KIMIA FISIKA
SEL ELEKTROKIMIA
Disusun oleh:
NOVIDARTI
DEPOK
2020
KATA PENGANTAR
Puji syukur saya kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat rahmat-Nya lah dan
karunia-Nya penulisan makalah ini dapat selesai dengan tepat waktu. Makalah ini
disusun untuk tugas akhir untuk melengkapi nilai UTS tentang materi “Sel
Elektrokimia”.
Makalah ini disusun secara khusus dan sistemika untuk memenuhi tugas “Kimia Fiaika
II ” dan penyusunannya dilakukan secara individu . Substansi yang terdapat dalam
makalah ini berasal dari beberapa referensi buku dan literature-literatur lain.
Sistematika penyusunan makalah ini terbentuk melalui kerangka yang berdasarkan
acuan atausumber dari buku maupun literatue-literatur lainnya.
Makalah yang berjudul “ Sel Elektrokimia ” ini dapat dijadikan sebagai bahan
pembelajaran bagi siswa/I, masyarakat umum dan juga sebagai bahan pembanding
dengan makalah lain yang secara substansial mempunyai kesamaan. Tentunya dari
konstruksi yang ada dalam makalah ini yang merupakan tugas “Kimia Fisika II ” banyak
terdapat kekurangan. Oleh karena itu, penulis berharap diberikan kritikan yang
membangun kepada para pembaca.
Bekasi, 14 November 2020
Penyusun
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR........................................................................................................... i
DAFTAR ISI........................................................................................................................ ii
A. Latar Belakang.............................................................................................................. 1
B. Rumusan Masalah......................................................................................................... 1
C. Tujuan Penulisan........................................................................................................... 1
D. Manfaat Penulisan......................................................................................................... 1
BAB II PEMBAHASAN.................................................................................................. 2
G. Persamaan Nerst......................................................................................................... 7
F. Aplikasi ....................................................................................................................... 8
BAN III PENUTUP.................................................................................................................... 11
A. Kesimpulan................................................................................................................ 11
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................................... 11
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Elektrokimia adalah ilmu yang mempelajari aspek elektronik dan reaksi kimia. Elemen
yang digunakan dalam reaksi elektrokimia di karakterisasikan dengan banyaknya
elektron yang dimiliki. Dengan kata lain adalah cabang ilmu kimia yang berhubungan
dengan arus listrik dan potensi.
Metode elektrokimia adalah metode yang didasarkan pada reaksi redoks, yakni
gabungan dari reaksi reduksi dan oksidasi, yang berlangsung pada elektroda yang
sama/ berbeda dalam suatu sistem elektrokimia. Sistem elektrokimia meliputi sel
elektrokimia dan reaksi elektrokimia.
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Penulisan
D. Manfaat Penulisan
1. Sebagai acuan atau referensi bagi mahasiswa yang akan mempelajari tentang sel
elektrokimia.
3. Sebagai sarana atau sumber pemberian informasi bagi pembaca tentang sel
elektrokimia.
BAB II
PEMBAHASAN
Definisi elektrokimia adalah ilmu yang mempelajari aksi antara sifat-sifat listrik dengan
reaksi kimia. Misalnya perubahan energi kimia menjadi energy listrik pada elemen
elektrokimia, reaksi oksidasi-oksidasi secara spontan pada elemen yang dijadikan
sumber arus listrik, dan perpindahan elektron dan perpindahan elektron dalam larutan
elektrolit dan terjadi pada aki. Elektrokimia ini dikenal dengan dalam bahasa inggrisnya
adalah electo chemistry.
