor atas dana yang diberikan. Pada sektor publik manajemen bertanggung jawab
kepada masyarakat karena sumber dana yang digunakan organisasi sektor publik dalam rangka
pemberian pelayanan publik berasal dari masyarakat (publik funds). Pola pertanggungjawaban di
sektor publik bersifat vertikal dan horisontal. Pertanggungjawaban vertikal (vertical
accountability) adalah pertanggungjawaban atas pengelolaan dana kepada ototritas yang lebih
tinggi, misalnya pertanggungjawaban atas pengelolaan dana kepada pemerintah pusat.
Pertanggungjawaban horisontal (horisontal accountability) adalah pertanggungjawaban kepada
masyarakat luas.

4. Struktur Organisasi
            Secara kelembagaan, organisasi sektor publik juga berbeda dengan sektor swasta.
Struktur organisasi pada sektor publik bersifat birokratis, kaku, dan hirarkis, sedangkan struktur
organisasi pada sektor swasta lebih fleksibel. Salah satu faktor utama yang membedakan sektor
publik dengan sektor swasta adalah adanya pengaruh politik yang sangat tinggi pada organisasi
sektor publik. Tipologi pemimpin, termasuk pilihan dan orientasi kebijakan politik, akan sangat
berpengaruh terhadap pilihan struktur birokrasi pada sektor publik. Sektor publik memiliki
fungsi yang lebih kompleks dibandingkan dengan sektor swasta. Kompleksitas organisasi akan
berpengaruh terhadap struktur organisasi.

5. Karakteristik Anggaran dan Stakeholder


            Jika dilihat dari karakteristik anggaran, pada sektor publik rencana anggaran
dipublkasikan kepada masyarakat secara terbuka untuk dikritisi dan didiskusikan. Anggaran
bukan sebagai rahasia negara. Sementara itu, anggaran pada sektor swasta bersifat tertutup bagi
publik karena anggaran merupakan rahasia perusahaan. Dari sisi stakeholder, pada sektor publik
stakeholder dibagi menjadi dua yaitu internal dan eksternal, pada stakeholder internal antara lain
adalah lembaga negara (kabinet, MPR, DPR, dan sebag ainya), Kelompok politik (partai politik),
manajer publik (gubernur BUMN, BUMD), pegawai pemerintah. Stakeholder eksternal pada
sektor publik seperti masyarakat pengguna jasa publik, masyarakat pembayar pajak, perusahaan
dan organisasi sosial ekonomi yang menggunakan pelayanan publik sebagai input atas aktivititas
organisasi, Bank sebagai kreditor pemerintah, Badan-badan internasional (IMF, ADB, PBB, dan
sebagainya), investor asing, dan generasi yang akan datang.

Stakenholder Eksternal:
6. Sistem Akuntansi
   1.  Masyarakat pengguna jasa publik
            Perbedaan yang
   2.  Masyarakat pembayar pajak
lain adalah sistem
   3.  Perusahaan dan organisasi social ekonomi yang menggunakan
akuntansi yang digunakan.
Pelayanan public sebagai input atas aktivitas organisasi                     
Pada sektor swasta sistem
   4.  Bank sebagai kreditor pemerintah
akuntansi yang biasa
   5.  Badan-badan internasional, seperti Bank Dunia, IMF,          
digunakan adalah
        ADB, PBB, dsb.
akuntansi yang berbasis
   6.  Investor asing dan country analyst
akrual (accrual
   7.  Generasi yang akan datang
accounting). Sedangkan
stakeholder Internal: pada sektor publik lebih
    1.  Lembaga negara (misalnya: kabinet, MPR, DPR/DPRD, dsb) banyak menggunakan
    2.  Kelompok politik (partaipolitik) sistem akuntansi berbasis
    3.  Manajer publik (gubernur, bupati, direktur BUMN/BUMD) kas (cash basis
    4.  Pegawai pemerintah accounting).
         Stakeholder Eksternal:
         1.   Bank sebagaikreditor L.           Perbedaan
         2.   Serikat buruh Stakeholder Sektor
         3.   Pemerintah Publik Dengan
         4.   Pemasok Sektor Swasta 
         5.   Distributor
         6.   Pelanggan M.         Faktor-faktor
         7.   Masyarakat yang Mempengaruhi
         8.   Serikatdagang (trade union) Pengembangan
         9.   Pasar modal Akuntansi Sektor Publik
1.Perangkat Hukum dan
         Stakeholder Internal: Perundang-undangan.
         1.     Manajemen
         2.     Karyawan
         3.     Pemegangsaham
2.Sistem Akuntansi Pemerintahan
3.Kebijaksanaan Otonomi Daerah
4.Sumberdaya Manusia
5.Lingkup Pekerjaan dan Jenjang Karir
6.Teknologi Informasi

