Anda di halaman 1dari 4

Nama : Tyta Sukmawardani

NIM : 191011201097
Ruang : A. 557
Prodi : S1 Akuntansi
Mata Kuliah : Hukum Bisnis

Jawaban Soal UAS


1. Jelaskan Kepailitan perusahaan yang tidak bisa bayar hutang terhadap
kreditor karena pandemi covid-19 dan bagaimana solusinya agar bisa keluar
dari masalah tersebut!
Jawab :
Sebelumnya, saya akan menjelaskan apa itu kepailitan yang saya ketahui.
Menurut saya, kepailitan adalah keadaan dimana peminjam (debitur) tidak
bisa membayar hutang kepada pemilik piutang (kreditur) karena sedang
mengalami kebangkrutan atau perekonomiannya sedang menurun dan tidak
ada uang untuk membayar hutang.
Awal tahun 2020 ini, kita mengalami adanya pandemic virus Covid-19 yang
terjadi di berbagai negara, bahkan hamper seluruh negara. Akibat adanya
pandemic ini , segala aktivitas terhenti, tanpa kecuali perekonomian negara.
Perekonomian nasional terkena dampak yang cukup keras akibat pandemic
ini dan akibatnya perekonomian menurun drastis. Hal ini berpengaruh pada
kinerja perusahaan yang mengalami penurunan hasil atau keuntungan dan
bisa saja mengalami kerugian. Kerugian yang dialami oleh pelaku usaha juga
akan berdampak pada kreditornya, karna dalam pembayaran piutang akan
mengalami keterlambatan. Dan inilah yang menyebabkan perusahaan
mengalami kepailitan.
Namun, untuk mengatasinya, sudah terdapat perundang-undangan yang
mengatur, yaitu dalam Undang-Undang Nomor 37 Tahun 2004 tentang
kepailitan dan penundaan kewajiban pembayaran. Peraturan inilah yang bisa
menghindari perusahaan dari kepailitan karena terdapat penundaan
pembayaran karena selama PKPU berlangsung , debitur tidak dapat diajukan
permohonan pailit. Dalam pasal 222 ayat 2 masih dalam UU yang sama,
debitur yang sudah tahu bahwa ia tidak akan dapat melanjutkan membayar
utangnya yang sudah jatuh tempo, maka bisa mengajukan permohonan
PKPU dengan maksud mengajukan rencana perdamaian tawaran
pembayaran sebagian atau seluruh utang. Debitor dapat mengajukan melalui
pengadilan niaga di wilayah jursdiki wilayah debitor. Keberhasilan dari
permohonan PKPU tergantung dari keberhasilan rencana perdamaian yang
diajukan debitur kepada kreditur.
2. Anto ikut Asuransi, dalam perjanjian asuransi anto harus bayar tiap bulan
asuransinya selama 5 tahun dan tidak dapat di ambil sebelum 5 tahun.
Setelah masuk 3 tahun anto di PHK dan tidak bisa untuk membayar
asuransinya lagi. Bagaimana solusinya agar anto mendapatkan uang
asuransinya yang sudah masuk 3 tahun tersebut dan apa dasar hukumnya!
Jawab :
Solusinya agar Anto mendapatkan uang asuransinya yang sudah masuk 3
tahun akibat di PHK tersebut adalah dengan mencairkan saldonya. Saldo bisa
dicairkan karena sesuai dengan Peraturan Pemerintah Nomor 46 Tahun 2015
tentang program penyelenggaraan jaminan hari tua. Walaupun PP tersebut
tentang jaminan hari tua, saat ini dana juga bisa dicairkan oleh orang yang
terkena PHK dengan persyaratan yang dibutuhkan adalah bukti persetujuan
Bersama yang telah didaftarkan di pengadilan hubungan industrial atau
penetapan pengadilan hubungan industrial , fotokopi KTP, dan KK yang
masih berlaku.

3. Jelaskan tentang larangan-larangan merger dan akuisisi, kenapa merger dan


akuisisi dalam hal tertentu tidak diperbolehkan!
Jawab
Sebelum mengetahui larangannya, saya akan menjelaskan pengertian
merger dan akuisisi berdasarkan apa yang saya ketahui. Merger adalah
penggabungan antara dua perusahaan yang berdiri dengan salah satu nama
perusahaan tersebut sementara nama yang tidak terpilih akan lenyap.
Akuisisi adalah aktivitas pembelian perusahaan untuk menjaga ketersediaan
bahan baku.
Namun, terdapat larangan pada merger dan akuisisi. Larangan tersebut
terdapat dalam UU Anti Monopoli dan persaingan tidak sehat, yaitu dilarang
jika menyebabkan praktek monopoli dan timbulnya persaingan tidak sehat.
Merger dan akuisisi dalam hal tertentu tidak diperbolehkan karena
Pembatasan praktek monopoli adalah penguasaan pangsa pasar lebih dari
50% , tetapi salah satu tujuan merger dan akuisisi adalah untuk perluasan
pangsa pasar yang dimana jika berhasil, maka tindakan tersebut menjadi
illegal.