1. Elektrokimia adalah cabang kimia yang mempelajari reaksi kimia yang berlangsung
dalam larutan pada antarmuka konduktor elektron (logam atau semikonduktor) dan
konduktor ionik (elektrolit), dan melibatkan perpindahan elektron antara elektroda
dan elektrolit atau sejenis dalam larutan.Jika reaksi kimia didorong oleh tegangan
eksternal, maka akan seperti elektrolisis, atau jika tegangan yang dibuat oleh reaksi
kimia seperti di baterai, maka akan terjadi reaksi elektrokimia. Sebaliknya, reaksi kimia
terjadi di mana elektron yang ditransfer antara molekul yang disebut oksidasi / reduksi
(redoks) reaksi. Secara umum, elektrokimia berkaitan dengan situasi di mana oksidasi
dan reduksi reaksi dipisahkan dalam ruang atau waktu, dihubungkan oleh sebuah
sirkuit listrik eksternal.
2. Elektrokimia adalah ilmu tentang hubungan antara senyawa listrik dan kimia.
Elektrokimia merupakan studi yang mempelajari bagaimana reaksi kimia dapat
menimbulkan tegangan listrik dan tegangan listrik terbalik dapat menyebabkan reaksi
kimia dalam sel elektrokimia. Konversi energi dari bentuk kimia ke bentuk listrik dan
sebaliknya adalah inti dari elektrokimia. Ada dua jenis sel elektrokimia, yaitu sel
galvanik dan elektrolit. Sel galvanik adalah sel yang menghasilkan tenaga listrik ketika
sel mengalami reaksi kimia sedangkan Sel elektrolit adalah sel yang mengalami reaksi
kimia ketika tegangan listrik diterapkan. Elektrolisis dan korosi adalah contoh dari
proses penting seperti yang ada pada elektrokimia. Prinsip-prinsip dasar elektrokimia
didasarkan pada rasio tegangan antara dua zat dan memiliki kemampuan untuk
bereaksi satu sama lain. Semakin lama logam dalam elemen galvanik yang terpisah
dalam seri tegangan elektrokimia, semakin kuat listrik akan terekstrak. Teori Elektro-
kimia dan metode elektrokimia memiliki aplikasi praktis dalam teknologi dan industri
dalam banyak cara. Penemuan dan pemahaman reaksi elektrokimia telah memberikan
kontribusi untuk mengembangkan sel bahan bakar dan baterai, dan pemahaman
logam relatif terhadap satu sama lain dalam elektrolisis dan korosi.
1. Elektroda
Definisi Elektroda
Anoda adalah tempat terjadinya oksidasi bermuatan negatif di sebabkan oleh reaksi
spontan, elektron akan dilepas oleh elektroda ini.
Elektroda logam – ion logam yaitu elektroda yang berisi logam yang berada dalam
kesetimbangan dengan larutan ionnya, contohnya elektroda Cu Cu2+.
Elektroda Logam-Garam Tak Larut yaitu elektroda ini berisi logam M yang berada
dalam kesetimbangan dengan garam sangat sedikit larutnya Mu+Xu- dan larutan yang
jenuh dengan Mu+Xu- serta mengandung garam atau asam terlarut dengan anion XZ-
Elektroda Gas yaitu elektroda yang berisi gas yang berada dalam kesetimbangan
dengan ion-ion dalam larutan
Elektroda Non Logam-Non Gas yaitu elektroda yang berisi unsur selain logan dan gas
Sel galvani/sel volta adalah reaksi redoks yang menghasilkan listrik. Contohnya baterai.
Sel elektrolisis adalah listrik yang mengakibatkan reaksi redoks. Contohnya adalah
pemurnian logam dan pelapisan logam.
Pada gambar di atas, logam Zn akan mengalami oksidasi, sedangkan logam Cu akan
mengalami reduksi. Reaksi kimianya adalah:
Zn → Zn2+ + 2 e, E0 = 0,76 volt
Fungsi dari jembatan garam adalah untuk menetralkan kelebihan anion dan kation
pada larutan dan untuk menutup rangkaian sehingga reaksi dapat berlangsung terus-
menerus.
Notasi sel[sunting]
Sel Elektrolisis[sunting]
Pada sel elektrolisis, katoda akan tereduksi dan anoda yang akan teroksidasi.
air (H20) (bisa ada atau tidak ada tergantung dari apa yang disebutkan, cairan atau
lelehan.)
elektroda, elektroda ada 2 macam, inert (tidak mudah bereaksi, ada 3 macam zat yaitu
platina (Pt), emas (Aurum/Au), dan karbon (C)) dan tak inert (mudah bereaksi, zat
lainnya selain Pt, C, dan Au).