N.          Sejarah Perkembangan Akuntansi Sektor Publik


Istilah “SEKTOR PUBLIK” mulai dipakai pertama kali pada tahun 1952. Tahun
1950-an dan 1960-an sektor publik memainkan peran utama sebagai pembuat dan
pelaksana strategi pembangunan. Salah satu bentuk penerapan teknik akuntansi sektor
publik adalah di organisasi BUMN.
Pada tahun 1959 pemerintahan orde lama mulai melakukan kebijakan-kebijakan
berupa nasionalisasi perusahaan asing yang ditransformasi menjadi Badan Usaha Milik
Negara (BUMN). Tetapi karena tidak dikelola oleh manajer profesional dan terlalu
banyaknya ‘politisasi’ atau campur tangan pemerintah, mengakibatkan perusahaan tersebut
hanya dijadikan ‘sapi perah’ oleh para birokrat.
Pada tahun 1970-an, adanya kritikan dan serangan dari pendukung teori
pembangunan radikal menunjukan kesan ingin mempertanyakan kembali peran sektor
publik dalam pembangunan. Sehingga sejarah kehadirannya tidak memperlihatkan hasil
yang baik dan tidak menggembirakan. Kondisi ini terus berlangsung pada masa orde baru.
Lebih bertolak belakang lagi pada saat dikeluarkannya Peraturan Pemerintah Nomor 3
Tahun 1983 tentang fungsi dari BUMN. Dengan memperhatikan beberapa fungsi tersebut,
konsekuensi yang harus ditanggung oleh BUMN sebagai perusahaan publik adalah
menonjolkan keberadaannya sebagai agent of development daripada sebagai business
entity.
Terlepas dari itu semua, bahwa keberadaan praktik akuntansi sektor publik di
Indonesia dengan status hukum yang jelas telah ada sejak beberapa tahun bergulir dari
pemerintahan yang sah. Salah satunya adalah Perusahaan Umum Telekomunikasi (1989).
Tahun 1980-an reformasi sektor publik dilakukan di negara-negara industri maju –
terutama negara Anglo-Saxon, sebagai jawaban atas berbagai kritikan,  mengadopsi
pendekatan New Publik Management (NPM) dan reinventing government, mengadopsi
(dari sektor swasta) mekanisme pasar, kompetisi tender (Compulsory Competitive
Tendering-CCT), dan privatisasi perusahaan-perusahaan publik.
Perubahan akuntansi dari BASIS KAS menjadi akuntansi BERBASIS AKRUAL
merupakan bagian penting dari proses reformasi sektor publik di negara-negara Anglo-
Saxon. Tujuan memperkenalkan sistem akuntansi akrual adalah untuk membantu
meningkatkan transparansi dan memperbaiki efisiensi dan efektifitas sektor publik.
O.          Catatan dalam Upaya Pengembangan Akuntansi Pusat dan Daerah
Penggunaan single entry dan cash basis dalam sistem akuntansi yang selama ini
digunakan tidak memungkinkan disusunnya laporan keuangan daerah yang akuntabel
.Perlu adanya standar akuntansi keuangan yang mengatur sistem, prosedur dan mekanisme
pengelolaan keuangan daerah, sehingga dapat dihasilkan laporan pertanggungjawaban yang
akuntabel, transparan dan dapat diperbandingkan karena menggunakan dasar yang
sama.Laporan keuangan sebagaimana disebut di atas memungkinkan untuk digunakan
sebagai dasar penilaian kinerja pemerintah.
Karena adanya hubungan yang erat dalam hal kewenangan, fungsi, keterkaitan
program dan anggaran antara pemerintah pusat dengan darah, maka strategi pengembangan
akuntansi pemerintah pusat dan daerah harus dilakukan secara terintegrasi dan
mencerminkan keadilan.

