Anda di halaman 1dari 34

Langsung ke isi

Satu Jam

Ngga Usah Kelamaan Mampir Di Sini

SEJARAH

BISNIS

WISATA

Askep Anemia (Asuhan Keperawatan bagi Pasien Anemia)

6 Oktober 2015 Oleh Hammad Rosyadi

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Anemia adalah salah satu penyakit yang sering diderita masyarakat, baik anak – anak, remaja usia
subur, ibu hamil ataupun orang tua. Penyebabnya sangat beragam, bisa karena perdarahan,
kekurangan zat besi, asam folat, vitamin B12. Anemia dapat diketahui dengan pemeriksaan fisik
maupun dengan pemeriksaan laboratorium. Secara fisik penderita tampak pucat, lemah, dan secara
laboratorik didapatkan penurunan kadar hemoglobin (Hb) dalam darah dari kadar normal.

B. Ruang Lingkup

Ruang lingkup laporan terbatas pada pemberian asuhan keperawatanpada Tn. H dengan diagnosa
medis anemia di ruang perawatan umum Rumah Sakit Islam Hj. Siti Muniroh Tasikmalaya, yang
meliputi tahap pengkajian,keluhan utama, riwayat kesehatan sekarang, riwayat kesehatan dahulu,
riwayat kesehatan keluarga, pemeriksaan fisik, pemeriksaan head to toe, aktivitas sehari – hari, data
penunjang, analisa data, diagnosa keperawatan, intervensi, implementasi dan evaluasi.
C. Tujuan Penulisan

Tujuan umum

Memahami dan menerapkan asuhan keperawatan terhadap pasien dengan diagnosa medis anemia.

Tujuan khusus

Melalui proses keperawatan diharapkan mampu:

Melaksanakan pengkajian terhadap pasien dengan macam-macam penyakit anemia.

Mampu mendiagnosa keperawatan sesuai prioritas masalah.

Mampu melaksanakan rencana tindakan dan rasional dalam praktek nyata sesuai dengan masalah
yang telah diprioritaskan.

Mampu melaksanakan tindakan dalam praktek nyata sesuai dengan masalah yang diprioritaskan.

Mampu menilai dan mengevaluasi hasil dari tindakan yang telah dilaksanakan pada pasien dengan
penyakit anemia.

Mampu mendokumentasikan rencana tindakan asuhan keperawatan yang telah dilaksanakan.

Mampu membahas kesenjangan antara teori yang diperoleh dengan studi kasus.

D. Metode Penulisan

Metode yang digunakan adalah pendekatan studi kasus yaitu metode yang memberikan gambaran
terhadap suatu kejadian atau keadaan yang berlangsung melalui proses keperawatan. Adapun
tehnik – tehnik yang digunakan untuk memperoleh data dan informasi dengan cara:

Wawancara

Penulisan mengadakan wawancara dengan pasien dan keluargauntuk mendapatkan data subjektif
pasien.

Studi dokumentasi
Data – data yang didapatkan dari rekam medis pasien di ruangan seperti catatan keperawatan dan
catatan dokter.

Studi kepustakaan

Penulis mendapatkan literatur dan tinjauan teori mengenai konsep dasar penyakit anemia dan
konsep dasar keperawatan.

Observasi

Melaksanakan asuhan keperawatan secara langsung pada pasien dan mengamati perubahan –
perubahan yang terjadi untuk memperoleh data serta mencatat hal – hal penting termasuk
pemeriksaan fisik.

Pemeriksaan fisik

Inspeksi adalah pemeriksaan fisik dilakukan dengan cara melihat apakah terdapat luka, dan lain –
lain.

Palpasi adalah pemeriksaan fisik dilakukan dengan cara meraba apakah ada benjolan atau tidak.

Perkusi adalah pemeriksaan fisik dilakukan dengan cara mengetuk dengan menggunakan refleks
hummer.

Auskultasi adalah pemeriksaan fisik dilakukan denganmenggunakan stetoskop.

