Anda di halaman 1dari 32

FK UHKBPN

PROTOZOA
DEFENISI

 Jasad renik hewani yg terdiri dari satu sel


berukuran 70-80 µ

 Siklus hidup terdiri atas 2 stadium


1. Stadium trophozoit : aktif makan &
berkembang biak
2. Stadium kista : istirahat dan mempertaankan
diri
Cara reproduksi

1. Aseksual : membelah pasang atau banyak


(schizogoni)
2. Seksual : pembentukan zygot atau
conjugatio
3. Seksual dan aseksual silih berganti

Cara penularan :
1. Langsung ( tanpa tuan rumah perantara )
2. Tidak langsung ( melalui perantara )
Protozoa terdiri dari 4
kelas

1. Kelas Rhizopoda ( amoeba ), mempunyai


pseudopod
2. Kelas Mastigophora ( flagellata ),
mempunyai flagellum
3. Kelas Ciliophora ( Cilliata ), mempunyai cillia
4. Kelas Sporozoa, membentuk sejenis spora
KELAS SPOROZOA
Sub-klas Haemosporidia
HOSPES
Plasmodium mempunyai 2 hospes:
- Anopheles betina: Hospes defenitif
Karena menularkan parasit--- vektor
- Manusia: Hospes perantara

Transmisi: Injeksi sporozoit oleh Anopheles dari


kelenjar ludah ke dalam darah manusia.

 Spesies Plasmodium pada manusia


1. Plasmodium vivax
2. Plasmodium falciparum
3. Plasmodium malariae
4. Plasmodium ovale
DISTRIBUSI GEOGRAFIS

 P. vivax, P. falciparum dan P. malariae


terdapat hampir di seluruh dunia, terutama di
daerah tropik dan sub-tropik.
 Plasmodium ovale sangat jarang dijumpai,
terdapat di bagian2 dunia yg sangat
berjauhan terpisah, Afrika Barat, Amerika
Selatan, Russia, Palestina dan Irian
EPIDEMIOLOGI

Faktor Nyamuk:
 Kepadatan vektor dekat pemukiman manusia.
 Antropofilik
 Frekwensi mengisap darah
 Lamanya sporogoni
 Lamanya hidup nyamuk untuk sporogoni ke-
mudian menginfeksi jumlah yang berbeda me-
nurut spesies.
Faktor Lingkungan :
 Lingkungan fisik : suhu, kelembaban, curah hujan,
ketinggian, angin, sinar matahari, arus air dan
kadar garam.
 Lingkungan Biologik :
 Tanaman bakau, lumut, ganggang dll.
 Adanya predator : ikan kepala timah (Panchax spp.),
gambusia, nila, mujair, dll.
 Hewan ternak yang dikandangkan dekat rumah.
Lingkungan sosial budaya
 Kebiasaan berada di luar rumah sampai larut
malam
 Tingkat kesadaran masyarakat
 Kegiatan-kegiatan manusia yang mengakibatkan
perubahan lingkungan yang menguntungkan
penularan malaria.
 Peperangan.
 Pariwisata/mobilisasi manusia.
SIKLUS HIDUP
 Dalam tubuh nyamuk parasit berkembang biak
secara sexual (sporogoni)
 Sedangkan dalam tubuh manusia berkembang
biak secara aseksual ( schizogoni )
 Pada manusia daur hidup terjadi 2 fase
1. Di hati (fase jaringan/eksoeritrositik):
(i) Pre-eritrositik(ekso-eritrositik primer)
(ii) Skizogoni eksoeritrositik Sekunder
2. Eritrosit :
(i) Skizogoni eritrositik
(ii) Gametogoni :
Siklus Hidup
Skema fase jaringan

 Pada P. vivax dan P. ovale:


sporozoit  skizogoni P.E.  skizogoni E.E.

skizogoni E. Skizogoni E.

Malaria Primer Relaps


 Pada P. falciparum dan P. malariae :
sporozoit  skizogoni P.E.

skizogoni E.

