Anda di halaman 1dari 8

Pengertian Laju Reaksi

Untuk memahami pengertian laju reaksi kalian dapat membayangkan kayu


kering jika dibakar, apa yang bisa kalian amati dari pembakaran tersebut ?
Coba sebutkan apa saja yang bisa diamati ? yaitu
1. Kayunya terbakar jadi arang
2. Adanya asap ( partikel partikel bentuk gas )
3. Sesuatu yang belum pernah kalian terpikirkan di jadikan masalah
dalam pengamatan, padahal kalian tahu sebenarnya. Apa itu ?
Yaitu jumlah zat kayu yang terbakar semakin lama semakin berkuran (
zat Reaktan ) sedangkan zat hasil pembakaran/ arang kayu / zat produk
semakin lama semakin bertambah. Oleh sebab itulah dalam rumus laju
reaksi nanti, zat-zat reaktan/ bereaksi di beri tanda ( - ) negative yang
mengandung makna jumlah zat tersebut setiap detiknya terus
berkurang. Dan sebalikanya untuk zat produk/hasil reaksi setiap
detiknya terus bertambah, maka di beri tanda (+) positif.

Laju reaksi atau kecepatan reaksi yaitu menyatakan banyaknya mol zat yang
bereaksi yang berlangsung per satuan waktu. Sehingga dapat di rumuskan :

V= atau V =

Berdasarkan pengertian diatas kita misalkan dalam suatu persamaan reaksi


kimia jika zat A di reaksikan dengan zat B menghasilkan C dan D. reaksinya :

aA + bB  cC + dD

a, b, c, dan d adalah koefisien reaksi, dan A, B, C, dan D adalah zat-zat yang


terlibat dalam reaksi, [A], [B], [C], dan [D] menyatakan konsentrasi zat-zat
tersebut. Untuk menyatakan Laju reaksi masing-masing zat dapat dirumuskan
sebagai berikut.

Untuk menghitung laju reaksi Zat [A] , zat [B], [C] dan [D] adalah :

V=

V=

V=
V=

NB : tanda (+) dan (-) dalam rumus hanya sebatas menyatakan zat tersebut
setiap saat bertambah atau berkurang. Bukan harga negative atau positip
seprti hitungan di Bab termokimia.

Contoh soal 1.

Kedalam ruang yang volumenya 2 liter, dimasukkan 4 mol gas HI yang


kemudian terurai menjadi gas H2 dan I2. Setelah 5 detik, dalam ruang tersebut
terdapat 1 mol gas H2.
Tentukan:
a) laju reaksi pembentukan gas H2
b) laju reaksi pembentukan gas I2
c) Laju reaksi peruraian gas HI
Pembahasan
Tulis reaksi yang terjadi lebih dahulu yaitu penguraian HI
HI  H2 + I2 ( setarakan )
2HI  H2 + I2
Perbandingan : 2 : 1 : 1
Cari mol zat yang bereaksi, ternyata setelah 5 dt terdapat zat H2 sebanyak 1
mol. Maka melalui gas H2 laju reaksi dapat dihitung.

a. V (H2) = = = = 0,1 M/dt

b. Berapa V (I2) = … ?
Untuk menghitung laju reaksi zat zat yang lainnya gunakan
perbandingan koefisien reaksinya yaitu : 2 : 1 : 1
perbandingan koefisien H2 : I2 = 1 : 1

Jadi, V(I2) = x V(H2) = x 0,1 = 0,1 M/dt

Klarena koefisien H2 sama dengan koifisien I2, maka laju reaksinya juga
sama.

c. V (HI) = … ?
Karena koifiennya HI dua kali lebih besardari koefisiennya H2
maka laju reaksinya HI juga 2 kali lebih besar juga. Bukti
perbandingan koefisien HI : H2 = 2 : 1
maka V(HI) = x V(H2) = x 0,1 = 0,2 M/dt.
Terbukti V H2 dua kali lebih besar dari V H2.