Jika kation merupakan logam golongan IA (Li, Na, K, Rb, Cs, Fr), IIA (Be, Mg, Cr, Sr, Ba,
Ra), Al, dan Mn, maka reaksi yang terjadi adalah 2 H20 + 2 e → H2 + 2 OH-
Jika kation berupa logam lain, maka reaksinya (nama logam)x+ + xe → (nama logam)
Jika anionnya sisa asam oksi (misalnya NO3-, SO42-), maka reaksinya 2 H20 → 4H+ +
O2 + 4 e
Jika anionnya berupa halida (F-, Cl-, Br-), maka reaksinya adalah 2 X(halida) → X
(halida)2 + 2 e
Jika elektroda tak inert (selain 3 macam di atas), maka reaksinya L" > Lx+ + xe
Komponen utama sel elektrolisis adalah :
Wadah
Elektrolit : cairan atau larutan yang diuji dan dapat menghantarkan listrik
Elektrode pada sel elektrolis terdiri atas katode yang bermuatan negatif dan anode
yang bermuatan positif. Hal inilah yang membedakan antara sel elektrolis dengan sel
elektrokimia. Berikut prinsip dasar elektrolis berlawanan dengan elektrokimia, yaitu :
Reaksi elektrolis, merupakan reaksi tidak spontan, karena melibatkan energi listrik dan
luar.
Reaksi elektrolis berlangsung di dalam sel selektrolis, yaitu terdiri dari satu jenis
larutan atau leburan elektrolit dan memiliki dua macam elektrode, yaitu :
Elektrode (-) : Elektrode yang dihubungkan dengan kutub (-) sumber arus listrik
Elektrode (+) : Elektrode yang dihubungkan dengan kutub (+) sumber arus listrik
Bila suatu cairan atau larutan elektrolit dialiri arus listrik arus searah melalui batang
elektrode, maka ion-ion yang ada di dalam cairan atau larutan tersebut akan bergerak
menuju ke elektrode yang berlawananan muatannya. Pada sel elektrolis kutub positif
merupakan terjadinya ionisasi (oksidasi) sehingga disebut anode & kutub negatif
merupakan tempat terjadinya reduksi sehingga disebut katode
Sumber arus
Dalam sel elektrokimia berlangsung proses elektrokimia, yaitu suatu reaksi kimia
menghasilkan arus listrik atau sebaliknya, arus listrik menyebabkan berlangsungnya
reaksi kimia. Oleh karena itu, sel elektrokimia dapat digunakan secara luas dalam
kehidupan sehari-hari (tidak hanya untuk penyepuhan logam dan baterai) misalnya
pemurnian logam emas dan tembaga, penggunaan sel diafragma, serta accu.
Dalam sel elektrokimia terdapat hubungan antara reaksi kimia dengan energi listrik.
Akibatnya sel elektrokimia dapat menghasilkan arus listrik maupun sebaliknya.
Reaksi yang terjadi dalam sel elektrokimia adalah reaksi reduksi dan reaksi oksidasi
(reaksi redoks). Reaksi redoks dapat berlangsung jika dalam sel elektrokimia terdapat
zat/larutan elektrolit yang dapat mernghantarkan arus listrik. Dalam sel elektrokimia,
selain elektrolit juga membutuhkan tempat berlangsungnya reaksi yang dikenal
sebagai elektroda. Elektroda dalam sel elektrokimia dibagi menjadi dua yaitu elektroda
tempat terjadinya reaksi oksidasi disebut anoda dan elektroda tempat terjadinya
reaksi reduksi disebut katoda.
Ada berapa macamkah sel elektrokimia itu? Bagaimanakah reaksi yang terjadi di
dalamnya? Adakah perbedaan antara sel elektrokimia satu dengan lainnya?
