Anda di halaman 1dari 4

TUGAS RESUME MATA KULIAH

KESUBURAN TANAMAN KE 3
JUDUL
SURVEY PETANI TANAMAN PADI DI DAERAH PERAWANG,
TUALANG KAB. SIAK RIAU

OLEH :
PUTRI AFRI MARYENI
(1810213001)

AGRO D
DOSEN PENGAMPUH :
Prof.Dr.Ir. HERMANSAH, MS. M.Sc

PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI


FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS ANDALAS
PADANG
2020
SURVEY PETANI TANAMAN PADI DI DAERAH PERAWANG, TUALANG
KAB. SIAK , RIAU
Tualang merupakan sebuah kecamatan dikabupaten Siak Sri Indapura
dimana luas wilayah kecamatan Tualang terletak antara 0’32-0’51’ Lintang Utara
101’28’-101’52’ Bujur Timur dengan luas keseluruhan 343,60 km2 . Kecamatan
Tualang terdiri dari 8 (delapan) desa dan 1 (satu) kelurahan. Kecamatan Tualang
terdiri dari perbukitan dan sebagian kecil daerah perairan yang dihini oleh suku asli
Riau. Kecamatan Tualang Mempunyai iklim tropis dengan suhu minimum berkisar
antara 23’ C-39’ C, Sedangkan suhu maksimum antara 31’ C-38’ C4.
Wilayah Kecamatan Tualang seperti pada umumnya wilayah Kabupaten
Siak lainnya terdiri dari dataran rendah dengan struktur tanah pada umumnya terdiri
dari tanah podsolik merah kuning dari batuan danaluvial serta tanah organosol
dan gley humus dalam bentuk tanah rawa-rawa atau tanah basah. Kecamatan
Tualang secara umum berada pada daerah dataran dimana sektor industri
pengolahan merupakan motor penggerak perekonomian yang sangat dominan tidak
saja bagi Kecamatan Tualang sendiri tapi juga menjadi sektor andalan
Kabupaten Siak. Sehingga tidak berlebihan apabila daerah ini disebut daerah Industry.
Kuatnya sektor industri membuat hampir rata rata masyarakat diperawang bekerja
di PT dan berwirausaha sangat jarang ditemukan adanya petani, apalagi petani pangan.
namun sejak tahun 2014 lalu salah satu perusahaan yaitu PT Indah kiat membolehkan
warga untuk mengarap lahan rawanya untuk dijadikan lahan persawahan. Seingga dapat
membantuh sektor pertanian dan perekonomian masyarakat. Luas lahan kurang lebih
hampir 5 hektar dan semuanya masuk kedalam satu kelompok tani. Walau tidak terlalu
luas namun cukup membantuh masyarakat disekitar sana.
Pada wawancara tanggal 18 september 2020 pukul 14.30 saya melakukan survey
bersama beberapa rekan saya yang sedaerah ke lahan sawah khusunya berlokasi di jln.
belakang pipa, perawang tualang, siak. Disana saya menemukan dua orang petani yang
sedang berada dilahan sawah mereka, petani pertama bernama husni umur 49 tahun
pekerjaan memang hanya menjadi petani padi. Tinggal disekitar lahan, lahan dari buk
husni sekitar 4 petakan dengan luas 15 per petakan sawah dengan hasil 250 kg beras yang
digunakan untuk konsumsi sehari hari saja.dan memiliki 6 orang anak. Petani kedua
bernama mapisangkar umur 60 tahun yang memang bekerja menjadi petani padi. Dengan
luas lahan 6 petakan dengan luas 1 petakan hampir sama 15 hasil produksinya mencapai
1 ton (Beras) yang digunakan untuk konsumsi sehari hari dan sesekali dijual untuk
digunakan pembelian pupuk dan benih padi dari sijunjung. Kedua petani tersebut dalam
kelompok tani yang sama yang bernama kelompok tani padi, karena satu satunya
penanaman padi yang ada di daerah perawang dan diketuai oleh pak pardede. Dalam
wawancara diketahui sangat jarang ada penyuluh yang hadir untuk memberikan
pengarahan pada petani di Perawang, Tualang. dan petani di Perawang hanya menyewa
lahan dan ada yang dipinjamkan secara Cuma-Cuma oleh perusahaan.

