pendidikan.”
oleh pihak guru sebagai pendidik, sedangkan belajar dilakukan oleh peserta didik
atau murid. Dalam teori-teori modern kegiatan belajar mengajar harus dibangun
berdasarkan hubungan timbal balik antara guru dan siswa, yakni kedua belah pihak
berperan dan berbuat baik secara aktif di dalam suatu kerangka kerja (frame work)
dan dengan menggunakan cara dan kerangka berpikir (frame of reference) yang
Guru merupakan faktor stategik lain yang mempunyai pengaruh nyata terhadap
keberhasilan proses belajar mengajar. Begitu pentingnya kedudukan guru sebagai
faktor strategi belajar mengajar, sehingga strategi belajar mengajar dapat
dibataskan sebagai usaha meningkatkan daya guna interaksi guru dan siswa. Guru
mempunyai kuasa yang besar untuk menetapkan bagaimana proses belajar
mengajar itu dilaksanakan. Guru merupakan titik sentral dan kunci proses belajar
mengajar yang menentukan pola membentuk lingkungan, menetapkan tujuan, dan
menyusun bahan, dan penilaian proses belajar mengajar. Proses belajar mengajar
2
itu pada hakekatnya ada di tangan guru. Kekuasaan di tangan itu tentu saja harus
dipergunakan demi kepentingan siswa
Seorang guru harus bisa mengembangkan individu siswa yang terus berusaha
terjadinya proses pengalaman belajar (learning experiences) pada diri siswa, dengan
guru harus bisa menetapkan apa yang harus dilakukan dalam kegiatan proses belajar
mengajar sehingga tujuan yang diharapkan tercapai setelah diadakan kegiatan belajar
mengajar.
perhatian dan kesabaran karena pembelajaran yang efektif dan efisien diperlukan
pengorbanan, ini merupakan sikap dasar dari pembelajaran. Guru yang baik harus
bisa mengetahui seberapa jauh hasil yang harus dicapai siswa sehingga keberhasilan
siswa dapat didemonstrasikan dalam bentuk perilaku belajar seperti diantaranya nilai
tes menunjukkan tingkat pencapaian yang tinggi. Namun dalam pembelajaran sering
ditemui kendala yang sangat berarti, baik yang berhubungan dengan guru maupun
siswa. Sehingga apabila kendala tersebut tidak segera diatasi akan menimbulkan
3
disampaikan guru tidak tercapai sebab siswa tidak menguasai materi pembelajaran
tersebut yang pada akhirnya pembelajaran hasilnya tidak sesuai apa yang diharapkan.
Seperti halnya dalam kebugaran jasmani yang pernah dilakukan di SMK Kesehatan
kekuatan (push-up), di mana hanya 50% siswa yang mengalami tuntas dalam
bahwa tingkat keberhasilan dapat dikatakan tuntas apabila siswa menguasai bahan
pelajaran yang diajarkan lebih dari 75%, dan kriteria ketuntasan minimal (KKM)
Mengacu pada uraian latar belakang dan permasalahan yang dihadapi oleh
AUDIO
B. Rumusan Masalah
sebagai berikut :
4
2. Bagaimana melaksanakan upaya meningkatkan pembelajaran Push up melalui
C. Tujuan Penelitian
a. Tujuan Umum
b. Tujuan Khusus
Bunda .
5
3. Untuk mengetahui hambatan-hambatan apa saja yang terjadi dalam
D. Kegunaan Penelitian
Penulis merasa yakin bahwa masalah di atas penting untuk diteliti terutama
ditinjau dari segi kegunaanya yang akan berpengaruh pada peningkatan pembelajaran
Push up melalui media audio visual . Maka manfaat penelitian yang dapat diambil
1. Kegunaan Teoritis :
b. Sebagai bahan bacaan bagi pembaca yang meneliti hal-hal yang ada relevansinya
2. Kegunaan Praktis
6
a. Penelitian ini dapat digunakan sebagai masukan bagi para guru penjas dalam
b. Hasil penelitian ini dapat dijadikan acuan dalam proses pembelajaran untuk
7
BAB II
LANDASAN TEORI
Pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan merupakan satu mata ajar yang
diberikan di suatu jenjang sekolah tertentu yang merupakan salah satu bagian dari
pendidikan keseluruhan yang mengutamakan aktivitas jasmani dan pembinaan hidup
sehat untuk bertumbuh dan perkembangan jasmani, mental, sosial dan emosional
yang serasi, selaras dan seimbang (Depdiknas, 2006:131).
