Anda di halaman 1dari 13

Spesifikasi Teknis

SPESIFIKASI TEKNIS

PASAL 1
LINGKUP PEKERJAAN

Uraian dalam Spesifikasi Teknis ini yang menyangkut segi ruang lingkup pekerjaan untuk :
PEKERJAAN : PEMBANGUNAN PARKIRAN MOBIL DINAS
LOKASI : RSUD GAMBIRAN KOTA KEDIRI
TAHUN : 2020

PASAL 2
JENIS DAN MUTU BAHAN

a. Jenis dan bahan yang akan digunakan harus memenuhi syarat standart yang berlaku di Indonesia dan
peraturan yang ditentukan oleh ketentuan – ketentuan Standart Nasional Indonesia (SNI) dan
diutamakan bahan – bahan produksi dalam negeri, sesuai dengan Perpres Nomor : 54 Tahun 2010.
b. Bahan-bahan bangunan / tenaga kerja setempat sesuai dengan lokasi pekerjaan, bila bahan-bahan
bangunan dari semua jenis memenuhi syarat teknis, sesuai dengan peraturan yang ada, dianjurkan untuk
dipergunakan dengan mendapatkan ijin dari Direksi Teknis (secara tertulis).
c. Bila bahan-bahan bangunan yang telah memenuhi spesifikasi teknis terdapat beberapa/bermacam-
macam jenis (merk) diharuskan untuk memakai jenis dan mutu bahan satu jenis.
d. Bahan – bahan bangunan yang telah ditetapkan jenisnya dimana bahan bangunan tersebut harus
mempunyai beberapa macam mutu, maka harus ditetapkan untuk dilaksanakan dengan mutu 1 (satu)
untuk dipergunakan.
e. Bila penyedia pekerjaan konstruksi/Pelaksana telah mendatangkan bahan untuk pekerjaan atau bagian
pekerjaan tidak sesuai dengan yang telah ditetapkan, bahan-bahan tersebut harus ditolak dan
dikeluarkan dari lokasi pekerjaan paling lambat 24 jam setelah ditolak dan biaya menjadi tanggung
jawab penyedia pekerjaan konstruksi/Pelaksana.
f. Contoh – contoh bahan yang dikehendaki oleh Direksi Teknis/Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) atau
wakilnya harus segera disediakan tanpa kelambatan atas penyedia pekerjaan konstruksi/Pelaksana dan
harus sesuai dengan standart. Contoh tersebut diambil dengan cara acak sehingga dapat dianggap
bahwa bahan tersebut yang akan dipakai dalam pekerjaan nanti. Contoh tersebut disimpan sebagai dasar
penolakan bila ternyata bahan atau cara mengajukan yang dipakai tidak sesuai dengan contoh baik
kualitas maupun sifat – sifatnya.
g. Bila dalam uraian dan syarat-syarat disebutkan nama pabrik pembuatan dari suatu barang, maka ini
hanya dimaksudkan untuk menunjukkan kualitas atas type dari barang-barang yang
diharapkan/disyaratkan pemberi tugas.

PASAL 3
URAIAN PEKERJAAN

3.1. Penyediaan Peralatan


penyedia pekerjaan konstruksi/Pelaksana harus menyediakan semua peralatan yang diperlukan untuk
melaksanakan pekerjaan secara sempurna dan efisien dengan urutan yang teratur termasuk semua
alat-alat pembantu yang dipergunakan seperti andang-andang, alat-alat penarik dan sebagainya yang
diperlukan.
3.2. Kuantitas dan Kualitas Pekerjaan
Kuantitas dan kualitas dari pekerjaan yang termasuk dalam harga kontrak harus dianggap seperti apa
yang tertera dalam gambar-gambar kontrak atau diuraikan dalam uraian dan syarat-syarat.
bagaimanapun penyedia pekerjaan konstruksi/Pelaksana tidak boleh menolak, merubah atau
mempengaruhi penetapan atau interpretasi dari apa yang tercantum dalam syarat-syarat ini.
Segala pernyataan mengenai kuantitas pekerjaan yang mungkin sewaktu – waktu diberikan penyedia
pekerjaan konstruksi/Pelaksana tidak boleh merupakan bagian dari kontrak ini, dan harga – harga
yang dimuat dalam daftar harga tetap digunakan, meskipun ada ketidak sesuaian antara harga – harga
itu dengan apa yang tercantum pada perkiraan manapun.

1
Spesifikasi Teknis

PASAL 4
GAMBAR – GAMBAR PEKERJAAN

4.1. Gambar-gambar rencana pekerjaan yang terdiri dari gambar Bestek, gambar detail konstruksi, gambar
situasi dan sebagainya yang telah dilaksanakan oleh Konsultan Perencana dan disampaikan kepada
penyedia pekerjaan konstruksi/Pelaksana beserta dokumen yang lain. penyedia pekerjaan
konstruksi/Pelaksana tidak boleh mengubah dan menambah tanpa persetujuan tertulis dari Direksi
Teknis/PPK.
Gambar-gambar tersebut tidak boleh diberikan kepada pihak lain yang tidak ada hubungannya dengan
pekerjaan penyedia pekerjaan konstruksi/Pelaksana ini atau dipergunakan untuk maksud lain.
4.2. Gambar-gambar Tambahan
Bila Pejabat Pembuat Komitmen/PPK menganggap perlu, maka Konsultan Perencana harus membuat
tambahan gambar detail (gambar penjelasan) yang diperiksa dan disahkan oleh PPK, gambar-gambar
tersebut menjadi milik PPK dan merupakan satu kesatuan dari gambar sebelumnya.
4.3. Shop Drawing ( Gambar Kerja akan mulai pekerjaan )
Sebelum mulai pekerjaan penyedia pekerjaan konstruksi/Pelaksana harus membuat gambar kerja
( Shop drawing ) untuk setiap
Pekerjaan yang akan dilaksanakan dan harus disahkan oleh pengguna jasa / PPKo / Direksi Teknis.
Gambar-gambar tersebut harus diserahkan dalam rangkap 3 (tiga) dan semua biaya pembuatannya
ditanggung oleh penyedia pekerjaan konstruksi/Pelaksana.
4.4. As Build Drawing (gambar yang sesuai sebagai mana yang dilaksanakan oleh penyedia pekerjaan
konstruksi/Pelaksana)
Untuk semua pekerjaan yang belum terdapat gambar kerja baik atas perintah pemberi tugas atau
tidak, penyedia pekerjaan konstruksi/Pelaksana harus membuat gambar-gambar yang sesuai dengan
apa yang telah dilaksanakan (asbuild drawing), yang jelas memperhatikan perbedaan antara gambar-
gambar kontrak dan pekerjaan yang dilaksanakan. Gambar-gambar tersebut harus diserahkan dalam
rangkap 3 (tiga) dan semua biaya pembuatannya ditanggung oleh penyedia pekerjaan
konstruksi/Pelaksana.
4.5. Gambar-gambar di Tempat Pekerjaan
penyedia pekerjaan konstruksi/Pelaksana harus menyimpan di tempat pekerjaan satu rangkap gambar
kontrak lengkap termasuk Spesifikasi Teknis, Berita Acara Aanwijzing Time Schedulle, dalam
keadaan baik (dapat dibaca dengan jelas) termasuk perubahan-perubahan terakhir dalam masa
pekerjaan, jika Direksi Teknis/PPK atau wakilnya sewaktu-waktu memerlukan.
4.6. Contoh bahan / barang yang ditawarkan
a. Dalam masa pekerjaan pembangunan bahan – bahan/barang yang akan dipakai harus sesuai
dengan Spesifikasi Teknis.
b. Bahan/barang yang ditawarkan dalam harga satuan pekerjaan dan harga satuan bahan/upah adalah
mengikat.
c. Contoh bahan/barang yang ditawarkan tidak dapat dipergunakan bila belum mendapat
persetujuan dari Direksi Teknis/PPK secara tertulis.

