Laju reaksi atau kecepatan reaksi yaitu menyatakan banyaknya mol zat yang
bereaksi yang berlangsung per satuan waktu. Sehingga dapat di rumuskan :
V= atau V =
aA + bB cC + dD
Untuk menghitung laju reaksi Zat [A] , zat [B], [C] dan [D] adalah :
V=
V=
V=
V=
NB : tanda (+) dan (-) dalam rumus hanya sebatas menyatakan zat tersebut
setiap saat bertambah atau berkurang. Bukan harga negative atau positip
seprti hitungan di Bab termokimia.
Contoh soal 1.
b. Berapa V (I2) = … ?
Untuk menghitung laju reaksi zat zat yang lainnya gunakan
perbandingan koefisien reaksinya yaitu : 2 : 1 : 1
perbandingan koefisien H2 : I2 = 1 : 1
Klarena koefisien H2 sama dengan koifisien I2, maka laju reaksinya juga
sama.
c. V (HI) = … ?
Karena koifiennya HI dua kali lebih besardari koefisiennya H2
maka laju reaksinya HI juga 2 kali lebih besar juga. Bukti
perbandingan koefisien HI : H2 = 2 : 1
maka V(HI) = x V(H2) = x 0,1 = 0,2 M/dt.
Terbukti V H2 dua kali lebih besar dari V H2.
Laju reaksi kimia dapat berubah menjadi lebih cepat ataupun lebih
lambat pada reaktan-reaktan yang sama. Perubahan ini dipengaruhi
beberapa faktor seperti konsentrasi zat pereaksi, luas permukaan
molekul zat pereaksi, suhu reaksi, dan katalisator. Berikut penjelasan
mengenai faktor-faktor yang memengaruhi laju reaksi:
Konsentrasi
Konsentrasi yang memengaruhi laju reaksi adalah jumlah mol dalam
satu liter pelarut. Satuan konsentrasi yang digunakan adalah molaritas.
Semakin besar molaritas suatu reaktan, maka akan semakin cepat laju
reaksinya berlangsung. Semakin tinggi molaritasnya berarti semakin
padat dan banyak molekul yang terkandung.
Luas Permukaan
Luas permukaan molekul ataupun partikel reaktan sangat memengaruhi
kecepatan reaksi. Dilansir dari Encyclopaedia Britannica, bila kedua
reaktan memiliki permukaan partikel yang luas, gesekan antar partikel
yang bergerak akan lebih sering terjadi. Hal ini akan menyebabkan
reaksi berlangsung menjadi lebih cepat. Reaktan padat yang berbentuk
serbuk lebih mudah bereaksi dibandingkan dengan reaktan padat yang
berbentuk batangan.
Hal ini dikarenakan reaktan serbuk memiliki bidang sentuh yang lebih
luas dibandingkan dengan yang berbentuk batangan. Contohnya adalah
sebongkah kayu yang dipotong-potong kecil akan lebih cepat terbakar.
Namun jika sebongkah kayu tersebut langsung dibakar tanpa dipotong,
kayu akan terbakar lebih lama.
Urutan kecepatan laju reaksi berdasarkan wujud zat
Zat Cair/larutan > serbuk > Butiran> lempengan /lembaran> batang
Suhu
Suhu saat reaksi berlangsung memengaruhi seberapa cepat reaksi
berlangsung. Dilansir dari Encyclopaedia Britannica, semakin besar
suhu reaksi, maka akan semakin cepat laju reaksinya. Kenaikan suhu
menyebabkan meningkatnya energi kinetik dan membuat partikel akan
bergerak lebih cepat. Hal ini menaikan laju reaksi kimia.
Pada umumnya laju reaksi berlangsung 2 kali lebih cepat setiap
kenaikkan suhu 10 0C.
Contoh :
Suatu reaksi berlangsung 2 kali lebih cepat setiap kenaikkan suhu 10
0C. reaksi mulai berlangsung pada suhu 25 0C dengan laju reaksi 5
AutoKatalis
Adalah zat hasil reaksi yang berfungsi sebagai katalis. Artinya, produk
reaksi yang terbentuk akan mempercepat reaksi kimia.
Contohnya :
Teori Tumbukan
Suatu zat dapat bereaksi dengan zat lain jika partikel-partikelnya saling
bertumbukan. Tumbukan yang terjadi akan menghasilkan energi untuk
memulai terjadinya reaksi. Terjadinya tumbukan tersebut disebabkan karena
partikel-partikel zat selalu bergerak dengan arah yang tidak teratur.
Tumbukan antar partikel yang bereaksi tidak selalu menghasilkan reaksi.
Hanya tumbukan yang menghasilkan energi yang cukup serta arah tumbukan
yang tepat, yang dapat menghasilkan reaksi. Tumbukan seperti ini
disebut tumbukan yang efektif.
1. Frekuensi tumbukan
2. Energi partikel reaktan/
3. Arah tumbukan/ posisi tumbukan
o Energi minimum yang harus dimiliki oleh partikel reaktan, sehingga
menghasilkan tumbukan yang efektif disebut energi pengaktifan
atau energi aktivasi ( Ea ).
o Semua reaksi, baik eksoterm maupun endoterm memerlukan Ea.
Reaksi yang dapat berlangsung pada suhu rendah berarti memiliki
Ea yang rendah. Sebaliknya, reaksi yang dapat berlangsung pada
suhu yang tinggi, berarti memiliki Ea yang tinggi.
o Ea ditafsirkan sebagai energi penghalang ( barrier ) antara reaktan
dengan produk. Reaktan harus didorong agar dapat melewati energi
penghalang tersebut sehingga dapat berubah menjadi produk.
Soal Latihan
3.
4. Setiap kenaikan suhu 15 C, laju reaksi menjadi 3 kali lebih cepat dari
semula. Jika pada suhu 250C laju reaksi berlang sung 27 detik,maka
laju reaksi pada suhu 60 0C adalah …..