Anda di halaman 1dari 9

Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi XXIV

Program Studi MMT-ITS, Surabaya 23 Januari 2016

ANALISIS PARTISIPASI MASYARAKAT


DALAM PROGRAM PENYEDIAAN AIR MINUM DAN SANITASI
BERBASIS MASYARAKAT (PAMSIMAS)
DI DESA SENGON, KLATEN

Rudy Cahyadi1) dan Bambang Syairudin2)


Manajemen Proyek, Magister Manajemen Teknologi, ITS Surabaya
Jl. Cokroaminoto 12 A, Surabaya, 60264, Indonesia
e-mail: rudycahyadi1983@gmail.com1)

ABSTRAK

Program Pengadaan Air Minum dan Sanitasi Berbasis Masyarakat (PAMSIMAS) merupakan
salah satu program pemerintah untuk mendukung pencapaian target Millenium Development
Goals di sektor air minum dan sanitasi yang telah berjalan mulai tahun 2008 dan telah
menghasilkan sebanyak 6.836 sarana air minum. Namun sarana dan prasarana yang berfungsi
dengan baik hanya 73% masih dibawah target yang diharapkan yaitu sebesar 90%. Hal ini
memperlihatkan masih rendahnya partisipasi masyarakat. Tujuan dari penelitian ini adalah
untuk menganalisis bentuk dan tingkat pertisipasi masyarakat, serta faktor – faktor yang
mempengaruhi partisipasi masyarakat dalam pelaksanaan program PAMSIMAS di desa
Sengon, kabupaten Klaten. Penelitian ini menggunakan analisis deskriptif kuantitatif. Untuk
mengetahui bentuk partisipasi masyarakat dengan distribusi frekuensi, alat analisis skala
Likert digunakan untuk menganalisis tingkat partisipasi masyarakat dan untuk mengetahui
faktor – faktor yang mempengaruhi partisipasi masyarakat dengan multivariat tabulasi silang
(crosstab) serta menggunakan teknik purposive sampling dalam penyebaran kuesioner. Hasil
penelitian menunjukkan bahwa bentuk partisipasi masyarakat yang dominan dalam bentuk
tenaga, dan tingkat partispasi masyarakat dapat dikatakan rendah. Faktor internal yang
mempengaruhi partisipasi masyarakat dari yang tertinggi adalah pengetahuan, penghasilan,
pekerjaan, usia, pendidikan, jenis kelamin, dan agama. Sedangkan faktor eksternal yang
mempengaruhi partisipasi masyarakat secara berurutan dari yang tertinggi adalah pemerintah
daerah, pengurus desa, konsultan/fasilitator dan tokoh masyarakat.
Kata kunci: Manajemen Proyek, Partisipasi Masyarakat, PAMSIMAS, Tabulasi Silang.

PENDAHULUAN
Millennium Development Goals (MDGs) merupakan Deklarasi hasil kesepakatan
kepala negara dan perwakilan dari 189 negara Perserikatan Bangsa-bangsa (PBB) yang mulai
dijalankan pada September 2000. Targetnya adalah tercapainya kesejahteraan rakyat dan
pembangunan masyarakat pada tahun 2015. Pemerintah Indonesia sebagai salah satu negara
dari 189 negara anggota PBB yang turut menandatangani kesepakatan, mempunyai komitmen
sangat kuat untuk mencapai MDGs. Program Penyediaan Air Minum dan Sanitasi Berbasis
Masyarakat (PAMSIMAS) merupakan salah satu program nasional yang dilaksanakan untuk
mendukung pencapaian target MDGs di sektor air minum dan sanitasi, yaitu menurunkan
separuh dari proporsi penduduk yang belum mempunyai akses air minum dan sanitasi dasar.
Program PAMSIMAS secara nasional telah dilaksanakan pada 12.161 desa, mulai tahun 2008
sampai dengan tahun 2014 telah menghasilkan sebanyak 6.836 sarana air minum dan sanitasi
yang telah dimanfaatkan oleh masyarakat. Dari jumlah sarana yang telah berhasil dibangun