Berdasarkan keberlangsungan reaksi sel elektrokimia dibagi menjadi dua yaitu sel volta
dan sel elektrolisis. Pada sel volta yang sedang digunakan, berlangsung suatu reaksi
kimia yang menghasilkan arus/energi listrik. Sedangkan penggunaan energi listrik
untuk melangsungkan reaksi kimia disebut sel
Sel Volta, terjadi pada reaksi redoks yang bersifat spontan (bereaksi dengan
sendirinya) dan menghasilkan arus listrik. Dalam reaksi sel, perbedaan energi potensial
kimia antara reaktan yang lebih tinggi energinya dan produk yang lebih rendah
energinya menghasilkan arus listrik. Dengan kata lain sistem bekerja pada lingkungan .
Katoda merupakan kutub positif dan anoda kutub negatif. Jadi dalam sel Volta energi
kimia diubah menjadi energi listrik.
Elektrolisis, terjadi pada reaksi redoks yang tidak spontan, sehingga untuk melakukan
reaksi diperlukan energi. Energi yang diperlukan dalam sel elektrolisis adalah energi
listrik dengan arus searah. Untuk berlangsungnya proses elektrolisis diperlukan adanya
elektroda, larutan elektrolit, dan sumber arus listrik searah. Dalam sel elektrolisis
katoda dihubungkan dengan kutub (-), dan anoda dihubungkan dengan kutub (+)
sumber arus. Apabila arus listrik dialirkan ke dalam elektrolit, maka kation akan
mengalami reduksi dengan menangkap elektron dan anion akan mengalami oksidasi
dengan melepas electron
Jembatan garam
Jembatan garam biasanya berupa tabung U yang diisi dengan agar-agar yang
dijenuhkan dengan HCl. Jembatan garam berfungsi untuk menjaga kenetralan muatan
listrik pada larutan. Karena konsentrasi larutan elektrolit pada jembatan garam lebih
tinggi dari pada konsentrasi elektrolitdi kedua bagian elektroda, maka ion negatif dari
jembatan garam masuk ke salah satu setangah sel yang kelebihan muatan positif dan
ion positif dari jembatan garam berdifusi ke bagian lain yang kelebihan muatan negatif.
Dengan adanya jembatan garam terjadi aliran elektron yang kontinu melalui kawat
pada rangkaian luar dan aliran ion-ion melalui larutan sebagai akibat dari reaksi redoks
yang spontan terjadi pada kedua elektroda.
Adanya jembatan garam menyebabkan adanya pertemuan cairan elektrolit. Hal ini
menyebabkan munculnya potensial perbatasan kedua cairan, tapi potensial cairan –
pembatasan (Ei) antara larutan KCl (pekat dalam agar-agar) dengan larutan encer pada
setengah sel sangat kecil. Hal ini terjadi karena larutan KCl yang digunakan pekat
sehingga potensial perbatasan terutama ditentukan oleh ion – ion dari larutan
tersebut, sementara ion – ion dari larutan encer memberikan konstribuusi yang dapat
diabaikan terhadap potensial perbatasan.
D. Penggolongan sel elektrokimia
Elektrokimia adalah hubungan reaksi kimia dengan gaya gerak listrik (aliran electron).
Adapun penggolongan elektrokimia terdiri dari dua macam, yaitu :
Alat yang digunakan untuk mempelajari elektrokimia disebut sel elektrokimia. Sel
elektrokimia adalah sistem yang terdiri dari elektroda yang tercelup pada larutan
elektrolit.
