110 316 1 PB
110 316 1 PB
I Made Mara*
* Dosen Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas Mataram
Jl Majapahit 62 Mataram, NTB. Email; made.mara@ymail.com
Abstract
The rising costs for the fossil fuel based energy and concern over the environment have caused a resurgence
of interest in anaerobic treatment and subsequent use of the biogas produced during the treatment of organic waste as
fuel. Biogas from cattle dung has become a potential renewable energy source for both domestic and commercial
usage especially in Lombok. Unfortunetly, due to the presence of carbon dioxide (CO2) and Hydrogen sulphide (H2S)
in biogas, it has become extremely difficult to store and transport it effectively and has lower energy density.
This paper presents the study in biogas purification by mean of absorbing the CO2 gas using the NaOH
solution. In addition, the biogas production process used in 3 (three) kinds of cattle dung from horses dung, cows dung
and buffaloes dung by the composition of 1 kg of manure to 1 Liter of water.
The results show that generated the largest volume on the composition of C with average volume reached
72.419 liters, then the composition B reached 61.794 liters, and the lowest in the composition of A with an average
volume of 51.478 liters. The highest power generated in the treatment composition A with 2.5 N NaOH solution at
108.5 watts and the lowest power generated by the composition of C without treatment of 25.67 Watts.
1
Vol. 2 No. 1. Januari 2012 ISSN: 2088-088X
2. Temperatur ruangan digester yang digunakan Adapun tujuan dari penelitian ini adalah:
adalah temperatur lingkungan 1. Untuk mengetahui kualitas dan kuantitas biogas
( + 30º C). setelah dilakukan penyerapan gas CO2 dengan
larutan NaOH.
1.4. Tujuan penelitian
LANDASAN TEORI
waktu tertentu dan bila memiliki kandungan padatan osmosis balik pada pengolahan air (water treatment).
tinggi (25%). Bila bahan tersebut sulit unuk diproses, Bila pelarut yang digunakan adalah NaOH maka
tipe batch akan lebih cocok, karena lama proses dapat absorbsi yang terjadi akan secara kimia, dikarenakan
ditingkatkan dengan mudah. Bila dalam proses terjadi terjadinya reaksi kimia secara langsung antara CO2
keselahan, misalnya karena bahan keracunan, proses dengan larutan NaOH.
dapat dihentikan dan mulai dengan yang baru. Proses absorbsi atau pemisahan gas CO2 oleh
Dalam proses fermentasi bakteri juga NaOH dapat dilihat pada reaksi berikut ini :
menghasilkan gas sebagai akibat dari pembongkaran CO2 + 2NaOH Na2CO3 + H2O
substrak yang berlangsung oleh aktivitas bakteri. Gas
yang dihasilkan dapat berupa karbondioksida (CO2), Absorbsi di atas merupakan reaksi yang
hydrogen (H2), metan (CH4), nitrogen (N2), dan terjadi secara kimia, dikarenakan terjadinya reaksi
amoniak (NH3) (Dwidjoeputra, 2005). kimia secara langsung antara CO2 dengan larutan
1. Karbondioksida (CO2) timbul karena aktivitas NaOH. Reaksi dianggap merupakan reaksi satu arah
bakteri, gas ini dapat timbul sebagai hsil dan derorde 2 (Kumoro, 2004). Pada proses ini,
pernafasan aerob maupun anearob, kebanyakan kondisi pada fase gas serupa dengan absorbsi fisik.
senyawa yang cepat terurai oleh bakteri serta Tetapi pada fase cair, selain terdapat lapisan tipis
menghasilkan CO2 adalah golongan gula. cairan juga terdapat zona reaksi. Reaksi kimia yang
2. Hidrogen, gas ini biasa timbul bersama CO2 terjadi adalah ineversible, dimana CO2 pada fase gas
sebagai hasil penguraian karbohidrat atau asam akan diabsorbsi oleh larutan NaOH pada fase cair.
amino. Echerichia coli dalam keadaan tertentu Pada saat gas mendekati interfase cair, gas CO2 akan
dapat menguraiakan asam semut (HCOOH) larut dan langsung bereaksi dengan larutan NaOH.