E. Sistematika Penulisan

Penulis membagi penulisan laporan yang terdiri dari :

LEMBAR PENGESAHAN

KATA PENGANTAR

DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN

Latar belakang

B. Ruang lingkup

Tujuan penulisan

Metode penulisan

Sistematika penulisan

BAB II TINJAUAN TEORI

Definisi

Etiologi

Tanda dan gejala

Patofisiologi

Pemeriksaan penunjang

Data fokus

Riwayat kesehatan

Pemeriksaan fisik

Diagnosa keperawatan

Intervensi dan rasional

Evaluasi

BAB III TINJAUAN KASUS

Pengkajian

Pemeriksaan fisik

Aktivitas sehari – hari

Data penunjang

Analisa data
Diagnosa keperawatan

Intervensi, implementasi, evaluasi

BAB IV PEMBAHASAN

Pengkajian

Diagnosa keperawatan

Perencanaan

Implementasi

Pelaksanaan

Evaluasi

BAB V PENUTUP

Kesimpulan

Saran

DAFTAR PUSTAKA

BAB II

TINJAUAN TEORI

A. Definisi

Anemia (dalam bahasa Yunani: tanpa darah) adalah keadaan saat jumlah sel darah merah atau
jumlah hemoglobin (protein pembawa oksigen) dalam sel darah merah berada dibawah normal. Sel
darah merah mengandung hemoglobin yang memungkinkan mereka mengangkut oksigen dari paru
– paru dan mengantarkannya ke seluruh bagian tubuh.

Anemia menyebabkan berkurangnya jumlah sel darah merah atau jumlah hemoglobin dalam sel
darah merah, sehingga darah tidak dapat mengangkut oksigen dalam jumlah yang diperlukan tubuh
(kamus bahasaIndonesia). Berikut pengertian anemia menurut para ahli diantaranya :
Anemia adalah gejala dari kondisi yang mendasari, seperti kehilangan komponen darah, eleman
tidak adekuat atau kurang nutrisi yang dibutuhkan untuk pembentukan sel darah yang
mengakibatkan penurunan kapasitas pengangkut oksigen darah dan ada banyak tipe anemia dengan
beragam penyebabnya. (Marilyn E, Doenges, Jakarta, 1999).

Anemia definisi besi adalah anemia yang disebabkan oleh kurangnya mineral FE sebagai bahan yang
diperlukan untuk pematangan eritrosit (Arif Mansjoer, kapita selekta, jilid 2 edisi 3, Jakarta 1999).
Anemia secara umum adalah turunnya kadar sel darah merah atau hemoglobin dalam darah.

B. Etiologi

Penyebab anemia yang sering diderita adalah kekurangan zat gizi yang diperlukan untuk sintesis
eritrosit yaitu besi, vitamin B12 dan asam folat. Anemia juga dapat diakibatkan dari beragam kondisi
seperti perdarahan, kelainan genetik, penyakit kronik, keracunan obat, dan sebagainya.

Perdarahan hebat

Akut (mendadak)

Kecelakaan

Pembedahan

Persalinan

Pecah pembuluh darah

Penyakit Kronik (menahun)

Perdarahan hidung

Wasir (hemoroid)

Ulkus peptikum

Kanker atau polip disaluran pencernaan

Tumor ginjal atau kandung kemih

Perdarahan menstruasi yang sangat banyak

Berkurangnya pembentukan sel darah merah

Kekurangan zat besi


Kekurangan vitamin B12

Kekurangan asam folat

Kekurangan vitamin C

Penyakit kronik

Meningkatnya penghancuran sel darah merah

Pembesaran limpa

Kerusakan mekanik pada sel darah merah

Reaksi autoimun terhadap sel darah merah

Hemoglobinuria nokturnal paroksismal

Sferositosis herediter dan elliptositosis herediter

Kekurangan G6PD

Penyakit sel sabit

Penyakit hemoglobin C dan penyakit hemoglobin E

C. Tanda dan Gejala Anemia

Lemah, letih, lesu dan lelah.

Sering mengeluh pusing dan mata berkunang – kunang.

Gejala lanjut berupa kelopak mata, bibir, lidah, kulit dan telapak tangan menjadi pucat.

D. Patofisiologi

Timbulnya anemia mencerminkan adanya kegagalan sum – sum tulang atau kehilangan sel darah
merah berlebihan atau keduanya. Kegagalan sum – sum tulang dapat terjadi akibat kekurangan
nutrisi, tumor, atau kebanyakan akibat penyebab yang tidak diketahui. Sel darah merah dapat hilang
melalui perdarahan.

