Anda di halaman 1dari 14

SATUAN ACARA PENYULUHAN

Tugas disusun untuk memenuhi praktik klinik keperawatan paliatif yang diampu
oleh Ibu Budiyati, S.Kep.Ns., M.Kep. SpKep.An

Disusun Oleh

Nama : Ira Hadnasari

NIM : P1337420617050

Kelas : 4A3 Reguler

PROGRAM STUDI SARJANA TERAPAN KEPERAWATAN


SEMARANG JURUSAN KEPERAWATAN SEMARANG

POLTEKKES KEMENKES SEMARANG

2021

1
SATUAN ACARA PENYULUHAN

Topik : Bronkitis
Sasaran : keluarga Tn. S dengan Bronkitis
Tempat : Rumah Tn. S
Hari/tanggal : Rabu, 3 Maret 2021
Waktu : 16.00-16.30
1. Tujuan
a. Tujuan Umum
Setelah dilakukan penyuluhan diharapkan Tn. S dapat mengerti
mengenai bronchitis.

b. Tujuan Khusus
Setelah diberikan penyuluhan diharapkan Tn. S mampu :
1) Mengerti mengenai penyebab bronchitis
2) Mengerti mengenai tanda dan gejala bronchitis
3) Mengerti mengenai penatalaksanaan bronchitis

2. Media
- Leaflet
- Materi SAP

3. Materi
Terlampir

4. Metode
Ceramah dan Diskusi (tanya jawab)

5. Kegiatan Penyuluhan

2
No Kegiatan
Waktu
. Pembicara Respon Peserta
1. 5 menit Pembukaan
1) Memberi salam - Menjawab
2) Memperkenalkan diri salam
3) Menyampaikan topik - Mendengarkan
4) Menjelaskan tujuan dan
penyuluhan - Memperhatikan
5) Melakukan kontrak waktu
2. 10 menit Penyajian Materi
1) Mengkaji pengetahuan awal - Menjawab
peserta tentang topik yang - Mendengarkan
akan disampaikan dan memperhatikan
2) Menyampaikan materi
tentang: bronchitis
3. 10 menit Evaluasi
1) Memberikan kesempatan - Bertanya
pada peserta untuk bertanya - Menjawab
2) Menanyakan kembali pada
peserta tentang materi yang
disampaikan
4. 5 menit Penutup
1) Menyimpulkan materi - Mendengarkan
2) Memberi salam - Menjawab
salam

MATERI

3
a. Definisi
1. Bronkitis adalah suatu peradangan bronkioli, bronkus dan trakea oleh
berbagai sebab. Bronkitis biasnaya lebih sering disebabkan oleh virus
seperti rhinovirus, respiratory syncitial virus (RSV), virus influenza,
virus para influenza dan coxsackie virus (arif Muttaqin, 2008).
2. Bronkitis merupakan inflamasi bronkus pada saluran napas bawah.
Penyakit ini dapat disebabkan oleh bakteri, virus atau pajanan iritan
yang terhirup (Brunner & Suddrath, 2002)
3. Bronkitis adalah kelainan yang ditandai oleh hipersekresi bronkus
secara terus-menerus. Bronkitis kronis merupakan suatu gangguan
klinis yang ditandai oleh pembentukkan mucus yang berlebihan dalam
bronkus dan bermanifestasi sebagai batuk kronis dan pembentukkan
sputum selama sedikitnya 3 bulan dalam setahun sekurang-kurangnya
dalam 2 tahun berturut-turut (Sylvia, price & wilson, 2001).
4. Kesimpulan : bronkitis merupakan suatu peradangan pada bronkus yang
disebabkan oleh berbagai macam mikroorganisme baik virus, bakteri,
maupun parasit. Bronkitis dibagi 2 fase yaitu fase akut dan fase kronis.

b. Anatomi Fisiologi
Saluran pernapasan terbagi atas 2 yaitu : saluran pernapasan bagian atas :
hidung (naso), tekak (faring), tenggorok (laring). Saluran pernapasan bagian
bawah : batang tenggorok (trakea), cabang tenggorok (bronkus), ranting-
ranting tenggorok (bronkiolus), alveoli, dan paru-paru.