menjadi CO2 dan H2 Kontaktor membran adalah suatu alat yang
3. Gas metan, gas ini timbul sebagai hasil dapat mengakomodasi pepindahan masa gas-cair
penguraian bermacam-macam senyawa organik. ataupun cair-cair tanpa adanya dispersi satu fase ke
Methano bacterium dalam keadaan anaerob fase lainnya. Tidak seperti kolom kontaktor
menghasilkan metan. konvensional, membran yang umum digunakan adalah
4. Nitrogen, gas ini timbul akibat penguraian nitrat membran serat berongga (hollow fiber) berpori mikro
maupun nitrit, peristiwa ini dikenal sebagai (microporous memebrane), yaitu membran dengan
denitrifikasi. Denitrifikasi terjadi di tempat-tempat struktur berongga yang padat saling terhubung dan
tertutup. terdistribusi acak. Perpindahan massa antar fasa pada
5. Amoniak, merupakan hasil penguraian protein kontaktor membran didorong oleh adanya perbedaan
dan senyawa-senyawa lain yang mengandung konsentrasi antar fasa dan penurunan tekanan yang
nitrogen. diperlukan untuk menahan interfasa antar fluida
sangant kecil (Kartohardjono; dkk, 2010).
2.2 Proses Absorbsi Karbondioksida (CO2) Kenormalan (N) adalah jumlah ekivalen zat
Absorbsi merupakan salah satu proses terlarut dalam tiap liter larutan. ekivalen zat dalam
pemisahan dengan mengontakkan campuran gas larutan bergantung pada jenis reaksi yang dialami
dengan cairan sebagai penyerapnya, penyerap tertentu oleh zat itu, karena satuan ini digunakan untuk
akan menyerap satu atau lebih pada komponen gas. penyetaraan zat dalam reaksi. Ekivalen suatau zat ada
Absorbsi dapat berlangsung dalam dua macam proses, hubungan dengan molarnya, dan hubungan itu
yaitu absorbsi fisik dan absorsi kimia (Kumoro andri bergantung pada jenis reaksi apakah asam-basa, atau
cahyo, hadiyanto, 2004). Absorbsi fisik yaitu absorbsi redoks (Syukri, 1999).
dimana gas terlarut dalam cairan menyerap tanpa Dalam reaksi asam–basa, ekivalen asam dan
disertai reaksi kimia. Contoh absorbsi ini adalah basa masing-masing bergantung pada pada jumlah H+
absorbsi gas H2S dengan air, metanol, atau propilen. dan OH- yang dilepaskan, contohnya:
Absorbsi kimia yaitu absorbsi dimana gas terlarut
dalam larutan penyerap disertai reaksi kimia. Contoh NaOH Na+ + OH- 1M NaOH = 1N
absorbsi ini dapat dilihat pada absorbsi gas CO2
dengan larutan Na2CO3, NaOH, K2CO3 dan lain HCL H+ + CL- 1M HCL = 1N
sebagainya. 2.2. Analisa Kualitas Biogas
Salah satu metode yang kini dikembangkan Untuk menganalisa kualitas biogas yang
dalam proses pemisahan CO2 dan campuran gas dihasilkan persamaan-persamaan yang digunakan
adalah dengan menggunakan membran sebagai adalah persamaan yang biasa digunakan dalam
kontaktor gas-cair. Metode ini adalah pengembangnan menyelesaikan persamaan kalor. Kalor merupakan
dari penggunaan membran konvensional yang selama bentuk energi. Perubahan jumlah kalor pada suatu
ini lebih sering digunakan untuk proses filtrasi serta benda ditandai dengan kenaikan dan penurunan suhu
3
Vol. 2 No. 1. Januari 2012 ISSN: 2088-088X
atau bahkan perubahan wujud benda tersebut. Jika kalor jenis air diambil 4.200 J/kgoC. Kemudian Q
benda menerima kalor, suhunya akan naik. Banyak merupakan hasil kali dari daya dan waktu maka :
kalor yang akan diterima atau dilepaskan suatu benda Q = P ⋅ t ....................................... (2)
sebanding dengan besar kenaikan dan penurunan
suhunya. Secara matematis hubungan antara banyak
kalor dan kenaikan suhu ditulis sebagai berikut Dimana : P = Daya (watt)
t = Waktu (sekon)
Q = m.c.∆T ...................................(1)
Dimana: Q = Kalor (J) Banyaknya kalor yang dilepaskan sama dengan
m = Massa air (kg)
kalor yang diserap. Pernyataan ini pertama kali oleh
∆T = Perubahan Suhu (oC)
black. Oleh karena itu, pernyataan tersebut sering
c = Kalor Jenis air (J/kg oC)
disebut asas Black, secara matematis dapat dituliskan
sebagai berikut:
Kalor jenis zat (cv) adalah kalor yang Qterima = Qlepas.............................................(3)
diperlukan oleh 1 kg zat untuk menaikkan suhunya
sebesar satu satuan suhu pada volume konstan dengan m.c∆T = P.t ……………….(4)
METODE PENELITIAN
Penelitian ini menggunakan digester tipe batch 5. Digester dan plastik penampung gas
untuk percobaan dengan kapasitas 30 liter. ditutup rapat sehingga terjadi kondisi
anaerob.