Pada gambar di atas, logam Zn akan mengalami oksidasi, sedangkan logam Cu akan
mengalami reduksi. Reaksi kimianya adalah :
Fungsi dari jembatan garam adalah untuk menetralkan kelebihan anion dan kation
pada larutan dan untuk menutup rangkaian sehingga reaksi dapat berlangsung terus-
menerus.
c. Pada anoda, electron adalah produk dari reaksi oksidasi (anoda kutub negative)
d. Pada katoda, electron adalah reaktan dari reaksi reduksi (katoda kutub positif)
e. Arus electron mengalir dari anoda ke katoda, arus listrik mengalir dari
katoda → anoda.
a. Deret Volta :
Li, K, Ba, Ca,Na, Mg, Al, Mn, (H2O), Zn, Cr, Fe, Cd, Ni. Co, Sn, Pb, (H), Sb, Bi, Cu, Hg, Ag,
Pt, Au.
Makin ke kanan, mudah direduksi atau sukar dioksidasi. Makin ke kiri mudah
dioksidasi, makin aktif dan sukar direduksi.
b. Notasi Sel
Contoh : Zn/Zn+2//Cu+2/Cu
2. Sel Elektrolisis
Sel elektrolisis adalah arus listrik yang menimbulkan reaksi redoks. Pada sel elektrolisis,
katoda akan tereduksi dan anoda yang akan teroksidasi. Pada katoda, terdapat 2
kemungkinan zat yang ada, yaitu:
Kation (K+)
Air (H2O) (bisa ada atau tidak ada tergantung dari apa yang disebutkan, cairan atau
lelehan).
Pada anoda, terdapat 3 (tiga) kemungkinan zat yang ada, yaitu :
Anion (A-)
Air (H2O) (bisa ada atau tidak ada tergantung dari apa yang disebutkan, cairan atau
lelehan)
Elektroda. Elektroda ada dua macam, antara lain inert (tidak mudah bereaksi, seperti
Platina (Pt), emas (Aurum/Au), dan karbon (C)) dan tidak inert (mudah bereaksi, zat
lainnya selain Pt, C, dan Au).
Jika kation merupakan logam golongan IA (Li, Na, K, Rb, Cs, Fr), IIA (Be, Mg, Cr, Sr, Ba,
Ra), Al dan Mn.
Jika kation berupa logam lain, maka reaksinya (nama logam)x+ + xe → (nama logam)
Jika anionnya sisa asam oksi (misalnya NO3-, SO42-), maka reaksinya 2 H20 → 4H+ +
O2 + 4 e
Jika anionnya berupa halida (F-, Cl-, Br-), maka reaksinya adalah 2 X(halida) → X
(halida)2 + 2 e
Jika elektroda tak inert (selain tiga macam di atas), maka reaksinya Lx+ + xe
∆G0 = P.T
Karena kerja maksimum yang dapat dilakukan reaksi itu ketika reaksi berlangsung
sebesar d ζ pada temperatur dan tekanan tetap adalah
d We = ∆G0 . d ζ
yang harga nya sangat kecil dan komposisi sistem sebenarnya adalah tetap ketika
reaksi ini berlangsung. Sehingga nkerja yang dilakukan untuk muatan yang sangat kecil
–zF. d ζ yang bergerak dari anoda ke katoda dengan beda potensial tertentu akan
berharga
d We = - n F d ζ. E
atau E0= - ) , adalah jumlah elekrton yang terlibat dalam setengah reaksi.
Sehingga,
Contoh :
Gunakan potensial elektroda standar untuk menghitung ∆G0 pada 250C dalam reaksi :
Penyelesaian :
Setengah reaksi dan jumlah potensial elektrodanya adalah :
Setiap setengah reaksi melibatkan dua elektron, maka n = 2. Nilai potensial sel, E0 =
+1,56 V dan tetapan Faraday, F adalah 9,65 x 104 C. Dengan demikian.
∆G0 = -n.F.Esel
Jadi, perubahan energi bebas standar adalah -3,01 x 105 J atau sama dengan 301 kJ.
Potensial sel
Sel dimana reaksi sel keseluruhan tidak mencapai kesetimbangan kimia dapat
melakukan kerja listrik karena reaksi menyebabkan aliran elektron melalui rangkaian
luar. Kerja yang dihasilkan bergantung pada perbedaan potensial antara kedua
elektroda.
