Abstract
Chronic kidney disease (CKD) is still a major problem in the world. In
addition to di$cult to cure, care and treatment costs were expensive.
Hemodialisis (HD) is one of the replacement therapy of damaged renal
function. Re purpose of this study was to detect di$erences in CKD patients’s
quality of life before and after undergoing HD therapy viewed from the four
domains / dimensions (physical, psychological, social and environmental).
Ris research design was a quasy-expe- riment with one group pre-post test
design. Sampling technique was consecutive sampling, and we collected a
number of 30 respondents. Data retrieval tool was using WHO QoL-BREF
questionnaire. We ßnd sygnißcant life quality di$erences of patients before
and after have HD theraphy (physical dimension p= 0.0001; psychology
dimension p = 0.001; social dimension p = 0.001, and environment dimension
p = 0.001).
Alamat korespondensi: ISSN 1858-1196
Jalan Tirto Agung, Pedalangan, Banyumanik, Semarang
50239 Email: srwidowati@yahoo.com
Supriyadi, Wagiyo, Sekar Ratih Widowati / KEMAS 6 (2) (2011) 107-112
109
Supriyadi, Wagiyo, Sekar Ratih Widowati / KEMAS 6 (2) (2011) 107-112
Tabel 1. Perbedaan Kualitas Hidup Pasien dari Dimensi Fisik, Dimensi Psikologis, Dimensi So-
sial, dan Dimensi Lingkungan Sebelum dan Sesudah Menjalani Hemodialisa di Rumah Sakit
Umum Kota Semarang (n= 30)
ponden bisa mengungkapkan semua ide atau- kannya, maka laki-laki cenderung mencari in-
pun berpendapat tentang segala sesuatu formasi lebih banyak agar ia lebih dapat me-
kepada perawat sehingga tercipta kelompok
sosial yang diharapkan responden. Peneliti
menilai bahwa keadaan tersebut juga
tergantung dari duku- ngan sosial dari
keluarga yang besar. Ini dibuk- tikan dengan
pasangan selalu mendampingi responden saat
pelaksanaan HD karena seba- gian besar
responden berstatus kawin (83,8%). Perawat
dan tenaga medis merupakan manifes- tasi
ketergantungan responden pada kelom- pok
sosial yang akan memberikan pertolongan
langsung pada saat responden membutuhkan
bantuan. Ini sesuai hasil penelitian Martono
(2006) bahwa keluarga memiliki tuntutan
lebih kuat dibandingkan tenaga medis karena
hubu- ngan kekerabatannya. Walaupun tenaga
medis merasa bahwa pasien membutuhkan
dukungan sosial yang banyak, akan tetapi
tenaga medis mempunyai keterbatasan.
Keterbatasan ini da- pat berupa etika profesi
yang tidak memung- kinkan tenaga medis
terlibat jauh dalam urusan pribadi pasiennya
kecuali yang berhubungan dengan
penyakitnya. Keterbatasan lain karena
banyaknya pasien yang harus ditangani
sehing- ga tenaga medis mengandalkan
partisipasi aktif dari keluarga.
Pada dimensi lingkungan sebelum men-
jalani HD, sebagian besar responden berada
pada tingkat kualitas hidup sedang. Responden
merasa bahwa keberadaannya di tempat mere-
ka tinggal dan bekerja sudah kurang dibutuh-
kan, terbukti dari hasil penelitian ini bahwa
40% responden tidak bekerja. Responden
dianggap tidak mempunyai kemampuan un-
tuk beraktifitas juga dalam hal berpendapat.
Responden jarang dimintai pendapat dan ja-
rang dilibatkan dalam pembuatan keputusan.
Peneliti menilai ini ada hubungannya dengan
jumlah responden laki-laki yang lebih banyak,
karena dalam kehidupan rumah tangga mereka
menjadi kepala keluarga yang seharusnya
lebih banyak terlibat dalam membuat
keputusan. Hal ini terjadi juga karena
karakteristik responden laki-laki yang
membutuhkan informasi lebih banyak dan
responden wanita lebih sering berkonsultasi
kepada tenaga medis. Ini sesuai yang
dijelaskan Safarino dalam Martono (2006)
bahwa untuk mengatasi masalah yang dirasa-
ngenali dan kemudian mencari jalan keluar
dari masalah.
Responden yang telah menjalani HD
lebih bisa melakukan aktifitas walau sangat
terbatas. Selama pelaksanaan HD responden
merasa nyaman berada pada lingkungan yang
bisa menerima keadaan dirinya dengan segala
keterbatasannya. Setelah dilakukan HD kuali-
tas hidup pada domain ini berada pada tingkat
tinggi. Hal ini terjadi juga karena sebagian
be- sar pasien berdomisili tidak jauh dengan
Kota Semarang, sehingga akses pelayanan
kesehatan lebih mudah, transportasi
memadai, keamanan fisik yang baik,
informasi tentang kesehatan mudah didapat
baik di rumah maupun di ru- mah sakit. Hal
ini juga karena sebagian besar pasien
menggunakan fasilitas asuransi keseha- tan,
sehingga pelayanan kesehatan khususnya
pelayanan HD dapat diperoleh untuk mening-
katkan kualitas hidupnya.