Masalah dapat diakibatkan oleh efek sel darah merah yang tidak sesuai dengan ketahanan sel darah
merah normal atau akibat beberapa faktor diluar sel darah merah. Lisis sel darah merah terjadi
dalam sistem fagositik atau dalam sistem retikuloendotelial terutama dalam hati dan limpa. Proses
bilirubin yang sedang terbentuk dalam fagosit akan masuk dalam aliran darah.

Setiap kenaikan destruksi sel darah merah segera direpleksikan dengan meningkatkan bilirubin
plasma (konsentrasi normalnya 1 mg / dl atau kurang,kadar 1,5 mg / dl mengakibatkan ikterik pada
sklera. Anemia merupakan penyakit kurang darah yang ditandai rendahnya kadar hemoglobin (Hb)
dan sel darah merah (eritrosit).

Fungsi darah adalah membawa makanan dan oksigen ke seluruh organ tubuh. Jika suplai ini kurang,
maka asupan oksigen pun akan kurang, akibatnya dapat menghambat kerja organ – organ penting,
salah satunya otak. Otak terdiri dari 2,5 miliar sel bioneuron. Jika kapasitasnya kurang, maka otak
akan seperti komputer yang memorinya lemah, lambat menangkap, jika sudah rusaktidak bisa
diperbaiki (Sjaifoellah, 1998).

E. Pemeriksaan Penunjang

Pada pemeriksaan laboratorium ditemui :

Jumlah Hb lebih rendah dari normal ( 12 – 14 g/dl )

Kadar Ht menurun ( normal 37% – 41%)

Peningkatan bilirubin total ( pada anemia hemolitik )

Terlihat retikulositosis dan sferositosis pada apusan darah tepi

Terdapat pansitopenia, sumsum tulang kosong diganti lemak (pada anemia aplastik)

F. Data Fokus

Terdiri dari DS (data subjektif) dan DO (data objektif). Data subjektif merupakan data yang diperoleh
berdasarkan pengkajian terhadap pasien atau keluarga pasien (apa yang dikatakan pasien atau
keluarga pasien), sedangkan data objektif adalah data yang diperoleh dari pemeriksaan.

Biasanya data fokus yang didapatkan adalah :

Data Subjektif :

Pasien mengatakan lemah, letih, lesu.

Pasien mengatakan nafsu makan menurun.

Pasien mengatakan mual.

Pasien mengatakan sering haus.


Data Objektif :

Pasien tampak lemah, letih, lesu

Berat badan menurun, pasien tidak mau makan

Pasien tampak mual dan muntah – muntah.

Bibir tampak pecah – pecah, kulit pasien tampak kering.

G. Riwayat Kesehatan

Keluhan utama

Biasanya keluhan yang paling utama pada penderita anemia adalah lemah atau pusing.

Riwayat kesehatan sekarang

Keadaan pasien pada saat dikaji dan diperiksa.

Riwayat kesehatan dahulu

Apakah pasien pernah mengalami penyakit anemia sebelumnya ?

Riwayat kesehatan keluarga

Apakah anggota keluarga pasien memiliki riwayat penyakit keturunan seperti diabetes militus,
penyakit jantung, struk ?

H. Pemeriksaan Fisik

Keadaan umum

Pucat, keletihan, kelemahan, nyeri kepala, demam, dispnea, vertigo, sensitif terhadap dingin, berat
badan menurun.

Kulit

Kulit kering, kuku rapuh.


Mata

Penglihatan kabur, perdarahan retina.

Telinga

Vertigo, tinitus.

Mulut

Mukosa licin dan mengkilat, stomatitis.

Paru – paru

Dispneu.

Kardiovaskuler

Takikardi, hipotensi, kardiomegali, gagal jantung.

Gastrointestinal

Anoreksia.

Muskuloskletal

Nyeri pinggang, nyeri sendi.

System persyarafan

Nyeri kepala, bingung, mental depresi, cemas.

I. Diagnosa Keperawatan

Risiko tinggi terhadap infeksi berhubungan dengan tidak adekuatnya pertahanan sekunder
(penurunan hemoglobin leukopenia atau penurunan granulosit (respon inflamasi tertekan).
Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan kegagalan untuk mencerna
atau ketidak mampuan mencerna makanan / absorpsi nutrisi yang diperlukan untuk pembentukan
sel darah merah.