Faktor-Faktor yang Memengaruhi Laju Reaksi

Laju reaksi kimia dapat berubah menjadi lebih cepat ataupun lebih
lambat pada reaktan-reaktan yang sama. Perubahan ini dipengaruhi
beberapa faktor seperti konsentrasi zat pereaksi, luas permukaan
molekul zat pereaksi, suhu reaksi, dan katalisator. Berikut penjelasan
mengenai faktor-faktor yang memengaruhi laju reaksi:

Konsentrasi
Konsentrasi yang memengaruhi laju reaksi adalah jumlah mol dalam
satu liter pelarut. Satuan konsentrasi yang digunakan adalah molaritas.
Semakin besar molaritas suatu reaktan, maka akan semakin cepat laju
reaksinya berlangsung. Semakin tinggi molaritasnya berarti semakin
padat dan banyak molekul yang terkandung.

Molekul tersebut bergerak dan bertabrakan terus-menerus sehingga


reaksi akan berlangsung semakin cepat. Konsentrasi juga memengaruhi
laju reaksi dalam bentuk tingkat reaksi atau orde reaksi. Semakin tinggi
orde reaksinya, maka akan semakin cepat reaksi tersebut berlangsung.
Jika orde reaksinya nol berarti konsentrasi zat tidak memengaruhi laju
reaksi

Luas Permukaan
Luas permukaan molekul ataupun partikel reaktan sangat memengaruhi
kecepatan reaksi. Dilansir dari Encyclopaedia Britannica, bila kedua
reaktan memiliki permukaan partikel yang luas, gesekan antar partikel
yang bergerak akan lebih sering terjadi. Hal ini akan menyebabkan
reaksi berlangsung menjadi lebih cepat. Reaktan padat yang berbentuk
serbuk lebih mudah bereaksi dibandingkan dengan reaktan padat yang
berbentuk batangan.
Hal ini dikarenakan reaktan serbuk memiliki bidang sentuh yang lebih
luas dibandingkan dengan yang berbentuk batangan. Contohnya adalah
sebongkah kayu yang dipotong-potong kecil akan lebih cepat terbakar.
Namun jika sebongkah kayu tersebut langsung dibakar tanpa dipotong,
kayu akan terbakar lebih lama.
Urutan kecepatan laju reaksi berdasarkan wujud zat
Zat Cair/larutan > serbuk > Butiran> lempengan /lembaran> batang

Suhu
Suhu saat reaksi berlangsung memengaruhi seberapa cepat reaksi
berlangsung. Dilansir dari Encyclopaedia Britannica, semakin besar
suhu reaksi, maka akan semakin cepat laju reaksinya. Kenaikan suhu
menyebabkan meningkatnya energi kinetik dan membuat partikel akan
bergerak lebih cepat. Hal ini menaikan laju reaksi kimia.
Pada umumnya laju reaksi berlangsung 2 kali lebih cepat setiap
kenaikkan suhu 10 0C.

Contoh :
Suatu reaksi berlangsung 2 kali lebih cepat setiap kenaikkan suhu 10
0C. reaksi mulai berlangsung pada suhu 25 0C dengan laju reaksi 5

M/dt. Berapakah laju reaksinya jika suhu dinaikkan sampai 55 0C ?


Katalisator
Katalisator adalah zat selain reaktan yang ditambahkan pada suatu
reaksi kimia. Katalisator adalah zat kimia yang dapat mempercepat laju
reaksi tanpa terpakai dalam reaksi tersebut. Jika katalis ditambkan
pada reaktan, kedua zat tersebut bereaksi membentuk zat yang sangat
mudah bereaksi dengan zat reaktan yang lain. Inilah mengapa
katalisator dapat mempercepat suatu reaksi kimia.
Katalisator dibedakan menjadi dua, yaitu katalisator homogen dan
heterogen. Katalisator homogen adalah katalis yang memiliki fasa sama
dengan reaktannya. Jika reaktan memiliki fasa cair, maka
katalisatornya juga berfasa cair. Adapun katalisator heterogen adalah
katalisator yang fasanya berbeda dengan reaktan. Jika reaktan memiliki
fasa gas, maka katalisatornya memiliki fasa padat.
Peran katalis di dalam mempengaruhi laju reaksi terkait dengan energi
pengaktifan reaksi, Ea. Katalis yang digunakan untuk mempercepat
reaksi memberikan suatu mekanisme reaksi alternatif dengan nilai Ea
yang lebih rendah dibandingkan Ea reaksi tanpa katalis. Dengan Ea
yang lebih rendah, maka lebih banyak partikel yang memiliki energi
kinetik yang cukup untuk mengatasi halangan Ea yang rendah ini. hal
ini menyebabkan jumlah tumbukan efektif akan bertambah, sehingga
laju reaksi juga akan meningkat.