PASAL 5
PERATURAN TEKNIS YANG DIPERGUNAKAN

a. Peraturan Presiden Republik Indonesia (Perpres) No. 54 Tahun 2010.


b. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor : 45/PRT/M/2007, Tanggal 27 Desember 2007 tentang
Pedoman Teknis Pembangunan Bangunan Gedung Negara.
c. Keputusan Menteri Permukiman Dan Prasarana Wilayah Nomor : 332/KPTS/M/2002, Tanggal : 21
Agustus Tahun 2002 tentang Pedoman Teknis Pembangunan Bangunan Gedung Negara.
d. Peraturan Beton Bertulang Indonesia (PBI 1991) SK SNI T-15.1991.03
e. Peraturan Beton Indonesia (PBI) 1955/1971.
f. Tata Cara Pengadukaan dan pengecoran beton SNI 03-3976-1995.
g. Peraturan Muatan Indonesia NI.8 dan Indonesia Loading Code 1987 (SKBI-1.2.53.1987)
h. Ubin Lantai keramik, mutu dan cara uji SNI 03-0106-1987.

2
Spesifikasi Teknis
i. PUBB (Peraturan Umum Pemeriksaan Bahan-Bagan Bangunan) N.I 16/1970.
j. Peraturan Umum Instalasi Listrik (PUIL) R.I. 8/1972.
k. PKKI (Peraturan Konstruksi Kayu Indonesia ) tahun 1961 N.I. 5
l. Mutu Kayu Bangunan SNI 03-3527-1994.
m. Peraturan Perencanaan Bangunan Baja Indosesia (PBBI).
n. Pedoman Perencanaan untuk struktur beton bertulang biasa dan struktur tembok bertulang untuk
gedung 1983.
o. Peraturan Semen Portland Indonesia NI 8 Tahun 1972
p. Peraturan Plumbing Indonesia
q. Tata Cara Pengecatan Kayu untuk Rumah dan Gedung SNI 03-2407-1991.
r. Tata Cara Pengecatan dinding tembok dengan cat Emulsi SNI 03-2410-1991.
s. Pedoman Perencanaan Penanggulangan Longsoran SNI 03-1962-1990.
t. Peraturan Perburuhan Indonesia (tentang Pengerahan tenaga kerja) antara lain tentang larangan
memperkerjakan anak-anak di bawah umur.
u. PSKSNI T-15 – 1991-03.
v. Peraturan dan ketentuan yang dikeluarkan Pemerintah Kabupaten Kediri yang bersangkutan dengan
permasalahan bangunan.

PASAL 6
PENJELASAN SPESIFIKASI TEKNIS DAN GAMBAR

a. Bila terdapat perbedaan gambar antara gambar rencana dan gambar detail, maka gambar detail yang
dipakai / diikuti.
b. Bila terdapat skala gambar dan ukuran dalam gambar tidak sesuai, maka ukuran dengan angka dalam
gambar yang diikuti.
c. Bila ukuran-ukuran jumlah yang diperlukan dan bahan-bahan barang yang dipakai dalam
SPESIFIKASI TEKNIS tidak sesuai dengan gambar, maka Spesifikasi Teknis yang diikuti.
d. Bila penyedia pekerjaan konstruksi/Pelaksana meragukan tentang perbedaan antara gambar – gambar
yang ada baik mengenai mutu bahan yang dipakai untuk konstruksi dengan spesifikasi teknis, maka
penyedia pekerjaan konstruksi/Pelaksana berkewajiban untuk menanyakan kepada Konsultan
pengawas/PPTK/Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) secara tertulis.
e. Penyedia pekerjaan konstruksi/Pelaksana berkewajiban untuk mengadakan penelitian tentang hal-hal
tersebut diatas. Setelah penyedia pekerjaan konstruksi/Pelaksana menerima dokumen dari PPK dan hal
tersebut akan dibahas dalam rapat penjelasan.
f. Sebelum melaksanakan pekerjaan penyedia pekerjaan konstruksi/Pelaksana diharuskan meneliti
kembali semua dokumen yang ada dan berkonsultasi dengan Direksi Teknis pada setiap tahap pekerjaan
untuk disesuaikan dengan Berita Acara Rapat penjelasan.

PASAL 7
PERSIAPAN DI LAPANGAN

7.1. Bangunan Sementara (Bouwkeet)


Penyedia pekerjaan konstruksi/Pelaksana harus menyediakan dan atau mendirikan bangunan
sementara (bouwkeet) untuk digunakan gudang penyimpanan dan perlindungan bahan – bahan
bangunan, penyedia pekerjaan konstruksi/Pelaksana harus pula menyediakan ruangan untuk
keperluan Direksi dengan perlengkapannya : Meja, Kursi, Papan tulis, Buku harian dan Buku Direksi
seperlunya.
Semua bouwkeet, perlengkapan penyedia pekerjaan konstruksi/Pelaksana dan sebagainya, pada
waktu selesainya pekerjaan harus dibongkar atau disingkirkan dari tapak, pembongkaran bangunan
sementara tersebut harus dengan persetujuan Konsultan Pengawas/PPTK/Pejabat Pembuat Komitmen
(PPK).

7.2. Jalan Masuk Tempat Pekerjaan


Jalan masuk ketempat pekerjaan yang telah ditetapkan harus diadakan oleh penyedia pekerjaan
konstruksi/Pelaksana bila mana diperlukan disesuaikan dengan kebutuhan dan kepentingan Pekerjaan.