Perubahan perfusi jaringan berhubungan dengan penurunan komponen seluler yang diperlukan
untuk pengiriman oksigen /nutrisi ke sel.

J. Intervensi dan rasional

1. Risiko tinggi terhadap infeksi berhubungan dengan tidak adekuatnya pertahanan sekunder
(penurunan hemoglobin leukopenia atau penurunan granulosit (respon inflamasi tertekan).

a. Tujuan

Infeksi tidak terjadi.

b. Kriteria Hasil

Mengidentifikasi perilaku untuk mencegah / menurunkan risiko infeksi dan meningkatkan


penyembuhan luka.

c. Intervensi

1) Anjurkan pasien untuk mencuci tangan.

2) Berikan perawatan kulit, perianal dan oral.

d. Rasional

1) Mencegah kontaminasi mikroorganisme.

2) Menurunkan risiko kerusakan kulit, jaringan atau infeksi.

2. Perubahan perfusi jaringan berhubungan dengan penurunan komponen seluler yang diperlukan
untuk pengiriman oksigen /nutrisi ke sel.

a. Tujuan
Peningkatan perfusi jaringan.

b. Kriteria Hasil

Penunjukkan perfusi adekuat, misalnya tanda vital stabil.

c. Intervensi

1) Awasi tanda vital kaji pengisian kapiler, warna kulit /membran mukosa, dasar kuku.

2) Tinggikan kepala tempat tidur sesuai toleransi.

d. Rasional

1) Memberikan informasi tentang derajat/keadekuatan perfusi jaringan dan membantu menetukan


kebutuhan intervensi.

2) Meningkatkan ekspansi paru dan memaksimalkan oksigenasi untuk kebutuhan seluler.

3. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan kegagalan untuk mencerna
atau ketidak mampuan mencerna makanan / absorpsi nutrisi yang diperlukan untuk pembentukan
sel darah merah.

a. Tujuan

Kebutuhan nutrisi terpenuhi.

b. Kriteria Hasil

1) Menunujukkan peningkatan / mempertahankan berat badan dengan nilai laboratorium normal.

2) Tidak mengalami tanda mal nutrisi.


3) Menununjukkan perilaku, perubahan pola hidup untuk meningkatkan atau mempertahankan
berat badan yang sesuai.

c. Intervensi

1) Kaji riwayat nutrisi, termasuk makan yang disukai.

2) Observasi dan catat masukan makanan untuk penderita anemia.

3) Timbang berat badan setiap hari.

4) Berikan makan sedikit dengan frekuensi sering atau makan diantara waktu makan.

d. Rasional

1) Mengidentifikasi defisiensi, mengawasi masukkan kalori atau kualitas kekurangan konsumsi


makanan.

2) Memudahkan intervensi.

3) Mengawasi penurunan berat badan.

4) Menurunkan kelemahan, meningkatkan pemasukan nutrisi.

K. Evaluasi

Evaluasi adalah perbandingan yang sistemik atau terencana tentang kesehatan pasien dengan tujuan
yang telah ditetapkan dengan melibatkan pasien, keluarga dan tenaga kesehatan lainnya (Lynda Juall
Capenito, 1999:28).

Evaluasi pada pasien dengan diagnose medis anemia adalah :


Infeksi tidak terjadi.

Kebutuhan nutrisi terpenuhi.

Peningkatan perfusi jaringan.

BAB III

TINJAUAN KASUS

A. Pengkajian

1. Biodata Pasien

a. Identitas Pasien

Nama : Tn. H

Umur : 80 tahun

Jenis kelamin : Laki – laki

Status perkawinan : Kawin

Agama : Islam

Suku : Sunda

Pendidikan : SD

Pekerjaan : Petani

No. Registrasi : 0182

Diagnosa medis : Anemia

Tanggal masuk Rumah Sakit: 12 Februari 2014, Rabu

Tanggal Pengkajian : 13 Februari 2014, Kamis

Alamat : Kp. Cipanengah RT 01 / RW 06, Kecamatan Gunung Tandala Kawalu

b. Identitas Penanggungjawab

Nama : Tn. A

Umur : 35 tahun

Jenis kelamin : Laki – laki


Pendidikan : SD

Pekerjaan : Buruh

Hubungan dengan pasien : Anak

Alamat : Kp. Cipanengah RT 01 / RW 06, Kecamatan Gunung Tandala Kawalu.