Demam Primer dan


rekrudesensi (kambuh < 8mggu)
SKIZOGONI JARINGAN PADA
MALARIA
Spesies Fase pra- Besar Jumlah
eritrosit skizon merozoit
P. vivax 6-8 hari 45 mikron 10.000

P. 5,5-7 hari 60 mikron 40.000


falciparum
P. Malariae 12-16 hari 45 mikron 2.000

P. Ovale 9 hari 70 mikron 15.000


Cara infeksi

- Melalui gigitan nyamuk vektor (Anopheles


betina yang mengandung sporozoit)
- Infeksi intra uterin (malaria kongenital)
- Tranfusi
- Menggunakan jarum suntik yang
terkontaminasi dengan Plasmodium
Plasmodium pada nyamuk

Sebagian merozoit dari siklus erirosit


membentuk stadium gametosit.
Anopheles: gametosit  gamet jantan dan
betina  fertilisasi zigot  ookinet  sporozoit
Tidak semua anopheles betina
berperan sebagai vektor
Pembentukan sporozoit (Sporogoni)
berlangsung + 10 hari, tergantung
spesies

P.f P.v P.o P.m

Waktu 10 8-9 8-10 8


sporogoni
(hari)
Patologi dan gejala klinis

 Proses patologi malaria terjadi pada siklus


eritrositik.
 Gejala klinis :
 Demam periodik,
 Splenomegali, dan
 Anemia.
Demam :
 Berhubungan dengan pecahnya eritrosit yg
mengandung skizon dan keluarnya merozoit
yang masuk ke aliran darah (sporulasi)
 Tergantung kepada jumlah parasit (pyroge-nic
level, fever treshold)
 Sifat demam intermiten, remiten atau kon-tinua.
 Dimulai dengan gejala prodromal berupa lesu,
sakit kepala, anoreksia, mual dan muntah.
Trias Malaria

 Khas t.d. 3 stadium (trias malaria) :


(1) Menggigil (15 menit – 1 jam)
(2) Puncak demam (2-6 jam)
(3) Berkeringat (2-4 jam).
Anemia dan Splenomegali

 Anemia dapat terjadi akibat penghancuran


sejumlah eritrosit pd saat sporulasi, dan
adanya peningkatan phagositosis sel sel
retikuloendotel dalam limpa dan organ2 lain
di bawah kulit.
 Sel sel retikuloendotel dalam limpa
mengalami hipertropi dan hiperplasi
sehingga terjadi splenomegali.
Diagnosis

 Pemeriksaan darah tepi, 6-8 jam sesudah


demam, kadang kadang perlu berulang-
ulang
 Pemeriksaan autopsi, terutama menemukan
pigmen malaria dalam jaringan tubuh
PENGOBATAN & PENCEGAHAN

(1) Skizontosida jaringan :


(1) Skizontosida jaringan primer :
# Membasmi parasit pra-eritrositik, sehingga
mencegah masuknya parasit ke dalam eritrosit
# Sebagai profilaksis kausal.

(1) Skizontosida jaringan sekunder :


# Membasmi parasit daur ekso-eritrositik sekunder.
# Untuk pengobatan radikal sebagai anti relaps.
(2) Skizontosida Darah
# membasmi stadium eritrositik yang ber-
hubungan dengan penyakit akut disertai
gejala klinis.
# membunuh bentuk seksual eritrositik P.
vivax, P. ovale dan P. malariae
(gametosida).
(3) Gametosida
# menhancurkan bentuk seksual,
termasuk gametosit P. falciparum.
# mempengaruhi perkembangan parasit
malaria dalam nyamuk.
# juga bersifat sporontosida.
(4) SPORONTOSIDA
# Mencegah / menghambat gametosit dalam darah
tumbuh membentuk ookista dan sporozoit
dalam nyamuk Anopheles.
# Mencegah transmisi penyakit malaria.
# Anti sporogonik.
OBAT ANTI MALARIA

 9 golongan obat anti malaria :


(1) alkaloid Cinchona (kina)
(2) 8-aminokuinolin (primakuin)
(3) 9-aminoakridin (mepakrin)
(4) 4-aminokuinolin (klorokuin, amodia-
kuin)
(5) biguanid (proguanil, klorproguanil)
(6) Diamino pirimidin (pirimetamin, trimeto-
prim).
(7) Sulfon & sulfonamid (sulfadoksin)
(8) Antibiotika (tetrasiklin, doksisiklin, mino-
siklin, klindamisin)
(9) Kuinolin metanol dan fenantren metanol
(meflokuin).
 KEGUNAAN OBAT ANTI MALARIA :
1. Profilaksis : profilaksis kausal, profilaksis
klinis (supresif).
2. Kuratif (terapeutik)  skizontosida.
3. Pencegahan transmisi gametosida.
KLASIFIKASI BIOLOGI OBAT
ANTI MALARIA
SKIZONTOSIDA GAMETO SPORON
SIDA TOSIDA
JARINGAN DARAH
PRIME SEKUN
R DER
Proguanil Primakuin Kina Primakuin Primakuin
Pirimeta- Klorokuin Kina Proguanil
min Amodia- Klorokuin
kun Amodia-
kuin

Anda mungkin juga menyukai