Anda di halaman 1dari 33

PROPOSAL

PENELITIAN TINDAKAN KELAS


“UPAYA MENINGKATKAN HASIL KETERAMPILAN
KEBUGARAN JASMANI KOMPONEN KEKUATAN (PUSH UP)
MELALUI MEDIA AUDIO”
(Penelitian tindakan kelas pada siswa kelas X Keperawatan 3
SMK KESEHATAN HARAPAN BUNDA)

Asrul Sanjaya S.Si


Nim : 2012720062

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PROFESI GURU


PENDIDIKAN JASMANI OLAHARAGA DAN
KESEHATAN
UNIVERSITAS NEGERI JAKARTA
2020
1
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pembelajaran merupakan kegiatan yang formal yang dilakukan di sekolah.

Dalam pembelajaran ini terjadi kegiatan belajar mengajar. Sagala (2008:61)

menjelaskan bahwa “Pembelajaran ialah membelajarkan siswa menggunakan asas

pendidikan maupun teori belajar merupakan penentu utama keberhasilan

pendidikan.”

Pembelajaran merupakan proses komunikasi dua arah, mengajar dilakukan

oleh pihak guru sebagai pendidik, sedangkan belajar dilakukan oleh peserta didik

atau murid. Dalam teori-teori modern kegiatan belajar mengajar harus dibangun

berdasarkan hubungan timbal balik antara guru dan siswa, yakni kedua belah pihak

berperan dan berbuat baik secara aktif di dalam suatu kerangka kerja (frame work)

dan dengan menggunakan cara dan kerangka berpikir (frame of reference) yang

seyogianya dipahami dan disepakati bersama.

Dalam pembelajaran terdapat beberapa komponen penting di mana salah

satunya adalah guru. Menurut Supandi (1992:8):

Guru merupakan faktor stategik lain yang mempunyai pengaruh nyata terhadap
keberhasilan proses belajar mengajar. Begitu pentingnya kedudukan guru sebagai
faktor strategi belajar mengajar, sehingga strategi belajar mengajar dapat
dibataskan sebagai usaha meningkatkan daya guna interaksi guru dan siswa. Guru
mempunyai kuasa yang besar untuk menetapkan bagaimana proses belajar
mengajar itu dilaksanakan. Guru merupakan titik sentral dan kunci proses belajar
mengajar yang menentukan pola membentuk lingkungan, menetapkan tujuan, dan
menyusun bahan, dan penilaian proses belajar mengajar. Proses belajar mengajar

2
itu pada hakekatnya ada di tangan guru. Kekuasaan di tangan itu tentu saja harus
dipergunakan demi kepentingan siswa

Seorang guru harus bisa mengembangkan individu siswa yang terus berusaha

mengembangkan dirinya seoptimal mungkin melalui berbagai kegiatan belajar untuk

mencapai tujuannya sesuai dengan tahapan perkembangan yang dijalaninya. Guru

merupakan orang dewasa yang karena jabatannya secara formal selalu

mengusahakan terciptanya situasi yang tepat (mengajar) sehingga memungkinkan

terjadinya proses pengalaman belajar (learning experiences) pada diri siswa, dengan

mengarahkan segala sumber (learning resources) dan menggunakan strategi belajar

mengajar (teaching-learning strategis) yang tepat (appropiate). Sebagai perencana

guru harus bisa menetapkan apa yang harus dilakukan dalam kegiatan proses belajar

mengajar sehingga tujuan yang diharapkan tercapai setelah diadakan kegiatan belajar

mengajar.

Pembelajaran di Sekolah Menengah khususnya pendidikan jasmani diperlukan

perhatian dan kesabaran karena pembelajaran yang efektif dan efisien diperlukan

pengorbanan, ini merupakan sikap dasar dari pembelajaran. Guru yang baik harus

bisa mengetahui seberapa jauh hasil yang harus dicapai siswa sehingga keberhasilan

siswa dapat didemonstrasikan dalam bentuk perilaku belajar seperti diantaranya nilai

tes menunjukkan tingkat pencapaian yang tinggi. Namun dalam pembelajaran sering

ditemui kendala yang sangat berarti, baik yang berhubungan dengan guru maupun

siswa. Sehingga apabila kendala tersebut tidak segera diatasi akan menimbulkan

dampak yang sangat buruknya, misalnya dikarenakan materi pembelajaran yang

3
disampaikan guru tidak tercapai sebab siswa tidak menguasai materi pembelajaran

tersebut yang pada akhirnya pembelajaran hasilnya tidak sesuai apa yang diharapkan.

Seperti halnya dalam kebugaran jasmani yang pernah dilakukan di SMK Kesehatan

Harapan Bunda, anak-anak banyak mengalami kesulitan khususnya dalam komponen

kekuatan (push-up), di mana hanya 50% siswa yang mengalami tuntas dalam

pembelajaran, sedangkan menurut Moh. User Usman dkk, ( 1993:8) dijelaskan

bahwa tingkat keberhasilan dapat dikatakan tuntas apabila siswa menguasai bahan

pelajaran yang diajarkan lebih dari 75%, dan kriteria ketuntasan minimal (KKM)

mata pelajaran penjas di SMK Kesehatan Harapan Bunda adalah 62.

Mengacu pada uraian latar belakang dan permasalahan yang dihadapi oleh

siswa di SMK Kesehatan Harapan Bunda, penulis tertarik untuk menindaklanjutinya

dengan mengadakan penelitian tindakan kelas (PTK), dengan fokus penelitian

“UPAYA MENINGKATKAN HASIL KETERAMPILAN KEBUGARAN

JASMANI KOMPONEN KEKUATAN (PUSH UP) MELALUI MEDIA

AUDIO

B. Rumusan Masalah

Deskripsi rumusan masalah yang akan diteliti berdasarkan identifikasi dan

pembatasan masalah penulis tuangkan ke dalam pertanyaan-pertanyaan penelitian

sebagai berikut :

1. Bagaimana meningkatkan pembelajaran push up melalui media audio visual di

SMK Kesehatan Harapan Bunda ?

