Anda di halaman 1dari 8

LABORATORIUM GEOTEKNIK

JURUSAN TEKNIK SIPIL


INSTITUT TEKNOLOGI NASIONAL
JL. PHH. MUSTOFA NO. 23 BANDUNG – 40124 TELP. 022 – 7272215 EXT.134

BAB 2
CBR (CALIFORNIA BEARING RATIO)

2.1 MAKSUD DAN TUJUAN


Pemeriksaan ini dimaksudkan untuk menentukan angka CBR (California Bearing Ratio)
Laboratorium yang digunakan dalam menentukan kualitas relatif tanah subbase, subgrade untuk
pekerjaan jalan (pavement) dan menentukan presentase pengembangan suatu tanah (evaluasi
kemungkinan tanah mengembang/expansive soils).

2.2 REFERENSI MATERI


American Society for Testing and Materials (1991). Annual Book of ASTM Standards,
ASTM D-1883 Standard Test Method for California Bearing Ratio (CBR) of Laboratory-
Compacted Soils. Philadelphia. Pa.

Das, Braja M., (2011). “Principles of Geotechnical Engineering, 7nd edition”. Origin of Soil
and Grain Size. USA: PWS-KENT Publishing Company.
Weasley, Laurence. D., (2012) “Mekanika Tanah untuk Tanah Endapan dan Residu”.
Jakarta: Penerbit Andi.
Badan Standarisasi Nasional (2012). SNI 1744 Metode Uji CBR Laboraotorium. Standar
Nasional Indonesia.

2.3 RUANG LINGKUP


Menentukan CBR (California bearing ratio) tanah dasar di laboratorium.

2.4 LANDASAN TEORI


CBR adalah perbandingan beban penetrasi pada suatu bahan (test load) dengan beban dan
bahan standar (standard load) pada penetrasi dan kecepatan pembebanan yang sama dan
dinyatakan dalam prosentase.CBR seringkali digunakan sebagai parameter untuk menyatakan
daya dukung tana dasar dalam menahan beban lalu lintas,berupa mobil atau pesawat terbang.

Uji CBR dilakukan di lapangan dan di laboraturium. Uji yang dilakukan di lapangan
dilaksanakan setelah subgrade selesai dimampatkan dan pengukuran di laboratorium dikaitkan
dengan percobaan pemampatan atau CBR design. Harga CBR adalah nilai yang menyatakan
kualitas tanah dasar (daya dukung bahan/tanah) dibandingkan dengan bahan standar berupa batu
pecah yang mempunyai nilai CBR sebesar 100% dalam memikul beban.

Ada. 2 (dua) kondisi dalam penentuan nilai CBR laboratorium, yaitu:

MODUL PRATIKUM MEKANIKA TANAH 2 BAB 2 - 1


LABORATORIUM GEOTEKNIK
JURUSAN TEKNIK SIPIL
INSTITUT TEKNOLOGI NASIONAL
JL. PHH. MUSTOFA NO. 23 BANDUNG – 40124 TELP. 022 – 7272215 EXT.134

2
1. CBR Rendaman
2. CBR Tanpa Rendaman

Nilai CBR dapat dihitung dengan persamaan:

tegangan pengujian
CBR  x 100%
tegangan standar

Nilai Beban Satuan Standar untuk Beberapa Penetrasi.

Penetrasi Tegangan Standar


(mm) (inch) (Mpa) (1bs)
2,5 0,1 6,9 1000
5,0 0,2 10,3 1500 Catatan :
7,5 0,3 13,0 1900 1 kPa = 0,01 kg/cm2
10,0 0,4 16,0 2300 1 Mpa = 10,0 kg/cm2
12,7 0,5 18,0 2600