Menurut Sukintaka (2000:2), pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan
merupakan bagian integral dari pendidikan total yang mencoba mencapai tujuan
mengembangkan kebugaran jasmani, mental, sosial, serta emosional bagi
masyarakat dengan wahana aktivitas jasmani.
Sedangkan menurut Menurut Suryobroto (2004:8), tujuan pendidikan jasmani
adalah untuk pembentukan anak, yaitu sikap atau nilai, kecerdasan, fisik, dan
keterampilan (psikomotorik), sehingga peserta didik akan dewasa dan mandiri, yang
nantinya dapat digunakan dalam kehidupan sehari-hari.
Dari ke tiga definisi di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa tanggung
pendidikan jasmani merupakan sebuah kemampuan fisik seseorang dalam
menyesuaikan terhadap suatu beban fisik. Maka dengan kebugaran jasmani banyak
aspek yang dapat dicapai tidak semata-mata pencapaian kondisi fisik yang baik
namun memiliki point penting bahwa dengan pendidikan jasmani dapat
meningkatkan karakteristik seseorang dengan menumbuhkan sikap mental yang
baik khususnya rasa tanggung jawab terhadap sesuatu yang sudah menjadi kewajiban
ditandai dengan meningkatnya perkembangan mental seseorang.
Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan menurut BSNP (2006 : 703)
bertujuan agar peserta didik memiliki kemampuan sebagai berikut :
a. Mengembangkan keterampilan pengelolaan diri dalam upaya
8
pengembangan dan pemeliharaan kebugaran jasmani serta pola hidup sehat
melalui berbagai aktivitas jasmani dan olahraga yang terpilih.
b. Meningkatkan pertumbuhan fisik dan pengembangan psikis yang lebih baik.
c. Meningkatkan kemampuan dan keterampilan gerak dasar
d. Meletakkan landasan karakter moral yang kuat melalui internalisasi nilai-
nilai yang terkandung di dalam pendidikan jasmani, olahraga dan kesehatan
e. Mengembangkan sikap sportif, jujur, disiplin, bertanggungjawab, kerjasama,
percaya diri dan demokratis
f. Mengembangkan keterampilan untuk menjaga keselamatan diri sendiri,
orang lain dan lingkungan
g. Memahami konsep aktivitas jasmani dan olahraga di lingkungan yang bersih
sebagai informasi untuk mencapai pertumbuhan fisik yang sempurna, pola
hidup sehat dan kebugaran, terampil, serta memiliki sikap yang positif.
2. Kekuatan Otot
Kekuatan adalah kemampuan otot untuk membangkitkan tegangan
terhadap suatu tahanan. Artinya, otot berkontraksi untuk mendorong,
mengangkat atau menarik tahanan dari beban.
Kekuatan otot dibedakan berdasarkan tipe kontraksinya, yaitu sebagai berikut:
a. Kontraksi Isometrik: Kontraksi otot tanpa disertai perubahan otot secara
nyata (dapat dilihat), tidak terdapat perubahan pada otot, bentuk
memanjang maupun memendek. Beberapa contoh gerakannya adalah
mendorong, mengangkat dan menarik benda yang tidak dapat digerakkan,
misalnya dinding, besi yang tertanam, dan lain-lain.
b. Kontraksi Isotonik: Kontraksi ini ditunjukkan dengan adanya pergerakan
dari anggota tubuh disertai perubahan otot, baik memanjang atau
memendek. Beberapa contoh gerakannya adalah mengangkat tubuh
dengan sit-up, mendorong dengan push-up dan lainnya.
c. Kontraksi Isokinetik: Kontraksi ini merupakan kombinasi antara kontraksi
isometrik dan isotonik. Kontraksi ini dinilai efektif karena dalam
9
pelaksanaannya terdapat tahanan otot dari awal kontraksi hingga kontraksi
penuh dengan perubahan panjang pendeknya otot. Contoh gerakannya adalah
gerak mendorong mobil. Pada gerak awal, otot mengalami perubahan panjang
otot karena berat mobil yang cukup besar. Lalu, terjadi perubahan panjang otot
pada saat lengan mulai diluruskan, bersamaan dengan mobil yang mulai sedikit
bergerak.