4
2. Bagaimana melaksanakan upaya meningkatkan pembelajaran Push up melalui

media audio visual di SMK Kesehatan Harapan Bunda ?

3. Hambatan-hambatan apa saja yang terjadi dalam meningkatkan pembelajaran

Push up melalui media audio visual di SMK Kesehatan Harapan Bunda ?

4. Upaya-upaya apa saja yang dilakukan dalam mengatasi hambatan-hambatan yang

muncul dalam meningkatkan pembelajaran Push up melalui media audio visual

di SMK Kesehatan Harapan Bunda ?

5. Bagaimana peningkatan peningkatkan pembelajaran Push up melalui media

audio visual di SMK Kesehatan Harapan Bunda ?

C. Tujuan Penelitian

a. Tujuan Umum

Secara eksplisit penelitian ini untuk meningkatkan pembelajaran Push up

melalui media audio visual di SMK Kesehatan Harapan Bunda .

b. Tujuan Khusus

1. Untuk mengetahui bagaimana merencanakan upaya meningkatkan

pembelajaran Push up melalui media audio visual di SMK Kesehatan Harapan

Bunda .

2. Untuk mengetahui bagaimana melaksanakan pembelajaran Push up melalui

media audio visual di SMK Kesehatan Harapan Bunda.

5
3. Untuk mengetahui hambatan-hambatan apa saja yang terjadi dalam

meningkatkan pembelajaran Push up melalui media audio visual di SMK

Kesehatan Harapan Bunda.

4. Untuk mengetahui upaya-upaya apa saja yang dilakukan dalam mengatasi

hambatan-hambatan yang muncul dalam meningkatkan pembelajaran Push up

melalui media audio visual di SMK Kesehatan Harapan Bunda.

5. Untuk mengetahui peningkatan pembelajaran Push up melalui media audio

visual di SMK Kesehatan Harapan Bunda.

D. Kegunaan Penelitian

Penulis merasa yakin bahwa masalah di atas penting untuk diteliti terutama

ditinjau dari segi kegunaanya yang akan berpengaruh pada peningkatan pembelajaran

Push up melalui media audio visual . Maka manfaat penelitian yang dapat diambil

adalah sebagai berikut :

1. Kegunaan Teoritis :

a. Penelitian ini diharapkan berguna bagi penulis untuk mengetahui manfaat

pembelajaran Push up melalui media audio visual .

b. Sebagai bahan bacaan bagi pembaca yang meneliti hal-hal yang ada relevansinya

dengan masalah penelitian ini.

2. Kegunaan Praktis

6
a. Penelitian ini dapat digunakan sebagai masukan bagi para guru penjas dalam

menyusun rencana pembelajaran untuk meningkatan pembelajaran Push up

melalui media audio visual .

b. Hasil penelitian ini dapat dijadikan acuan dalam proses pembelajaran untuk

meningkatan pembelajaran Push up melalui media audio visual .

c. Penggunaan pendekatan PTK dapat dipakai sebagai alternatif pemecahan

masalah pembelajaran Push up melalui media audio visual .

7
BAB II

LANDASAN TEORI

1. Pembelajaran Pendidikan Jasmani

Pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan merupakan satu mata ajar yang
diberikan di suatu jenjang sekolah tertentu yang merupakan salah satu bagian dari
pendidikan keseluruhan yang mengutamakan aktivitas jasmani dan pembinaan hidup
sehat untuk bertumbuh dan perkembangan jasmani, mental, sosial dan emosional
yang serasi, selaras dan seimbang (Depdiknas, 2006:131).
Menurut Sukintaka (2000:2), pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan
merupakan bagian integral dari pendidikan total yang mencoba mencapai tujuan
mengembangkan kebugaran jasmani, mental, sosial, serta emosional bagi
masyarakat dengan wahana aktivitas jasmani.
Sedangkan menurut Menurut Suryobroto (2004:8), tujuan pendidikan jasmani
adalah untuk pembentukan anak, yaitu sikap atau nilai, kecerdasan, fisik, dan
keterampilan (psikomotorik), sehingga peserta didik akan dewasa dan mandiri, yang
nantinya dapat digunakan dalam kehidupan sehari-hari.
Dari ke tiga definisi di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa tanggung
pendidikan jasmani merupakan sebuah kemampuan fisik seseorang dalam
menyesuaikan terhadap suatu beban fisik. Maka dengan kebugaran jasmani banyak
aspek yang dapat dicapai tidak semata-mata pencapaian kondisi fisik yang baik
namun memiliki point penting bahwa dengan pendidikan jasmani dapat
meningkatkan karakteristik seseorang dengan menumbuhkan sikap mental yang
baik khususnya rasa tanggung jawab terhadap sesuatu yang sudah menjadi kewajiban
ditandai dengan meningkatnya perkembangan mental seseorang.
Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan menurut BSNP (2006 : 703)
bertujuan agar peserta didik memiliki kemampuan sebagai berikut :
a. Mengembangkan keterampilan pengelolaan diri dalam upaya

8
pengembangan dan pemeliharaan kebugaran jasmani serta pola hidup sehat
melalui berbagai aktivitas jasmani dan olahraga yang terpilih.
b. Meningkatkan pertumbuhan fisik dan pengembangan psikis yang lebih baik.
c. Meningkatkan kemampuan dan keterampilan gerak dasar
d. Meletakkan landasan karakter moral yang kuat melalui internalisasi nilai-
nilai yang terkandung di dalam pendidikan jasmani, olahraga dan kesehatan
e. Mengembangkan sikap sportif, jujur, disiplin, bertanggungjawab, kerjasama,
percaya diri dan demokratis
f. Mengembangkan keterampilan untuk menjaga keselamatan diri sendiri,
orang lain dan lingkungan
g. Memahami konsep aktivitas jasmani dan olahraga di lingkungan yang bersih
sebagai informasi untuk mencapai pertumbuhan fisik yang sempurna, pola
hidup sehat dan kebugaran, terampil, serta memiliki sikap yang positif.

