Anda di halaman 1dari 2

Nama : Mohamad Rohmannuddin Yusuf

NIM : 18524063

Kelas : B

Kelebihan dan Kekurangan Bersikap Pragmatis di Perkuliahan

Industrialisasi yang terjadi di Eropa Barat dan Amerika banyak membawa perubahan
bagi kehidupan umat manusia di muka bumi. Mulai dari pola hidup samapai dengan pola
berpikir manusia pun ikut berubah seiring majunya industrialisasi tersebut. Salah satu
dampak berkembangnya industrialisasi tersebut adalah munculnya berbagai aliran filsafat dan
ideologi. Pragmatisme merupakan salah satu aliran filsafat yang berkembang sejalan dengan
berkembangnya industrialisasi. Pragmatisme semakin hari semakin berkembang menjadi
suatu metode berpikir bagi kebanyakan manusia. Lantas apa yang dimaksud dengan
Pragmatisme itu sendiri? Dan apa dampaknya bagi mahasiswa di dunia perkuliahan? Jawaban
dari pertanyaan ini akan menjadi pokok pembahasan dalam studi kasus ini.

Sebelum berlanjut ke pembahasan mungkin masih ada yang belum mengerti apa itu
pragmatisme. Pragmatisme sendiri merupakan  aliran filsafat yang mengajarkan bahwa yang
benar adalah segala sesuatu yang membuktikan dirinya sebagai benar dengan melihat kepada
akibat-akibat atau hasilnya yang bermanfaat secara praktis 1. Paham ini terkesan "baik" karena
mengajarkan hal yang langsung pada manfaat yang dapat dirasakan. Misalkan: kita kuliah,
masuk ke kelas untuk mendapatkan nilai bagus dan lulus dengan nilai yang bagus agar mudah
dalam bekerja, kita belajar di jurusan teknik elektro agar bisa bekerja di pln, pertamina atau
perusahaan lain. jika lihat dari dua contoh diatas, kedua hal tersebut tidaklah salah dan baik-
baik saja. Akan tetapi itulah yang disebut Pragmaisme. Apakah kita masih berfikiran seperti
itu? Kalau masih, berarti kita secara tidak sadar adalah penganut faham pragmatisme.

Berfikiran pragmatis tidak salah, bahkan bersikap pragmatis juga memiliki dampak
positif. Salah satunya adalah seorang yang bersikap pragmatis akan rajin dan bersemangat
dalam menjalankan aktifitas, karena ia termotivasi dengan hasil atau manfaat dari aktivitas
yang ia lakukan. Selain itu, bersikap pragmatis juga memiliki dampak negatif, seorang
berfikiran pragmatis kurang bisa memaknai kehidupan. Seorang bersikap pragmatis tidak
akan tahu makna yang sebenarnya dari aktivitas yang dilakukan dikarenakan seorang
pragmatis hanya terpaku pada hasil akhir atau manfaat yang didapat oleh dirinya sendiri.

1
wikipedia.com
Coba kita renungkan bersama, jika banyak orang di bangsa ini tidak menjadi orang
yang pragmatis. Pasti akan jadi luar biasa. Seorang pejabat yang tidak pragmatis mengerti
benar kenapa dia jadi pejabat, dia tidak akan korupsi dan dia akan benar-benar mengabdikan
seluruh hidupnya, seorang pengusaha yang tidak pragmatis akan mengerti benar untuk apa
dia memiliki usaha, dia akan mengerti bahwa usahanya itu bukan sekedar untuk mencari
makan tapi untuk kepentingan Tuhan dan kepentingan orang banyak di bangsa ini. Di akhir
tahun ini, kiranya hal di atas menjadi perenungan kita bersama. Masihkah kita menjadi orang
yang pragmatis atau kita mulai ingin mencari arti semua yang kita kerjakan. Saya yakin saat
kita mengerti arti atau tujuan mendalam mengenai sesuatu yang kita kerjakan, kita akan
mengerjakannya dengan lebih sungguh-sungguh lagi. Itulah yang dinamakan PANGGILAN

Anda mungkin juga menyukai