3
Spesifikasi Teknis

PASAL 8
JADWAL PELAKSANAAN

Pada saat penyedia pekerjaan konstruksi/Pelaksana akan mulai pekerjaan di lapangan atau setelah
penyedia pekerjaan konstruksi/Pelaksana menerima SPMK dari Pejabat Pembuat Komitmen (PPK), harus
segera mengadakan persiapan antara lain pembuatan jadwal pelaksanaan yang berupa Kurva ’’S’’ secara
tertulis berisi tahap-tahap pekerjaan. Waktu yang dicantumkan atau direncanakan dan disesuaikan dengan
jangka waktu yang ditetapkan dalam kontrak dan harus disahkan Oleh Direksi Teknis, Jadwal kegiatan
tersebut harus selalu berada di lokasi tempat pekerjaan untuk diikuti perkembangan hasil pekerjaannya,
dengan diberikan tanda garis tinta warna merah bila progress fisik lambat. Bila terdapat/terlihat adanya
hambatan,semua pihak harus segera mengadakan langkah untuk penanggulangan hambatan yang akan
terjadi.

PASAL 9
KEWAJIBAN PENYEDIA PEKERJAAN KONSTRUKSI / PELAKSANA DI LAPANGAN

9.1. Pengawasan dan Prosedur Penyedia Pekerjaan Konstruksi/Pelaksana :


a. Penyedia pekerjaan konstruksi/Pelaksana dalam melaksanakan pekerjaan diawasi oleh Konsultan
Pengawas / Direksi Teknis/Pengawas Lapangan Pekerjaan.
b. Laporan Berkala :
1. Untuk melaksanakan Pekerjaan, penyedia pekerjaan konstruksi/Pelaksana Wajib membuat
laporan Mingguan, Bulanan dan Laporan Pertanggung Jawaban yang menyebutkan pekerjaan
dilaksanakan setiap hari, bahan dan alat – alat yang dipakai, besarnya prestasi pekerjaan yang
telah diselesaikan, jumlah pekerjaan dan lain – lain. Laporan tersebut harus dibuat rangkap 4
( empat ) masing – masing untuk Pengelola Kegiatan, PPTK, Konsultan Pengawas dan
Pengawas Lapangan.
2. Perintah dan penugasan Direksi / Pengawas Lapangan Kepada penyedia pekerjaan
konstruksi/Pelaksana ditulis oleh Direksi / Pengawas Lapangan dalam buku harian / surat
dibubuhi tanda tangan dan nama jelas petugas Direksi / Pengawas Lapangan.
b. Laporan Foto :
Penyedia pekerjaan konstruksi/Pelaksana diwajibkan membuat dokumentasi berupa foto – foto,
sebelum pekerjaan dimulai sampai dengan selesai dan tiap tahap disertai keterangan lokasi dan
pengambilan tahap Pelaksanaan pembangunan.
Syarat – syarat foto dokumentasi :
1. Tiap unit bangunan diambil dari 4 arah
2. Gambar menyeluruh pandangan dari 4 arah
3. Pengambilan dari tiap tahap tetap pada satu titik pengambilan tersebut dalam ayat C.1. diatas.
4. Pengambilan gambar pada tiap tahapan 0 %, 50 % dan 100 %.
c. Penyedia Pekerjaan Konstruksi/Pelaksana wajib mengikuti rapat berkala yang diadakan oleh
Direksi / Pengawas Lapangan dan dihadiri oleh Site manager dan Dinas Terkait.
d. Penyedia Pekerjaan Konstruksi/Pelaksana harus mengawasi dan memimpin Para pekerjanya dengan
menggunakan kecakapan dan perhatian sepenuhnya. Ia harus bertanggung jawab untuk semua alat-
alat konstruksi, cara-cara teknik urutan dan prosedur dan untuk mengkoordinasikan semua bagian
dari isi kontrak.

9.2. Pekerja Penyedia Pekerjaan Konstruksi/Pelaksana yang melaksanakan :


a. Sebagai pemimpin sehari-hari pada Pelaksanaan pekerjaan, Penyedia Pekerjaan
Konstruksi/Pelaksana harus dapat menyerahkan kepada seorang Pelaksana yang ahli, sesuai dengan
bidang keahliannya, cakap, yang diberi kuasa dengan penuh tanggung jawab dan selalu berada di
tempat pekerjaan.
b. Sebagai penanggung jawab di lapangan pekerjaan, Penyedia Pekerjaan Konstruksi/Pelaksana harus
mempelajari dan mendalami semua isi gambar, bestek sehingga tidak terjadi kesalahan-kesalahan
baik konstruksi maupun kualitas bahan-bahan yang harus dilaksanakan.
c. Perubahan konstruksi maupun perubahan bahan-bahan bangunan hanya dapat dilaksanakan apabila
ada ijin tertulis dari PPK/Pengguna Anggaran berdasarkan rapat Direksi Pekerjaan/Direksi Teknis.

4
Spesifikasi Teknis
Bila menyimpang dari hal tersebut maka harus dibongkar dan menjadi tanggung jawab Penyedia
Pekerjaan Konstruksi/Pelaksana untuk melaksanakan sesuai gambar dan bestek.
d. Pengguna Anggaran/Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) berhak menolak penunjukan seorang
Pelaksana dari Penyedia Pekerjaan Konstruksi/Pelaksana berdasarkan pendidikan, pengalaman,
tingkah laku dan kecakapan, dalam hal ini Penyedia Pekerjaan Konstruksi/Pelaksana harus segera
menempatkan pengganti lain dengan persetujuan Pengguna Anggaran/Pejabat Pembuat Komitmen
(PPK).

PASAL 10
TEMPAT TINGGAL ( DOMISILI )

10.1. Adapun Lokasi Pekerjaan, kebangsaan Penyedia Pekerjaan Konstruksi/Pelaksana, Sub Penyedia
Pekerjaan Konstruksi/Pelaksana, Leveransir atau penengah (arbirator) dan dimanapun mereka
bertempat tinggal / menetap (domisili) di Wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI)
maka Undang-Undang Republik Indonesia adalah Undang-Undang yang melindungi kontrak ini.
10.2. Untuk memudahkan komunikasi jalannya Pelaksanaan pekerjaan, Penyedia Pekerjaan
Konstruksi/Pelaksana diwajibkan memberikan alamat yang tetap dan jelas dengan nomor telepon
rumah / Hand Phone (Hp) kepada Direksi Teknis/PPTK/PPKo.