2. Kekuatan Otot
Kekuatan adalah kemampuan otot untuk membangkitkan tegangan
terhadap suatu tahanan. Artinya, otot berkontraksi untuk mendorong,
mengangkat atau menarik tahanan dari beban.
Kekuatan otot dibedakan berdasarkan tipe kontraksinya, yaitu sebagai berikut:
a. Kontraksi Isometrik: Kontraksi otot tanpa disertai perubahan otot secara
nyata (dapat dilihat), tidak terdapat perubahan pada otot, bentuk
memanjang maupun memendek. Beberapa contoh gerakannya adalah
mendorong, mengangkat dan menarik benda yang tidak dapat digerakkan,
misalnya dinding, besi yang tertanam, dan lain-lain.
b. Kontraksi Isotonik: Kontraksi ini ditunjukkan dengan adanya pergerakan
dari anggota tubuh disertai perubahan otot, baik memanjang atau
memendek. Beberapa contoh gerakannya adalah mengangkat tubuh
dengan sit-up, mendorong dengan push-up dan lainnya.
c. Kontraksi Isokinetik: Kontraksi ini merupakan kombinasi antara kontraksi
isometrik dan isotonik. Kontraksi ini dinilai efektif karena dalam

9
pelaksanaannya terdapat tahanan otot dari awal kontraksi hingga kontraksi
penuh dengan perubahan panjang pendeknya otot. Contoh gerakannya adalah
gerak mendorong mobil. Pada gerak awal, otot mengalami perubahan panjang
otot karena berat mobil yang cukup besar. Lalu, terjadi perubahan panjang otot
pada saat lengan mulai diluruskan, bersamaan dengan mobil yang mulai sedikit
bergerak.

3. Push up

Push up adalah suatu jenis senam kekuatan yang berfungsi untuk


menguatkan otot bisep maupun trisep. Posisi awal tidur tengkurap dengan tangan di
sisi kanan kiri badan. Kemudian badan didorong ke atas dengan kekuatan tangan.
Posisi kaki dan badan tetap lurus atau tegap. Setelah itu, badan diturunkan dengan
tetap menjaga kondisi badan dan kaki tetap lurus. Badan turun tanpa menyentuh
lantai atau tanah. Naik lagi dan dilakukan secara berulang. Kegiatan ini dapat
dikombinasikan dengan:

1. mengubah jarak telapak tangan


2. bentuk tangan yang menyentuh lantai: membuka, mengepal, menggunakan
jari, atau punggung tangan
3. mengubah jarak antar kaki
4. mengubah ketinggian letak kaki: dengan menggunakan kursi atau kaki yang
satu ditindihkan ke kaki yang lain
5. mengubah jumlah tangan yang digunakan: satu tangan atau dua tangan
Untuk mempermudah serta menghindari salah penafsiran terhadap istilah

yang dipergunakan dalam penelitian ini, maka penulis perlu untuk memberikan

definisi dalam judul penelitian sebagai berikut :

1. Upaya, menurut Poerwadarminta (1984 : 1132) yaitu “Usaha (syarat) untuk

menyampaikan sesuatu maksud”.

10
2. Pembelajaran, Sagala (2008:61) dijelaskan Pembelajaran ialah membelajarkan

siswa menggunakan asas pendidikan maupun teori belajar merupakan penentu

utama keberhasilan pendidikan.

3. Kebugaran jasmani merupakan keadaan tubuh yang mampu melaksanakan


aktivitas setiap hari dengan baik tanpa mengalami kelelahan yang berarti. Artinya,
seseorang dengan kebugaran jasmani yang baik akan mampu beraktivitas fisik
tanpa mengalami kelelahan yang berlebihan setelah menyelesaikan aktivitas.
Kebugaran jasmani yang dimiliki seseorang akan memberikan pengaruh terhadap
kinerja dan akan memberikan dukungan yang positif terhadap aktivitas lainnya.
Contohnya, seorang siswa dengan kebugaran jasmani yang baik selalu bersemnagat
dan tidak akan mudah lelah mengikuti kegiatan belajar di sekolah. Hal ini tentu
akan memberikan kontribusi baik terhadap prestasi belajarnya.
Kebugaran jasmani yang tinggi tidak akan didapat begitu saja, tetapi harus melalui
latihan yang menunjang peningkatan kebugaran jasmani tersebut. Dengan latihan
yang teratur dan berkesinambungan, derajat kebugaran yang diinginkan tentu
dapat dicapai.

4. Push up adalah suatu jenis senam kekuatan yang berfungsi untuk menguatkan otot
bisep maupun trisep. Posisi awal tidur tengkurap dengan tangan di sisi kanan kiri
badan. Kemudian badan didorong ke atas dengan kekuatan tangan. Posisi kaki dan
badan tetap lurus atau tegap. Setelah itu, badan diturunkan dengan tetap menjaga
kondisi badan dan kaki tetap lurus. Badan turun tanpa menyentuh lantai atau
tanah. Naik lagi dan dilakukan secara berulang. Kegiatan ini dapat
dikombinasikan dengan:

 mengubah jarak telapak tangan


 bentuk tangan yang menyentuh lantai: membuka, mengepal, menggunakan
jari, atau punggung tangan
 mengubah jarak antar kaki
 mengubah ketinggian letak kaki: dengan menggunakan kursi atau kaki
yang satu ditindihkan ke kaki yang lain
 mengubah jumlah tangan yang digunakan: satu tangan atau dua tangan

5. Media audio visual

11
Menurut Wina Sanjaya (2010) media audio visual yaitu jenis media yang selain
mengandung unsur suara juga mengandung unsur gambar yang bisa dilihat, misalnya
rekaman video, film, slide suara, dan lain sebagainya. Kemampuan media ini
dianggap lebih baik dan menarik.