P.           Lingkungan Sektor Publik


a.      Otonomi Daerah
         Otonomi Daerah merupakan kebijakan yang dilakukan pada setiap wilayah dalam
suatu tingkat mengacu pada desentralisasi.
Otonomi Daerah dilakukan melalui desentralisasi yang menghasilkan 2 manfaat :
1.      mendorong peningkatan partisipasi, prakarsa dan krativitas masyarakat dalam
pembangunan serta mendorong pemerataan hasilnya.
2.      Memperbaiki alokasi sumber daya produktif melalui pergeseran peran pengambilan
keputusan publik ke tingkat pemerintah yang paling rendah yang memiliki
informasi yang paling lengkap.
b.      Akuntansi Sektor Publik & Good Governance
Pengertian governance dapat diartikan sebagai cara mengelola urusan-urusan
publik. World Bank memberikan definisi governance sebagai ”the way state power is
used in managing economic and social resources for development of society”.
Sementara itu, United Nation Development Program (UNDP) mendefinisikan
governance sebagai “the exercise of political, economic, and administrative authority to
manage a nation’s affair at all levels”. Dalam hal ini, World Bank lebih menekankan
pada cara pemerintah mengelola sumber daya sosial dan ekonomi untuk kepentingan
pembangunan masyarakat, sedangkan UNDP lebih menekankan pada aspek politik,
ekonomi, dan administratif dalam pengelolaan negara.
Jika mengacu pada program World Bank dan UNDP, orientasi pembangunan
sektor publik adalah untuk menciptakan good governance. Pengertian good governance
sering diartikan sebagai kepemerintahan yang baik. Sementara itu, World Bank
mendefinisikan good governance sebagai suatu penyelenggaraan manajemen
pembangunan yang solid dan bertanggung jawab yang sejalan dengan prinsip
demokrasi dan pasar yang efisien, penghindaran salah alokasi dana investasi, dan
pencegahan korupsi baik secara politik maupun administratif, menjalankan disiplin
anggaran serta penciptaan legal and political framework bagi tumbuhnya aktivitas
usaha.

UNDP mendefinisikan karakteristik dari Good Governance sebagai berikut:


a). Participation. Keterlibatan masyarakat dalam pembuatan keputusan baik secara langsung
maupun tidak langsung melalui lembaga perwakilan yang dapat menyalurkan aspirasinya.
Partisipasi tersebut dibangun atas dasar kebebasan berasosiasi dan berbicara serta berpartisipasi
secara konstruktif.
b). Rule of Law. Kerangka hukum yang adil dan dilaksanakan tanpa pandang bulu

c). Transparency. Transparansi dibangun atas dasar kebebasan memperoleh informasi.


Informasi yang berkaitan dengan kepentingan publik secara langsung dapat diperoleh oleh yang
membutuhkan.
d). Responsiveness. Lembaga-lembaga publik harus cepat dan tanggap dalam melayani
stakeholder.
e). Consensuss orientation. Berorientasi pada kepentingan masyarakat yang lebih luas.

f). Equity. Setiap masyarakat memiliki kesempatan yang sama untuk memperoleh kesejahteraan
dan keadilan.
g). Efficiency & effectiveness. Pengelolaan sumber daya publik dilakukan secara berdayaguna
(efisien) dan berhasil guna (efektif).
h). Accountability. Pertanggungjawaban kepada publik atas setiap aktivitas yang dilakukan.
i). Strategic vision. Penyelenggara pemerintahan dan masyarakat harus memiliki visi jauh ke
depan.

c.       Akuntabilitas Publik


Adalah kewajiban pihak pemegang amanah (agent) untuk memberikan
pertanggungjawaban, menyajikan, melaporkan dan mengungkapkan segala aktivitas
dan kegiatan yang menjadi tanggungjawabnya kepada pemberi amanah (principal) yang
memiliki hak dan kewajiban untuk meminta pertaggungjawaban tersebut. 
Akuntabilitas terdiri atas 2 macam, yaitu :
1. Akuntabilitas Internal
2. Akuntabilitas Eksternal

d.      Privatisasi
Privatisasi adalah merupakan kebijakan publik yang mengarahkan bahwa tidak ada
alternative lain selain pasar yang dapat mengendalikan ekonomi secara efisien, serta
menyadari bahwa sebagian besar kegiatan pembangunan ekonomi yang dilaksanakan
selama ini seharusnya diserahkan kepada sektor swasta . asumsi penyerahan pengelolaan
pelayanan publik ke sektor swasta adalah peningkatan efisiensi penggunaan sumber daya
yang dapat dicapai (Bastian, 2002).

Anda mungkin juga menyukai