Korelasi Nilai CBR dengan Kondisi Tanah, Kegunaan dan Klasifikasi Tanah.
Nilai CBR General Rating Uses USCS AASHTO
0-3 Very Poor Subgrade OH, CH, MH, OL A5, A6, A7
3-7 Poor tb Fair Subgrade OH, CU, MH, OL A4, AS, A6, A7
7-20 Fair Subgrade OL, CL, ML, SC, SM, SP A2, A4, A6, A7
Base GM, GC, SW, SM, A1b, A2-5, A3, A2,
20 – 50 Good
Subbase SP, GP A2-6

> 50 Excellent Base GW, GM Al a, A2-4, A3

Kegunaan dari CBR Test adalah sebagai berikut :


a. Untuk mengetahui kekuatan tanah dasar
b. Untuk menentukan tebal lapisan perkerasan
c. Menentukan prosentase pengembangan tanah (khusus untuk CBR soaked)

MODUL PRATIKUM MEKANIKA TANAH 2 BAB 2 - 2


LABORATORIUM GEOTEKNIK
JURUSAN TEKNIK SIPIL
INSTITUT TEKNOLOGI NASIONAL
JL. PHH. MUSTOFA NO. 23 BANDUNG – 40124 TELP. 022 – 7272215 EXT.134

2
2.5 PERALATAN PENGUJIAN CBR
Peralatan yang digunakan pada pengujian CBR (California bearing ratio) di laboratorium
yaitu sebagai berikut:
a) Cetakan Logam : .Cetakan logam (mold) berbentuk silinder dengan diameter dalam
152,4 ± 0,66 mm dengan tinggi 177,8 ± 0,13 mm. Cetakan dilengkapi dengan leher
sambungan (collar) dengan tinggi ± 50 mm dan keping alas yang berlubang banyak
yang dapat dipasang pas (tidak bergerak) pada kedua ujung cetakan.

b) Keping pemisah : kepingan pemisah dari logam (spacer disk) dengan diameter 150,8
mm dan tebal 61,4 mm.

c) Penumbuk : Terbuat dari logam dengan massa 4,536 kg ± 0,009 kg dan mempunyai
permukaan berbentuk bundar dan rata, diameter 50,80 mm ± 0,25 mm. Penumbuk harus
dilengkapi dengan selubung yang dapat mengatur jatuh bebas setinggi 457 mm ± 2 mm
di atas permukaan tanah yang akan dipadatkan

MODUL PRATIKUM MEKANIKA TANAH 2 BAB 2 - 3


LABORATORIUM GEOTEKNIK
JURUSAN TEKNIK SIPIL
INSTITUT TEKNOLOGI NASIONAL
JL. PHH. MUSTOFA NO. 23 BANDUNG – 40124 TELP. 022 – 7272215 EXT.134

2
d) Alat pengukur pengembangan : terdiri dari keping pengembangan yang berlubang,
batang pengatur, tripod logam, dan arloji pengukur pengembangan. Kepingan
pengembang harus dibuat dari logam dengan diameter 149.2 mm dan dibuat berlubang
banyak dengan diameter 1.6 mm.
e) Arloji ukur : Dua arloji ukur, masing-masing harus berkapasitas 25 mm dengan
ketelitian pembacann sebesar 0.02 mm
f) Keping beban : Keping logam (surcharge weight) dengan berat 2,7 kg, diameter 194,2
mm dengan diameter lubang tengah 54,2 mm
g) Piston Penetrasi : Sebuah piston dari logam, berpenampang bundar (lingkaran) dengan
diameter 49.63 mm, luas penampang 1935 mm2 (3 inci2) dan panjang tidak kurang dari
102 mm.

h) Peralatan pembebanan : sebuah peralatan tekan yang mampu memberikan peningkatan


beban yang seragam pada kecepatan penetrasi piston ke dalam benda uji sebesar 1.27
mm/menit.
i) Bak perendam : sebuah bak perendam yang sesuai untuk mempertahankan tinggi air 25
mm di atas permukaan benda uji.
j) Oven pengering : oven yang dilengakapi dengan alat pengatur temperature untuk
mengeringkan contoh tanah basah sampai (110±5)ᵒC

k) Cawan : Cawan terbuat dari material tahan karat dan tidak mudah berubah berat atau
rusakterhadap panas dan dingin yang berulang. Cawan ini harus mempunyai tutup yang