Media audio visual terdiri atas audio visual diam, yaitu media yang
menampilkan suara dan gambar diam seperti film bingkai suara (sound slide),
film rangkai suara. Audio visual gerak, yaitu media yang dapat menampilkan
unsur suara dan gambar yang bergerak seperti film suara dan video cassette. Dan
dilihat dari segi keadaannya, media audio visual dibagi menjadi audio visual
murni yaitu unsur suara maupun unsur gambar berasal dari suatu sumber seperti
film audio cassette. Sedangkan audio visual tidak murni yaitu unsur suara dan
gambarnya berasal dari sumber yang berbeda, misalnya film bingkai suara yang
unsur gambarnya bersumber dari slide proyektor dan unsur suaranya berasal dari
tape recorder. Dalam hal ini, media audio visual yang digunakan yaitu film atau
video. Video sebenarnya berasal dari bahasa Latin, video-vidi-visum yang artinya
melihat (mempunyai daya penglihatan); dapat melihat (K. Prent dkk., Kamus
Latin-Indonesia, 1969: 926).
Kamus Besar Bahasa Indonesia (1995: 1119) mengartikan video dengan:
1) bagian yang memancarkan gambar pada pesawat televisi

2) rekaman gambar hidup untuk ditayangkan pada pesawat televisi.

Senada dengan itu, Peter Salim dalam The Contemporary English-Indonesian


Dictionary (1996:2230) memaknainya dengan sesuatu yang berkenaan dengan
penerimaan dan pemancaran gambar. Tidak jauh berbeda dengan dua definisi
tersebut, Smaldino (2008: 374) mengartikannya dengan “The storage of visuals
and their display on television-type screen” (penyimpanan/perekaman gambar dan
penanyangannya pada layar televisi). Dari beberapa definisi di atas, dapat
disimpulkan bahwa video itu berkenaan dengan apa yang dapat dilihat, utamanya

12
adalah gambar hidup (bergerak; motion), proses perekamannya, dan
penayangannya yang tentunya melibatkan teknologi.
Azhar Arsyad (2002) menyatakan film atau gambar hidup merupakan gambar-
gambar dalam frame dimana frame demi frame diproyeksikan melalui lensa
proyektor secara mekanis sehingga pada layar terlihat gambar itu hidup. Film
bergerak dengan
cepat dan bergantian sehingga memberikan visual yang kontinu. Sama halnya
dengan film, video dapat menggambarkan suatu objek yang bergerak bersama-sama
dengan suara alamiah atau suara yang sesuai. Kemampuan film dan video
melukiskan gambar hidup dan suara memberinya daya tarik sendiri. Kedua jenis
media ini pada umumnya digunakan untuk tujuan-tujuan hiburan, dokumentasi, dan
pendidikan. Mereka dapat menyajikan informasi, memaparkan proses, menjelaskan
konsep-konsep yang rumit, mengajarkan keterampilan, menyingkat atau
memperpanjang waktu dan mempengaruhi sikap.

Rusman (2013: 201) mengungkapkan bahwa manfaat penggunaan


audiovisual meliputi : siswa dapat memperoleh persepsi yang sama dan benar
dalam menerima materi pelajaran. Guru membuat siswa lebih fokus pada
pembelajaran dan membantu mengigat kembali materi sehingga lebih mudah
berbagi pengetahuan dan keterampilan yang telah dipelajari.

4. Hipotesis Tindakan

Berdasarkan anggapan dasar di atas, maka hipotesis tindakan penelitian ini

sebagai berikut :

“Perlu dilaksanakannya permainan target dalam pembelajaran Push up melalui

media audio visual sebagai upaya dalam meningkatkan kemampuan Push up

13
melalui media audio visual pada siswa kelas X di SMK Kesehatan Harapan

Bunda..”

14
BAB III

METODE PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian


Tempat penelitian di SMK Kesehatan Harapan Bunda Kecamatan Cibadak
Kabupaten Sukabumi, . Waktu penelitian untuk siklus 1 dilaksanakan pada
tanggal 10 oktober 2020, sedangkan pada siklus 2 dilaksanakan pada tanggal 30
oktober 2020
B. Subjek penelitian
Subjek penelitian adalah peserta didik kelas X Keperawatan 3 SMK
Kesehatan Harapan Bunda yang terdiri dari :
Peserta didik laki-laki : 3 siswa
Peserta didik perempuan : 31 siswa
Jumlah peserta didik : 34 siswa
C. Sumber data
Data tentang kegiatan pembelajaran kebugaran jasmani komponen kekuatan
(push up) pada peserta didik
D. Prosedur penelitian
1. Faktor yang Diselidiki

a. Melihat kemampuan siswa kurang optimal dalam melakukan Push up melalui

media audio visual . Masalah ini ada hubungannya dengan tingkat kebugaran,

teknik latihan yang kurang sehingga perlu ada usaha untuk memperbaikinya.

b. Sebagian anak kurang bergairah, jenuh dan tidak bersemangat.

c. Faktor sarana yang kurang menunjang sehingga harus dicari upaya

mengatasinya.

2. Rencana Tindakan

15
Prosedur penelitian tindakan kelas ini terdiri dari beberapa siklus. Tiap siklus

dilaksanakan sesuai dengan perubahan yang ingin di capai, seperti yang sudah

didesain dalam faktor yang diselidiki. Untuk melihat kemampuan awal dalam push

up, siswa diberikan latihan tanpa petunjuk teknis dari guru, hal tersebut sebagai

bahan evaluasi. Sedangkan observasi awal dilakukan untuk mengetahui tindakan

yang tepat yang akan diberikan dalam rangka meningkatkan kemampuan maksimal

siswa dalam gerakan push up.

Dari evaluasi dan observasi awal, maka dalam refleksi ditetapkan bahwa

tindakan yang dipergunakan untuk meningkatkan kemampuan gerakan push up

memerlukan pendekatan untuk membentuk tantangan yang berbeda-beda,

keuntungan lainnya anak mengikutinya dengan kesenangan dan kegembiraan. Dari

refleksi awal yang digunakan sebagai tolak ukur, maka dilaksanakanlah PTK

(Penelitaian Tindakan Kelas) sebagai prosedur sebagai berikut :

I. Perencanaan (Planning)

II. Pelaksanaan Tindakan (Action)

III. Observasi

IV. Refleksi (Reflection) dalam setiap siklus

Lebih rinci prosedur penelitian untuk siklus pertama dapat diuraikan sebagai berikut :

a. Perencanaan (Planning)

Adapun kegiatan yang dilakukan dalam perencanaan ini adalah sebagai berikut :

1) Membuat skenario pembelajaran dengan menggunakan berbagai pola latihan

dari yang mudah ke yang sukar.