4
Saluran pernapasn bagian bawah :
1) Trakea (batang tenggorokan)
Panjangnya kurang lebih 9 cm, berjalan dari laring sampai kira-kira
ketinggian vertebra torakalis ke lima dan ditempat ini bercabang
menjadi 2 bronkus (bronchi)
2) Bronkus
Terbentuk dari belahan 2 trakea pada ketinggian kira-kira
vertebralis torakalis kelima mempunyai struktur serupa dengan
trakea yang dilapisi oleh jenis sel yang sama. Cabang utama
bronkus kanan dan kiri tidk simetris. Bronkus kanan lebih pendek,
lebih besar dan merupakan lanjutan trakea dengan sudut lancip.
Keanehan anatomis ini mempunyai makna klinis yang penting.
Tabung endotrakea terletak sedemikian rupa sehingga terbentuk
saluran udara paten yang mudah masuk kedalam cabang bronkus
kanan. Kalau udara salah jalan, maka tidak dapat masuk dalam
paru-paru kiri sehingga paru-paru akan kolaps (ateletaksis). Tetapi
arah bronkus kanan yang hampir vertikal maka lebih mudah
memasukkan kateter untuk melakukan penghisapan yang dalam,
juga benda asing yang terhirup lebih mudah tersangkut dalam
percabangan bronkus kanan karena arahnya vertikal.
Cabang utama bronkus kanan dan kiri bercabang-cabang
lagi menjadi segmen lobus, kemudian menjadi segmen bronkus.
Percabangan ini terus menerus sampai cabang terkecil yang

5
dinamakan bronciolus terminalis yang merupakan cabang saluran
udara terkecil yang tidak mengandung alveolus.
Bronkiolus terminal kurang lebih bergaris tengah 1 mm.
Brokiolus tidak diperkuat oleh cincin tulang rawan, tetapi
dikelilingi ooleh otot polos sehingga ukurannya dapat berubah.
Semua saluran udara dibawah bronkiolus terminalis disebut saluran
pengantar udara karena fungsi utamanya adalah sebagai pengantar
udara ketempat pertukaran gas paru-paru. Diluar bronkiolus
terminalis terdapat asinus yang merupakan unit fungsional paru-
paru, tempat pertukaran gas. Asinus terdiri dari bronkiolus
respiratorius yang kadang-kadang memiliki kantung udara kkecil
atau alveoli yang berasal dari dinding mereka. Duktus alveolaris
yang seluruhnya dibatasi oleh alveolus dan sakus alveolaris
terminalis merupakan struktur akhir paru-paru.
3) Paru-paru
Paru-paru merupakan sebuah alat tubuh yang sebagian besar terdiri
atas kecil gelembung-gelembung (alveoli). Alveolus yaitu tempat
pertukaran gas asinus terdiri dari bronkiolus dan respiratorius yang
terkadang memiliki kantong udara kecil atau alveoli. Pada
dindingnya, ductus alveolaris seluruhnya dibatasi oleh alveolis dan
sakus alveolaris terminalis merupakan akhir paru-paru, asinus atau
kadang disebut lobulus primer memiliki tangan kira-kira 0,5 s/d 1.0
cm. Terdapat sekitar 20 kali percabangan mulai dari trakea sampai
sakus alveolaris. Alveolus dipisahkan oleh dinding yyang
dinamakan pori-pori khon.
Paru-paru dibagi menjadi 2 bagian yaitu paru-paru kanan
yang terdiri dari 3 lobus (lobus pulmo dekstra superior, lobus
pulmo dekstra media. Lobus pulmo dextra inferior dan paru-paru
kiri yang terdiri dari 2 lobus (lobus sinistra superior dan lobus
sinistra inferior). Tiap-tiap lobus terdiri dari belahan yang lebih
kecil yang bernama segmen. Paru-paru kiri memiliki 10 segmen
yaitu 5 buah segmen pada lobus superior, 2 buah segmen pada

