Anda di halaman 1dari 3

Nama : Siti Fauziah Yasmin Qurratu Ain

Prodi : Akuntansi 3B
NIM : 2110210040
Subjk : Jawaban UAS Pengauditan 1

1.
Dalam teori akuntansi dan organisasi, pengendalian internal didefinisikan sebagai suatu proses,
yang dipengaruhi oleh sumber daya manusia dan sistem teknologi informasi, yang dirancang
untuk membantu organisasi mencapai suatu tujuan atau objektif tertentu. Pengendalian
internal merupakan suatu cara untuk mengarahkan, mengawasi, dan mengukur sumber daya
suatu organisasi. Ia berperan penting untuk mencegah dan mendeteksi penggelapan (fraud)
dan melindungi sumber daya organisasi baik yang berwujud (seperti mesin,lahan dan
bangunan) maupun yang tidak berwujud (seperti reputasi atau hak kekayaan intelektual seperti
merek dagang). Adapun cara-cara melakukan penilaian efektifitas system pengendalian internal
pada saat audit :
a. Lngkungan pengendalian : terdiri atas tindakan, kebijakan, dan prosedur yang
mencerminkan sikap manajemen puncak, para direktur, dan pemilik entitas secara
keseluruhan mengenai pengendalian internal serta arti pentingnya bagi entitas.
b. Penilaian resiko : adalah sebagai tindakan yang dilakukan manajemen untuk
mengidentifikasi dan menganalisis resiko-resiko yang relevan dengan penyesuaian laporan
keuangan yang sesuai dengan GAAP.
c. Aktivitas pengendalian : adalah kebijakan dan prosedur, selain yang sudah termasuk dalam
empat komponen lainnya, yang membantu memastikan bahwa tindakan yang diperlukan
telah diambil untuk menangani resiko guna mencapai tujuan entitas.
d. Informasi dan komunikasi : untuk memulai, mencatat, memroses dan melaporkan transaksi
yang dilakukan entitas itu serta mempertahankan akuntabilitas yang terkait.
e. Pemantaun : hal yang berhubungan dengan penilaian mutu pengendalian internal secara
berkelanjutan atau periodik oleh manajemen untuk menentukan bahwa pengendalian itu
telah beroperasi seperti yang diharapkan, dan telah dimodifikasi sesuai dengan perubahan
kondisi.
f. Memperoleh dan Mendokumentasikan Pemahaman tentang Pengendalian Internal
g. Pengujian Pengendalian : Auditor akan menggunakan 4 jenis prosedur untuk mendukung
keefektifan pelaksanaan pengendalian internal. Keempat jenis prosedur itu adalah sebagai
berikut:
-Mengajukan pertanyaan kepada klien yang tepat.
-Memeriksa dokumen, catatan, dan laporan.
-Mengamati aktivitas yang terkait dengan pengendalian.
-Melaksanakan kembali prosedur klien.
Adapun Langkah-langkah dalam proses audit :
1. Perencanaan jadwal audit internal
2. Perencanaan proses audit
3. Melakukan audit
4. Audit Pelaporan
5. Tindak atas masalah atau perbaikan yang ditemukan
6. Fokus pada proses perbaikan untuk mendapat hasil maksimal dari internal audit

2.
Sampling non statistik merupakan pengambilan sampel yang dilakukan berdasarkan kriteria
subyektif. Besarnya sampel dan pelaksanaan evaluasi atas sampel dilakukan secara subyektif
berdasarkan pengalaman auditor. Ada beberapa metode pemilihan sampel yang dikategorikan
dalam sampling non statistik;
a. Haphazard sampling Auditor memilih sampel yang diharapkan representatif terhadap
populasi lebih berdasar judgement individu tanpa menggunakan perandom probabilistik
(misalnya semacam tabel bilangan random).
b. Block sampling Menggunakan seleksi satu atau lebih kelompok elemen populasi secara
berurut. Satu item dalam blok terpilih maka secara berurut item-item berikutnya dalam
blok terpilih dengan otomatis. (Guy dan Carmichael, 2001).
c. Systematic sampling Menggunakan start point yang ditentukan secara judgement dan
setelah itu memilih tiap elemen populasi ke n. Sampel dipilih berdasarkan interval. Interval
ditentukan dari pembagian jumlah unit dalam populasi dengan jumlah sampel.
d. Directed sampling Menggunakan seleksi berdasarkan judgement elemen bernilai (high
value) atau elemen yang diyakini mengandung error. Pemilihan sampel berdasarkan
kriteria yang telah disusun oleh auditor. Auditor tidak mendasarkan pada pemilihan yang
mempunyai kesempatan sama (probabilistik), namun lebih menitikberatkan pemilihan
berdasarkan kriteria. Kriteria-kriteria yang telah ditetapkan bisa berkaitan dengan
representiveness bisa juga tidak. Kriteria yang biasa digunakan umumnya adalah:
1) Item-item yang paling mungkin mengandung salah saji.
2) Item-item yang memiliki karakteristik populasi tertentu.
3) Item yang mempunyai nilai tinggi (large dollar coverage).