16
2) Membuat lembaran observasi untuk melihat bagaimana kondisi belajar

mengajar di lapangan ketika latihan dilaksanakan.

3) Menyiapkan alat bantu pembelajaran yang diperlukan dalam rangka

meningkatkan kemampuan melempar bola.

4) Mendesain alat evaluasi untuk melihat :

(a) Apakah pendekatan pembelajaran yang digunakan dapat meningkatkan

kemampuan siswa?

(b) Apakah pendekatan pembelajaran yang digunakan bisa membantu

kelancaran kegiatan dan menarik bagi siswa ?

b. Pelaksanaan Tindakan (Action)

Kegiatan yang dilaksanakan dalam tahap ini adalah melaksanakan skenario

pembelajaran yang telah disusun dengan baik. Pelaksanaan tindakan yang meliputi

siapa melakukan apa, kapan, di mana dan bagaimana melakukannya. Skenario

tindakan yang telah direncanakan, dilaksanakan dalam situasi yang aktual. Pada saat

bersamaan kegiatan ini juga disertai dengan kegiatan observasi dan interprestasi serta

diikuti dengan kegiatan refleksi. Langkah-langkah yang dilakukan dalam tahap ini

sebagai berikut :

1) Mengimplementasikan tujuan pembelajaran push upsebagai upaya meningkatkan

pembelajaran./

2) Melaksanakan tes untuk melihat kemampuan awal dari kompetensi dasar yang

diharapkan.

3) Menyusun rencana tindakan lanjutan sebagai upaya perbaikan l pembelajaran.

17
c. Observasi (Observation)

Selama melaksanakan tindakan pembelajaran, guru sebagai peneliti dibantu

mitra peneliti bertindak sebagai observer, untuk mencatat segala temuan dalam

pelaksanaan pembelajaran yang berhubungan dengan fokus penelitian dengan

menggunakan lembaran observasi yang telah dibuat.

4. Refleksi (Reflection)

Hasil yang didapatkan dari observasi dikumpulkan untuk dianalisis, dari hasil ini

guru dapat merefleksi (berkaca dari kegiatan yang telah dilakukan) apakah

pendekatan pembelajaran yang digunakan dapat meningkatkan kemampuan siswa

serta membatu kelancaran dan menarik perhatian siswa. Di samping data hasil

observasi, dipergunakan pula jurnal/temuan lapangan yang dibuat guru pada saat

selesai melaksanakan kegiatan pengajaran. Data dari jurnal dapat juga digunakan

sebagai acuan bagi guru untuk mengevaluasi proses pembelajaran.

Hasil analisa yang dilaksanakan dalam tahap ini dapat dipergunakan sebagai acuan

untuk merencanakan siklus berikutnya.

5. Re-Planning

Berdasarkan hasil observasi mengenai KBM di mana meliputi penampilan guru

dan siswa, maka dari data-data yang telah dikumpulkan dianalisis bersama-sama

dengan mitra peneliti untuk mencari keabsahan data sehingga dapat jadikan refleksi

untuk kegiatan selanjutnya . Re planning dalam penelitian ini adalah :

a. Membuat perbaikan skenerio pembelajaran.

b. Mempersiapkan fasilitas dan sarana pendukung yang diperlukan.

18
c. Mempersiapkam instrumen untuk merekam dan menganalisa data mengenai

proses dan hasil tindakan.

d. Melaksanakan simulasi pelaksanaan tindakan perbaikan untuk menguji

keterlaksanaan rancangan.

Adapun alur pelaksanaan tindakan kelas yang akan dilaksanakan adalah sebagai

berikut

Perencanaan

Refleksi SIKLUS I Pelaksanaan

Observasi
:

Perencanaan

Refleksi SIKLUS II Pelaksanaan

Observasi

?
Model Spiral dari Kemmis dan Taggart (1998)

Siklus I

19
a. Setelah didapatkan gambaran tentang kemampuan awal siswa, menyangkut

aktifitas pembelajaran mulai dari awal sampai selesai tentang pembelajaran Push

up melalui media audio visual , maka hasil belajar yang telah berlangsung

direfleksi, hasilnya diperlukan pendekatan pembelajaran berkelanjutan.

b.Tindakan siklus I melaksanakan pembelajaran dengan memanfaatkan sarana dan

pendekatan bermain hingga minat belajar siswa meningkat.

c. Melakukan observasi pembelajaran yang dilakukan peneliti dan mitra peneliti

terhadap aktivitas guru dan siswa.

e.Melakukan wawancara/angket terhadap siswa mengenai hambatan-hambatan dan

upaya perbaikannya.

d.Melakukan evaluasi hasil belajar dengan melempar sasaran di mana siswa

diberikan 10 kali kesempatan push up.

f. Refleksi I diperlukan variasi latihan supaya pembelajaran lebih menarik.

Siklus II

a. Penggunaan variasi pembelajaran dengan memperkecil jumlah pemain dalam

setiap kelompok Push up melalui media audio visual .

b.Tindakan siklus 2 bertujuan peningkatan pembelajaran Push up melalui media

audio visual dengan menggunakan bidang datar vertikal yang meningkat/lebih

miring dari siklus I sehingga minat belajar siswa meningkat.

c. Melakukan observasi pembelajaran yang dilakukan peneliti dan mitra peneliti

terhadap aktivitas guru dan siswa.

20
d.Melakukan wawancara terhadap siswa mengenai hambatan-hambatan dan upaya

perbaikannya.

e. Melakukan evaluasi hasil belajar dengan push up di mana siswa diberikan 10 kali

kesempatan gerakan push up.

f.Refleksi 2 diperlukan variasi latihan dan media baru supaya pembelajaran lebih

menarik, bila pada siklus ke 2 pembelajaran masih kurang memuaskan.