3. Push up
yang dipergunakan dalam penelitian ini, maka penulis perlu untuk memberikan
10
2. Pembelajaran, Sagala (2008:61) dijelaskan Pembelajaran ialah membelajarkan
4. Push up adalah suatu jenis senam kekuatan yang berfungsi untuk menguatkan otot
bisep maupun trisep. Posisi awal tidur tengkurap dengan tangan di sisi kanan kiri
badan. Kemudian badan didorong ke atas dengan kekuatan tangan. Posisi kaki dan
badan tetap lurus atau tegap. Setelah itu, badan diturunkan dengan tetap menjaga
kondisi badan dan kaki tetap lurus. Badan turun tanpa menyentuh lantai atau
tanah. Naik lagi dan dilakukan secara berulang. Kegiatan ini dapat
dikombinasikan dengan:
11
Menurut Wina Sanjaya (2010) media audio visual yaitu jenis media yang selain
mengandung unsur suara juga mengandung unsur gambar yang bisa dilihat, misalnya
rekaman video, film, slide suara, dan lain sebagainya. Kemampuan media ini
dianggap lebih baik dan menarik.
Media audio visual terdiri atas audio visual diam, yaitu media yang
menampilkan suara dan gambar diam seperti film bingkai suara (sound slide),
film rangkai suara. Audio visual gerak, yaitu media yang dapat menampilkan
unsur suara dan gambar yang bergerak seperti film suara dan video cassette. Dan
dilihat dari segi keadaannya, media audio visual dibagi menjadi audio visual
murni yaitu unsur suara maupun unsur gambar berasal dari suatu sumber seperti
film audio cassette. Sedangkan audio visual tidak murni yaitu unsur suara dan
gambarnya berasal dari sumber yang berbeda, misalnya film bingkai suara yang
unsur gambarnya bersumber dari slide proyektor dan unsur suaranya berasal dari
tape recorder. Dalam hal ini, media audio visual yang digunakan yaitu film atau
video. Video sebenarnya berasal dari bahasa Latin, video-vidi-visum yang artinya
melihat (mempunyai daya penglihatan); dapat melihat (K. Prent dkk., Kamus
Latin-Indonesia, 1969: 926).
Kamus Besar Bahasa Indonesia (1995: 1119) mengartikan video dengan:
1) bagian yang memancarkan gambar pada pesawat televisi
12
adalah gambar hidup (bergerak; motion), proses perekamannya, dan
penayangannya yang tentunya melibatkan teknologi.
Azhar Arsyad (2002) menyatakan film atau gambar hidup merupakan gambar-
gambar dalam frame dimana frame demi frame diproyeksikan melalui lensa
proyektor secara mekanis sehingga pada layar terlihat gambar itu hidup. Film
bergerak dengan
cepat dan bergantian sehingga memberikan visual yang kontinu. Sama halnya
dengan film, video dapat menggambarkan suatu objek yang bergerak bersama-sama
dengan suara alamiah atau suara yang sesuai. Kemampuan film dan video
melukiskan gambar hidup dan suara memberinya daya tarik sendiri. Kedua jenis
media ini pada umumnya digunakan untuk tujuan-tujuan hiburan, dokumentasi, dan
pendidikan. Mereka dapat menyajikan informasi, memaparkan proses, menjelaskan
konsep-konsep yang rumit, mengajarkan keterampilan, menyingkat atau
memperpanjang waktu dan mempengaruhi sikap.
4. Hipotesis Tindakan
sebagai berikut :
13
melalui media audio visual pada siswa kelas X di SMK Kesehatan Harapan
Bunda..”
