Alm. Habibie adalah mantan presiden Indonesia yang menyumbangkan pemikirannya di
bidang dirgantara untuk memajukan Indonesia bahkan dunia. Beliau merumuskan teori keretakan pesawat pada tahun 1960-an untuk mengkalkulasi keretakan pesawat yang disebabkan oleh kelelahan. Akibat pemikirannya itu, beliau disebut sebagai “Mr. Crack”. Biasanya, keretakan pesawat terjadi antara sayap dan badan pesawat atau sayap dan dudukan mesin pesawat. Akibatnya, di titik ini, banyak terjadi guncangan baik saat take off maupun landing, akibatnya akan terjadi keretakan karena sambungan yang lelah. Atas hal tersebut, Pak Habibie menawarkan solusinya melalui teori keretakan atau Faktor Habibie yang digunakan hingga saat ini. Dengan teori ini, pesawat tidak akan mudah jatuh dan perawatan dilakukan dengan lebih mudah. Hal ini memajukan Indonesia di bidang dirgantara sehingga transportasi melalui pesawat lebih efektif dan menjamin di Indonesia. Faktor Habibie juga digunakan dalam pengembangan teknologi penggabungan bagian per bagian pada kerangka pesawat. Hal itu membuat badan pesawat yang silinder dengan sisi sayap yang oval mampu menahan tekanan udara ketika pesawat melakukan take off. Begitu juga pada sambungan badan pesawat dengan landing gear jauh lebih kokoh sehingga mampu menahan beban saat pesawat mendarat. Masalah penstabilan konstruksi di bagian ekor pesawat ini dapat dipecahkan Habibie hanya dalam masa enam bulan.
2. Ki Hadjar Dewantara
Ki Hadjar Dewantara banyak menyumbangkan pemikirannya di bidang pendidikan.
Beliau sempat memajukan pendidikan Indonesia melalui pembangunan sekolah Taman Siswa sekaligus dikenal sebagai Bapak Pendidikan Indonesia. Beliau memprakasai 3 kalimat yang dijadikan motto pendidikan Indonesia, yaitu Ing Ngarso Sun Tuladha, Ing Madya Mangun Karso, Tut Wuri Handayani. Makna dari ungkapan tersebut ialah di depan memberi teladan, di tengah membimbing (memotivasi, memberi semangat, menciptakan situasi kondusif) dan di belakang mendorong (dukungan moral). Pemikiran ini menjadi dasar pendidikan Indonesia dan terbukti berpengaruh positif untuk proses pembelajaran siswa di Indonesia. Beliau juga mengembangkan metode yang sesuai dengan sistem pendidikan di bangsa ini, yakni sistem among, yaitu metode pengajaran dan pendidikan yang berdasarkan pada asih, asah dan asuh. Metode ini secara teknik pengajaran meliputi kepala, hati dan panca indera (educate the head, the heart, and the hand). Di samping itu, pemikiran Ki Hajar Dewantara bahwa setiap anak memiliki tiga hak secara mendasar, yaitu hak mengatur diri sendiri berdiri (zelfbeschikkingsrecht), hak bersama dengan tertib dan damai (orde en vrede), serta hak bertumbuh menurut kodrat (natuurlijke groei). Pemikiran-pemikiran yang dikemukakannya memberi dampak besar di bidang pendidikan Indonesia hingga dijuluki sebagai Bapak Pendidikan Indonesia.