Anda di halaman 1dari 2

TUGAS RESUME PAK YUSEP (PENGGANTI UAS) AYEEY

Pengalaman saya dalam mata kuliah negosiasi yang diampun oleh bapak yusep ginanjar,
didalam praktek yang dilakukan dalam mata kuliah tersebut saya mendapatkan peran sebagai
delegasi dari negara Malaysia dalam mengatasi isu hukuman mati, yang dimana hukuman ini
sangat kontroversi. Karena di dalam hal tersebut hukuman mati sudah melanggar hak asasi
manusia. namun dimana ada kubu pro dan kontra dalam perundingan tersebut dimana ada pihak
pro didalamnya ada negara Malaysia,Indonesia, arab Saudi, dan Filipina, dan kelompok atau
pihak kontra ada amerika serikat, Australia. Maka diadakan perundigan tentang isu hubungan
mati dalam tindak lanjutnya. Dan di dalam perundingan tersebut sebagai tempat atau sarana
untuk melakukan negosiasi terhadap isu tersebut, yang didalamnya terdapat 2 kubu atau pihak
yang mempunyai kepentingan terhadap isu tersebut. Termasuk negara yang saya wakili untuk
memberikan tanggapan dan usulan agar isu hukuman mati tersebut tetap digunakan, karena
memiliki beberapa aspek yang penting dari isu tersebut.

Selama perudingan, bejalan dengan baik dimana ada 2 chair sebagai pengatur untuk
mengatur berjalannya perundingan aman dan lancar dan agar tidak adanya saling rebutan dalam
mengajukan usulan atau pertanyaan terhadap permasalahan yang sedang di rundingkan. Selama
berjalannya perundingan tersebut ada hal menarik dimana ada 1 bagian yang dimana dilakukan
negosiasi terhadap negara pro atau pun kontra untuk saling mempengaruhi melalui para delegasi
negara masing-masing, yang dimana bertujuan merubah pikiran negara lawan atau negara kontra
untuk mengikuti kemauan dan keinginan negara pro dengan melakukan negosiasi yang dimana
para delegasi bisa menghampiri meja negara kontra dan melakukan dialog yang mempunyai
maksud untuk merubah pikiran negara tersebut. Didalam perundingan tersebut terutama dalam
negoasiasi yang dilakukan para delegesi dalam menghampiri meja negara kontra untuk
mempengaruhi pikiran mereka, didalam perundingan tersebut ada keterkaitannya dengan teori
negosiasi muka, yang dimana negosiasi muka ini mencakup komponen-komponen penting yang
didalamnya sudah meliputi muka,konflik dan juga budaya. Didalam proses negosiasi tersebut
muncul beberapa komponen tersebut termasuk dalam budaya, dimana dai perbedaan negara asal
pun mempunyai kebudayaan-kebudayaan yang berbeda dan juga kebiasaan yang berbeda maka
muncul lah didalam negosiasi tersebut delegasi negara yang ingin mempengaruhi pikiran dari
negara lawan maka sebelumnya harus lebih tau kebiasaan dan kebudayaan dalam negara yang
ingin di pengaruhi tersebut dan memberikan kesan pertama yang baik dalam negosiasi tersebut.

Dalam keseharian dan juga dalam hal apapun negosisasi terjadi dimana-mana, baik dalam
tingkat formal maupun non formal. Didalam hal formal seperti dalam negosiasi kerjasama antar
perusahaan dimana harus mengetahui apa yang disukai ataupun kebiasaan lawan kita. Dan juga
dalam nonformal dimana negosiasi tersebut dapat dilakukan seperti dalam melakukan tawar
menawar membeli tanah. Dilihat terlebih dari kebudayaan atau asal lawan yang kita hadapi
dengan memberikan kesan pertama baik agar apa yang kita inginkan tercapai.

Beberapa asumsi teori Negosiasi Muka mencakup komponen-komponen penting dari teori ini: muka, konflik,
dan budaya. Dengan demikian poin-poin berikut menuntun teori dari Ting-Toomey:

1. Identitas diri penting di dalam interaksi interpersonal, dan individu-individu menegosiasikan identitas
mereka secara berbeda dalam budaya yang berbeda.
2. Manajemen konflik dimediasi oleh muka dan budaya.
3. Tindakan-tindakan tertentu mengancam citra diri seseorang yang ditampilkan (muka).

Asumsi pertama menekankan pada identits diri ( self identity) atau ciri pribadi atau karakter seseorang. Citra ini
adalah identitas yang ia harapkan dan ia inginkan agar identitas tersebut diterima orang lain. Identitas diri
mencakup pengalaman kolektif seseorang, pemikiran, ide, memori, dan rencana. Identitas diri tidak bersifat
stagnan, melainkan dinegosiasikan dalam interaksi dengan orang lain. Orang memiliki kekhawatiran akan
identitasnya atau muka (muka diri) dan identitas atau muka orang lain (muka lain). Budaya dan etnis
mempengaruhi identitas diri, cara di mana individu memproyeksikan identitas dirinya juga bervariasi dalam
budaya yang berbeda.

Para individu di dalam semua budaya memiliki beberapa citra diri berbeda bahwa mereka menegosiasikan citra
ini secara terus menerus. Rasa akan diri seseorang merupakan hal yang sadar maupun tidak sadar. Artinya,
dalam banyak budaya yang berbeda, orang-orang membawa citra yang mereka presentasikan kepada orang
lain secara kebiasaan atau strategis. Bagaimana persepsi rasa akan diri kita dan bagaimana kita ingin orang
lain mempersepsi kita merupakan hal yang sangat penting dalam komunikasi.

Anda mungkin juga menyukai