Anda di halaman 1dari 4

Nama : Tyta Sukmawardani

NIM : 191011201097

Matkul : Auditing 1

Ruang/kelas : 03SAKP009/ A.655

Jawab :

1. Saya selaku auditor akan terlebih dahulu merencanakan dan menetapkan apa saja
yang termasuk ke dalam asset tetap. Dan jika sudah mengetahui apa saja asset tetap
yang ada di Universitas Pamulang, maka saya akan mengumpulkan bukti dengan cara
pemeriksaan fisik jumlah dan kondisi dari asset tetap tersebut. Pemeriksaan fisik
bertujuan untuk mengetahui bagaimana asset tersebut dijaga dan menetapkan
seberapa efektif dan efisien asset tersebut digunakan. Setelah bukti tersebut ssudah
terkumpul, maka yang akan saya lakukan selanjutnya adalah melakukan evaluasi
terhadap bukti tersebut. Apakah data yang tertulis (lembar kerja) sudah sesuai dengan
bukti yang terkumpul. Jika ada ketidaksamaan bisa langsung diperiksa dan ditinjau
kembali apa saja yang membedakan antara lembar kerja yang sudah ada dengan bukti
yang sudah saya kumpulkan. Dan apabila kedua data sudah sama, maka saya akan
mendokumentasikan ke dalam lembar kerja sebagai tahapan dalam mendukung
kesimpulan akhir. Dan langkah terakhir yang saya lakukan adalah
mengkomunikasikan hasil audit tersebut dengan referensi dari adanya lembar kerja
yang sudah didokumentasikan tadi, kepada Ketua Tim Audit dan pihak-pihak yang
bersangkutan.

2. Pt. XYZ perusahaan retail yang berukuran industry menengah dan melakukan
pemeriksaan di bagian pergudangan dan bagian pengiriman barang.

a. Yang harus dipersiapkan oleh auditor dalam perencanaan audit persediaan adalah
menetapkan langkah apa saja yang harus dilakukan dalam pemeriksaan,
mengetahui dimana saja letak persediaan barang, dan memeriksa data pengiriman
barang. Setalah sudah mengetahui apa saja yang harus dilakukan, maka
kumpulkan bukti yang ada dengan perhitungan fisik persediaan untuk dicocokkan
dengan catatan persediaan yang dimiliki oleh perusahaan. Setelah itu periksa
apakah ada barang yang hilang, rusak, dan tidak layak pakai. Dalam bagian
pengiriman barang, data yang ada pada pihak pengirimann dicocokkan dengan
jumlah persediaan yang ada dalam Gudang. Apakah barang sudah sesuai atau
justru ada pengiriman barang yang lebih. Itu semua nanti akan dicatat untuk
pelaporan hasil audit. Jika laporan persediaan tersebut sudah dilakukan, maka
periksa apakah sudah sesuai dengan SAK atau belum. Apabila laporan sudah
sesuai dengan SAK, maka akan dikomunikasikan kepada pihak perusahaan yang
terkait untuk diinformasikan.
b. Bukti audit yang harus diperoleh dalam proses auditor adalah jumlah fisik
persediaan barang dan jumlah pengiriman barang, bukti internal control yang
sudah baik atau belum, adanya pencurian barang barang atau tidak, dan bukti
bahwa data persediaan serta data pengiriman barang betul-betul ada dan dimiliki
perusahaan pada tanggal neraca.
c. Tidak. Seorang auditor tidak hanya terpengaruh dengan informasi saja. Dalam
melakukan audit pasti ada saja kesalahan yang terjadi entah itu salah saji atau
salah pencatatan. Seorang auditor juga harus terpengaruh dengan data pelengkap
karna untuk mencocokkan dari berbagai data mana yang lebih akurat dan dari situ
bisa terlihat data mana yang memiliki kesalahan. Seorang auditor juga harus
mampu memeriksa kondisi fisik ataupun jumlah itu sendiri agar saat dicocokkan
dengan informasi perusahaan, bisa terlihat ketidaksesuaian antara keduanya dan
bisa dilakukan pemeriksaan lebih lanjut mengapa ada ketidaksamaan.
Pemeriksaan dari berbagai data pelengkap pun bisa menghindari dari adanya
kecurangan atau pencurian yang dilakukan oleh pihak internal ataupun eksternal
perusahaan karna yang diperiksa adalah data yang diperoleh dari informasi
perusahaan dan berbagai data pelengkap sebagai pendukungnya.
d. Resiko yang dapat terjadi apabila auditor tidak melakukan tahap-tahap audit
dalam pemeriksaan persediaan adalah auditor tidak bisa mencapai tujuan awal.
Jika ada tahapan yang tidak dilakukan, pasti pemeriksaan pun tidak akan menjadi
maksimal sehingga tujuan awal pun tidak akan tercapai juga dengan maksimal.
Selain itu, bisa saja terjadi kesalahan laporan pemeriksaan yang akan diberikan
kepada pihak perusahaan. Jika satu tahap saja dilewatkan, seperti misalnya
dilewatkan pemeriksaan kembali jumlah persediaan di Gudang dengan data yang
ada pada neraca, bisa saja keduanya mempunyai data yang berbeda dan nantinya
akan merugikan perusahaan itu sendiri serta bila terdapat tindakan pencurian
barang dan kesalahan pencatatan yang disengaja, bisa saja hal tersebut didak bisa
terungkap karna adanya tahapan audit yang tidak dilakukan oleh auditor.