I. Teknik Pengumpulan Data, Analisis Data dan Validasi Data

1. Teknik Pengumpulan Data

a. Data dan Cara pengambilannya

a) Sumber Data : yang menjadi data dalam penelitian ini adalah siswa dan guru.

b) Jenis Data : Jenis data yang didapat adalah data kualitatif yang terdiri dari :

(1). Hasil pembelajaran

(2). Rencana pembelajaran

(3). Data hasil observasi terhadap pelaksanaan pembelajaran

(4). Catatan lapangan

b. Cara Pengambilan Data

a) Data hasil belajar diambil dengan memberikan tes kepada siswa

b) Data tentang situasi pembelajaran pada saat dilaksanakan tindakan diambil

dengan menggunakan lembaran observasi.

c) Data tentang refleksi diri serta perubahan-perubahan yang terjadi di kelas,

diambil dari catatan lapangan yang dibuat guru/observer.

21
d) Data tentang keterkaitan antara perencanaan dengan pelaksanaan didapat dari

rencana pembelajaran dan lembar observasi.

2. Analisa Data

Dalam penelitian tindakan kelas, analisis data dilakukan sejak awal penelitian,

pada setiap aspek kegiatan penelitian. Peneliti juga dapat langsung menganalisis apa

yang diamati, situasi dan suasana kelas/lapangan, hubungan guru dengan anak didik

dan anak didik dengan teman yang lainnya. Analisis menurut Nasution dalam

Sugiyono (2005:88) menyatakan bahwa :

Melakukan analisis adalah pekerjaan yang sulit, memerlukan kerja keras,


analisis memerlukan daya kreatif serta kemampuan intelektual yang tinggi.
Tidak ada cara tertentu yang dapat diikuti untuk mengadakan analisis, sehingga
setiap peneliti harus mencarai sendiri metode yang dirasakan cocok dengan sifat
penelitiannya. Bahan yang sama bisa diklasifikasikan lain oleh peneliti yang
berbeda.

Lebih lanjut analisis data menurut Patton dalam Moleong (2005:280) dikemukakan

bahwa :

Proses mengatur urutan data, mengorganisasikannya ke dalam suatu pola,


katagori, dan satuan uraian dasar, ia membedakannya dengan penafsiran yaitu
memberikan arti yang signifikan terhadap hasil analisis, menjelaskan pola
uraian, dan mencari hubungan di antara dimensi-dimensi uraian.

Hal ini berarti bahwa peneliti akan melakukan analisis data sejak tahap orientasi

lapangan. Ini selaras dengan pendapat Miles dan Huberman (dalam Wiriaatmaja,

(2005:139) yang menyatakan “......the ideal model for data collection and analysis

is one interweaves them from the beginning” yang artinya model ideal dari

pengumpulan data dan analisis data adalah secara bergantian berlangsung sejak awal.

Pada tahap ini data ditelaah, direnungkan, dimaknai, dan diberi penjelasan supaya

22
data yang telah didapat dicek untuk menentukan keabsahan data tersebut. Dalam

penelitian ini pengecekan keabsahan data menggunakan ketekunan pengamatan. Data

yang terjaring lewat observasi di tringulasi kepada guru dan siswa. Ini dilakukan

setelah selesai pembelajaran. Hal ini selaras dengan pernyataan Moleong, (2005:175)

yang menyatakan “Pengecekan data dalam penelitian kualitatif dapat dilakukan

dengan menggunakan beberapa teknik, misalnya ketekunan pengamatan,

perpanjangan keikutsertaan, tringulasi dan pengecekan teman sejawat”. Analisis data

dilakukan melalui tiga tahap yaitu reduksi data, paparan data, dan penyimpulan.

Reduksi data adalah proses penyederhanan yang dilakukan melalui seleksi,

pemfokusan dan pengabstraksian data mentah menjadi informasi yang bermakna.

Paparan data adalah proses penampilan data secara lebih sederhana dalam

bentuk paparan naratif, repsentasi grafik dan sebagainya. Sedangkan penyimpulan

adalah proses pengambilan intisari dari sajian data yang telah diorganisasikan dalam

bentuk penyetaraan kalimat atau formula yang singkat dan padat tetapi mengandung

arti luas.

Tes yang digunakan adalah tes keterampilan Softball modifikasi sesuai dengan

penjelasan dari Nurhasan, ( 2000:154 )

3. Validasi data

Teknik validasi data yang digunakan dalam penelitian ini adalah triangulasi,

cheklist, audit trail, dan expert opinion.

Triangulasi dilakukan dengan mengecek keabsahan data dengan sumber lain.

Tujuannya untuk memperoleh derajat kepercayaan data maksimal. Kegiatan

23
triangulasi dalam penelitian ini dilakukan melalui mitra peneliti yaitu kepala sekolah,

guru, dan siswa.

Cheklist dilakukan untuk memeriksa kebenaran antara pelaksanaan dan rencana

tindakan sehingga dengan demikian diperoleh informasi tentang seluruh tindakan

yang telah dilaksanakan beserta temuan-temuan selama dalam pelaksanaan tindakan.

Audit trail yaitu memeriksa hasil penelitian beserta prosedur dan metode

pengumpulan datanya dengan mengkonfirmasikan bukti-bukti temuan yang telah

diperiksa dalam tahap cheklist dengan sumber-sumber data. Hal ini dilakukan oleh

penulis dengan mendiskusikan kebenaran data beserta prosedur pengumpulan data

pada pembimbing.

Expert opinion yaitu pengecekan terakhir terhadap kesahihan temuan-temuan

peneliti kepada pakar yang profesional dalam bidang ini. Dalam hal ini penulis

mengkonsultasikan temuan penelitian kepada pembimbing untuk memperoleh

tanggapan dan arahan serta masukan sehingga validasi temuan penelitian dapat

dipertanggungjawabkan. Interprestasi data dilakukan berdasarkan teori dan aturan

normatif untuk memperoleh gambaran terhadap pelaksanaan pembelajaran passing

pendek melalui permainan kucing bola. Interprastasi data tersebut meliputi

keseluruhan hasil penelitian yang dilakukan pada setiap akhir siklus sehinga dapat

diperoleh generalisasi tentang manfaat pembelajaran Push up melalui media audio

visual /ketepatan target.