6
lobus medialis dan 3 segmen pada lobus inferior. Tiap-tiap segmen
masih terbagi lagi menjadi belahan-belahan yang bernama lobulus.
Letak paru-paru dirongga dada datarnya menghadap
ketengah rongga dada/kavum mediastinum. Pada bagian tengah
terdapat tampak paru-paru atau hilus. Pada mediastinum depan
terletak jantung.
Paru-paru dibungkus oleh selaput tipis yang bernama
pleura. Pleura dibagi menjadi 2 yaitu pleura visceral (selaput dada
pembungkus) yaitu selaput paru yang langsung membungkus paru-
paru dan pleura parietal yaitu selaput yang melapisi rongga dada
sebelah luar. Antara kedua lapisan ini terdapat rongga kavum yang
disebut kavum pleura. Pada keadaan normal, kavm pleura ini
vakum/hampa udara.
Suplai darah setiap arteria pulmonalis, membawa darah
deoksigenasi dari ventrikel kanan jantung, memecah bersama
dengan setiap bronkus menjadi cabang-cabang untuk lobus,
segmen dan lobules. Cabang-cabang terminal berakhir dalam
sebuah jaringan kapiler pada permukaan setiap alveolus. Jaringan
kapiler ini mengalir kedalam vena yyang secara progresif makin
besar, yang akhirnya membentuk vena pulmonalis, dua pada setiap
sisi, yang dilalui oleh darah yang teroksigenasi kedalam atrium kiri
jantung. Arteria bronchiale yang lebi kecil dari aorta menyuplai
jaringan paru dengan darah yang teroksigenasi.

Sisiologi sistem pernapasan

7
Dibagi menjadi 2 bagian yaitu respirasi eksternal dimana proses pertukaran
O2 dan CO2 ke dan dari paru-paru kedalam O2 masuk kedalam darah dan
CO2 + H2O masuk keparu-paru darah, kemudian dikeluarkan dari tubuh.
Dan respirasi internal/respirasi sel dimana proses pertukaran O2 dan CO2
ditingkat sel biokimiawi untuk proses kehidupan. Proses pernapasan terdiri
2 bagian, yaitu sebagai berikut :
1) Ventilasi pulmonal
Ventilasi pulmonal yaitu masuk dan keluarnya aliran udara antara
atmosfir dan alveoli paru yang terjadi melalui proses bernapas
(inspirasi dan ekspirasi) sehingga terjadi difusi gas (oksigen dan
karbondioksida) antara alveoli dan kapiler pulmonal serta transport
O2 dan CO2 melalui aliran darah dari sel jaringan. Mekanik
pernapasan masuk dan keluarnya udara dari atmosfir kedalam
paru-paru dimungkinkan oleh peristiwa mekanik pernapasan yaitu
inspirasi dan ekspirasi.
Inspirasi (inhalasi) adalah masuknya O2 dari atmosfir dan
CO2 kedalam jalan napas. Dalam inspirasi pernapasan perut, otot
diagfragma akan berkontraksi dan kubah diafragma turun (posisi
diafragma datar), selanjutnya ruang otot intercostalis externa
menarik dinding dada agar keluar, sehingga volume paru-paru
membesar, tekanan dalam paru-paru akan menurun dan lebih
rendah dari lingkungan luar sehingga udara dari luar akan masuk
kedalam paru-paru.
Ekspirasi (exhalasi) adalah keluarnya CO2 dari paru ke
atmosfir melalui jalan napas. Apabila terjadi pernapasan perut, otot
diafragma naik kembali keposisi semula (melengkung) dan
muskulus intercostalis interna relaksasi. Akibatnya tekanan dan
ruang didalam dada mengecil sehingga dinding dada masuk
kedalam udara keluar dari paru-paru karena tekanan paru-paru
meningkat.
Ventilasi selama inspirasi udara mengalir dari atmosfir ke
alveoli selama ekspirasi sebaliknya yaitu udara keluar dari paru-