3.
Menurut Ron Weber, EDP auditing adalah proses mengumpulkan dan menilai bukti untuk
menentukan apakah sistsem computer mampu mengamankan harta, memelihara kebenaran
data maupun mencapai tujuan organisasi perusahaan secara efektif dan menggunakan aktiva
perusahaan secara hemat.
Adapun menurut pendapat saya, EDP (Electronic Data Processing) adalah penggunaan metode
automatis dalam pengolahan data komersil, pemanfaatan teknologi computer atau alat digital
yang bisa melakukan input dan output untuk melakukan pengolahan data yang berorientasi
pada transaksi dalam suatu organisasi.
Dan yang pernah saya baca dalam beberapa jurnal dikatakan EDP ini relatif simple, memiliki
aktivitas yang berulang untuk memproses informasi dalam jumlah yg besar. Misalnya : update
stok barang untuk dimasukkan ke dalam inventaris, transaksi banking untuk dimasukkan ke
dalam account dan master file pelanggan, booking dan pemesanan tiket ke system reservasi
maskapai penerbangan, dan lain-lain.

4.
Audit bertujuan agar perusahaan dapat menjadi lebih baik ke depannya. Tujuan suatu
perusahaan melakukannya adalah untuk memeriksa kelengkapan, ketepatan, eksistensi,
penilaian, klasifikasi, ketetapan, pisah batas (cut off) dan pengungkapan dari perusahaan itu
sendiri. Sementara manfaat audit adalah untuk menambah integritas laporan keuangan yang
dapat dipercaya untuk kepentingan pihak eksternal, seperti pemegang saham, pemerintah,
kreditur, dan lainnya.  Tindakan audit juga dapat mencegah terjadinya fraud yang dapat
dilakukan oleh manajemen perusahaan.
Audit memberikan dasar yang dapat lebih dipercaya untuk penyiapan Surat Pemberitahuan
Pajak (SPT) yang disampaikan kepada pemerintah. Audit juga membantu membuka pintu untuk
masuknya sumber-sumber pembiayaan dari luar, serta dapat membantu mengungkap
kesalahan dan penyimpanan dalam catatan keuangan.

5.

Tahapan dan proses pelaksanaan Sampling audit :


a. Menyusun Rencana Audit.
Pada tahap ini ditetapkan tujuan audit dan unsur yang diperlukan untuk menemukan unit
sampel, membuat hasil sampling serta kesimpulan. Tujuannya adalah untuk menentukan sikap
mengenai keandalan pengendalian audit.
b. Menetapkan Jumlah/Unit Sampel.
Berdasarkan perencanaan audit, auditor turun ke lapangan dan hal yang pertama dilakukan
adalah mendapatkan populasi dan memastikan unit. Jika populasinya sedikit maka 100%
sensus. Jika banyak dapat diuji secara sampling.
c. Memilih Sampel.
Setelah diketahui jumlah sampel yang harus di uji Langkah selanjutnya adalah memilih sampel
dari populasi yang diteliti. Karena metode sampling yang digunakan adalah statistic maka
pemilihan harus dilakukan secara acak.
Auditor selanjutnya dapat menetapkan apakah dalam pemilihan sampel dilakukan dengan
penempatan Kembali (with replacement) atau tanpa penempatan Kembali (without
replacement).
d. Menguji Sampel.
Sampel yang telah diperoleh melalui pemilihan sampel kemudian diuji dengan menerapkan
prosedur audit. Misalnya dari sampel sebanyak 100 bukti pengeluaran kas atau kuitansi yang
setelah diteliti ternyata ada 3 buah di antaranya tidak dibubuhi persetujuan dari pejabat yang
berwenang tetapi tetap dibayar oleh bendahara / kasir.
e. Mengestimasi Keadaan Populasi.
Sampel dibuat harus diperkirakan berapa banyak penyimpangan yang terdapat dalam populasi.
f. Membuat Simpulan Hasil Audit.
Hasil audit harus dibuat kesimpulan secara ringkas agar hasilnya lebih mudah dipahami, serta
pihak yang diaudit pun merasa tahu apa yang harus diperbaiki dari sampel yang telah di audit.

Anda mungkin juga menyukai