ISBN: 978-602-70604-3-2
B-7-1
Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi XXIV
Program Studi MMT-ITS, Surabaya 23 Januari 2016

tersebut, hanya sebanyak 73% yang berfungsi baik. Jumlah tersebut masih dibawah target
yang diharapkan yaitu sebesar 90%. Hal ini memperlihatkan hasil yang belum optimal,
terutama dalam hal pemeliharaan dan pengawasan sarana dan prasarana yang sudah terbangun.
Masyarakat masih beranggapan bahwa yang bertugas melakukan pengawasan dan
pemeliharaan adalah pihak pemerintah atau lembaga yang dibentuk, sehingga ada
kecenderungan masyarakat untuk tidak melakukan pengawasan dan pemeliharaan. Akibatnya
sarana yang telah dibangun menjadi mubazir, karena tidak dikelola dan dimanfaatkan secara
optimal oleh masyarakat dan hanya menjadi sarana “monumental”saja.
Pemerintah Kabupaten Klaten sebagai salah satu penerima program PAMSIMAS
sangat apresiatif dalam mendukung program pemerintah pusat tersebut dengan menyediakan
dana sharing dalam APBD sejak tahun 2008. Pada tahun 2014 telah dilaksanakan program
PAMSIMAS II sebagai kelanjutan dari program PAMSIMAS di Kabupaten Klaten dengan 8
(delapan) desa yang memperoleh program tersebut. Desa Sengon, Kecamatan Prambanan
merupakan salah satu desa penerima program PAMSIMAS pada tahun 2014. Berdasarkan
latar belakang yang telah dijabarkan diatas, maka dapat dirumuskan permasalahan yang
diangkat dalam penelitian ini adalah bagaimanakah bentuk dan tingkat, serta faktor-faktor
apakah yang mempengaruhi partisipasi masyarakat Desa Sengon, Klaten dalam pelaksanaan
program PAMSIMAS?
Dalam hubungannya dengan pembangunan, Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB)
mendefinisikan partisipasi sebagai keterlibatan aktif dan bermakna dari massa penduduk pada
tingkatan yang berbeda, yaitu : (a) dalam proses pembentukan keputusan untuk menentukan
tujuan dan pengalokasian sumber-sumber untuk mencapai tujuan tersebut, (b) dalam
pelaksanaan program-program dan proyek-proyek dilakukan secara sukarela dan (c) dalam
pemanfaatan hasil-hasil dari suatu program atau proyek (Slamet, 1993).
Menurut Keith Davis (dalam Surotinojo, 2009) dikemukakan bahwa bentuk-bentuk
partisipasi adalah berupa : (a) pikiran, (b) tenaga, (c) keahlian, (d) barang dan (e) uang.
Sedangkan Dussedorp (dalam Slamet, 1993) mengemukakan bahwa bentuk partisipasi
didasarkan pada sembilan hal, yaitu : derajat kesukarelaan, cara keterlibatan, keterlibatan
dalam proses pembangunan, tingkatan organisasi, intensitas frekuensi kegiatan, lingkup
kegiatan, efektifitas, pihak yang terlibat dan gaya partisipasi.
Untuk mengukur skala partisipasi masyarakat dapat diketahui dari kriteria penilaian
tingkat partisipasi untuk setiap individu yang diberikan oleh Chapin (dalam Slamet, 1993).
Faktor-faktor yang mempengaruhi partisipasi masyarakat terdiri dari faktor internal dan faktor
eksternal (Slamet, 1993). Faktor-faktor internal adalah berasal dari dalam kelompok
masyarakat sendiri, seperti usia, jenis kelamin, tingkat pendidikan, pekerjaan, tingkat
penghasilan, pengetahuan. Sedangkan faktor-faktor eksternal yaitu semua pihak yang
berkepentingan dan mempunyai pengaruh terhadap program ini (Sunarti, 2003).
Berdasarkan atas perumusan permasalahan di atas, tujuan dari penelitian ini adalah
untuk mengkaji bentuk dan tingkat, serta faktor-faktor yang mempengaruhi partisipasi
masyarakat Desa Sengon, Klaten dalam pelaksanaan program PAMSIMAS.
Adapun beberapa batasan yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah (a) Penelitian ini
hanya melihat bentuk dan tingkat partisipasi masyarakat, serta faktor-faktor yang
mempengaruhi partisipasi masyarakat dan (b) Penelitian ini dibatasi pada wilayah
administrasi Desa Sengon, Klaten.

