Anda di halaman 1dari 3

NAMA : NONI RELIKA

NIM : 180808066061

KELAS : PF-5B

MAKUL : FISIKA MODERN

TUGAS 2

1. Bagaimana caranya kita mensinkronkan jam?

Jawab : Kita dapat menyetel jam kita dengan langsung melihat pada jam yang
berada didekat kita. Namun demikian, metode ini mengabaikan waktu yang
dibutuhkan cahaya dari jarum jam untuk merambat ke mata kita.

Jika kita berada 1 m dari sebuah jam, maka arloji kita akan terlambat
sekitar 3 ns (3 x 10-9 s). Bagi fisikawan, pengukuran selang waktu yang lebih
kecil daripada 1 ns merupakan hal yang biasa. Oleh karena itu, kita mncoba
meninjau hal ini lebih teliti. Misal kisa membuat sebuah piranti (device) di x = 0
dan x = L masing-masing terletak sebuah jam, sedangkan di x = L/2 terletak
sebuah bola lampu (flash bulb). Kedua jam tersebut dibuat sedemikian rupa
sehingga baru berdetak bila mereka menerima kilatan cahaya. Karena rambatan
cahaya membutuhkan waktu yang sama untuk mencapai kedua jam tersebut, maka
keduanya akan memulai berdetak secara bersamaan pada saat L/2C setelah kilatan
cahaya dipancarkan. Jadi kedua jam tersebut benaar-benar di sinkronkan.

2. Apa itu keserempakan ?

Jawab : Menurut saya, keserempakan adalah bersamaan/peristiwa yang dilakukan


bersamaan oleh si pengamat. Seperti relativitas keserempakan, misal : bayangkan
sebuah landasan panjang dengan seorang pengamat di tengahnya. Di kedua
ujung, di tempat bertanda A dan B terdapat dua kilasan cahaya sebentar. Cahaya
merambat dari peristiwa-peristiwa ini menuju si pengamat. Kita bayangkan
mereka tiba saat bersamaan dan mereka datang dari tempat-tempat yang sama
jaraknya, si pengamat akan memutuskan kedua peristiwa terjadi serempak.
3. Apakah dua kejadian yang serempak menurut pengamat O akan tampak
serempak bagi pengamat yang lain ?

Jawab : Tidak, karena tergantung sudut pandang pengamat yang bergerak relatif.

Misal (lanjutan dari no.2) :

Bagi pengamat baru, landasan bergerak pesat dan mengarak dari A ke B.


Akan ada dua kilasan dan cahaya dari mereka akan merambat ke arah pengamat di
titik tengah landasan. Namun titik tengahnya sedang bergerak. Itu sedang
bergegas menjauhi cahaya yang datang dari A dan mendekati cahaya yang datang
dari B. Walau demikian, kedua sinyal tiba dititik tengah pada saat bersamaan.

Pendapat bagi pengamat baru, cahaya dari A harus menempuh jarak lebih
besar untuk mengejar titik tengah yang mundur, dan cahaya dari B menempuh
jarak yang lebih kecil untuk tiba di titik tengah yang sedang bergegas
mendekatinya. Jadi, keduanya tiba pada saat bersamaan, cahaya A harus
berangkat lebih awal dari pada cahaya B agar punya waktu lebih banyak untuk
menempuh jarak lebih besar untuk sampai di tengah. Dengan kata lain, kilasan di
A terjadi lebih awal daripada kilasan di B. Jadi, kedua pristiwa tidak serempak
menurut pengamat baru.

Paradoks Kembar

a. Umur Casper sama dengan umur Amelia ?

Jawab : Tidak

b. Umur Casper akan lebih muda dibandingkan Amelia ?

Jawab : Tidak

c. Umur Amelia akan lebih muda dibandingkan Casper ?

Jawab : Benar, umur Amelia lebih muda karena mengalami fenomena dilatasi
waktu dalam perjalnnya.
Bagaimana menurut anda ? Siapa yang lebih muda ?

Jawab :

Secara kualitatif :

Amelia melakukan perjalanan ke luar angkasa menggunakan roket


kecepatan tinggi hampir mendekati kecepatan cahaya, sehingga Amelia merasa
waktu begitu lambat. Sedangkan menurut Casper tetap berada di bumi melihat
Amelia didalam roket dengan wktu yang lebih cepat.

Sebagaimana telah diketahui bahwa kecepatan cahaya selalu bernilai


konstan yaitu 3 x 10 8 m/s, maka ketika ada variabel lain yang mempengaruhi
seperti variabel lain yang mempengaruhi seperti variabel v maka ia akan berusaha
mengkostantkan diri dengan mempengaruhi variabel lain yaitu t, dan variabel
s
kecepatan sifatnya kontinyu dan selalu melibatkan waktu (t) dimana v = .
t

Oleh karena itu, ketika sebuah objek mendekati cahaya maka objek
tersebut mengalami penyusutan waktu atau waktu yang ditempuh berjalan lebih
lambat daripada waktu bagi objek yang diam. Sehingga, umur Amelia lebih
mudah dibandingkan dengan umur Casper yang berada dibumi.

Secara kuantitatif :

Mencari beda usia pada paraodoks kembar dapat menggunakan dilatasi


waktu, seperti rumus :

∆t'
∆t = v2
√ 1− 2
c

Dimana :

∆t = selang waktu yang berada didalam kerangka acuan diam relatif terhadap
pengaat (s)

∆t’ = selang waktu yang berada dalam acuan yang bergerak realtif terhadap
pengamat (s)

v = kecepatan dari kerangka acuan gerak (m/s)

c = kecepatan cahaya dalam ruang hampa (3 x 10 8 m/s)

Anda mungkin juga menyukai