4. Perusahaan dengan jumlah karyawan sebanyak 3000 orang, karena dampak


covid-19 perusahaan melakukan PHK sepihak kepada karyawannya
sebanyak 2000 orang, apakah perusahaan sudah benar melakukan PHK atau
sebaliknya. Silahkan kaji dengan Undang-Undang ketenagakerjaan!
Jawab :
Tindakan tersebut menurut saya sudah tepat. Karena pasti perusahaan sudah
memikirkan matang-matang tentang perihal PHK tersebut. Akibat Covid-19
ini, perekonomian mengalami penurunan yang bisa mengakibatkan kerugian.
Untuk mengatasi kerugian tersebut, bisa dilakukan dengan mem-PHK
karyawannya untuk menekan pengeluaran perusahaan agar tidak membayar
gaji padahal pemasukan saja menurun. Hal itu sudah diatur dalam pasal 164
Undang-Undang Nomor 13 tahun 2003 tentang UU Ketenagakerjaan yaitu
perusahaan dapat melakukan pemutusan hubungan kerja apabila keadaan
memaksa (force majeur). Namun harus siap dengan konsekuensi
pembayaran 2 kali PMTK atau kompensasi maksimal terhadap pekerja sesuai
ketentuan pasal 156 ayat 2 UU Ketenagakerjaan, karena telah melakukan
PHK tanpa kesalahan yang dilakukan pekerja.
Dalam situasi COVID ini, perusahaan pasti perlu melakukan kebijakan untuk
menyelamatkan perusahaannya dan harus disikapi ikhlas pekerja bahkan
serikat kerja karna untuk menyikapi situasi ini. Karna jika pekerja tetap
bekerja pun, bisa saja tida mendapatkan gaji yang sesuai karena pemasukan
saja menurun.

5. Dalam hukum pajak dikenal 2 (dua) macarn wajib pajak, sebutkan dan
jelaskan beserta dasar hukum tentang perpajakan!
Jawab :
Dua macam wajib pajak yaitu
1. Wajib pajak orang pribadi (WPOP)
Adalah orang pribadi yang mempunyai kewajibannya membayar pajak
sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan yang melaporkan
penghasilannya melalui SPT Tahunan dengan menggunakan self-
assessment. WPOP dibagi menjadi 2 yaitu wajib pajak subjek dalam
negeri dan wajib pajak subjek luar negeri.
Wajib pajak subjek dalam negeri diatur dalam Undang-Undang Pajak
Penghasilan Nomor 36 Tahun 2008 yaitu yang bertempat tinggal di
Indonesia, orang pribadi yang berada di Indonesia lebih dari 183 hari dan
orang pribadi yang dalam suatu pajak berada di Indonesia dan
mempunyai niat untuk tinggal di Indonesia.
Wajib pajak subjek luar negeri menurut Undang-Undang PPh Nomor 36
tahun 2008 adalah orang pribadi yang tidak tinggal tinggal di Indonesia
lebih dari 183 hari yang menjalankan usaha tetap di Indonesia dan yang
dapat memperoleh penghasilan dari Indonesia.
2. Wajib Pajak Badan (WP Badan)
Adalah sekumpulan orang yang merupakan kesatuan baik yang
melakukan usaha atau tidak melakukan usaha yang diharuskan terlibat
dalam ketentuan perpajakan sesuai dengan peraturan yang berlaku
meliputi pembayar pajak, pemotong pajak, dan pemungut pajak. Dalam
KUP,yang menjadi subjek pajak dari pajak penghasilan badan meliputi PT,
CV, BUMN, FIRMA, dan koperasi.
Objek pajak ini yaitu objek pajak badan tidak final dan objek PPh badan
final sendiri. Dengan adanya objek pajak ini, wajib pajak badan memiliki
kewajiban untuk menghitung pajak, menyetor, atau membayar pajak serta
melaporkan pajak atas segala bentuk penghasilannya sesuai dengan
ketentuan perpajakan yang berlaku.

Anda mungkin juga menyukai