AutoKatalis
Adalah zat hasil reaksi yang berfungsi sebagai katalis. Artinya, produk
reaksi yang terbentuk akan mempercepat reaksi kimia.

Contohnya :

Reaksi antara kalium permanganat ( KMnO4 ) dengan asam oksalat (


H2C2O4 ) salah satu hasil reaksinya berupa senyawa mangan sulfat
( MnSO4 ). Semakin lama, laju reaksinya akan semakin cepat karena
MnSO4 yang terbentuk berfungsi sebagai katalis.

Teori Tumbukan
Suatu zat dapat bereaksi dengan zat lain jika partikel-partikelnya saling
bertumbukan. Tumbukan yang terjadi akan menghasilkan energi untuk
memulai terjadinya reaksi. Terjadinya tumbukan tersebut disebabkan karena
partikel-partikel zat selalu bergerak dengan arah yang tidak teratur.
Tumbukan antar partikel yang bereaksi tidak selalu menghasilkan reaksi.
Hanya tumbukan yang menghasilkan energi yang cukup serta arah tumbukan
yang tepat, yang dapat menghasilkan reaksi. Tumbukan seperti ini
disebut tumbukan yang efektif.

Jadi, laju reaksi tergantung pada 3 hal :

1. Frekuensi tumbukan
2. Energi partikel reaktan/
3. Arah tumbukan/ posisi tumbukan
o Energi minimum yang harus dimiliki oleh partikel reaktan, sehingga
menghasilkan tumbukan yang efektif disebut energi pengaktifan
atau energi aktivasi ( Ea ).
o Semua reaksi, baik eksoterm maupun endoterm memerlukan Ea.
Reaksi yang dapat berlangsung pada suhu rendah berarti memiliki
Ea yang rendah. Sebaliknya, reaksi yang dapat berlangsung pada
suhu yang tinggi, berarti memiliki Ea yang tinggi.
o Ea ditafsirkan sebagai energi penghalang ( barrier ) antara reaktan
dengan produk. Reaktan harus didorong agar dapat melewati energi
penghalang tersebut sehingga dapat berubah menjadi produk.
Soal Latihan

1. Kedalam tabung volumenya 5 liter, dimasukkan 6 mol gas NH3 yang


kemudian terurai menjadi gas N2 dan H2. Reaksi :
2NH3  N2 + 3H2. Setelah 20 detik, dalam ruang tersebut terdapat 1
mol gas H2. Tentukan:
a) laju reaksi pembentukan gas H2
b) laju reaksi pembentukan gas N2
c) Laju reaksi peruraian gas NH3
2. Dalam ruangan 5 L dicampurkan 0,6 mol HCl dengan 0,5 mol oksigen,
setelah 15 detik terbentuk 0,2 mol gas klorin. Reaksi:
4HCl + O2  2H2O + 2 Cl2

a. Berapa laju reaksi HCl


b. Berapa laju reaksi O2
c. Berapa laju reaksi H2 O
d. Berapa laju reaksi Cl2

3.

4. Setiap kenaikan suhu 15 C, laju reaksi menjadi 3 kali lebih cepat dari
semula. Jika pada suhu 250C laju reaksi berlang sung 27 detik,maka
laju reaksi pada suhu 60 0C adalah …..

Anda mungkin juga menyukai