Anda di halaman 1dari 2

Nama : Mohamad Rohmannuddin Yusuf

NIM : 18524063

Kelas : B

Menekan Munculnya Ormas Berfaham Radikal

Radikalisme, dari segi kata terdiri dari dua kata yaitu radikal yang berati akar/sesuatu yang
mendasar dan isme yang berarti kepercayaan. Ketika dua kata tersebut digabungkan, banyak
yang mengartikan radikalisme adalah suatu ideologi (ide atau gagasan) dan paham yang ingin
melakukan perubahan sistem sosial dan politik yang mendasar dengan cenderung
menggunakan kekerasan/ekstrim. Yang dimaksud dengan melakukan perubahan yang
mendasar adalah merubah suatu sistem sosial atau politik yang sudah megakar dimasyarakat.
Radikalisme awalnya dikenalkan oleh Charles James Fox yang menyerukan “Reformasi
Radikal” dalam sistem pemerintahan Britania Raya (Inggris). Sehingga radikalisme faham
sering dikaitkan dengan faham liberalisme seperti di Inggris. Tidak hanya itu, tidak jarang
juga orang mengaitkan faham radikalisme dengan tindakan terorisme, karena pada dasarnya
orang yang menganut faham radikalisme ini sering melakukan apapun untuk mencapai target
yang diingikan termasuk dengan melalukan teror terhadap orang yang tidak sefaham dengan
mereka. Hal ini menjadikan faham radikalisme ditentang oleh banyak orang karena
berpotensi menimbulkan kekacauan dan kerusakan.

Di Indonesia sendiri, faham ini sudah muncul sejak awal kemerdekaan ditandai dengan
munculnya DI/TII yang ingin mendirikan negara islam di Indonesia, dan saat itu juga faham
ini diperangi di Indonesia karena membahayakan keutuhan NKRI. Yang menjadi masalah
saat ini adalah meski DI/TII sudah tidak ada, namun faham-fahamnya masih berkembang
hingga saat ini. Bahkan akhir-akhir ini muncul beberapa kelompok yang dapat dikatakan
menganut faham radikal dan kebanyakan mengatasnamakan agama ataupun ormas agama.
Mereka menginginkan terjadinya perubahan di negara ini dengan cara mendirikan negara
islam, mendirikan khilafah, mengganti pancasila, mengganti NKRI dan lain-lain. Jika hal ini
dibiarkan tentu akan menimbulkan perpecahan di negara ini, dan NKRI akan terancam.
Bahkan beberapa bulan lalu ada sekelompok orang yang tiba-tiba muncul dengan kedok
agama dan mengaku cinta pancasila, memerangi radikal dan paham komunis. Akan tetapi
mereka mengusulkan mengganti NKRI yang sudah final ini dengan NKRI yang menjunjung
nilai-nilai keislaman yang mereka sebut dengan NKRI Bersyariah. Mereka berkata bahwa
mereka bukan kelompok radikal, namun menurut saya kelompok tersebut termasuk kelompok
radikal karena ingin mengubah sesuatu yang sudah mengakar di negeri ini yaitu NKRI.

Dari kasus-kasus di atas, kebanyakan faham radikal tersebut berawal dari oraganisasi
kemasyarakatan yang berkedok agama. Kita sebagai orang yang cinta NKRI tentunya akan
tergerak untuk memerangi radikalisme tersebut, akan tetapi terkadang kita juga berfikir dua
kali karena kita juga umat beragama. Inilah yang menjadi masalah saat ini, tidak beraninya
masyarakat memerangi radikal yang berkedok agama. Namun bagaimanapun masalah ini
harus diselesaikan untuk menjaga keutuhan NKRI.
Mungkin beberapa cara yang dapat dilakukan untuk menekan faham radikal yang
berkembang saat ini. Dimulai dari lingkup keluarga, dengan cara orang tua selalu memantau
anaknya memantau kegiatan yang di ikuti anaknya agar terhindar dari pengaruh faham
radikal. Di lingkup pendidikan, baik dari SD-Perguruan tinggi perlu menanamkan pemikiran-
pemikiran cinta NKRI, pancasila, UUD 1945 dan lainya melalui pendidikan
kewarganegaraan. Di tingkat Pemerintah, dengan mengawasi dan memastikan organisasi-
organisasi yang terdaftar tidak berfaham radikal. Sebelum semua itu, marilah menanamkan
rasa cinta tanah air di mulai dari diri kita.

Anda mungkin juga menyukai