Berdasarkan hasil survey wawancara dari kedua petani tersebut jawaban yang
didapakan hampir sama dan keluhannya pun sama. Hasil survey wawancaranya sebagai
berikut :

Pengolahan tanaman pangan untuk daerah perawang memang belum


terlalu berkembang, bahkan hanya ada beberapa lahan persawahan
disini itu pun baru dibentuk sejak 2014 lalu. Dan sistem pertaniannya
juga masih konvensional hal ini dikarenakan lebih banyaknya
masyarakat di perawang yang bekerja di sektor industry dari pada
petanii. petani yang banyak itu menanam tanaman hortikultura seperti
sayuran yang akan di jual setiap paginya seperti kangkung, bayam, ubi
dan lain sebagainya. Adapun yang menjadi petani lebih dominan ke
petani sayur dibandingkan petani pangan.
Dengan pengelolaan konvensional dimana semuanya masih dilakukan
secara manual dan modern , mulai dari pengolahan lahan ada
dipinjamkan dalam kelompok tani seperti traktor, penanaman dan
pemberantasan hama juga terkadangan manual dan menggunakan
insektisida serta herbisida.
Untuk pembibitan benih padinya petani lakukan seperti pertanian
biasanya dimana padi di semai dalam wadah atapun langsung di semai
di sawah kemudian baru setelah berumur 12-15 hari dipindahkan ke
piringan.
Para petaninnya masih baru dan belum terlalu paham mengenai
pertanian modern serta penyuluhan dan kelompok tani tidak begitu
jalan karena penyuluh tidak terlalu aktif padahal kendala dilapangan
yang dirasakan petani cukup banyak. Sehingga solusi satu satunya dari
petani jika tidak gagal panen maka meningkatkan dosis pestisida dan
terkadang petani pun sering salah kaprah penyebab padi bermasalah
sehingga menyebabkan gagal panen karna asal membeli obat penyakit
karena tidak sesuai dengan penyakit padi tersebut.
Dari masalah petani dilapangan petani pernah mengalami gagal panen 30-
50% dari lahannya dikarenakan hama kepik tanah.
Pemupukan tanaman padi dilakukan 2 kali di awal dan di akhir tahap
pembungaan menggunakan pupuk an organic yaitu NPK, bahkan takaran
dosis yang diberikan petani hanya bermodalkan takaran mereka sendiri
tanpa bimbingan penyuluh.untuk 4 petakan sawah petani menghabiskan
35-40 kg UREA. Jika untuk meningkatkan produksi padi petani hanya
memberikan pupuk UREA saja.
Kondisi tanah lahan sawah petani masih terlihat seperti rawa namun
produksi padinya cukup baik, dimana untuk meningkatkan kesuburan
tanahnya petani hanya mencampurkan jerami padi sebelumnya untuk
dijadikan pupuk organik di lahan agar subur. Tidak ada perlakuan ukur PH
ataupun kesuburan tanahnya.
Selama menjadi petani padi para petani akui memang membantu mereka
sedikit demi sedikit dalam ekonomi namun tidak selalu juga, karena hasil
panen yang di dapat kadang tidak sebanding dengan usaha dan tenaga yang
petani berikan. Mulai dari pengolahan lahan sampai ke perawatan tanaman
petani lakukan sendiri per lahannya. Belum lagi masalah hama yang
memang menjadi masalah utama disana ada keong dan kepinding tanah.
Harapan dari petani semoga pemerintah dan penyuluh membantu
mengembangkan lahan kecil mereka sehingga produksinya kembali
meningkat dan kesuburan tanahnya menjadi lebih baik lagi sehingga dapat
memerbaiki kondisi perekonomian petani kecil.
dokumentasi: dengan kedua narasumber.

Anda mungkin juga menyukai