24
4, Instrumen penelitian

a. Sikap awal gerakan push up

1. Posisi awal telungkup diatas lantai/matras

2. Siku ditekuk dengan ketiak terbuka sedikit

3. Posisikan telapak tangan di atas matras sejajar dengan bahu

4. Posisi ujung jari kaki menempel pada matras kaki dirapatkan.

b. Sikap saat melakukan gerakan push up

1. Kedua tangan lurus

2. Posisi anggota badan dari kepala, punggung sampai tumit kaki lurus

3. Pandangan kelantai

c. Sikap akhir gerakan push up

1. Siku ditekuk dengan ketiak terbuka sedikit

2. Posisi telapak tangan diatas matras sejajar dengan bahu

3. Jaga anggota badan seperti dada, perut, paha tidak menyentuh lantai

Deskripsi Penilaian Posisi Awal Gerakan

-Skor 3: jika peserta didik mampu melakukan tiga gerak spesifik posisi awal push up

- Skor 2: jika peserta didik mampu melakukan dua gerak spesifik posisi awal push up

- Skor 1: jika peserta didik mampu melakukan satu gerak spesifik posisi awal push up

Deskripsi Penilaian Saat Gerakan

- Skor 3: jika peserta didik mampu melakukan tiga gerak spesifik gerakan push up

- Skor 2: jika peserta didik mampu melakukan dua gerak spesifik gerakan push up

- Skor 1: jika peserta didik mampu melakukan satu gerak spesifik gerakan push up

25
Deskripsi Penilaian Akhir Gerakan

- Skor 3: jika peserta didik mampu melakukan tiga gerak spesifik gerakan push up

- Skor 2: jika peserta didik mampu melakukan dua gerak spesifik gerakan push up

- Skor 1: jika peserta didik mampu melakukan satu gerak spesifik gerakan push up

Gerakan Saat gerakan Gerakan


No Nama awal akhir Total skor
1 2 3 1 2 3 1 2 3

Skor maksimal :9
Penilaian : skor perolehan x 100
Skor maksimal
Skor total Kriteria
8–9 Baik (B)
6–7 Cukup (C)
≤5 Kurang (K)
5. Tekhnis analisis data

26
Teknik pengumpulan data yang di gunakan pada penelitian ini berupa hasil dari tes
praktik push upyang telah di lakukan dengan cara siswa mempraktikan push up dan
guru menilainya berdasarkan format atau instrument penilaian yang telah di buat
sebelumnya dengan patokan-paatokan tertentu. Berikut indikator keberhasilan
penelitian ini ditentukan oleh :
1. Hasil belajar siswa meningkat dalam pembelajaran push up dengan
menggunakan media audio visual
2. Siswa menjadi termotivasi untuk mengikuti proses pembelajaran push up
dengan menggunakan media audio visual
3. Guru mampu merencanakan dan menyajikan proses pembelajaran push up
dengan menggunakan media audio visual
4. Terjadi interaksi yang kondusif antara siswa dengan siswa, maupun guru
dengan siswa.
5. Suasana belajar mengajar menjadi lebih menyenangkan, kondusif, dan tidak
menimbulkan rasa jenuh bagi siswa.

Penelitian ini dikatakan berhasil apabila :

1. Sebagian besar siswa (80%) merasa senang dan aktif dalam proses
pembelajaran push up dengan menggunakan media audio visual.
2. Hasil belajar siswa meningkat dalam pembelajaran push up dengan
menggunakan media audio visual dengan adanya peningkatan rata-rata nilai
prestasi belajar dan adanya pencapaian skor Kriteria Ketuntasan Minimal
(KKM) sebesar 70 serta 85 % dari jumlah peserta didik.

27
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Penilaian gerak push up pra siklus kelas x Keperawatan 3

Gerakan awal Saat gerakan Gerakan akhir Total Skor


No Nama
1 2 3 1 2 3 1 2 3 skor akhir
1 √ √ √ 5 55
Amila Nurul hikmah
2 √ √ √ 5 55
Anisa Listikawati
3 √ √ √ 5 55
Aulia Nur Fawziah
√ √ √ 6 66
Azzahra Nur anisa
4 √ √ √ 7 77
Dewi Desvia
5 √ √ √ 7 77
Dini Destria Hermawan
6 √ √ √ 5 55
Farha Oktaviani
7 √ √ √ 8 88
Ferdi Ardian Mulyadi
8 √ √ √ 7 77
Githa Revalina
9 √ √ √ 6 66
Hanipa Pebriyanti
10 √ √ √ 5 55
Inggit Garnasyah
11 √ √ √ 6 66
Lidya suci Meilani
12 √ √ √ 6 66
Marya Aulia
13 √ √ √ 6 66
Melinda Ratnasari
14 √ √ √ 5 55
Memey Novia Indriyani
15 √ √ √ 8 88
Muhamad Rizky Abrianto
16 √ √ √ 7 77
Nadila 03
18 √ √ √ 6 66
Neng Aida
19 √ √ √ 6 66
Nizza Nurmaula Fahmy
20 √ √ √ 5 55
Nurdianawati Dea
21 √ √ √ 7 77
putri maharani
22 √ √ √ 5 55
Putrii Adelia
23 1 1 √ 1 √ 5 55
Rana Anggita

28
24 √ √ √ 7 77
ratu balqis
25 √ √ √ 5 55
Sandra Olivia
26 √ √ √ 5 55
Sifa Tri Aulia Zahra
27 √ √ √ 7 77
Siti Ninta nurarkani
28 √ √ √ 5 55
Siti Ulfiah
29 √ √ √ 5 55
Sri Nur Intan
30 √ √ √ 7 77
Syarah Amelia
31 √ √ √ 7 77
Tereza Sefty Nurherlian
32 √ √ √ 5 55
Vina Helviana
33 √ √ √ 6 66
Yolanda Stepanie Azra
34 √ √ √ 5 55
Zahra Rhienjani Khaerunisa