Perbedaan potensial ini disebut potensial sel dan diukur dalam Volt (V). Jika potensial
sel besar, maka sejumlah elektron tertentu yang bergerak antara elektroda-elektroda,
dapat melakukan kerja listrik yang besar. Jika potensial sel kecil, sejumlah elektron
yang sama hanya dapat melakukan kerja yang kecil. Sel dimana reaksi berada dalam
kesetimbangan tidak dapat melakukan kerja, sehingga potensial sel = nol.
Kerja listrik maksimum yang dapat dilakukan oleh sistem (sel) diberikan oleh nilai dGrx
dan khususnya untuk proses spontan (dimana dG dan kerja listrik negatif) pada suhu
dan tekanan konstan
Hubungan antara energi Gibbs reaksi dGrx dan potensial sel (E) diberikan oleh
persamaan:
- n F E = dGrx
dimana F = tetapan Faraday (96500 C)
n = jumlah elektron yang terlibat
Persamaan (6.3) menunjukkan bahwa dengan mengetahui energi Gibbs reaksi pada
komposisi tertentu, potensial sel arus nol dapat ditentukan. Reaksi berlangsung
spontan jika energi bebas Gibbs negatif. Jadi, reaksi sel spontan jika potensial sel arus
nol positif.
G. Hukum Nerst
Walther Hermann Nernst adalah kimiawan Jerman yang menerapkan asas- asas
termodinamika ke sel listrik.
Persamaan Nernst adalah persamaan yang melibatkan potensial sel sengan
konsentrasi suatu reaksi. Reaksi oksidasi reduksi banyak yang dapat dilangsungkan
pada kondisi tertentu untuk membangkitkan listrik. Dasarnya bahwa reaksi oksidasi
reduksi itu harus berlangsung spontan di dalam larutan air jika bahan pengoksidasi dan
pereduksi tidak sama. Dalam sel Galvani oksidasi diartikan sebagai dilepaskannya
elektron oleh atom, molekul atau ion dan reduksi berarti diperolehnya elektron oleh
partikel-partikel itu. Sebagai contoh reaksi oksidasi sederhana dan berlangsung
spontan adalah bila lembar tipis zink dibenamkan dalam suatu larutan tembaga sulfat
maka akan terjadi logam tembaga menyepuh pada lembaran zink dan lembaran zink
lambat laun melarut dan dibebaskan energi panas. Reaksi yang terjadi adalah sebagai
berikut:
Zn + CuSO4 → ZnSO4 + Cu
Reaksi yang sebenarnya adalah antara ion zink dengan tembaga yaitu :
Zn + Cu2+ → Zn2+ + Cu
Tiap atom zink kehilangan dua elektron dan tiap ion tembaga memperoleh dua
elektron untuk menjadi sebuah atom tembaga.
Oksidasi : Zn → Zn2+ + 2e-
Reduksi : Cu2+ + 2e- → Cu
Sel yang mencapai kesetimbangan kimia dapat melakukan kerja listrik ketika reaksi di
dalamnya menggerakkan elektron-elektron melalui sirkuit luar. Kerja yang dapat
dipenuhi oleh transfer elektron tertentu bergantung pada beda potensial antara kedua
elektron. Perbedaan potensial ini disebut potensial sel dan diukur dalam volt (V). Jika
potensial sel besar maka sejumlah elektron tertentu yang berjalan antara kedua
elekroda dapat melakukan kerja listrik yang besar. Sebaliknya, jika potensial sel kecil
maka elektron dalam jumlah yang sama hanya dapat melakukan sedikit kerja.
Sel yang reaksinya ada dalam kesetimbangan tidak dapat melakukan kerja dan sel
demikian memiliki potensial sel sebesar nol. Pada sel konsentrasi digunakan dua
electrode yang sama namun konsentrasi larutannya yang berbeda. Electrode dalam
larutan pekat merupakan katode (tempat terjadinya reaksi reduksi) sedangkan
electrode dalam larutan encer merupakan anode (tempat terjadinya reaksi oksidasi).