PASAL 11
PENJAGAAN KEAMANAN LAPANGAN PEKERJAAN

11.1. Keamanan
Selama Pelaksanaan pekerjaan Penyedia Pekerjaan Konstruksi/Pelaksana diwajibkan
mengadakan segala hal yang diperlukan untuk keamanan para pekerja dan tamu, seperti
pertolongan pertama, sanitasi dan air minum.
Juga diwajibkan memenuhi segala peraturan, tata tertib, kordinasi dengan Pemerintah setempat.
11.2. Terhadap Wilayah Orang Lain
Penyedia Pekerjaan Konstruksi/Pelaksana diharuskan membatasi daerah operasinya di sekitar
tapak dan harus mencegah para pekerjanya melanggar wilayah orang lain yang berdekatan.
11.3. Terhadap Milik Umum
Penyedia Pekerjaan Konstruksi/Pelaksana harus menjaga agar jalanan umum, jalan kecil tetap
bersih dari bahan-bahan bangunan dan sebagainya serta memelihara kelancaran lalu lintas, baik
bagi kendaraan maupun pejalan kaki selama kontrak berlangsung. Penyedia Pekerjaan
Konstruksi/Pelaksana juga bertanggung jawab atas gangguan dan pemindahan yang terjadi atas
perlengkapan umum (fasilitas seperti saluran air, listrik dan sebagainya ) yang disebabkan oleh
operasi-operasi pekerjaan Penyedia Pekerjaan Konstruksi/Pelaksana, maka biaya pemasangan
kembali dan segala perbaikan kerusakan menjadi tanggung jawab Penyedia Pekerjaan
Konstruksi/Pelaksana.
11.4. Terhadap Bangunan Yang Ada
Selama masa – masa Pelaksanaan pekerjaan, Penyedia Pekerjaan Konstruksi/Pelaksana
bertanggung jawab penuh atas segala kerusakan bangunan yang ada, utilitas, jalan – jalan, saluran
– saluran, dan sebagainya atau kerusakan – kerusakan sejenis yang disebabkan karena operasi–
operasi pekerjaan Penyedia Pekerjaan Konstruksi/Pelaksana dalam arti luas. Itu semua diperbaiki
(Penyedia Pekerjaan Konstruksi/Pelaksana) sehingga dapat diterima pemberi tugas.
11.5. Keamanan Terhadap Pekerjaan
Penyedia Pekerjaan Konstruksi/Pelaksana bertanggung jawab atas keamanan seluruh pekerjaan
termasuk bahan-bahan
bangunan dan perlengkapan instalasi di tapak, hingga kontrak selesai dan diterima baik oleh
Pemberi Tugas serta harus menjaga perlengkapan dan bahan-bahan dari segala kemungkinan
kerusakan, kehilangan dan sebagainya untuk seluruh pekerjaan termasuk bagian-bagian yang
dilaksanakan oleh pekerja-pekerja dan menjaga agar pekerjaan bebas dari air hujan dengan
melindungi memakai tutup yang layak, memompa atau menimba seperti apa yang dikehendaki
atau diinstruksikan.

PASAL 12
JAMINAN DAN KESELAMATAN BURUH
5
Spesifikasi Teknis

12.1. Air Minum dan Air untuk Pekerjaan


a. Penyedia Pekerjaan Konstruksi/Pelaksana harus senantiasa menyediakan air minum yang cukup
bersih di tempat pekerjaan untuk para pekerjanya.
b. Air untuk keperluan bangunan selama Pelaksanaan dapat mempergunakan atau menyambung
pipa air yang telah ada dengan meteran air tersendiri (guna memperhitungkan pembayaran) atau
air sumur yang bersih/jernih dan tawar.
12.2. Kecelakaan
Apabila terjadi kecelakaan untuk tenaga kerja yang melaksanakan pekerjaan tersebut pada waktu
Pelaksanaan, Penyedia Pekerjaan Konstruksi/Pelaksana harus segera mengambil tindakan yang
diperlukan untuk keselamatan si korban dengan biaya pengobatan dan lain-lain menjadi tanggung
jawab Penyedia Pekerjaan Konstruksi/Pelaksana dan harus segera melaporkan kepada Instansi yang
berwenang dan Direksi Teknis/PPTK/PPK.
12.3. Di lokasi Pekerjaan harus disediakan Kotak obat-obatan (PPPK) untuk pertolongan pertama yang
selalu tersedia dalam setiap saat dan berada di tempat Direksi Keet / Bouwkeet.

PASAL 13
ALAT – ALAT PELAKSANAAN / PENGUKURAN

13.1. Selama Pelaksanaan pekerjaan, Penyedia Pekerjaan Konstruksi/Pelaksana harus


menyediakan/menyiapkan alat-alat, baik untuk sarana peralatan pekerjaannya maupun peralatan-
peralatan yang diperlukan untuk memenuhi kualitas hasil pekerjaan antara lain pompa air, beton
molen, waterpass dan sebagainya.

13.2. Penentuan titik-titik duga letak bangunan, siku-siku bangunan maupun datar (waterpass) dan tegak
lurusnya bangunan harus ditentukan dengan memakai alat ukur yang tepat.

PASAL 14
SYARAT – SYARAT CARA PEMERIKSAAN BAHAN BANGUNAN

14.1. Penyedia Pekerjaan Konstruksi/Pelaksana harus selalu memegang teguh disiplin keras dan perintah
yang baik antara pekerjanya dan tak akan mengerjakan tenaga yang tidak sesuai atau tidak
mempunyai keahlian dalam tugas yang diserahkan kepadanya.
14.2. Penyedia Pekerjaan Konstruksi/Pelaksana menjamin bahwa semua bahan bangunan dan perlengkapan
yang disediakan menurut kontrak dalam keadaan baru dan bahwa semua pekerjaan akan berkualitas
baik bebas dari cacat. Semua pekerjaan yang tidak sesuai dengan standart ini dapat dianggap tidak
sesuai dengan kontrak.

PASAL 15
PEKERJAAN TIDAK BAIK

15.1. Pejabat Pembuat Komitmen (PPK)/PPTK/Direksi Teknis berhak mengeluarkan instruksi agar
Penyedia Pekerjaan Konstruksi/Pelaksana membongkar pekerjaan/mengganti apa saja yang telah
ditutup untuk diperiksa, atau memerintahkan untuk mengadakan pengujian bahan-bahan atau
barang-barang, baik yang sudah maupun yang belum dimasukkan dalam pekerjaan dan semuanya
menjadi tanggung jawab Penyedia Pekerjaan Konstruksi/Pelaksana untuk disempurnakan sesuai
dengan Gambar Bestek.
15.1. Pejabat Pembuat Komitmen (PPK)/PPTK/Direksi Teknis berhak mengeluarkan instruksi untuk
memindahkan dari tempat pekerjaan, bahan-bahan atau barang-barang apa saja yang tidak sesuai
dengan Gambar Bestek.