2. Keluhan Utama

Pasien mengatakan sakit kepala (pusing).

3. Riwayat Kesehatan Sekarang

Pada tanggal 13 Februari 2014, Kamis, pukul 08.30 WIB, pasien mengeluh mual, muntah – muntah,
lemah, lemas, pusing pada pagi hari Pusing dirasakan setelah beraktivitas mencangkul padi, pusing
yang dirasakan pada bagian depan atas. Skala nyeri: 3 (nyeri sedang).

4. Riwayat Jesehatan Dahulu

Keluarga pasien mengatakan pasien pernah mengalami penyakit yang dialami sekarang sebelum
masuk ke Rumah Sakit.

5. Riwayat Kesehatan Keluarga

Keluarga pasien mengatakan tidak memiliki penyakit keturunan seperti diabetes militus, penyakit
jantung, struk, hipertensi.

B. Pemeriksaan fisik

1. Keadaan Umum

Pasien tampak bersih

2. Tingkat Kesadaran

Apatis

3. Tanda-tanda Vital
a. Tekanan darah : 120 / 60 mmHg

b. Nadi : 85 x / menit

c. Pernafasan : 28 x / menit

d. Suhu : 36,2 0 C

4. Berat Badan dan Tinggi Badan

Berat badan dan tinggi badan telah dikaji namun keluarga pasien tidak tahu dan pasien tidak
bersedia untuk dilakukan pengukuran berat badan dan tinggi badan.

5. Pemeriksaan Head to Toe

a. Kepala/rambut

Simetris, warna rambut hitam dan beruban, terlihat rapi, penyebaran rambut merata, tidak ada nyeri
tekan, tidak ada benjolan, rambut tampak bersih.

b. Mata

Simetris, penglihatan tidak tajam, konjungtiva anemis, sklera tidak ikterik, tampak bersih.

c. Telinga

Simetris, tampak bersih, pendengaran kurang tajam, tidak ada perdarahan, tidak ada serumen.

d. Hidung

Simetris, tampak bersih, tidak ada benjolan, penciuman normal, tidak ada sekret, tidak ada kotoran,
tidak ada luka, ada bulu hidung, tidak ada perdarahan.

e. Mulut

Simetris, gigi tidak lengkap, tidak bau mulut, tidak kotor, warna bibir sedikit merah.

f. Leher
Simetris, tidak ada pembesaran kelenjar tiroid, tampak bersih, tidak ada jaringan parut, tidak ada
lesi.

g. Dada (paru – paru dan jantung)

Bentuk dada simetris, bunyi jantung regular, nafas cepat, tidak ada penumpukan cairan pada pleura.

h. Ketiak

Simetris, bersih, tidak ada benjolan, tidak ada kemerahan, tidak ada pigmentasi.

i. Perut

Simetris, tidak ada busung, tidak obesitas, bentuk perut datar, tidak ada penumpukan cairan.

j. Genetalia

Tidak ada keluhan maupun kelainan.

k. Kulit dan kuku

Kulit keriput, kering, warna kulit kuning langsit, kuku dan kulit tampak bersih.

l. Ekstermitas atas

Simetris, ada nyeri tekan pada tangan kiri karena terpasang infus, tidak ada kelainan, agak lemah.

Kekuatan otot : 4 3

m. Ekstermitas bawah

Simetris, tidak ada nyeri tekan, tampak bersih.

Kekuatan otot : 4 4

C. Aktiftas Sehari-hari

No.
Aktivitas

Sebelum sakit

Sesudah sakit

1.

Nutrisi

a. Makan

1) Jenis

Nasi

D5

2) Frekuensi

2x / 3x sehari

Belum makan

3) Porsi

1 porsi habis
Tidak ada

4) Keluhan

Tidak ada

Ada

b. Minum

1) Jenis

Air putih / kopi

Air putih

2) Frekuensi

4x / hari

1 gelas

3) Keluhan

Tidak ada

Tidak ada
2.

Eliminasi

a. BAK

1) Frekuensi

4x / hari

2x

2) Warna

Kuning / putih

Kuning

3) Keluhan

Tidak ada

Tidak ada

b. BAB

1) Frekuensi

1x / hari
Belum

2) Warna

Kuning khas

Tidak ada

3) Konsistensi

Lembek

Tidak ada

4) Keluhan

Tidak ada

Tidak ada

3.