3.1. Variable penelitain Dalam percobaan ini tahap penelitian terbagi menjadai
1. Variable terikat, yaitu yang menjadi tujuan beberapa proses yaitu:
utama dari penelitian. Tujuan utama dari a. Tahap Pembuatan Biogas
penelitian adalah menjelaskan variable terikat. 1. Membuat bahan isian dengan komposisi
Yang menjadi variable terikat dari penelitian ini sebagai berikut :
adalah volume dan kualitas biogas. − Komposisi A adalah 10 gr ragi, 50%
2. Variable bebas, yaitu variable yang air dan 50% kotoran sapi.
mempengaruhi variable terikat. Adapun yang − Komposisi B adalah 20 gr ragi, 50%
mempengaruhi variable terikat yaitu kondisi air dan 50% kotoran sapi.
yang dikehendaki oleh peneliti, dalam penelitian − Komposisi C adalah 30 gr ragi, 50%
ini variable bebas yaitu waktu pengamatan dan air dan 50% kotoran sapi.
variasi kadar campuran ragi dalam kotoran sapi 2. Mengukur suhu dan pH bahan isian, jika pH-
dan variasi larutan NaOH sebagai penyerap CO2 nya menunjukan nilai 6,8-8 maka komposisi
limbah siap digunakan.
3.2. Prosedur penelitian 3. Memasukan komposisi ke dalam digester
Setelah alat dan bahan untuk pembuatan dengan menyisakan ruang dipermukaan isian
biogas sudah lengkap, maka tahap awal pembuatan di dalam digester agar aliran gas yang
biogas dan penyerapan CO2 adalah sebagai berikut : dihasilkan lancar.
1. Menimbang kotoran sapi sebanyak 20
kg. b. Tahap Pengukuran Volume
2. Air bersih sebanyak 20 kg. Untuk mengukur volume dari biogas yang
3. Menimbang ragi sebanyak 10 gr, 20 gr, dihasilkan alat yang digunakan cukup sederhana,
30 gr. biogas dari penampungan akan dihubungkan dengan
4. Membuat larutan NaOH 0 N (Tanpa alat pengukur volume. Adapun alat ukur yang akan
perlakuan), 1.25 N, dan 2.5 N digunakan untuk mengukur volume dari biogas dapat
dilihat pada gambar berikut
Setelah penampung gas sudah dihubungkan dengan Dalam penelitian ini proses pengukuran volume
alat ukur, maka selanjutnya pengukuran volume dilakukan dua kali yaitu volume gas dari digester dan
biogas dapat dilakukan. Pipa bagian dalam ditarik ke volume gas setelah porses penyerapan CO2.
atas sampai ketinggian air pada tabung bagian luar dan c. Tahap Pengukuran Kualitas
dalam sama. Kemudian mengukur ketinggian pipa Tahap pengukuran kualitas biogas ini
yang ada pada permukaan air, sehingga volume biogas dilakukan dengan memanaskan 100 cc air selama tiga
dapat dihitung dengan persamaan volume selinder. menit . Parameter yang diinginkan dari pemanasan ini
4
Vol. 2 No. 1. Januari 2012 ISSN: 2088-088X
adalah perubahan temperatur air yang dipanaskan. proses penyerapan CO2 dengan cara melewatkan
pengukuran kulitas ini dilakukan sebelum dan setelah biogas ke dalam larutan NaOH.