8
paru. Udara yang masuk kedalam alveoli mempunyai suhu dan
kelembaban atmosfir. Udara yang dihembuskan jenuh dengan uap
air dan smempunyai suhu sama dengan tubuh.
Difusi yaitu proses dimana terjadi pertukaran O2 dan CO2
pada pertemuan udara dengan darah. Tempat difusi yang ideal
yaitu dimebran alveolar-kapiler karena permukaan nya luas dan
tipis. Pertukaran gas antara alveoli dan darah terjadi secara difusi.
Tekanan parsial O2 (PaO+) dalam alveolus lebih tinggi dari pada
dalam darah O2 dari alveolus kedalam darah. Sebaliknya (PaCo2)
darah > (PaCO2) alveolus sehingga perpindahan gas tergantung
pada luas permukaan dan ketebalan dinding alveolus. Transportasi
gas dalam darah O2 perlu ditransport dari paru-paru ke jaringan
dan Co2 harus ditransport kemabli dari jaringan ke paru-paru.
Beberapa faktor yang mempengaruhi dari paru ke jaringan yaitu :
cardiac output, jumlah eritrosit, exercise, hematokrit darah akan
meningkatkan viskositas darah, mengurangi transport O2
menurunkan Co2.
2) Perfusi pulmonal
Merupakan lairan adrah aktual melalui sirkulasi pulmonal dimana
O2 diangkut dalam darah membentuk ikatan (oksi
Hb)/oksihaemoglobin darah natrium (98,5%). Sedangkan dalam
eritrosit bergabung dengan hb dalam plasma sebagai O2 yang larut
dalam plasma (1,5%). CO2 dalam ditransportasikan sebagai
bikarbonat dalam plasma sebagai kalium bikarbonat dalam larutan
bergabung dengan hb dan protein plasma. CO2 larut dalam plasma
sebesar 5-7%, HbNHCO3 carbamoni Hb (carbamate) sebesar 15-
20%, Hb+Co2, HbCO2 bikarbonat sebesar 60-80%.
Pengukuran volume paru, fungsi paru yang mencerminkan
mekanisme ventilasi disebut volume paru dan kapasitas paru.
Volume paru dibagi menjadi :
a) Volume tidal (TV) yaitu volume udara yang dihirup dan
dihembuskan setiap kali bernapas.

9
b) Volume cadangan inspirasi (IRV) yaitu volume udara maksimal
yang didapat dihirup setelah inhalasi normal
c) Volume cadangan ekspirasi (ERV), volume udara maksimal yang
dapat dihembuskan dengan kuat setelah ekshalasi normal.
d) Volume residual (RV), volume udara yamg tersisa dalam paru-paru

setelah ekhalasi maksimal.

3. Etiologi
Bronkitis biasanya lebih seirng disebabkan oleh virus seperti Rhinovirus,
Respiratory syncitial virus (RSV), virus influenza, virus par influenza dan
coxsackie virus. Bronkitis adalah suatu peradangan pada bronkus yang
disebabkan oleh berbagai macam mikro organisme baik virus, bakteri
maupun parasit. Sedangkan pada bronkitis kronik dan batuk berulang
sebagai berikut :
a) Spesifik
1) Asma
2) Infeksi kronik saluran naps bagian atas (misal : sibobronkitis)
3) Infeksi misal : bertambahnya kontak dnegan virus, infeksi
mycoplasma, chlamydia, pertusis, tuberculosis, fungsi/jamur
4) Penyakit paru yang telah ada, misal : bronchietasis
5) Sindrom aspirasi
6) Penekanan pada saluran napas
7) Benda asing
8) Kelainan jantung bawaan
9) Kelainan silia primer
10) Defisiensi imunologis
11) Kekurangan alfa-1 antitripsin
12) Fibrosis kistik
13) Psikis

b) No spesifik

10
1) Asap rokok
2) Polusi udara

4. Patofisiologi
Faktor etiologi, mengiritasi jalan napas, mengakibatkan
hipersekresi lendir dan inflamasi. Karen airitasi yang konstan ini, kelenjar-
kelenjar yang mensekresi lendir dan sel-sel goblet meningkat jumlahnya,
fungsi silia menurun dan lebih banyak lendir yang dihasilkan dan
akibatnya bronkioles menjadi menyempit dan tersumbat. Alveoli yang
berdekatan dengan bronkioles dapat menjadi rusak dan membentuk
fibrosis, mengakibatkan perubahan fungsi makrofag alveolar yang
berperan penting dalam menghancurkan partikel asing termasuk bakteri.
Pasien kemudian menjadi lebih rentan terhadap infeksi pernapasan.
Penyempitan bronchial lebih lanjut terjadi sebagai akibat perubahan
fibrotic yang terjadi dalam jalan napas. Pada waktunya mungkin terjadi
perubahan paru yang irreversible, kemungkinan mengakibatkan
emphysema dan bronkietaksis.