Personal higiene

a. Mandi

2x / hari

1x
b. Gosok gigi

2x / hari

Belum

c. Keramas

3x / minggu

Belum

4.

Istirahat dan tidur

a. Malam

1) Frekuensi

8 jam

4 jam

2) Keluhan

Tidak ada

Ada
b. Siang

1) Frekuensi

2 jam

Belum

2) Keluhan

Tidak ada

Tidak ada

5.

Mobilisasi dan aktivitas

a. Jenis aktivitas

Tani / mencangkul

Istirahat

b. Keluhan

Tidak ada
Ada

D. Data penunjang

1. Pemeriksaan laboratorium

Gula darah sewaktu: 144,0

Faal ginjal(kreatinin): 1,38 *

Faal hati: SGOT 52,5 *

SGPT: 74,6 *

2. Terapi

Infus D5

Obat injeksi :

– Levofioksan 1×1

– Pantoprazol 1×1

– Kalneks 3×1

E. Analisa Data

No.

Data Etiologi

Masalah

1.

Ds : Pasien mengatakan pusing pada bagian depan atas kepala.

Do : Pasien tampak meringis kesakitan, mengeluh, tampak tidak nyaman pada sakit pada kepalanya,
skala nyeri : 3 (nyeri sedang).
Kekurangan jumlah sel darah merah didalam tubuh

Pengangkutan sel darah merah ke seluruh tubuh tidak optimalSedangkan sel darah merah
diperlukan untuk mengangkut oksigen ke dalam otak

Sehingga suplai oksigen ke dalam otak pun berkurang

Sakit kepala (pusing)

Gangguan rasa nyaman nyeri

Gangguan rasa nyaman nyeri

2.

Ds : Pasien mengatakan belum makan, lemas, mengeluh mual.

Do : Pasien tampak mual dan muntah – muntah, lemas, muka pucat.

Mual

Mual dapat merangsang output dari dalam tubuh

Muntah – muntah

Tubuh kekurangan nutrisi

Intek tidak terpenuhi

Gangguan pemenuhan kebutuhan nutrisi

Gangguan pemenuhan kebutuhan nutrisi

3.
Ds : Pasien mengatakan lemah, lemas.

Do : pasien tidak bisa beraktivitas dengan leluasa karena badanya lemah, tangan kiri tidak bisa
digerakan dengan bebas karena terpasang infus.

Tangan kiri dipasang infus

Tangan kiri tidak dapat bergerak bebas dengan leluasa

Keterbatasan dalam melakukan aktivitas

Gangguan aktivitas

Gangguan aktivitas

F. Diagnosa keperawatan yang mungkin muncul menurut prioritas masalah

Gangguan rasa nyaman nyeri berhubungan dengan berkurangnya pengangkutan sel darah merah ke
seluruh tubuh.

Gangguan pemenuhan kebutuhan nutrisi berhubungan dengan mual dan muntah.

Gangguan aktivitas berhubungan dengan terpasang infus pada tangan kiri.

G. INTERVENSI, IMPLEMENTASI, EVALUASI

No.

Diagnosa keperawatan Intervensi Implementasi Evaluasi

Tujuan Perencanaan

Rasional

1.

Gangguan rasa nyaman nyeriberhubungan dengan berkurangnya pengangkutan sel darah merah ke
seluruh tubuh.
Ds : Pasien mengatakan pusing pada bagian depan atas kepala.

Do : Pasien tampak meringis kesakitan, mengeluh, tampak tidak nyaman pada sakit pada kepalanya,
skala nyeri : 3 (nyeri sedang).

Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 30 menit diharapkan tanda – tanda vital normal
kembali, nyeri pada kepala dapat berkurang dan hilang. – Observasi tanda – tanda vital

– Relaksasi

– Distraksi

– Mengobservasi tanda – tanda vital dapat membantu dalam menentukan diagnosa keperawatan
dan dapat memberikan tindakan keperawatan dengan tepat.

– Relaksasi dapat mengurangi rasa nyeri pada kepala, tidak memperparah nyeri.

– Distraksi dapat memberikan ketenangan pada pasien, sehingga pasien tidak fokus pada nyeri.

