Latar Belakang
116328 117020
114280
110520
Rupiah per Kg
102212
97709
tersebut disebabkan karena kerbau dari India belum masuk dalam kategori daging
yang bebas dari penyakit mulut dan kuku sesuai dengan putusan Mahkamah
Konstitusi (2009) bahwa Indonesia hanya boleh mengimpor daging dari negara
yang telah bebas penyakit mulut dan kuku (Fajriah 2016). Menurut Usep Iskandar
Wijaya, ketua Persatuan Pedagang Pasar dan Warung Tradisional (Pesat) Jawa
Barat, impor daging kerbau dari India ini tidak menjadikan Indonesia mandiri dan
justru akan merugikan para peternak sapi. Pemerintah pusat dinilai terlalu
mengandalkan impor dalam pencarian solusi. Penerapan kebijakan impor daging
kerbau dari India bertujuan untuk menekan harga daging sapi yang terlampau
tinggi dan juga memperkenalkan bahwa masyarakat memiliki pilihan dalam
memenuhi konsumsi protein hewani selain daging sapi.
Distribusi daging kerbau impor dari India di Indonesia tersebar ke
beberapa wilayah yaitu Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang dan Bekasi.
Berdasarkan uraian fenomena yang terjadi akibat dilakukannya impor kerbau,
maka penulis tertarik untuk menganalisis implikasi kebijakan impor daging
kerbau terhadap pemasaran daging sapi di Indonesia, khususnya di kota Bogor.
Perumusan Masalah
Tujuan Penelitian
Manfaat Penelitian
2 TINJAUAN PUSTAKA
Perilaku Konsumen