METODE
Penelitian ini menggunakan pendekatan deskriptif kuantitatif, yaitu dengan
mendeskripsikan secara sistematis, faktual dan akurat terhadap kondisi yang terjadi
berdasarkan data dan informasi yang didapatkan dalam penelitian. Metode penelitian ini
adalah metode kuantitatif, karena data yang diperoleh banyak berupa angka, mulai dari

ISBN: 978-602-70604-3-2
B-7-2
Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi XXIV
Program Studi MMT-ITS, Surabaya 23 Januari 2016

pengumpulan data, penafsiran data, serta menampilkan hasilnya. Selain itu juga akan
digunakan table, grafik dan diagram. Kerangka pemikiran juga bersifat deduktif, karena
variabel yang akan diteliti semua sudah didapatkan dari kajian teoritis.
Populasi pada penelitian ini adalah sebanyak 1.297 KK di desa Sengon,Klaten.
Sedangkan untuk menentukan besarnya ukuran sampel, digunakan ukuran sampel rumus
Slovin, sehingga minimum jumlah sampel pada penelitian ini adalah sebanyak 306 KK di
desa Sengon, Klaten.
Teknik analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah (1) Untuk mengetahui
bentuk partisipasi masyarakat dalam program PAMSIMAS digunakan analisis deskriptif
kuantitatif dengan distribusi frekuensi, (2) Untuk mengukur tingkat partisipasi masyarakat
digunakan metode kuantitatif dengan menggunakan skala Likert. Pengukuran skala likert
menggunakan pilihan kriteria nilai 1 sampai dengan nilai 5 dalam pemberian jawaban
kuesioner, dan (3) Untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi partisipasi
masyarakat, digunakan analisis deskriptif kuantitatif distribusi frekuensi dan analisis
multifariat tabulasi silang (crosstab) dengan Chi-Square Test.

HASIL DAN PEMBAHASAN


Bentuk Partisipasi
Berdasarkan data kuesioner yang diperoleh, maka dapat dijelaskan tentang bentuk-
bentuk partisipasi masyarakat Desa Sengon, Klaten dalam program PAMSIMAS.

Gambar 1 Pie Chart Bentuk Partisipasi Masyarakat pada Tahap Perencanaan


Berdasarkan Gambar 1 jawaban dari responden sebesar 39% yang memberikan
sumbangan partisipasi dalam bentuk tenaga, 25% dalam bentuk material, 19% dalam bentuk
uang dan 17% dalam bentuk keahlian. Sedangkan sumbangan pemikiran dalam bentuk saran
sebesar 71%, dalam bentuk usulan 22% dan dalam bentuk kritik 7%.

Gambar 2 Pie Chart Bentuk Partisipasi Masyarakat pada Tahap Pelaksanaan

ISBN: 978-602-70604-3-2
B-7-3
Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi XXIV
Program Studi MMT-ITS, Surabaya 23 Januari 2016

Berdasarkan Gambar 2 jawaban dari responden sebanyak 37% yang memberikan


sumbangan partisipasi dalam bentuk tenaga, 24% dalam bentuk material, 21% dalam bentuk
uang dan 18% dalam bentuk keahlian. Sedangkan sumbangan pemikiran dalam bentuk saran
sebesar 78%, dalam bentuk usulan 20% dan dalam bentuk kritik 2%.

Gambar 3 Pie Chart Bentuk Partisipasi Masyarakat pada Tahap Pemanfaatan


Berdasarkan

Gambar 3 jawaban dari responden sebanyak 51% yang memberikan sumbangan


partisipasi dalam bentuk uang, 22% dalam bentuk tenaga, 14% dalam bentuk keahlian dan
13% dalam bentuk uang. Sedangkan sumbangan pemikiran dalam bentuk saran sebesar 76%,
dalam bentuk usulan 21% dan dalam bentuk kritik 3%.