Penilaian gerak push up siklus 1

Gerakan awal Saat gerakan Gerakan akhir Total Skor


No Nama
1 2 3 1 2 3 1 2 3 skor akhir
1 √ √ √ 8 88
Amila Nurul hikmah
2 √ √ √ 7 77
Anisa Listikawati
3 √ √ √ 8 88
Aulia Nur Fawziah
√ √ √ 6 66
Azzahra Nur anisa
4 √ √ √ 7 77
Dewi Desvia
5 √ √ √ 7 77
Dini Destria Hermawan
6 √ √ √ 7 77
Farha Oktaviani
7 √ √ √ 8 88
Ferdi Ardian Mulyadi
8 √ √ √ 7 77
Githa Revalina
9 √ √ √ 7 77
Hanipa Pebriyanti
10 √ √ √ 7 77
Inggit Garnasyah
11 √ √ √ 7 77
Lidya suci Meilani

29
12 √ √ √ 7 77
Marya Aulia
13 √ √ √ 7 77
Melinda Ratnasari
14 √ √ √ 8 88
Memey Novia Indriyani
15 √ √ √ 8 88
Muhamad Rizky Abrianto
16 √ √ √ 7 77
Nadila 03
18 √ √ √ 6 66
Neng Aida
19 √ √ √ 6 66
Nizza Nurmaula Fahmy
20 √ √ √ 5 55
Nurdianawati Dea
21 √ √ √ 7 77
putri maharani
22 √ √ √ 5 55
Putrii Adelia
23 1 1 √ 1 √ 5 55
Rana Anggita
24 √ √ √ 7 77
ratu balqis
25 √ √ √ 7 77
Sandra Olivia
26 √ √ √ 7 77
Sifa Tri Aulia Zahra
27 √ √ √ 7 77
Siti Ninta nurarkani
28 √ √ √ 7 77
Siti Ulfiah
29 √ √ √ 7 77
Sri Nur Intan
30 √ √ √ 7 77
Syarah Amelia
31 √ √ √ 7 77
Tereza Sefty Nurherlian
32 √ √ √ 5 55
Vina Helviana
33 √ √ √ 6 66
Yolanda Stepanie Azra
34 √ √ √ 5 55
Zahra Rhienjani Khaerunisa

B. Pembahasan hasil penelitian

30
Dari hasil tes pra siklus terlihat kurang dari 80% peserta didik yang telah

mencapai nilai kkm sehingga dilakukan penelitian masuk ke siklus 1, peserta

didik diberikan video pembelajaran cara melakukan push up yang benar dan

diberikan waktu selama 1 minggu untuk latihan dirumah kemudian pada

pertemuan selanjutnya diadakan tes penelitian masuk pada siklus 1, dari hasil

siklus 1 tersebut bisa dilihat bahwa telah lebih dari 80% peserta didik yang

mencapai kkm sehingga penelitian ini cukup sampai pada siklus 1

31
BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Dari hasil penelitian yang telah dilakukan pada siswa kelas x Keperawatan

SMK Kesehatan Harapan Bunda dengan waktu penelitian 2 kali pertemuan, dapat

disimpulkan bahwa pembelajaran dengan audio visual dapat meningkatkan

pembelajaran gerak push up menjadi lebih baik, ini terlihat dari hasil data tes yang

didapat

B. Saran

1. Bagi peserta didik perlu menambah wawasan mengenai kebugaran jasmani

komponen kekuatan gerak push up yang benar

2. Bagi perkumpulan guru PJOK agar saling berbagi informasi mengenai

tindakan reflektif yang dapat memecahkan permasalahan yang terjadi selama

proses pembelajaran daring

3. Bagi pemimpin sekolah agar memberikan kesempatan dan fasilitas bagi guru

PJOK untuk lebih banyak lagi melakukan kegiatan PTK dan publikasinya.

32
DAFTAR PUSTAKA

Arikunto. S. ( 2006 ) Penelitian Tindakan Kelas. Bumi Aksara.Bandung

C. Sarumpaet dkk, ( 1992 ) Permainan Besar. Depdikbud Dirjen Dikti Proyek

Pembinaan Tenaga Kependidikan

Baharta Dewi ( 1999 ) Kamus Umum Bahasa Indonesia. Bintang Terang 99.
Surabaya

BSNP ( 2006 ) Model Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan. Depdiknas

Centini Suci, Russel Theodra(---) Buku Pintar Softball. Inovasi Jakarta

Poerwadarminta, (1984) Kamus Umum Bahasa Indonesia, PN. Balai Pustaka


Jakarta.

Remmy Muchtar ( 1992 ) Olahraga Pilihan Softball. Depdikbud Dirjen Dikti


Proyek Pembinaan Tenaga Kependidikan

Nurhasan ( 2000 ) Tes Dan Pengukuran Pendidikan Olahraga. FPOK UPI

Moh. Uzer Usman ( 1993 ) Upaya Optimalisasi Kegiatan Belajar Mengajar, PT


Remaja Rosda Karya Bandung

Moleong Lexy J ( 2002 ) Metodologi Penelitian Kualitatif, PT Remaja Rosda Karya


Bandung

Sagala ( 2008 ) Konsep dan Makna Pembelajaran, Alfabeta Bandung

Sugiyono, ( 2005 ) Memahami Penelitian Kualitatif. CV. Alfabeta Bandung

Supandi ( 1992 ) Strategi Belajar Mengajar Pendidikan Jasmani dan Kesehatan.


Depdikbud Dirjen Dikti Proyek Pembinaan Tenaga Kependidikan

Wiriaatmadja ( 2005 ) Metode Penelitian Tindakan Kelas. PT Remaja Rosdakarya

Link youtube : https://www.youtube.com/watch?v=WB4bn32gHO0

33

Anda mungkin juga menyukai