MODUL PRATIKUM MEKANIKA TANAH 2 BAB 2 - 4


LABORATORIUM GEOTEKNIK
JURUSAN TEKNIK SIPIL
INSTITUT TEKNOLOGI NASIONAL
JL. PHH. MUSTOFA NO. 23 BANDUNG – 40124 TELP. 022 – 7272215 EXT.134

2
rapat untuk menjaga kehilangan kelembaban pada benda uji sebelum penentuan
beratawal dan menjaga penyerapan kelembaban dari atmosfir karena pengeringan dan
sebelum penentuan berat akhir. Satu cawan diperlukan untuk setiap penentuan kadar air.

l) Peralatan bantu : seperti bak pencampur (baki), sendok pengaduk, pisau pemotong, alat
perata, kertas filter dan timbangan.

2.6 BENDA UJI PENGUJIAN CBR


Prosedur yang digunakan pada pengujian CBR (California bearing ratio) di laboratorium
yaitu sebagai berikut:
a) Jenis tanah yang digunakan berjenis tanah lempung. Apabila contoh tanah yang diterima
dari lapangan masih dalam keadaan basah atau lembab, contoh tanah tersebut harus
dikeringkan terlebih dahulu sehingga menjadi gembur. Kemudian gumpalan-gumpalan
tanah tersebut ditumbuk sedemikian rupa untuk menghindari pengurangan ukuran
butiran aslinya atau pecah.
b) Saring sejumlah tanah gembur yang mewakili dengan saringan No.4 (4,75 mm) yang
telah dicampur air.
c) Berat dari contoh uji yang telah disaring dengan saringan No. 4 seberat 5 kg untuk
masing-masing pengujian CBR.
2.7 PROSEDUR PENGUJIAN
Prosedur yang digunakan pada pengujian CBR (California bearing ratio) di laboratorium
yaitu sebagai berikut:
 Penambahan kadar air
a) Jumlah air yang ditambahkan adalah jumlah air yang memberikan kadar air optimum
dan gamma dry (γd) maksimum pada saat kompaksi modified.
Catatan: proses pencampuran air dan sampel tanah sebaiknya tidak dilakukan sekaligus, tambahkan
air dan tanah secara bertahap sehingga campuran menjadi lebih merata. Indikasi campuran air dan
tanah yang merata adalah warna campuran yang seragam dan tidak terdapat gumpalan-gumpalan
tanah di dalam campuran.

MODUL PRATIKUM MEKANIKA TANAH 2 BAB 2 - 5


LABORATORIUM GEOTEKNIK
JURUSAN TEKNIK SIPIL
INSTITUT TEKNOLOGI NASIONAL
JL. PHH. MUSTOFA NO. 23 BANDUNG – 40124 TELP. 022 – 7272215 EXT.134