Tingkat Partisipasi
Berdasarkan data kuesioner yang diperoleh, maka dapat dijelaskan tentang bentuk-
bentuk partisipasi masyarakat Desa Sengon, Klaten dalam program PAMSIMAS pada Tabel 1
di bawah ini.
Tabel 1 Perhitungan Skor Tingkat Partisipasi Masyarakat
No Kategori Skala Perencanaan Pelaksanaan Pemanfaatan
Frekuensi Skor Frekuensi Skor Frekuensi Skor
1 Kehadiran Dalam Pertemuan 688 657 648
a Selalu hadir 5 15 75 6 30 8 40
b Sering hadir 4 18 72 22 88 20 80
c Cukup sering hadir 3 95 285 94 282 84 252
d Jarang hadir 2 76 152 71 142 80 160
e Tidak pernah hadir 1 104 104 115 115 116 116
2 Keaktifan Berdiskusi 612 612 598

ISBN: 978-602-70604-3-2
B-7-4
Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi XXIV
Program Studi MMT-ITS, Surabaya 23 Januari 2016

No Kategori Skala Perencanaan Pelaksanaan Pemanfaatan


Frekuensi Skor Frekuensi Skor Frekuensi Skor
a Selalu aktif 5 8 40 8 40 5 25
b Sering aktif 4 13 52 14 56 17 68
c Cukup sering aktif 3 86 258 88 264 83 249
d Jarang aktif 2 61 122 54 108 53 106
e Tidak pernah aktif 1 140 140 144 144 150 150
3 Keaktifan Dalam Kegiatan 633 669 643
a Selalu ikut 5 5 25 9 45 6 30
b Sering ikut 4 19 76 26 104 26 104
c Cukup sering ikut 3 86 258 88 264 81 243
d Jarang ikut 2 76 152 71 142 71 142
e Tidak pernah ikut 1 122 122 114 114 124 124
4 Ikut Kerja Bakti 882 854
a Selalu ikut 5 58 290 50 250
b Sering ikut 4 55 220 58 232
c Cukup sering ikut 3 76 228 72 216
d Jarang ikut 2 25 50 28 56
e Tidak pernah ikut 1 94 94 100 100
5 Sumbangan Dalam Program 100 100 100
a 4 bentuk 5 0 0 0 0.00 0 0.00
b 3 bentuk 4 29 9.42 31 10.06 21 6.82
c 2 bentuk 3 87 28.25 91 29.55 90 29.22
d 1 bentuk 2 104 33.77 113 36.69 155 50.32
e Tidak ada 1 88 28.57 73 23.70 42 13.64
6 Sumbangan Pikiran 566 561 539
a Usulan 4 26 104 23 92 22 88
b Saran 3 86 258 91 273 81 243
c Kritik 2 8 16 2 4 3 6
d Tidak ada 1 188 188 192 192 202 202
SKOR TOTAL 2599 3481 3382

Pada tahap perencanaan digunakan 4 variabel dengan 5 indikator dan 1 variabel


dengan 4 indikator dengan skala masing-masing antara 1 sampai dengan 5, maka dengan
jumlah sampel sebanyak 308 responden, dapat diketahui bahwa skor minimum untuk tingkat
partisipasi masyarakat secara keseluruhan pada tahap perencanaan (308x5x1) adalah 1540 dan
skor maksimum ((308x5x5)+(308x1x4) adalah 7392, maka intervalnya adalah ((7392-
1540)/5) adalah 1170,4. Sehingga dapat diketahui tingkatan partisipasi masyarakat pada tahap
perencanaan adalah sebagai berikut :
 Sangat tinggi, bila memiliki skor : 6221,6 – 7700
 Tinggi, bila memiliki skor : 5051,2 – 6221,5
 Cukup tinggi, bila memiliki skor : 3880,8 – 5051,1
 Rendah, bila memiliki skor : 2710,4 – 3880,7
 Sangat rendah, bila memiliki skor : 1540 – 2710,3