Persamaan nerst
E = ∆G0vF - RTvF In Q
Suku pertama dibagian kanan persamaan disebut potensial sel standar dan dinyatakan
dengan,
- vFE0 = ∆G0
Ini adalah fungsi Gibbs standar dari reaksi itu yang dinyatakan sebagai potensial sel
(dalam volta). dengan demikian,
E = E0 = RTvF In Q
Beberapa bahan kimia seperti logam alkali dan alkali tanah aluminium, gas hidrogen,
gas oksigen, gas klorin, dan natrium hidroksida dibuat secara elektrolisis.
Contoh : Pembuatan logam natrium dengan mengelektrolisis lelehan NaCl yang
dicampur dengan CaCl2
NaCl(l) → Na+(l) + Cl-(l)
Natrium cair yang terbentuk di katoda mengapung di atas cairan NaCl, kemudian
dikumpulkan pada kolektor.
2. Pemurnian Logam
Pada pengolahan tembaga dari bijih kalkopirit diperoleh tembaga yang masih
tercampur dengan sedikit perak, emas, dan platina. Untuk beberapa keperluan
dibutuhkan tembaga murni, misalnya untuk membuat kabel. Tembaga yang tidak
murni dipisahkan dari zat pengotornya dengan elektrolisis.
Tembaga yang tidak murni dipasang sebagai anoda dan tembaga murni dipasang
sebagai katoda dalam elektrolit larutan CuSO4 tembaga di anoda akan teroksidasi
menjadi Cu2+ selanjutnya Cu2+ direduksi di katoda.
Cu(s) → Cu(s)
Anoda Katoda
Dengan demikian tembaga di anoda pindah ke katoda sehingga anode semakin habis
dan katoda semakin bertambah besar. Logam emas, perak, dan platina terdapat pada
lumpur anoda sebagai hasil samping pada pemurnian tembaga.
3. Penyepuhan Logam
Suatu produk dari logam agar terlindungi dari korosi (perkaratan) dan terlihat lebih
menarik seringkali dilapisi dengan lapisan tipis logam lain yang lebih tahan korosi dan
mengkilat. Salah satu cara melapisi atau menyepuh adalah dengan elektrolisis. Benda
yang akan dilapisi dipasang sebagai katoda dan potongan logam penyepuh dipasang
sebagai anoda yang dibenamkan dalam larutan garam dari logam penyepuh dan
dihubungkan dengan sumber arus searah.
Contoh : untuk melapisi sendok garpu yang terbuat dari baja dengan perak, maka
garpu dipasang sebagai katoda dan logam perak dipasang sebagai anoda, dengan
elektrolit larutan AgNO3. Seperti terlihat pada gambar 2.
Gambar 2. Pelapisan sendok dengan logam
perak.
Ag(s) → Ag(s)
Anoda Katoda
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Elektrokimia adalah cabang kimia yang mempelajari reaksi kimia yang berlangsung
dalam larutan pada antar muka konduktor elektron (logam atau semikonduktor) dan
konduktor ionik (elektrolit), dan melibatkan perpindahan elektron antara elektroda
dan elektrolit atau sejenis dalam larutan.
Potensial sel adalah Gaya yang dibutuhkan untuk mendorong elektron melalui sirkuit
eksternal.
Fungsi dari jembatan garam adalah untuk menetralkan kelebihan anion dan kation
pada larutan dan untuk menutup rangkaian sehingga reaksi dapat berlangsung terus-
menerus.
Setiap reaksi kimia dapat dituliskan sebagai kombinasi dari dua buah reaksi setengah
sel sehingga potensial sel dapat diasosiasikan dengannya.
Hubungan antara energi bebas Gibbs dan potensial sel arus nol( E ) dapat diturunkan
dengan memperhatikan perubahan G pada saat reaksi sel bertambah dengan kuantitas
yang sangat kecil.
Daftar Pustaka
Atkins, P.W. 1999. Kimia Fisik Jilid I edisi keempat. Terjemahan Irma I. Kartohadiprojo.
Jakarta: Erlangga.