5. Manifestasi klinis
Gejala dan tanda klinis yang timbul pada pasien bronkitis
tergantung pada luas dan beratnya penyakit, lokasi kelainanya dan ada
tidaknya komplikasi lanjut. Ciri khas pada penyakit ini adalah adanya
batuk kronik disertai produksi sputum, adanya hemaptoe dan penumonia
berulang. Gejala dan tanda klinis dapat demikian hebat pada penyakit yang
berat dan dapat tidak nyata atau tanpa gejala pada penyakit yang ringan.
Bronkitis yang mengenai bronkus pada lobus atau sering dan
memberikan gejala yang keluhan-keluhan :
a. Batuk
b. Haemaptoe
c. Sesak napas (dispnea)
d. Demam
6. Test diagnostik

11
a. Foro thorak
Hiperinflasi paru-paru, mendatarnya diafragma, peningkatan area udara
retrosternal, penurunan tanda viskularisasi (empisema), peningkatan
bronkovaskuler (bronkitis)
b. Test fungsi paru
Untuk menentukan penyebab dispnea, menentukan apakah fungsi
abnormal adalah obstruksi atau retruksi dan untuk mengevaluasi efek
terapi.
c. GDA
PaCo2 menurun, Paco2 normal atau meningkat (bronkitis kronis dan
empisema) dan menurun pada asma, Ph normal atau asidosis, alkalosis
respiratori ringan sekunder terhadap hiperventilasi.
d. Bronkogram
Menunjukan dilatasi silindris bronkus pada inspirasi, kolaps bronchial
pada ekspirasi kuat (empisema). Pembesaran duktus mukosa yang terlihat
pada bronkitis.
e. Sputum
Menentukan adanya infeksi, patogen, gangguan alergi.
f. EKG
Deviasi aksis kanan, peninggian gelombang P (asma berat), disritmia
artrial (bronkitis) peninggian gelombang pada lead II, III, AVF
(bronkitis, empisema), aksis ventrikel QRS (empisema)
g. Kimia darah
Menyakinkan defissiensi dan diagnose primer

7. Penatalaksanaan medik
a. Terapi oksigen
b. Fisiotherapi dada
c. Pengkajian seri AGD
d. Obat-obatan
e. Bronkodilator
f. Antibiotik

12
g. Diuretic
h. Kortkosteroid

Penatalaksanaan keperawatan
Tindakan keperawatan yang penting adalah fisiotherapi dada, batuk efektif,
latihan dafas dalam, memberikan posisi semifowler, cegah terjadinya polusi
lingkungan, kaji tingkat ketergantungan pasien, mendiskusikan efek bahaya
merokok dan menganjurkan pasien untuk menghindari rokok, tingkatkan
masukan cairan sampai 3000 ml/hari.

8. Komplikasi
a. Bronkitis kronis
Karena bronkitis akut merupakan terjadinya suatu penyakit bronkitis
yang terjadi karena adanya kelainan dengan saluran bronkus sendiri
sehinga dengan waktu yang singkat dapat menjadi bronkitis kronis yang
bersifat menahun.
b. Bronkietaksis
Merupakan penyakit yang menebabkan saluran bronkus yang mengalami
penebalan dan peradnagan sehingga saluran udara dna mucus menjadi
terhambat dan mengakibatkan dilatasi pelebaranyang disebut dengan
penyakit bronkietaksis.
c. Penumonia
Penumonia paru-paru basah disebabkan oleh adanya sehingga
menyebabkan terjadinya radang paru-paru.
d. Gagal jantung kongestif
Karena kurangnya darah yang masuk dalam atrium dan ventrikel kiri
gagal jantug yang sering terjadi yaitu gagal jantung kiri.

DAFTAR PUSTAKA

13
Soemantri, Irman.2017. Asuhan Keperawatan pada pasien dengan Gangguan
Sistem Pernapasan. Jakarta : Salemba medika.

Muttaqin, Arif.2018. Pengantar Asuhan Keperawatan Dengan Sistem


pernapasan. Jakarta : Salemba Medika.

Syaifuddin.2017. Anatomi Fisiologi. Jakarta : EG

14

Anda mungkin juga menyukai