ISBN: 978-602-70604-3-2
B-7-5
Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi XXIV
Program Studi MMT-ITS, Surabaya 23 Januari 2016

Dalam Tabel 1 Perhitungan Skor Tingkat Partisipasi Masyarakat telah diketahui


total skor yang diperoleh adalah sebesar 2599, sehingga dapat dikatakan bahwa tingkat
partisipasi masyarakat pada tahap perencanaan termasuk Sangat Rendah karena berada pada
tingkat interval 2772–4003
Pada tahap pelaksanaan dan operasional, pemeliharaan dan keberlanjutan digunakan 5
variabel dengan 5 indikator dan 1 variabel dengan 4 indikator. Dengan skala masing-masing
antara 1 sampai dengan 5, maka dengan jumlah sampel sebanyak 308 responden, dapat
diketahui bahwa skor minimum untuk tingkat partisipasi masyarakat secara keseluruhan pada
tahap pelaksanaan (308x6x1) adalah 1848 dan skor maksimum ((308x5x5)+(308x1x4))
adalah 8932, maka intervalnya adalah ((8932-1848)/5) adalah 1616,8. Sehingga dapat
diketahui tingkatan partisipasi masyarakat pada tahap pelaksanaan adalah sebagai berikut :
 Sangat tinggi, bila memiliki skor : 7515,2 – 8932
 Tinggi, bila memiliki skor : 6098,4 – 7515,1
 Cukup tinggi, bila memiliki skor : 4681,6 – 6098,3
 Rendah, bila memiliki skor : 3264,8 – 4681,5
 Sangat rendah, bila memiliki skor : 1848 – 3264,7
Total skor yang diperoleh pada tahap pelaksanaan adalah sebesar 3481, sehingga dapat
disimpulkan bahwa tingkat partisipasi masyarakat termasuk Rendah karena berada pada
tingkat interval 3264,8–4681,5.
Total skor yang diperoleh pada tahap pemanfaatan adalah sebesar 3382, sehingga
dapat disimpulkan bahwa tingkat partisipasi masyarakat termasuk Rendah karena berada
pada tingkat interval 3264,8–4681,5.

Tahapan Program PAMSIMAS


Tingkatan Partisipasi
Perencanaan Pelaksanaan Pemanfaatan
1. Sangat Rendah √
2. Rendah √ √
3. Sedang
4. Tinggi
5. Sangat Tinggi
Gambar 4 Matriks Tingkatan Partisipasi Masyarakat
Kemudian untuk mengetahui tingkatan partisipasi masyarakat Desa Sengon, Klaten
pada keseluruhan tahapan program PAMSIMAS dapat digambarkan dengan alat Matriks
mulai dari tingkat terendah sampai dengan tingkat tertinggi yang digambarkan dengan sumbu
tegak, sedangkan tahapan kegiatan mulai dari perencanaan sampai dengan operasional,
pemeliharaan dan keberlanjutan digambarkan dengan sumbu mendatar pada Gambar 4 di atas.

Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Partisipasi Masyarakat


Teknik analisis yang digunakan untuk mengetahui hubungan antara faktor-faktor yang
mempengaruhi partisipasi masyarakat yaitu faktor-faktor internal (usia, suku, agama, jenis
kelamin, jenis pekerjaan, tingkat penghasilan, tingkat pendidikan dan pengetahuan tentang
program PAMSIMAS) dan faktor-faktor eksternal (peran pemerintah daerah, peran pengurus
desa, peran konsultan/fasilitator dan peran tokoh masyarakat) dengan bentuk dan tingkat
partisipasi masyarakat dalam penelitian ini menggunakan teknik analisis deskriptif kuantitatif
dengan distribusi frekuensi dan tabulasi silang (crosstab) dengan Chi-Square Test. Berikut
adalah rumus dari Chi-Square (Trihendradi, 2009):