PASAL 16
PEKERJAAN TAMBAH DAN KURANG

6
Spesifikasi Teknis
16.1. Penyedia Pekerjaan Konstruksi/Pelaksana berkewajiban melaksanakan pekerjaan secara
keseluruhan sesuai gambar-gambar detail dan yang disebutkan dalam bagian-bagian Spesifikasi
teknis untuk mendapatkan pekerjaan yang baik.
16.1. Penyedia Pekerjaan Konstruksi/Pelaksana selanjutnya berkewajiban pula tanpa tambahan biaya
mengerjakan segala sesuatu demi kesempurnaan pekerjaan atau memakai bahan-bahan yang tepat
walaupun satu dan lain hal tidak dicantumkan dalam gambar dan spesifikasi teknis.
16.2. Pekerjaan tambah dan kurang hanya dapat dikerjakan atas perintah atau persetujuan secara tertulis
dari PPKo/Pengguna Anggaran.
Selanjutnya perhitungan penambahan/pengurangan pekerjaan dilakukan atas dasar harga yang
disetujui oleh kedua belah pihak jika tidak tercantum dalam daftar harga upah dan satuan pekerjaan.
16.4. Pekerjaan tambah dan kurang yang dikerjakan tidak seijin PPKo/Pengguna Anggaran secara tertulis,
adalah tidak sah dan menjadi tanggung jawab Penyedia Pekerjaan Konstruksi/Pelaksana
sepenuhnya.

PASAL 17
CARA PERMOHONAN PEMBAYARAN DAN SYARAT – SYARAT.

17.1. Cara Permohonan Untuk Pembayaran.


Setelah Pengguna Jasa/PPKo menerima setiap permohonan untuk pembayaran maka “ Berita
Acara Kemajuan Pekerjaan” untuk tiap tahap pembayaran pekerjaan, dikeluarkan oleh
Pengawas dan PPHP Kabupaten Kediri apabila kemajuan pekerjaan telah memenuhi persyaratan
sesuai dengan kontrak.

17.2. Ijin Bangunan


a. Biaya ijin mendirikan bangunan ( IMB ), Laboratorium, retribusi Galian C dan pengurusannya
menjadi tanggung jawab Penyedia Pekerjaan Konstruksi/Pelaksana dan dikalkulasikan dalam
biaya pekerjaan.
b. Penyedia Pekerjaan Konstruksi/Pelaksana harus melarang siapapun yang tidak berkepentingan
memasuki lapangan pekerjaan. Penyedia Pekerjaan Konstruksi/Pelaksana harus memasang papan
nama proyek di lokasi dengan ukuran 0,80 x 1,20 m warna dasar putih tulisan hitam selambat-
lambatnya satu bulan terhitung sejak dikeluarkannya SPMK.

PASAL 18
PEKERJAAN PERSIAPAN .

1. Pekerjaan Persiapan Ialah terdiri dari pekerjaan Bongkaran Dinding dan Konstruksi lainnya.
2. Bekas Bongkaran dibersihakan dari lokasi pekerjaan untuk memperlancar proses pelaksanaan
Pekerjaan Selanjutnya.

PASAL 19
PEKERJAAN GALIAN TANAH & URUGAN

1. Dalam dan lebar ( dimensi penampang ) galian harus sesuai gambar .


2. Tanah hasil galian harus dikeluarkan keluar garis papan bouwplank bangunan dan diratakan sedemikian
rupa sehingga tidak longsor kedalam lubang galian bila terinjak dan tidak mengganggu kelancaran
Penyedia Pekerjaan Konstruksi/Pelaksana pondasi .
3. Bekas tanah galian dapat dipergunakan lagi atau dibuang bila memang tidak diperlukan, menurut
petunjuk dari Konsultan Pengawas. Pada daerah tapak jalan dan bangunan, lapisan tanah paling atas
sedalam 20 cm dari permukaan tanah harus dibuang, dan lapisan lumpur harus diangkat dan diganti
dengan urugan yang disetujui Pengawas.
4. Pemeriksaan Penggalian dan Pemeriksaan.
Hasil galian dan rencana pengurugan harus diperiksa lebih dulu sebelum tahap pekerjaan selanjutnya
dilaksanakan.
5. Galian yang melebihi yang disyaratkan.
Bila suatu galian telah dilaksanakan dalamnya melebihi dari ketentuan, Penyedia Pekerjaan
Konstruksi/Pelaksana harus mengisi galian yang terlalu dalam tersebut dengan bahan yang ditentukan

7
Spesifikasi Teknis
oleh pengawas, dan atas pengurangan pekerjaan tersebut biayanya ditanggung oleh Penyedia
Pekerjaan Konstruksi/Pelaksana.
6. Pengamanan Tepi Jalan.
Penyedia Pekerjaan Konstruksi/Pelaksana bertanggung jawab menjaga pinggir semua galian dan
tidak ada tuntutan yang akan dipertimbangkan untuk galian tambahan, pekerjaan membuat saluran,
tembok penahan atau pembuatan bangunan lainnya dalam hal ini Penyedia Pekerjaan
Konstruksi/Pelaksana harus bertanggung jawab atas kerusakan terhadap bangunan lain disekitar
lokasi pekerjaan atau jalan umum.
7. Persiapan Pengurugan.
Lapisan Urugan dipadatkan dengan ketebalan urugan 15 cm, sebelum penambahan
pengurugan berikutnya.
8. Pelaksanaan Pengurugan.
Pengurugan dilaksanakan lapis demi lapis yang tebalnya 20 cm sampai padat maksimum. Pemadatan
tidak boleh direndam dengan air kecuali untuk disiram secukupnya agar tidak berdebu.
Urugan dibawah lantai memakai urugan Pasir atau tanah urug setebal sesuai gambar rencana,
sedangkan untuk dibawah pondasi memakai pasir Urug.
Urugan dibawah Pondasi Footplat memakai urugan Pasir setebal 10 cm sesuai gambar rencana.
9. Pemeriksaan sebelum pengurugan lubang galian.
Pengurugan tidak boleh dilaksanakan lebih dulu sebelum pekerjaan pondasi atau bangunan lainnya
sudah Selesai.
10. Kayu yang tertinggal dalam galian.
Kayu atau bahan-bahan lainnya yang tertinggal dalam galian, sebelum diadakan pengurugan
diambil lebih dulu, kecuali ada persetujuan dari Penyedia Pekerjaan Konstruksi/Pelaksana.

PASAL 20
PEKERJAAN PASANGAN DINDING BATU BATA DAN PASANGAN BATU LAINNYA.

Pasangan dinding pada umumnya.