keran
Biogas Biogas
Gas
Gas
masuk Pipa keluar
Larutan
NaOH
Cara kerja alat absorbsi di atas pada dasarnya sama 3.3. Teknik Pengolahan Data
dengan alat ukur volume, mula-mula tabung bagian Teknik pengolahan data yang digunakan
dalam diangkat dengan posisi keran gas masuk dalam penelitian ini adalah teknik pengolahan data
terbuka, kemudian gas akan masuk ke dalam tabung mentah. Pada penelitian ini akan dibuat suatu
sehingga terjadi kontak antara larutan NaOH dengan rancangan penelitian terhadap variabel-variabel utama.
gas. Proses ini disebut absorbsi. Setelah absorbs Untuk menganalisa pengaruh perlakuan terhadap
dilakukan, kemudian dilanjutkan dengan menguji volume serta kualitas biogas. Analisis yang digunakan
kualitas biogas dengna cara memansakan air. untuk pengujian hipotesis tersebut dinamakan analysis
of variance (ANOVA).
HASIL DAN PEMBAHASAN
5
Vol. 2 No. 1. Januari 2012 ISSN: 2088-088X
6
Vol. 2 No. 1. Januari 2012 ISSN: 2088-088X
7
Vol. 2 No. 1. Januari 2012 ISSN: 2088-088X
Tabel 3. Daya rata-rata yang dihasilkan setiap Variasi Tabel 4. Analisa Varians untuk Daya Biogas
Larutan NaOH SV SS DF MS F0
F table
Daya rata-rata yang dihasilkan α = 0,05
setiap variasi larutan NaOH Ragi 7098,55 2 3549,28 58,44 5,14
Komposisi Error 485,83 4 60,37
(Watt)
0N 1.25 N 2.5 N Total 7584,38 6
A123 31,5 81,30 108,5
B123 30,30 69,61 97,21 Dari tabel anova di atas ditunjukkan bahwa
C123 25,67 59,89 86,72
Fhitung > Ftabel, yaitu 58,44> 5,14, karena Fhitung berada
dalam daerah penolakan maka Ho ditolak. Sehingga
variasai larutan NaOH berpengaruh signifikan
terhadap kualitas gas yang dihasilkan.
DAFTAR PUSTAKA
Anonim, 2008, Produksi Biogas Dari Limbah Ternak, Kumoro, Andri cahyo, Hadiyanto, 2004, Absorbsi
Pusat Penelitian Dan Kakao Indonesia. Karbondiolsida Dengan Larutan Soda Api
Amaru, Kharistya, 2004, Rancang Bangun Dan Uji Dalam Kolom Unggun Tetap. Forum Teknik
Kinerja Biodigester Plastik Polyethylene Jilid 24.
Skala Kecil. Fakultas pertanian Universitas Widodo, Teguh Wikan. A. Asari, 2008, Teori Dan
Padjajaran. Konstruksi Instalasi Biogas, Balai Besar
Haryati, Tuti, 2002, Biogas : Limbah Peternakan Yang Pengembangan Mekanisasi Pertanian Badan
Menjadi Sumber Energi Alternativ, Balai Litbang Pertanian, Departemen Pertanian
Penelitian Ternak Bogor. Serpong.
Sofian, Amat, 2008, Peningkatan Kualitas Biogas Wahyudi, Zulfikar, 2009, Analisa Perbandingan
Sebagai Bahan Bakar Mtotor Bakar Dengan Komposisi Air Dan Kotoran Kerbau
Cara Pengurangan Kadar CO2 Dalam (FECES) Pada Bahan Isian Biotank (BTP)
Biogas Dengan Menggunakan Sulurry Terhadap Kuantitas Dan Kualitas Biogas
Ca(OH)2. Jurusan Teknik Mesin Fakultas Yang Dihasilkan. Jurusan Teknik Mesin
Teknik Universitas Muhamaddiah Surakarta. Fakultas Teknik Teknik Universitas
Mataram.