ISBN: 978-602-70604-3-2
B-7-6
Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi XXIV
Program Studi MMT-ITS, Surabaya 23 Januari 2016

dengan :
= banyaknya kasus yang diamati dalam kategori ke-i
= banyaknya kasus yang diharapkan dalam kategori ke-i
k = banyaknya peristiwa atau kejadian
= penjumlahan semua kategori (k)
Adapun dasar pengambilan keputusannya adalah sebagai berikut :
: Tidak ada hubungan antara baris dan kolom
: Ada hubungan antara baris dan kolom
dengan kriteria uji :
Jika > maka ditolak
Jika < maka diterima
Hasil analisis menunjukkan bahwa terdapat beberapa faktor internal dan eksternal
yang mempengaruhi bentuk dan tingkat partisipasi masyarakat dalam program PAMSIMAS .
Tabel 2 Faktor-Faktor Internal yang Mempengaruhi Partisipasi Masyarakat

Kehadiran Kehadiran
Bentuk Bentuk Tak Keaktifan Keaktifan
Variabel dalam dalam Kerja
Berwujud Berwujud Berdiskusi Berorganisasi
Pertemuan Bakti

Umur ?
Agama ?
Jenis Kelamin ?
Pekerjaan ? ? ?
Penghasilan ? ? ? ?
Pendidikan ?
Pengetahuan ? ? ? ? ? ?

Tabel 2 di atas menunjukkan bahwa faktor-faktor internal yang mempengaruhi


partisipasi masyarakat mulai dari tahap perencanaan sampai dengan tahap pemanfaatan secara
berurutan dari yang paling dominan adalah pengetahuan, penghasilan, pekerjaan, pendidikan,
jenis kelamin, umur dan agama.

Tabel 3 Faktor-Faktor Eksternal yang Mempengaruhi Partisipasi Masyarakat


Ke hadiran Ke hadiran
Be ntuk Be ntuk Tak Ke aktifan Ke aktifan
Variabe l dalam dalam Ke rja
Be rwujud Be rwujud Be rdiskusi Be rorganisasi
Pe rte muan Bakti
Pe ran Pe mda √ √ √ √ √ √
Pe ran Pe ngurs De sa √ √ √ √ √ √
Pe ran Konsultan √ √ √ √ √ √
Pe ran Tokoh Masyarakat √ √ √ √ √ √

Tabel 3 di atas menunjukkan bahwa faktor-faktor eksternal yang mempengaruhi


partisipasi masyarakat mulai dari tahap perencanaan sampai dengan tahap pemanfataan adalah
peran pemerintah daerah, peran pengurus desa, peran konsultan dan peran tokoh masyarakat.

KESIMPULAN DAN SARAN

Berdasarkan hasil analisis terhadap bentuk dan tingkat partisipasi masyarakat serta
faktor-faktor yang mempengaruhi partisipasi masyarakat dalam program PAMSIMAS di Desa

ISBN: 978-602-70604-3-2
B-7-7
Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi XXIV
Program Studi MMT-ITS, Surabaya 23 Januari 2016