1. Pasangan dinding batu bata/batu merah pada umumnya adalah pasangan batu bata ½ bata dan 1 bata
dengan perekat (spesi ) campuran 1 pc : 4 ps . Untuk dinding biasa dilaksanakan pada seluruh bagian
dinding, dengan ketebalan dinding ± 13 cm.
2. Sebelum dipasang batu bata harus direndam air sehingga kenyang.
3. Seluruh pekerjaan pasangan harus dibuat lurus baik secara vertikal maupun secara horisontal, sehingga
menghasilkan bidang-bidang yang betul-betul rata.
4. Setiap luas pasangan dinding tebal ½ bata termasuk pasangan trasraamnya mencapai 12 m 2 sudah harus
di pasang frame-frame yang berupa kolom-kolom beton praktis dan balok-balok beton praktis.
5. Tinggi pasangan termasuk pasangan trasraamnya untuk setiap hari Pelaksanaan tidak boleh melebihi 1
m.
6. Pasangan dinding yang telah mengering harus selalu dipelihara dengan disiram air minimal 1 kali setiap
hari.

PASAL 21
PEKERJAAN PLESTERAN

1. Perbandingan campuran untuk masing-masing elemen konstruksi yang diplester adalah sebagai berikut
a. Plesteran beton 1 pc : 2 ps
b. Plesteran dinding batu bata lainya 1 pc : 5 ps
2. Ketebalan plesteran untuk semua bagian permukaan adalah +/- 1.5 cm.

3. Sebelum plesteran dilaksanakan persiapan dan pekerjaan pendahuluan sebagai berikut :


a. Pada permukaan beton :
 Dibuat kasar dengan betel
 Dibasahi dengan air
 Disaput air semen
b. Pada permukaan dinding batu bata trasraam dan batu bata lainnya.
 Seluruh saluran dan pipa-pipa sudah terpasang dan telah dilakukan pengujian kebocoran serta
telah dinyatakan sempurna.
 Pasangan telah mengering.
8
Spesifikasi Teknis
 Dibasahi dengan air hingga kenyang (jenuh).
4. Untuk bagian-bagian permukaan dinding / beton yang akan di finish dengan cat emulsi, setelah
plesteran harus dilanjutkan dengan diaci secara halus dan rata dengan menggunakan adukan semen.

PASAL 22
PEKERJAAN ACIAN
Lingkup Pekerjaan.

Termasuk di dalam lingkup pekerjaan acian ini penyediaan tenaga, bahan material dan
peralatan untuk pelaksanaan pekerjaan pada seluruh akhiran dinding tampak.
Bahan yang digunakan.

Bahan benangan ini terdiri atas :


1. Semen PC, Ex. Gresik
2. Air
Pelaksanaan Pekerjaan.

a. Adukan acian tersebut di atas harus disiapkan sedemikian rupa sehingga selalu dalam
keadaan masih segar dan belum mengering pada waktu pelaksanaan pemasangan.
b. Kontraktor harus menyediakan Pekerja / Tukang yang ahli untuk pelaksanaan
pekerjaan aci halus.

PASAL 23
PEKERJAAN BETON BERTULANG

23.1. B e k i s t i n g .

1. Bahan untuk bekisting harus dari kayu sesuai persyaratan kayu non struktural yang terdiri atas:
a. Papan bekisting minimal tebal 2 cm .
a. Klem bekisting minimal berpenampang 4 /6 cm .
b. Perancah dan penyanggah lainnya minimal berpenampang 5 / 7 cm .
Bila memenuhi syarat konstruksi , pemakaian bahan lain ,selain yang disebutkan diatas boleh
dilakukan sepanjang telah memperoleh ijin dari PPTK, Direksi Teknis/Konsultan Pengawas.
2. Bekisting harus dipotong dan dirangkai sedemikian rupa sehingga
a. Kokoh , tidak rusak atau berubah bentuk akibat beban adukan beton dan batu tekanan
lateralnya pada saat pengecoran.
b. Tidak menyebabkan adukan beton terurai, dalam hal ini khusus untuk bekesting kolom
disyaratkan tinggi penuangan maksimum adalah 2 m dari permukaan dan yang telah
mengeras.
c. Pembongkarannya tanpa membahayakan konstruksi. Untuk dapat memenuhi hal ini,
Penyedia Pekerjaan Konstruksi/Pelaksana harus membuat gambar kerja ( shop drawing ) nya
lebih dahulu beserta perhitungan konstruksinya, dan telah mendapatkan persetujuan Direksi
Teknis (Konsultan Pengawas/pengawas dari dinas teknis) sebelum begesting dilakasanakan.
Selain yang disebutkan diatas, boleh dilakukan sepanjang telah memperoleh ijin dari direksi
teknis ( Konsultan Pengawas/pengawas dari dinas teknis).

Bahan Begesting yang telah dipakai tidak boleh dipakai kembali kecuali dengan ijin Direksi secara
tertulis.

23.2. T u l a n g a n

1. Baja tulangan secara umum adalah baja tulangan dengan mutu baja U-24, yakni bagian
tulangan yang didalam gambar perencanaan ditandai dengan Ø untuk diameter pengenalnya.
2. Baja tulangan yang didatangkan dilapangan pekerjaan tidak diperkenankan langsung dikerjakan
sebelum mendapat pembenaran/pesetujuan dari direksi Teknis/PPTK/PPK/ Konsultan
Pengawas.

9
Spesifikasi Teknis
3. Bila baja tulangan yang tercantum dalam gambar ternyata tida ada / sulit ditemukan dipasaran,
Penyedia Pekerjaan Konstruksi/Pelaksana harus segera mengajukan permintaan ijin secara
tertulis yang dilampiri dengan rencana perubahan beserta perhitungan teknisnya. Bila direksi
meluluskan, Penyedia Pekerjaan Konstruksi/Pelaksana dapat melaksanakanya sesuai dengan
ijin direksi teknis.
4. Perlakuan Pelaksanaan tulangan (penyambungan pembengkokan, pemasangan tulangan lewatan
dan lain-lain ) harus memenuhi PBI 1971/PBI 1991.