13 Februari 2014, Kamis, pukul 08.30 WIB.

– Mengobservasi tanda – tanda vital dengan hasil :

tekanan darah : 120 / 80 mmHg

nadi : 85x / menit

pernafasan : 28x / menit

suhu : 36,2 0 C.
– Memposisikan pasien dengan tepat dan nyaman, memberikan lingkungan yang tenang, membatasi
pengunjung, menganjurkan pasien beristirahat dengan tenang.

– Menganjurkan pasien untuk menarik nafas secara perlahan, memotivasi pasien untuk sembuh
kembali.

S : normal tanda – tanda vital :

Tekanan darah : sistol 100 – 140

siastol 60 – 90

nadi : 60 – 100x / menit

pernafasan : 16 – 24x / menit

suhu : 36 – 37,5 0C.

O : Pasien tampak masih sakit kepala.

A : Masalah tidak teratasi.

P : Lanjutkan intervensi pada siang hari.

2.

Gangguan pemenuhan kebutuhan nutrisi berhubungan dengan mual dan muntah.

Ds : Pasien mengatakan belum makan, lemas, lemah, mengeluh mual.


Do : Pasien tampak mual dan muntah – muntah, lemas, lemah, muka pucat, konjungtiva anemis.

Pasien mampu menghabiskan 1 porsi makan, kebutuhan nutrisi terpenuhi, mempertahankan


keseimbangan berat badan yang sesuai, tidak mual dan tidak muntah – muntah. – Beri nutrisi

– Beri minum air hangat (cairan)

– Beri makan sedikit tapi sering

– Membantu rencana diet untuk memenuhi kebutuhan nutrisi pasien.

– Air hangat dapat merangsang kenyamanan perut agar tidak merasa mual dan muntah – muntah.

– Meningkatkan energi dan mengurangi pengeluaran energiyang berlebihan.

– Berkolaborasi dengan ahli gizi dalam memberikan makanan yang sesuai dengan kebutuhan pasien.

– Memberikan minum air hangat

– Memberikan makan sedikit tapi sering.

S : Pasien mengatakan badanya masih lemah, lemas.

O : Pasien masih tampak lemah, lemas, dan pucat.

A : Masalah tidak teratasi.

P : Lanjutkan intervensi pada siang hari.

3.
Gangguan aktivitas berhubungan dengan terpasang infus pada tangan sebelah kiri.

Ds : Pasien mengatakan lemah.

Do : pasien tidak bisa beraktivitas dengan leluasa karena badanya lemah, tangan kiri tidak bisa
digerakan dengan bebas karena terpasang infus.

Pasien dapat melakukan gerakan ringan dengan baik. – Anjurkan dan ajarkan pasien untuk
melakukan gerakan ringan pada tangan yang terpasang infus.

– Anjurkan pasien untuk melakukan gerakan ringan pada ekstermitas atas dan bawah.

– Menghindari terjadinya kekakuan otot – otot pada tangan yang terpasang infus.

– menghindari terjadinya kekakuan pada ekstermitas atas dan bawah.

– Menganjurkan dan mengajarkan pada pasien untuk melakukan gerakan ringan pada tangan yang
terpasang infus.

– Menganjurkan pasien untuk melakukan gerakan ringan pada ekstermitas atas dan bawah.

S : Pasien mengatakan masih tidak bisa beraktivitas dengan bebas dan masih lemah.

O : Pasien tampak lemah dan dapat melakukan gerakan namun terbatas, tidak dapat melakukan
personal higiene seperti memandikan, mencuci rambut, menggosok gigi, menggunting kuku.

A : Masalah tidak teratasi.

P : Lanjutkan intervensi pada siang hari.

BAB IV
PEMBAHASAN

Dalam pembahasan asuhan keperawatan pada Tn. H dengan diagnosamedis anemia di ruang
perawatan umum Rumah Sakit Islam Hj. Siti Muniroh Tasikmalaya, pada tanggal 13 Februari 2014
melalui pendekatan kesengajaan secara teori dan kenyataan di lapangan, pembahasan dibahas
melalui langkah -langkah keperawatan sebagai berikut:

A. Pengkajian

Penulis dapat melakukan pengkajian pada pasien dengan diagnosa medis anemia yang dapat
meliputi identitas pasien,identitas penanggung jawab.