Sengon, Klaten maka diperoleh beberapa kesimpulan sebagai berikut : (1) Partisipasi dalam
bentuk tenaga, uang dan material diberikan masyarakat pada seluruh tahapan program
PAMSIMAS, sedangkan partisipasi dalam bentuk pemikiran dominan diberikan pada tahap
perencanaan dan pelaksanaan. Partisipasi dalam bentuk tenaga dan material lebih banyak
diberikan pada tahap perencanaan dan tahap pelaksanaan, sedangkan partisipasi dalam bentuk
uang lebih banyak diberikan pada tahap pelaksanaan dan tahap operasional, pemeliharaan dan
keberlanjutan; (2) Pada tahap perencanaan tingkat partisipasi masyarakat tergolong sangat
rendah. Kemudian pada tahap pelaksanaan tingkat partisipasi masyarakat tergolong rendah.
Sedangkan pada tahap operasional, pemeliharaan dan keberlanjutan partisipasi masyarakat
tergolong rendah. Sehingga tingkat partisipasi masyarakat Desa Sengon dalam program
PAMSIMAS dapat dikatakan rendah; (3) Faktor internal yang mempengaruhi partisipasi
masyarakat mulai dari tahap perencanaan, tahap pelaksanaan sampai dengan tahap
operasional, pemeliharaan dan keberlanjutan secara berurutan dari yang paling banyak
mempengaruhi adalah pengetahuan tentang PAMSIMAS, tingkat penghasilan, jenis
pekerjaan, usia, pendidikan, jenis kelamin, dan agama; dan (4) Faktor eksternal yang
mempengaruhi partisipasi masyarakat mulai dari tahap perencanaan, tahap pelaksanaan
sampai dengan tahap operasional, pemeliharaan dan keberlanjutan secara berurutan dari yang
tertinggi adalah peran pemerintah daerah, peran pengurus desa, peran konsultan/fasilitator dan
peran tokoh masyarakat.
Berdasarkan hasil analisis dan kesimpulan tersebut di atas, maka saran yang dapat
disampaikan adalah sebagai berikut : (1) Dukungan pemerintah daerah, pemerintah desa, dan
konsultan/ fasilitator dalam penyampaian informasi tentang program yang akan dan sedang
dilaksanakan hendaknya menggunakan bahasa yang sederhana disertai dengan bantuan alat
peraga yang menarik dan informatif. Sehingga mampu memberikan pengetahuan yang
memadai untuk mendorong dan memotivasi masyarakat untuk berpartisipasi lebih optimal
dalam program pembangunan yang akan dan sedang dilaksanakan; (2) Dukungan pemerintah
daerah dalam pembangunan sarana dan prasarana umum, khususnya sarana dan prasarana air
minum dan sanitasi diharapkan dapat terus berjalan dan berkelanjutan sehingga terjamin
terpeliharanya fungsi sarana prasarana yang sudah terbangun; (3) Peningkatan kapasitas
fasilitator terutama fasilitator yang direkrut dari masyarakat yang mempunyai kompetensi
dalam hal pemberdayaan dan teknis, harus terus dilakukan dan menjamin keberadaannya
dalam hal jumlah dan waktu dalam pelaksanaan suatu program; dan (4) Model pembangunan
dengan pendekatan partisipasi masyarakat, prinsip-prinsip serta pola penyelenggaraan yang
dilaksanakan dalam program PAMSIMAS di Desa Sengon dapat diadopsi, direplikasi dan
dikembangkan di program pembangunan yang berbeda dan di lokasi lain.

DAFTAR PUSTAKA

Arnstein, S. R. (1969). A Ladder of Citizen Participation. Journal of the American Institute of


Planners Vol. 35, 216-224.
Enyedi, G. (2004). Public Participation in Socially Sustainable Urban Development. Journal
of UNESCO.
Hamdi, N., & Goethe, R. (1997). Action Planning for Cities. A Guide To Community Practice.
Chichester: John Wiley & Sons, Ltd.
Listya, H. K., Wiguna, I. A., & Akbar, M. S. (2011). Pengaruh Partisipasi Masyarakat
Terhadap Tingkat Keberhasilan Proyek Pemberdayaan Masyarakat Di Kabupaten
Banyuwangi. Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi XIV. Surabaya:
Program Studi MMT-ITS.

ISBN: 978-602-70604-3-2
B-7-8
Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi XXIV
Program Studi MMT-ITS, Surabaya 23 Januari 2016

PAMSIMAS. (2013). Pedoman Umum Pengelolaan Program PAMSIMAS. Jakarta:


PAMSIMAS.
Slamet, Y. (1993). Pembangunan Masyarakat Berwawasan Partisipasi. Surakarta: Sebelas
Maret University Press.
Surotinojo, I. (2009). Partisipasi Masyarakat dalam Program Sanitasi oleh Masyarakat
(SANIMAS) Di Desa Bajo Kecamatan Tilamuta Kabupaten Boalemo, Gorontalo.
tesis.
Trihendradi. (2009). Step by Step SPSS 16 Analisis Data Statistik. Yogyakarta: Penerbit
ANDI.
Yulianti, Y. (2012). Analisis Partisipasi Masyarakat dalam Pelaksanaan Program Nasional
Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) Mandiri Perkotaan di Kota Solok. Tesis.

ISBN: 978-602-70604-3-2
B-7-9

Anda mungkin juga menyukai