23.3. Adukan Beton.


a. Beton bertulang dengan campuran 1 PC : 2 Psr : 3 Krl, dilaksanakan untuk semua pekerjaan
konstruksi beton yang lain adalah beton Sloof, beton kolom, beton balok, ring balk, sehingga
memenuhi / ditujukan pada K. 175 pada PBI 1971, dan khusus beton yang kedap air
mengunakan adukan 1 PC : 1.5 Psr :2,5 Krl.
b. Untuk mengaduk semua campuran beton harus memakai air bersih dan tawar dengan kadar air
pada campuran harus tepat dan dilakukan slump test secara sederhana supaya beton tidak
terlalu cair (harus memenuhi SNI 03-3976-1995).
23.4. Pengecoran Beton.
1. Apabila Penyedia Pekerjaan Konstruksi/Pelaksana hendak memulai pekerjaan pengecoran beton,
maka Penyedia Pekerjaan Konstruksi/Pelaksana harus memberitahukan secara tertulis kepada
direksi teknis/PPTK dengan tembusan ke PPK mengenai Waktu pengecoran dilaksanakan.
2.Pengecoran hanya boleh dilaksanakan bila :
a. Penyedia Pekerjaan Konstruksi/Pelaksana telah menyelesaikan pekerjaan penulangan dan
bekisting telah mendapatkan persetujuan Direksi .
b. Penyedia Pekerjaan Konstruksi/Pelaksana telah menyediakan bahan , peralatan , dan
persiapan tenaga serta dinyatakan dalam daftar bahan alat dan tenaga kerja .
c. Seluruh persiapan pengecoran yang tersebut didalam sub butir a . b . diatas telah
mendapatkan pembenaran dari Direksi Teknis/PPTK/PPK.
Seluruh persiapan diatas , apabila tidak disetujui direksi teknis berdasarkan pemeriksaan dan
penilaian dilapangan pekerjaan . Penyedia Pekerjaan Konstruksi/Pelaksana tidak dapat
melaksanakan pengecoran.
3. Bila Penyedia Pekerjaan Konstruksi/Pelaksana bertindak menyimpang dari ketentuan-ketentuan
diatas . Konsultan pengawas berhak menghentikan pekerjaan ini dan menyuruh membongkar,
menyempurnakan pekerjaan sesuai ketentuan, semua resiko sepenuhnya menjadi tanggung
jawab Penyedia Pekerjaan Konstruksi/Pelaksana.

23.5. Pemeliharaan Beton.


1. Penyedia Pekerjaan Konstruksi/Pelaksana diwajibkan melindungi beton yang baru dicor
terhadap sinar matahari lansung, angin dan hujan sampai mengeras secara wajar.
2. Penyedia Pekerjaan Konstruksi/Pelaksana diwajibkan menghindari pengeringan yang terlalu
cepat dengan cara Semua begisting yang melingkupi beton yang baru dicor harus dibasahi secara
teratur sampai dibongkar.
3. Tidak dibenarkan menimbun atau mengangkut barang diatas beton atau memakai bagian beton
sebagai tumpuan selama menurut Konsultan Pengawas bahwa beton tersebut belum cukup
mengeras.

23.6. Pembongkaran Bekisting.


1. Pembongkaran Begisting tidak dibenarkan bila :
a. Umur beton belum mencapai kekuatan sesuai PBI 1971 Bab 5 ayat 8.
b. Umur beton belum mencapai kekuatan yang memadai untuk mendukung beban kerja
diatasnya
1. Sebelum melaksanakan pembongkaran, Penyedia Pekerjaan Konstruksi/Pelaksana harus
mengajukan ijin pembongkaran secara tertulis ( baik melalui surat resmi maupun tertulis dalam
buku Direksi ) Penyedia Pekerjaan Konstruksi/Pelaksana tidak dibenarkan melakukan
pembongkaran.
2. Pembongkaran begisting harus dilaksanakan secara hati-hati sedemikian rupa sehingga :
a. Tidak menyebabkan kerusakan konstruksi baik bagi betonnya sendiri maupun konstruksi
lainnya.
b. Tidak membahayakan pekerja dan orang lain.
3. Bagian beton yang keropos setelah pembongkaran begisting harus segera diisi dengan mortar
beton sesuai dengan campuran asal.

10
Spesifikasi Teknis
4. Bahan-bahan begisting bekas bongkaran harus dikumpulkan disuatu tempat atas petunjuk
Direksi sehingga tidak menghambat jalannya Pelaksanaan selanjutnya.
5. Akibat-akibat dari kekhilafan Penyedia Pekerjaan Konstruksi/Pelaksana dalan hal ini
sepenuhnya menjadi tanggung jawabnya.

23.7. Beton-beton praktis.


1. Yang dimaksud dengan beton-beton praktis adalah semua elemen konstruksi beton yang bukan
merupakan elemen struktural. Persyaratan campuran untuk beton-beton praktis ini adalah 1 Pc : 2
Ps : 3 Kr / Mutu beton K - 175.
2. Meskipun didalam gambar perencanaan tidak menyebutkan beton-beton praktis yang tersebut
dibawah ini tetap harus dilaksanakan dan dianggap sudah diperhitungkan oleh Penyedia
Pekerjaan Konstruksi/Pelaksana didalam penawaran pekerjaan ini, beton-beton praktis tersebut
adalah :
Kolom-kolom praktis dan rink balk, yang oleh sendirinya atau bersama-sama dengan beton-beton
struktur membentuk frame pasangan dinding batu bata untuk setiap lembar bidang datar dinding
batu bata (jadi pada setiap pertemuan dua bidang dinding harus ada kolom praktisnya ) atau pada
dinding yang lebar dengan maksimum luas bidang 12 m 2. Dimensi kolom praktis dan rink praktis
ini adalah 12 cm x 12 cm, 12 cm X 12 cm dengan tulangan 4 Ø 10 mm dan sengkang Ø 6 mm
atau disesuaikan gambar rencana. Ujung-ujung balok lantai harus masuk kedalam pasangan
dinding sepanjang minimal 20 cm dan bila konstruksif dari kedua elemen ini harus
bersambungan.

23.8 Beton Rabat.


1. Beton rabat yang dimaksud disini adalah beton rabat di Bawah Lantai dan sebagai lantai kerja
dengan spesifikasi tebal 4 - 5 cm sesuai gambar rencana, dengan campuran mutu beton K -
100 dengan bentuk sesuai gambar, serta bagian yang dianggap perlu oleh direksi.
2. Pelaksanaan beton rabat harus sekaligus jadi dan rata dengan tidak menambah lapisan lain .

PASAL 24
PEKERJAAN CAT DINDING

a. Untuk dinding bagian dalam dan luar dicat dengan cat tembok Decolith kualitas baik atau yang
setara.
sebelum melaksanakan pengecatan dinding Penyedia Pekerjaan Konstruksi/Pelaksana harus
mengajukan contoh kepada Direksi Teknis/PPTK//PPKo. untuk mendapatkan persetujuan.
b. Sebelum memulai memplamir maka tembok yang belum diplester dengan rata dan sempurna harus
diperbaiki labih dahulu.
c. Bahan plamir yang dipergunakan untuk tembok yang akan dicat adalah lem tembok ditambah semen
putih atau dengan satu kilogram cat Emulsion ditambah 2 kg semen putih ditambah air secukupnya
(Memenuhi SNI 03-2410-1991).
d. Pengecatan harus dilaksanakan berulang – ulang minimal 2 kali hingga rata.