14
BAB III
METODE PENELITIAN
media audio visual . Masalah ini ada hubungannya dengan tingkat kebugaran,
teknik latihan yang kurang sehingga perlu ada usaha untuk memperbaikinya.
mengatasinya.
2. Rencana Tindakan
15
Prosedur penelitian tindakan kelas ini terdiri dari beberapa siklus. Tiap siklus
dilaksanakan sesuai dengan perubahan yang ingin di capai, seperti yang sudah
didesain dalam faktor yang diselidiki. Untuk melihat kemampuan awal dalam push
up, siswa diberikan latihan tanpa petunjuk teknis dari guru, hal tersebut sebagai
yang tepat yang akan diberikan dalam rangka meningkatkan kemampuan maksimal
Dari evaluasi dan observasi awal, maka dalam refleksi ditetapkan bahwa
refleksi awal yang digunakan sebagai tolak ukur, maka dilaksanakanlah PTK
I. Perencanaan (Planning)
III. Observasi
Lebih rinci prosedur penelitian untuk siklus pertama dapat diuraikan sebagai berikut :
a. Perencanaan (Planning)
Adapun kegiatan yang dilakukan dalam perencanaan ini adalah sebagai berikut :
16
2) Membuat lembaran observasi untuk melihat bagaimana kondisi belajar
kemampuan siswa?
pembelajaran yang telah disusun dengan baik. Pelaksanaan tindakan yang meliputi
tindakan yang telah direncanakan, dilaksanakan dalam situasi yang aktual. Pada saat
bersamaan kegiatan ini juga disertai dengan kegiatan observasi dan interprestasi serta
diikuti dengan kegiatan refleksi. Langkah-langkah yang dilakukan dalam tahap ini
sebagai berikut :
pembelajaran./
2) Melaksanakan tes untuk melihat kemampuan awal dari kompetensi dasar yang
diharapkan.
17
c. Observasi (Observation)
mitra peneliti bertindak sebagai observer, untuk mencatat segala temuan dalam
4. Refleksi (Reflection)
Hasil yang didapatkan dari observasi dikumpulkan untuk dianalisis, dari hasil ini
guru dapat merefleksi (berkaca dari kegiatan yang telah dilakukan) apakah
serta membatu kelancaran dan menarik perhatian siswa. Di samping data hasil
observasi, dipergunakan pula jurnal/temuan lapangan yang dibuat guru pada saat
selesai melaksanakan kegiatan pengajaran. Data dari jurnal dapat juga digunakan
Hasil analisa yang dilaksanakan dalam tahap ini dapat dipergunakan sebagai acuan
5. Re-Planning
dan siswa, maka dari data-data yang telah dikumpulkan dianalisis bersama-sama
dengan mitra peneliti untuk mencari keabsahan data sehingga dapat jadikan refleksi
18
c. Mempersiapkam instrumen untuk merekam dan menganalisa data mengenai
keterlaksanaan rancangan.
Adapun alur pelaksanaan tindakan kelas yang akan dilaksanakan adalah sebagai
berikut
Perencanaan
Observasi
:
Perencanaan
Observasi
?
Model Spiral dari Kemmis dan Taggart (1998)
Siklus I
19
a. Setelah didapatkan gambaran tentang kemampuan awal siswa, menyangkut
aktifitas pembelajaran mulai dari awal sampai selesai tentang pembelajaran Push
up melalui media audio visual , maka hasil belajar yang telah berlangsung
upaya perbaikannya.
Siklus II
20
d.Melakukan wawancara terhadap siswa mengenai hambatan-hambatan dan upaya
perbaikannya.
e. Melakukan evaluasi hasil belajar dengan push up di mana siswa diberikan 10 kali
f.Refleksi 2 diperlukan variasi latihan dan media baru supaya pembelajaran lebih
a) Sumber Data : yang menjadi data dalam penelitian ini adalah siswa dan guru.