B. Diagnosa Keperawatan

Menurut tinjauan analisa data pada diagnosa keperawatan terdapat beberapa masalah di antaranya:

Gangguan rasa nyaman nyeri

Gangguan pemenuhan kebutuhan nutrisi

Gangguan aktivitas

Intervensi

Penulis dapat menyusun rencana tindakan keperawatan sesuai dengan diagnosa keperawatan yang
muncul, situasi dan kondisi didukung oleh sikap keluarga dan pasien yang kooperator. Perencanaan
berdasarkan teori yang diperoleh dari beberapa literatur yang mendukung.

C. Intervensi

Penulis dapat menyusun rencana tindakan keperawatan sesuai dengan diagnosa keperawatan yang
muncul, situasi dan kondisi didukung oleh sikap keluarga dan pasien yang kooperator. Perencanaan
berdasarkan teori yang diperoleh dari beberapa literatur yang mendukung.

E. Implementasi

Pada tahap ini penulis melaksanakan asuhan keperawatan sesuai dengan perencanaan yang telah
disusun sebelumnya. Banyak faktor yang mendukung terlaksananya implementasi keperawatan
diantaranya peran keluarga yang mendukung, tersedianya alat – alatserta adanya bimbingan dari
perawat ruangan, pembimbing akademik, serta adanya peran dokter yang menentukan diagnosa
medis.

F. Pelaksanaan

Tindakan keperawatan dilaksanakan sesuai dengan perencanaan yang ditetapkan dan melibatkan
kerjasama pasien, keluarga dan tim kesehatan yang lain dengan menggunakan sarana dan prasarana
yang disediakan oleh institusi pendidikan SMK Bhakti Kencana Ciawi dan Rumah Sakit Islam Hj. Siti
Muniroh Tasikmalaya.

E. Evaluasi

Penulis dapat mengevaluasi keadaan pasien dan tindakan keperawatan selanjutnya setelah
dilakukan implementasi. Evaluasi terdiri dari subjektif, berdasarkan apa yang dikatakan oleh pasien,
objektif, berdasarkan pengamatan terhadap keadaan pasien.

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Anemia adalah istilah yang menunjukan rendahnya hitungan sel darah merah dan kadar hemoglobin
dan hematokrit dibawah normal (Smeltzer, 2002 : 935). Anemia adalah berkurangnya hingga
dibawah nilai normal sel darah merah, kualitas hemoglobin dan volume packed red bloods cells
(hematokrit) per 100 ml darah (Price, 2006 : 256).

B. Saran

Kesehatan adalah harta yang paling penting dalam kehidupan kita, maka dari itu selayaknya kita
menjaga kesehatan dari kerusakan dan penyakit. Cara mengatasi anemia yaitu dengan cara pola
hidup yang sehat dapat mencegah penyakit anemia, hidup terasa lebih nyaman dan indah dengan
melakukan pencegahan terhadap penyakit anemia dari pada kita sudah terkena dampaknya.
DAFTAR PUSTAKA

1. Doenges, Marilynn E, dkk, 2000, rencana asuhan keperawatan, edisi 3, EGC. Jakarta.

2. Wikjnjo Sastro Hanifa, 2002, ilmu kebidanan, yayasan bina pustaka sarwono prawirohardjo,
Jakarta.

3. Mansjoer, dkk, 2001, kapita selekta kedokteran jilid I, media aesculapius fakultas universitas
indonesia, Jakarta.

4. Tucker susan martin, dkk, 1999, standar perawatan pasien, proses keperawatan, diagnosis dan
evaluasi, edisi V, Vol IV, EGC Jakarta.

sumber: askepkuini.blogspot.co.id

TagAnemia

Navigasi Tulisan

13 Manfaat Madu Hitam yang Perlu Kamu Tahu

Mitos Seputar Gerhana Bulan dari Berbagai Penjuru Dunia

Tinggalkan komentar

Komentar

Nama

Nama *

Surel

Surel *

Situs web

Situs web

Beritahu saya akan tindak lanjut komentar melalui surel.


Beritahu saya akan tulisan baru melalui surel.

Cari untuk:

Cari …

SATUJAM © 2014 - 2020 / Membahas Segala Hal Di Sekitar Kita / SINTESA NETWORK

Anda mungkin juga menyukai