PASAL 39
PEKERJAAN SANITAIR DAN INSTALASI AIR :

a. Kran – kran air semuanya dipakai dari produk dalam negeri kualitas baik diameter Ø 3/4” warna putih
dengan kepala ujung kran berbentuk bulat .
b. Pipa air bersih jenis PVC 3/4” AW dilaksanakan pada instalasi air bersih di area taman untuk pipa
yang masuk tanah, sedangkan untuk Pipa Instalasi Air Kotor menggunakan pipa PVC Dia 3" D
Maspion
c. Fitting – fitting jenis pipa PVC mutu dan kualitas yang dipakai sama dengan jenis pipa yang dipakai.
Seluruh pekerjaan Sanitair akan diadakan pengujian untuk berfungsinya seluruh peralatan yang telah
dipasang, pengujian kebocoran dan kesempurnaan peralatan yang telah dipasang.

PASAL 40
11
Spesifikasi Teknis
PEKERJAAN LANTAI PAVING
a. Paving lantai dipakai Jenis Paving Blok, atau disesuaikan dengan gambar rencana atau ditentukan
ukuran lain oleh Direksi Teknis/PPTK/PPK.
b. Dipakai bahan yang kualitas baik dengan persetujuan Direksi Teknis/PPTK/PPK.
c. Sebelum memasang paving Penyedia Pekerjaan Konstruksi/Pelaksana harus menunjukkan contoh
lebih dahulu kepada Direksi Teknis untuk mendapatkan persetujuan dari Direksi Teknis/PPTK/PPK
sebelum mengadakan pesanan.
d. Syarat-Syarat Pelaksanaan
1. Pembersihan Lokasi dari rumput – rumput liar, dedaunan dan sampah – sampah yang berserakan
untuk proses yang lancar.
2. Pasang Kansteen sesuai dengan gambar rencana.
3. Pada tahap leveling, Sebelum Memasang Kepingan – Kepingan Paving block, lapisan pertama
dengan tanah urug secukupnya dilanjutkan lapisan kedua dengan pasir urug tebal 5 cm. Atur
hingga padat dan rata.
4. Pemasangan Keping – keping Paving, untuk sudut kosong yang tersisa, potongan kepingan paving
block menggunakan paving block cutter dan pasang hingga semua area tertutup padat.
5. Mengisi celah antara paving blok dengan menggunakan abu bata agar lebih rata
6. Padatkan struktur paving block menggunakan stamper kuda/baby roller.
7. Pembersihan area pasang paving block.

PASAL 42

Sebelum penyerahkan pertama, Penyedia Pekerjaan Konstruksi/Pelaksana wajib meneliti semua


bagian pekerjaan yang belum sempurna dan harus diperbaiki, semua area harus bersih, halaman harus ditata
rapi dan semua barang yang tidak berguna dikeluarkan dari lokasi kegiatan.

Meskipun telah ada Direksi/Konsultan pengawas dan unsur-unsur lainnya, semua penyimpangan dari
ketentuan bestek dan gambar menjadi tanggungan Penyedia Pekerjaan Konstruksi/Pelaksana, untuk itu
Penyedia Pekerjaan Konstruksi/Pelaksana harus menyelesaikan pekerjaan sebaik mungkin.

Penyedia Pekerjaan Konstruksi/Pelaksana wajib menyerahkan bahan-bahan (reserve) kepada User dan
ditentukan waktu Serah Terima I antara lain disesuaikan dengan pekerjaan yang dikerjakan.

PASAL 43
PEMBERITAHUAN PENYERAHAN PEKERJAAN YANG PERTAMA

Apabila dalam waktu Penyedia Pekerjaan Konstruksi/Pelaksana dalam kontrak atau tanggal baru akibat
perpanjangan waktu sesuai dengan Addendum kontrak telah berakhir, Penyedia Pekerjaan
Konstruksi/Pelaksana harus segera menyerahkan hasil pekerjaannya dengan baik sesuai dengan kontrak
kepada Pemberi Tugas secara tertulis.
Pengawas berkewajiban :
- Membuat evaluasi tentang seluruh hasil Pelaksanaan sesuai dengan kontrak.
- Menanggapi/melaporkan kepada PPK/Pejabat Pelaksana Teknis Kegiatan (PPTK) tentang hasil
pekerjaan Penyedia Pekerjaan Konstruksi/Pelaksana tersebut secara tertulis.
PPK/ Pejabat Pelaksana Teknis Kegiatan (PPTK) akan mengadakan rapat Kegiatan mengenai
penyerahan pekerjaan tersebut di atas berdasarkan :
- Kontrak Penyedia Pekerjaan Konstruksi/Pelaksana
- Surat tanggapan dari Pengawas dan Tim PPHP, setelah dapat menerima penyerahan pekerjaan tersebut.

PASAL 44
PEMELIHARAAN BANGUNAN SEBELUM PENYERAHAN KEDUA

Terhitung dari tanggal diterimanya penyerahan pekerjaan yang pertama, adalah merupakan masa
pemeliharaan yang masih menjadi tanggung jawab Penyedia Pekerjaan Konstruksi/Pelaksana sepenuhnya,
antara lain :
 Keamanan dan penjagaan
 Penyempurnaan dan pemeliharaan
 Pembersihan

12
Spesifikasi Teknis

Apabila Penyedia Pekerjaan Konstruksi/Pelaksana telah melaksanakan hal tersebut di atas sesuai dengan
kontrak, maka penyerahan pekerjaan yang kedua dapat dilaksanakan seperti pada tata kerja (prosedur) pada
penyerahan-penyerahan pekerjaan yang berlaku.

PASAL 45
PENUTUP

Apabila dalam Spesifikasi Teknis ini untuk uraian bahan-bahan , pekerjaan-pekerjaan, tidak disebutkan
perkataan atau kalimat “ Tetap diselenggarakan oleh Penyedia Pekerjaan Konstruksi/Pelaksana ”, maka hal
ini harus dianggap seperti disebutkan.

Guna mendapatkan hasil pekerjaan yang baik, maka bagian-bagian yang nyata termasuk di dalam pekerjaan
ini, tetapi tidak dimasukkan atau disebutkan kata demi kata dalam Spesifikasi Teknis ini, haruslah
diselenggarakan oleh Penyedia Pekerjaan Konstruksi/Pelaksana dan diterima sebagai hal yang disebutkan.

Apabila dalam Spesifikasi Teknis ini masih terdapat hal-hal yang penting tetapi tidak termasuk/tercantum,
maka akan dituangkan dalam Surat Perjanjian Baru ( tambahan ) yang merupakan bagian dari Spesifikasi
Teknis yang mengikat kedua belah pihak.

Kediri, 2020

Dibuat Oleh :
Konsultan Perencana
CV. GRAHA TEKNIKA CONSULTANT

SUNARYO, ST.
DirekturDibuat O

13

Anda mungkin juga menyukai