b) Jenis Data : Jenis data yang didapat adalah data kualitatif yang terdiri dari :
21
d) Data tentang keterkaitan antara perencanaan dengan pelaksanaan didapat dari
2. Analisa Data
Dalam penelitian tindakan kelas, analisis data dilakukan sejak awal penelitian,
pada setiap aspek kegiatan penelitian. Peneliti juga dapat langsung menganalisis apa
yang diamati, situasi dan suasana kelas/lapangan, hubungan guru dengan anak didik
dan anak didik dengan teman yang lainnya. Analisis menurut Nasution dalam
Lebih lanjut analisis data menurut Patton dalam Moleong (2005:280) dikemukakan
bahwa :
Hal ini berarti bahwa peneliti akan melakukan analisis data sejak tahap orientasi
lapangan. Ini selaras dengan pendapat Miles dan Huberman (dalam Wiriaatmaja,
(2005:139) yang menyatakan “......the ideal model for data collection and analysis
is one interweaves them from the beginning” yang artinya model ideal dari
pengumpulan data dan analisis data adalah secara bergantian berlangsung sejak awal.
Pada tahap ini data ditelaah, direnungkan, dimaknai, dan diberi penjelasan supaya
22
data yang telah didapat dicek untuk menentukan keabsahan data tersebut. Dalam
yang terjaring lewat observasi di tringulasi kepada guru dan siswa. Ini dilakukan
setelah selesai pembelajaran. Hal ini selaras dengan pernyataan Moleong, (2005:175)
dilakukan melalui tiga tahap yaitu reduksi data, paparan data, dan penyimpulan.
Paparan data adalah proses penampilan data secara lebih sederhana dalam
adalah proses pengambilan intisari dari sajian data yang telah diorganisasikan dalam
bentuk penyetaraan kalimat atau formula yang singkat dan padat tetapi mengandung
arti luas.
Tes yang digunakan adalah tes keterampilan Softball modifikasi sesuai dengan
3. Validasi data
Teknik validasi data yang digunakan dalam penelitian ini adalah triangulasi,
23
triangulasi dalam penelitian ini dilakukan melalui mitra peneliti yaitu kepala sekolah,
Audit trail yaitu memeriksa hasil penelitian beserta prosedur dan metode
diperiksa dalam tahap cheklist dengan sumber-sumber data. Hal ini dilakukan oleh
pada pembimbing.
peneliti kepada pakar yang profesional dalam bidang ini. Dalam hal ini penulis
tanggapan dan arahan serta masukan sehingga validasi temuan penelitian dapat
keseluruhan hasil penelitian yang dilakukan pada setiap akhir siklus sehinga dapat
24
4, Instrumen penelitian
2. Posisi anggota badan dari kepala, punggung sampai tumit kaki lurus
3. Pandangan kelantai
3. Jaga anggota badan seperti dada, perut, paha tidak menyentuh lantai
-Skor 3: jika peserta didik mampu melakukan tiga gerak spesifik posisi awal push up
- Skor 2: jika peserta didik mampu melakukan dua gerak spesifik posisi awal push up
- Skor 1: jika peserta didik mampu melakukan satu gerak spesifik posisi awal push up
- Skor 3: jika peserta didik mampu melakukan tiga gerak spesifik gerakan push up
- Skor 2: jika peserta didik mampu melakukan dua gerak spesifik gerakan push up
- Skor 1: jika peserta didik mampu melakukan satu gerak spesifik gerakan push up
25
Deskripsi Penilaian Akhir Gerakan
- Skor 3: jika peserta didik mampu melakukan tiga gerak spesifik gerakan push up
- Skor 2: jika peserta didik mampu melakukan dua gerak spesifik gerakan push up
- Skor 1: jika peserta didik mampu melakukan satu gerak spesifik gerakan push up
Skor maksimal :9
Penilaian : skor perolehan x 100
Skor maksimal
Skor total Kriteria
8–9 Baik (B)
6–7 Cukup (C)
≤5 Kurang (K)
5. Tekhnis analisis data
26
Teknik pengumpulan data yang di gunakan pada penelitian ini berupa hasil dari tes
praktik push upyang telah di lakukan dengan cara siswa mempraktikan push up dan
guru menilainya berdasarkan format atau instrument penilaian yang telah di buat
sebelumnya dengan patokan-paatokan tertentu. Berikut indikator keberhasilan
penelitian ini ditentukan oleh :
1. Hasil belajar siswa meningkat dalam pembelajaran push up dengan
menggunakan media audio visual
2. Siswa menjadi termotivasi untuk mengikuti proses pembelajaran push up
dengan menggunakan media audio visual
3. Guru mampu merencanakan dan menyajikan proses pembelajaran push up
dengan menggunakan media audio visual
4. Terjadi interaksi yang kondusif antara siswa dengan siswa, maupun guru
dengan siswa.