3. Selaku auditor tahap yang akan saya lakukan adalah merencanakan bagaimana
langkah yang harus dilakukan dalam melakukan pemeriksaan. Tahap selanjutkan
adalah menghitung kembali jumlah stock opname yang ada pada persediaan barang
dalam Gudang. Setelah itu mencocokkan jumlah yang ada di laporan posisi keuangan
dengan jumlah persediaan Gudang, mencocokkan jumlah yang dihitung perusahaan
dengan jumlah yang dihitung oleh auditor, mencocokkan nilai totalnya dengan buku
besar persediaan dan setelah itu kirimkan konfirmasi untuk persediaan. Tahap
selanjutnya adalah lakukan peninjauan ulang terhadap konsep persediaan seperti
melakukan pemeriksaan pada setiap harga per unit dari persediaan apakah sama
dengan yang tercantum pada laporan posisi keuangan. Jika sudah, buat laporan hasil
akhir stock opname berupa kesimpulan dari hasil pemeriksaan persediaan dan lakukan
pemeriksaan apakah hasil akhir tersebut sudah sesuai dengan standar SAK atau
belum. Barulah hasil dari laporan tersebut dikomunikasikan kepada pihak perusahaan
yang bersangkutan.

4. Perbedaan antara simulasi parallel dengan metode tracing adalah dalam simulasi
parallel, auditor akan meminjam (mencopy data atau contoh data, misalnya data satu
bulan) dan diproses pada komputer auditor, tetapi dengan sistem simulasi (sistem
yang dibuat sendiri oleh auditor dengan spesifikasi yang sama dengan aslinya/ yang
ada di auditee). Sedangkan metode tracing adalah dilaksanakan dengan menambahkan
kode atau elemen data tertentu pada data yang ada, kemudian diamati, dianalisa dan
ditentukan apakah mekanisme sistem komputerisasi sudah berjalan baik. tracing
sebagai sistem pengujian ketaatan dan sekaligus juga pengujian substantif. Karena
didalam pengujian ini pada dasarnya langsung mengamati data yang sebenarnya
(secara sampling), dan juga mekanisme sistemnya.
5. Tujuan pemeriksaan kebenaran kas dan setara kas adalah untuk memeriksa apakah
sudah terdapat internal control yang baik atau belum. Internal control bisa kita lihat
dengan adanya pihak yang berbeda dalam mencatat kas dan pihak yang mencatat
setara kas. pemeriksaan ini juga bertujuan untuk memeriksa apakah saldo kas dan
setara kas yang ada di laporan posisi keuangan betul-betul ada dan dimiliki oleh
perusahaan serta memeriksa apakah transaksi yang terdapat di dalam laporan tersebut
tidak fiktif. Dari adanya pemeriksaan kebenaran kas dan setara kas, kita bisa
menghindari dari adanya pihak-pihak yang melakukan kecurangan terdapat data
tersebut karna data tersebut dibuat oleh pihak yang berbeda.

Anda mungkin juga menyukai