2
b) Masukkan sample uji yang telah dicampur air ±5 kg ke dalam kantung plastik, ikat
dengan kuat, dan diamkan selama 1x24 jam.
 Proses pemadatan
a) Siapkan cetakan (mold) dengan diameter 152 mm lalu timbang.
b) Cetakan, leher dan keping alas dipasang jadi satu dan tempatkan pada landasan yang
kokoh. Letakkan kertas koran di atas keping alas agar tanah tidak menempel saat
cetakan dibuka.
Catatan: sebaiknya oleskan pelumas atau oli terlebih dahulu pada bagian dalam cetakan, terutama
bidang pertemuan antara cetakan dan leher sambung.
c) Masukkan tanah yang telah dijenuhkan ke dalam cetakan secara bertahap dalam 5
layer.
Masing-masing sample ditumbuk dengan manual hammer dengan berat 4.5 kg dan
tinggi jatuh 45 cm.
- Sample 1: 10x tumbukan per layer
- Sample 2: 30x tumbukan per layer
- Sample 3: 65x tumbukan per layer
d) Posisi menumbuk harus tegak lurus cetakan, arah tumbukan pertama-tama dilakukan
pada bagian atas-bawah-kiri-kanan lalu tumbukan dilakukan memutar pada bagian luar
dan dalam cetakan secara bergantian dan merata.
e) Lepaskan leher sambung, potong kelebihan tanah dari bagian keliling leher dengan
pisau.
f) Ratakan permukaan tanah sehingga sebidang dengan permukaan cetakan.
g) Timbang cetakan yang berisi benda uji setelah permukaannya diratakan.
h) Masukkan cetakan yang berisi benda uji ke dalam mesin penetrasi.
 Proses Penetrasi
a) Balik cetakan dan letakkan keping beban 2.27 kg di atas permukaan benda uji.
b) Posisikan torak penetrasi pada permukaan benda uji dan pastikan bahwa torak penetrasi
telah menyentuh permukaan benda uji.
Catatan: agar torak penetrasi menyentuh benda uji, atur bagian torak penetrasi(bagian atas) saja,
jangan mengatur(menaikkan) posisi benda uji.
c) Pasangkan pemberat selanjutnya (piringan pemisah) pada benda uji (total beban = 4,54
kg).

MODUL PRATIKUM MEKANIKA TANAH 2 BAB 2 - 6


LABORATORIUM GEOTEKNIK
JURUSAN TEKNIK SIPIL
INSTITUT TEKNOLOGI NASIONAL
JL. PHH. MUSTOFA NO. 23 BANDUNG – 40124 TELP. 022 – 7272215 EXT.134

2
d) Proses penetrasi dapat dimulai dan pembacaan dilakukan setiap 30 detik selama 10
menit.
Catatan: jaga strain rate pada nilai 0,025 inch/30 detik dengan mengatur gear yang dipakai saat proses
penetrasi, gear yang dipakai adalah gear dengan posisi paling dalam.
e) Keluarkan tanah dari cetakan, ambil bagian atas, tengah, dan bawah minimal 100 gram
untuk tanah berbutir halus atau 500 gram untuk tanah berbutir kasar.
f) Masukkan tanah ke dalam cawan, timbang, lalu oven.

2.8 PERHITUNGAN
Prosedur perhitungan yang digunakan pada pengujian CBR (California bearing ratio) di
laboratorium yaitu sebagai berikut:
1. Prosentase Pengembangan :
S
% Pengembangan = x 100%
H
dimana :
S = Pengembangan sample/perubahan tinggi sample (mm)
H = Tinggi awal sample tanah (mm)

2. Gambarkan kurva tahanan penetrasi sebagai ordinat terhadap penetrasi sebagai absis.
3. Tentukan tegangan penetrasi untuk sample pada penetrasi 0,1” dan 0,2”. Harga CBR
untuk :
- penetrasi 0,1”
Tegangan Pengujian. (lbs)
CBR = x 100%
3 x 1000

- penetrasi 0,2”
Tegangan Pengujian. (lbs)
CBR = x 100%
3 x 1500

4. Hitung berat isi basah () dan berat isi kering (d)

2.9 PELAPORAN
Materi yang harus dilaporkan sehubungan dengan praktikum ini adalah sebagai beikur:
a) Menentukan nilai CBR laboratorium pada tanah dasar (subgrade).
b) Mengambil kesimpulan
c) Faktor kesalahan

MODUL PRATIKUM MEKANIKA TANAH 2 BAB 2 - 7


LABORATORIUM GEOTEKNIK
JURUSAN TEKNIK SIPIL
INSTITUT TEKNOLOGI NASIONAL
JL. PHH. MUSTOFA NO. 23 BANDUNG – 40124 TELP. 022 – 7272215 EXT.134

2
LEMBAR DATA PRAKTIKUM
BERAT JENIS

MODUL PRATIKUM MEKANIKA TANAH 2 BAB 2 - 8

Anda mungkin juga menyukai