5. Suasana belajar mengajar menjadi lebih menyenangkan, kondusif, dan tidak
menimbulkan rasa jenuh bagi siswa.
1. Sebagian besar siswa (80%) merasa senang dan aktif dalam proses
pembelajaran push up dengan menggunakan media audio visual.
2. Hasil belajar siswa meningkat dalam pembelajaran push up dengan
menggunakan media audio visual dengan adanya peningkatan rata-rata nilai
prestasi belajar dan adanya pencapaian skor Kriteria Ketuntasan Minimal
(KKM) sebesar 70 serta 85 % dari jumlah peserta didik.
27
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
28
24 √ √ √ 7 77
ratu balqis
25 √ √ √ 5 55
Sandra Olivia
26 √ √ √ 5 55
Sifa Tri Aulia Zahra
27 √ √ √ 7 77
Siti Ninta nurarkani
28 √ √ √ 5 55
Siti Ulfiah
29 √ √ √ 5 55
Sri Nur Intan
30 √ √ √ 7 77
Syarah Amelia
31 √ √ √ 7 77
Tereza Sefty Nurherlian
32 √ √ √ 5 55
Vina Helviana
33 √ √ √ 6 66
Yolanda Stepanie Azra
34 √ √ √ 5 55
Zahra Rhienjani Khaerunisa
29
12 √ √ √ 7 77
Marya Aulia
13 √ √ √ 7 77
Melinda Ratnasari
14 √ √ √ 8 88
Memey Novia Indriyani
15 √ √ √ 8 88
Muhamad Rizky Abrianto
16 √ √ √ 7 77
Nadila 03
18 √ √ √ 6 66
Neng Aida
19 √ √ √ 6 66
Nizza Nurmaula Fahmy
20 √ √ √ 5 55
Nurdianawati Dea
21 √ √ √ 7 77
putri maharani
22 √ √ √ 5 55
Putrii Adelia
23 1 1 √ 1 √ 5 55
Rana Anggita
24 √ √ √ 7 77
ratu balqis
25 √ √ √ 7 77
Sandra Olivia
26 √ √ √ 7 77
Sifa Tri Aulia Zahra
27 √ √ √ 7 77
Siti Ninta nurarkani
28 √ √ √ 7 77
Siti Ulfiah
29 √ √ √ 7 77
Sri Nur Intan
30 √ √ √ 7 77
Syarah Amelia
31 √ √ √ 7 77
Tereza Sefty Nurherlian
32 √ √ √ 5 55
Vina Helviana
33 √ √ √ 6 66
Yolanda Stepanie Azra
34 √ √ √ 5 55
Zahra Rhienjani Khaerunisa
30
Dari hasil tes pra siklus terlihat kurang dari 80% peserta didik yang telah
didik diberikan video pembelajaran cara melakukan push up yang benar dan
pertemuan selanjutnya diadakan tes penelitian masuk pada siklus 1, dari hasil
siklus 1 tersebut bisa dilihat bahwa telah lebih dari 80% peserta didik yang
31
BAB V
A. Kesimpulan
Dari hasil penelitian yang telah dilakukan pada siswa kelas x Keperawatan
SMK Kesehatan Harapan Bunda dengan waktu penelitian 2 kali pertemuan, dapat
pembelajaran gerak push up menjadi lebih baik, ini terlihat dari hasil data tes yang
didapat
B. Saran
3. Bagi pemimpin sekolah agar memberikan kesempatan dan fasilitas bagi guru
PJOK untuk lebih banyak lagi melakukan kegiatan PTK dan publikasinya.
32
DAFTAR PUSTAKA
Baharta Dewi ( 1999 ) Kamus Umum Bahasa Indonesia. Bintang Terang 99.
Surabaya
33